Anda di halaman 1dari 31

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


MILIK DINAS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PROBLEM SOLVING
untuk

PENDIDIKAN PENGEMBANGAN SPESIALISASI


PENANGANAN KONFIK SOSIAL SECARA HUMANIS

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


2022

i
IDENTITAS BUKU

PROBLEM SOLVING

Penyusun:

Tim Perumus Kurikulum dan Hanjar


Dikbangspes Penanganan Konflik Sosial Secara Humanis
Lemdiklat Polri T.A. 2022

Editor:

1. Kombes Pol Drs Nirboyo S.Ik


2. AKBP Tri Waluyani. S.Sos.
3. Kompol RB. Firman Hidayat, S.P.,M.M.
4. Pembina Purnomo Risdiyanto, S.Sos.
5. Bripda M. Aditya Wicaksono.

Hanjar Pendidikan Polri


Pendidikan Pengembangan Spesialisasi
Penanganan Konflik Sosial Secara Humanis

Diterbitkan oleh:

Bagian Kurhanjar Pendidikan dan pengembangan spesialisasi


Biro Kurikulum
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri
Tahun 2022

Hak cipta dilindungi Undang-Undang


Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Hanjar Pendidikan Polri ini,
tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.

vi
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................. i
Sambutan Kalemdiklat Polri ............................................................................... ii
Keputusan Kalemdiklat Polri............................................................................... iv
Lembar identitas buku ........................................................................................ vi
Daftar isi ............................................................................................................ vii
MODUL PROBLEM SOLVING
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
Standar Kompetensi ........................................................................................... 1
Kompetensi dasar .............................................................................................. 2
Materi Pelajaran ................................................................................................. 2
Metoda Pembelajaran ........................................................................................ 3
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ............................................................. 3
Kegiatan Pembelajaran ...................................................................................... 4
Tagihan / Tugas ................................................................................................. 5
Lembar Kegiatan ................................................................................................ 5
Bahan Bacaan .................................................................................................... 6
POKOK BAHASAN 1
KONSEP PROBLEM SOLVING
1. Pengertian problem solving......................................................................... 6
2. Tujuan problem solving ............................................................................... 8
3. Tahapan problem solving ............................................................................ 8
4. Cara meningkatkan kemampuan problem solving ...................................... 9
POKOK BAHASAN 2
METODE PROBLEM SOLVING
1. Model sara ................................................................................................. 12
2. Model pertanyaan SIADIDEMENBABI ....................................................... 20
3. Model pohon masalah ................................................................................. 24
Rangkuman ....................................................................................................... 27
Soal Latihan ....................................................................................................... 28

PROBLEM SOLVING vii


DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PROBLEM SOLVING
MODUL
8 JP (360 menit)

Pendahuluan
Problem solving atau pemecahan masalah adalah aktivitas
yang berhubungan dengan pemilihan jalan keluar atau cara yang
tepat untuk tindakan dan perubahan atas kondisi sekarang menuju
situasi yang diharapkan. Hampir setiap bidang kehidupan manusia
memerlukan kemampuan pemecahan masalah. Bahkan, kesuksesan
dalam kehidupan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam
memecahkan masalah baik dalam skala besar maupun kecil.
Selama ini pemecahan masalah sering dipandang sebagai
keterampilan yang bersifat mekanistis, sistematis, dan abstrak.
Namun, seiring berkembangnya teori-teori belajar kognitif,
pemecahan masalah lebih dipandang sebagai aktivitas mental yang
kompleks yang memuat berbagai keterampilan kognitif.
Pemecahan masalah mempunyai berbagai peran, yakni
sebagai kemampuan, pendekatan, dan sebagai konteks. Dalam hal
ini, konteks dimaksud dapat berupa aktivitas pemecahan masalah
yang melibatkan berfikir kreatif sebagai syarat bagi tumbuhnya
kemampuan pemecahan masalah. Sebaliknya, pemecahan masalah
dapat pula dipandang sebagai sarana untuk menumbuhkan
kreativitas.
Anggota Brimob dalam pelaksnaan tugasnya tidak terlepas dari
berbagai masalah yang mengitarinya. Oleh karena dituntut memiliki
kemampuan melakukan pemecahan masalah. Dalam upaya tersebut,
disusun modul pemecahan masalah sebagai rujukan dalam
pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan peserta didik pada saat
pelaksnaan tugas mampu melakukan pemecahan masalah dengan
tepat sehingga masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan baik.

Standar Kompetensi

Mampu melakukan problem solving dalam penanganan konflik sosial.

PROBLEM SOLVING 1
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kompetensi Dasar
1. Memahami konsep problem solving.
Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan pengertian problem solving.
b. Menjelaskan tujuan problem solving.
c. Menjelaskan tahapan problem solving.
d. Menjelaskan cara meningkatkan kemampuan problem
solving.

2. Memahami metode problem solving.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan metode problem solving model SARA.
b. Menjelaskan metode problem solving model pertanyaan
SIADIDEMENBABI.
c. Menjelaskan metode problem solving model pohon
harapan.

3. Mampu menerapkan metode problem solving.


Indikator Hasil Belajar:
a. Mempraktikkan metode problem solving model SARA.
b. Mempraktikkan metode problem solving model pertanyaan
SIADIDEMENBABI.
c. Mempraktikkan metode problem solving model pohon
harapan.

Materi Pelajaran
1. Pokok Bahasan 1:
Konsep problem solving
Subpokok Bahasan:
a. Pengertian problem solving.
b. Tujuan problem solving.
c. Tahapan problem solving.
d. Cara meningkatkan kemampuan problem solving.

PROBLEM SOLVING 2
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Pokok Bahasan 2:
Metode problem solving
Subpokok Bahasan:
a. Model SARA.
b. Model pertanyaan SIADIDEMENBABI.
c. Model pohon masalah.

METODE PEMBELAJARAN
1. Metode Ceramah
Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan materi tentang
konsep problem solving.

2. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan peserta didik tentang materi yang diberikan.

3. Metode Penugasan
Metode penugasan digunakan untuk memberikan penugasan
kepada peserta didik tentang materi yang sudah disampaikan.

4. Metode Praktik
Metode praktik digunakan untuk mempraktikkan:
a. Metode problem solving model SARA
b. Metode problem solving model pertanyaan
SIADIDEMENBABI.
c. Metode problem solving model pohon harapan.

ALAT, MEDIA, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR


1. Alat, Media dan Bahan:
a. Laptop.
b. Projector.
c. Layar LCD.
d. Papan flipchart.
e. Kertas flipchart.
f. Spidol.
g. Laser point.
PROBLEM SOLVING 3
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

h. Slide.

2. Sumber Belajar:
a. Modul pelatihan pengembangan Community Oriented
Policing (COP) The Asia Foundation-Indonesia.
b. The S.A.R.A. model was developed by Eck and Spellman
(1987) in conjunction with the U.S. National Institute of
Justice and Newport News Police Department.

Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap Awal: 10 menit
a. Pendidik melaksanakan apersepsi
1) Pendidik melaksanakan perkenalan.
2) Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menyampaikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan
peserta didik selama pembelajaran.
3) Pendidik menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif.
b. Peserta didik menyimak dan melaksanakan instruksi
pendidik.

2. Tahap Inti: 340 menit


Tahap inti 1: penyampaian materi konsep problem solving:
90 menit
a. Pendidik mengeksplor pemahaman/pengalaman peserta
tentang konsep problem solving.
b. Pendidik mengomentari dan mengapresiasi
pemahaman/pengalaman peserta didik.
c. Pendidik menyampaikan materi tentang konsep problem
solving.
d. Peserta didik menyimak, mencatat hal-hal yang penting
dan menanggapi materi yang disampaikan pendidik.
e. Peserta didik menyampaikan pertanyaan hal-hal yang
belum dipahami tentang materi yang disampaikan.
Tahap inti 2: penyampaian materi metode problem solving:
70 menit
a. Pendidik mengeksplor pemahaman/pengalaman peserta
tentang metode problem solving.
b. Pendidik mengomentari dan mengapresiasi pemahaman/

PROBLEM SOLVING 4
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pengalaman peserta didik.


c. Pendidik menyampaikan materi tentang metode problem
solving.
d. Peserta didik menyimak, mencatat hal-hal yang penting
dan menanggapi materi yang disampaikan pendidik.
e. Peserta didik menyampaikan pertanyaan hal-hal yang
belum dipahami tentang materi yang disampaikan.
Tahap inti 3: praktik metode problem solving: 180 menit
a. Pendidik memberikan contoh penggunaan metode
problem solving antara lain:
1) Problem solving model SARA
2) Pertanyaan SIADIDEMENBABI
3) Pohon harapan.
b. Peserta didik mempraktikkan metode problem solving
1) Problem solving model SARA
2) Pertanyaan SIADIDEMENBABI
3) Pohon harapan.
c. Pendidik memfasilitasi jalannya praktik.
d. Pendidik mengevaluasi dan membahas hasil praktik.

3. Tahap Akhir: 10 menit


a. Pendidik memberikan kesimpulan materi problem solving.
b. Pendidik mengecek penguasaan materi problem solving.
dengan cara bertanya secara lisan dan acak kepada
peserta didik.
c. Pendidik melakukan evaluasi pembelajaran, memberikan
penugasan dan menutup pembelajaran.

Tagihan/Tugas

Masing-masing peserta didik secara kelompok menyerahkan laporan


hasil praktik materi yang telah di sampaikan oleh pendidik,
diserahkan setelah 1 hari setelah pelaksanaan kegiatan.

LEMBAR KEGIATAN
Laporan hasil praktik penggunaan metode problem solving.

PROBLEM SOLVING 5
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

POKOK BAHASAN 1
KONSEP PROBLEM SOLVING

1. Pengertian Problem Solving


Probem solving merupakan salah satu usaha, bagaimana
mencari dan memecahkan suatu akar permasalahan yang ada.
Dengan penguasaan teknik dan metode, diharapkan segala
permasalahan yang ada bisa ditangani diselesaikan sebaik
mungkin. Permasalahan adalah sesuatu yang bersifat negatif,
tidak dikehendaki, tapi ada dan mengganggu.
Problem solving memiliki pengertian dan makna yang
sangat banyak dan beragam sebanyak orang yang memaknai
dan mengartikannya sesuai dengan konteknya masing-masing.
Berikut ini adalah pengertian problem solving berdasarkan
referensi dari beberapa para ahli dari berbagai disiplin ilmu,
yaitu antara lain:
a. Evans dalam Suharman, 2005:
Problem solving atau pemecahan masalah adalah aktivitas
yang berhubungan dengan pemilihan jalan keluar atau
cara yang pas untuk tindakan dan perubahan kondisi
sekarang menuju situasi yang diharapkan.
b. Chauhan dalam Satria, 2009:
Problem solving atau pemecahan masalah adalah
tingkat tertinggi dari proses belajar karena adanya
prediksi, analisis dari faktor-faktor dan prinsip untuk
mengembangkan hubungan sebab akibat.
Pemecahan masalahnya dilakukan dengan cara
mencoba berbagai alternatif penyelesaian yang dihasilkan
dari terbentuknya berbagai kemungkian baru dikarenakan
tidak mengindahkan penyebab timbulnya masalah itu
sendiri.
Dari hal-hal tersebut, Chauhan pun menyimpulkan
bahwa problem solving adalah usaha agar dapat
menemukan jawaban atau penyelesaian dari suatu
persoalan dengan mengetahui gambarannya secara
umum dan karakteristik masalah yang dihadapi.

PROBLEM SOLVING 6
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Rakhmat (2005):
Problem solving merupakan proses berpikir yang
dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka
pengambilan keputusan, memecahkan masalah, dan
menghasilkan hal yang baru (creativity).
d. Solso (dalam Suharnan, 2005):
Problem solving atau pemecahan masalah akan meliputi 3
(tiga) komponen yaitu:
1) Problem solving merupakan proses berpikir aktivitas
kognitif yang terjadi dalam mental atau pikiran
seseorang, tidak tampak, tetapi dapat disimpulkan
berdasarkan perilaku yang tampak.
2) Problem solving merupaan proses berpikir yang
melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan
didalam sistem kognitif.
3) Poblem solving merupakan aktivitas berpikir yang
diarahkan untuk menghasilkan pemecahan masalah.
e. Syaiful Bahri Djamara (2006:103)
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode
mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir,
sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode
lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.
e. Gulo (2002:111)
Problem solving adalah metode yang mengajarkan
penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada
terselesaikannya suatu masalah secara menalar.
Sedangkan, pengertian problem solving secara umum
adalah kemampuan dalam memecahkan masalah diantaranya
adalah usaha menemukan urutan yang benar dari jawaban-
jawaban yang ada. Hingga bisa menggerakan problem solver
agar lebih dekat dengan tujuan yang dituju. Keahlian problem
solving sangat penting disaat mengambil keputusan dan
mengatasi masalah, baik untuk masalah yang terduga maupun
tidak terduga.
Usaha tersebut juga membantu seseorang untuk
menemukan apa yang mereka mau dan mengetahui cara untuk
mencapainya yang biasanya dilalui dengan proses merumuskan
masalah, menyusun rencana tindakan, dan melaksanakan
tindakan tersebut.

PROBLEM SOLVING 7
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Tujuan Problem Solving


a. Melatih kemampuan para anggota Polri dalam
menghadapi masalah.
b. Melatih anggota Polri dalam menemukan Langkah-
langkah terbaik.
c. Melatih anggota tentang cara bertindak dan berbuat dalam
situasi baru.
d. Melatih anggota untuk berani mengambil keputusan.
e. Melatih para anggota dalam meneliti suatu masalah dari
berbagai sudut pandang.

3. Tahapan Problem Solving


Tahapan problem solving atau pemecahan masalah dapat
dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu:
Identifikasi masalah.
Pada dasarnya, mengidentifikasi suatu masalah yang
kompleks adalah langkah yang cukup sulit. Tetapi, mau tidak
mau hal tersebut harus dilakukan karena merupakan langkah
awal untuk bisa menyelesaikan masalah itu sendiri. Maka dari
itu, sebelum melakukan hal lain, problem solver atau orang
yang memecahkan masalah harus mengidentifikasi masalah
terlebih dahulu. Agar bisa mengidentifikasi masalah, maka
langkah yang bisa dilakukan adalah memilih pertanyaan-
pertanyaan yang sesuai sehingga bisa menemukan sumber
masalah. Pada langkah ini, jangan terlalu banyak asumsi dan
menebak secara asal sebelum didiskusikan dan disepakati
bersama, karena problem solving yang baik diawali dengan
mencari informasi lengkap tentang masalah yang ada.
Langkah berikutnya dalam identifikasi masalah adalah
mendefinisikan masalah setelah masalah pokok ditemukan.
Pada tahap ini problem solver dituntu untuk bisa merumuskan
dan menggambarkan persoalan dengan cermat dan teliti. Maka
dari itu, diharapkan untuk tidak gegabah dan asal-asalan
mengambil keputusan. Karena jika salah sedikit saja, peluang
untuk bisa menyelesaikan masalah sangatlah kecil.
Langkah berikutnya adalah perumusan masalah yang
berarti suatu proses penyajian atau pernyataan kondisi yang
menyebabkan masalah tersebut hadir. Rumusan masalah ini
hadir ketika memang problem solver sudah menemukan
penyebab utama masalah itu ada.

PROBLEM SOLVING 8
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a. Eksplorasi berbagai kemungkinan alternatif


Setelah merumuskan masalah, tahap berikutnya adalah
mengeksplorasi berbagai cara untuk memecahkan atau
menyelesaikan masalah tersebut. Maka dari itu, di langkah
ini banyak alternative cara yang digunakan ada pula yang
tidak karena memang sudah mengetahui dampaknya
ketika diuji cobakan. Hal tersebut sah-sah saja, mengingat
pada point ini problem solver bebas untuk
mengeksplorasikan apapun yang diinginkan untuk
menyelesaikan masalah.
b. Aksi atau tindakan
Pada bagian ini mulailah pada tahap aksi, dimana Anda
akan melaksanakan atau melakukan sesuatu yang telah
direncanakan. Hal tersebut wajib untuk dilakukan
berdasarkan dari apa yang telah problem solver rumuskan
dan rencanakan.
c. Melihat dampak atau efeknya
Tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi dari apa
yang telah dilakukan. Evaluasi tersebut berdasarkan dari
strategi yang telah dijalankan apakah telah berjalan
dengan baik atau tidak.
Kemudian apakah strategi yang diterapkan tepat
pada masalah tersebut atau tidak. Jika masalah belum
bisa terselesaikan, maka problem solver harus kembali
pada langkah awal sampai menemukan cara dan strategi
yang tepat dalam menyelesaikannya.

4. Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving


Mengingat begitu pentingnya kemampuan problem solving ini,
maka ada baiknya jika problem solver dapat terus
meningkatkan kemampuan tersebut. Nah, berikut ini ada
beberapa cara yang dapat meningkatkan kemampuan problem
solving:
a. Perbanyak pengetahuan
Perbanyaklah wawasan dan pengetahuan teknis di bidang
atau profesi yang ditekuni. Mempunyai pengetahuan yang
cukup banyak, tentu akan lebih mudah dalam mengatasi
masalah yang akan hadapi. Ada beberapa cara yang bisa
dicoba yaitu misalnya mengikuti perkembangan informasi
terbaru di bidang atau profesi yang ditekuni, mengikuti
kursus-kursus, pelatihan dan pendidikan pengembangan
PROBLEM SOLVING 9
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

untuk terus memperdalam keahlian dan pengetahuan.


Dalam meningkatkan kemampuan problem solver juga
bisa dengan aktif berdiskusi dan mendengarkan nasehat
dari orang-orang yang lebih berpengalaman. Dengan
begitu, problem solver tidak harus merasakan kegagalan
yang sama dengan yang dialami orang lain untuk
menemukan solusi yang efektif.
b. Latihan menyelesaikan masalah
Setelah memperbaiki pola pikir, juga harus rutin
berlatih untuk memaksimalkan kemampuan dalam
penyelesaian masalah, caranya yaitu dengan membaca
buku-buku praktik profesional atau mencari beberapa
skenario kasus problem solving secara online.
Berlatih untuk menyelesaikan kasus, terutama yang
masih berhubungan dengan profesi atau bidang tugas,
kemudian menentukan solusi seperti apa yang paling
tepat.
c. Rubah pola pikir
Untuk dapat meningkatkan keahlian dalam problem
solving, rubah pola pikir lama. Masalah bukanlah suatu
beban, melainkan tantangan yang diperlukan untuk dapat
bertumbuh. Dengan begitu kita tidak akan merasakan
stres dalam menghadapi masalah dan lebih mudah
menganalisa dan menemukan solusi yang tepat.
d. Gunakan metode pemetaan pikiran (mind mapping)
Berlatihlah menggunakan metode pemetaan pikiran (mind
mapping) dalam menangani suatu masalah. Metode ini
sangat bermanfaat dalam menjelaskan bagian-bagian
berbagai informasi yang kamu miliki sehingga dengan
mudah kamu dapat mengerti inti
permasalahannya. pemetaan pikiran (mind mapping) juga
sangat bagus untuk merangsang otak, meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif, membantu memfokuskan
pikiran, dan membantu menemukan beragam ide.
e. Lihat bagaimana strategi orang lain menyelesaikan
masalah
Dalam keseharian, cobalah perhatikan rekan dalam
menyelesaikan masalah. Jika perlu kita bisa bertanya
pengalaman dengan senior. Pada umumnya seorang
senior akan memiliki pengalaman dan
kemampuan problem solving yang baik pula. Sehingga
kita dapat menjadikan inspirasi dan juga informasi bagi
PROBLEM SOLVING 10
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kamu.
f. Bermain game asah otak
Di dalam waktu senggang tidak ada salahnya
bermain game yang mengasah otak. Bermain game asah
otak juga dapat meningkatkan daya ingat dan
kemampuan dalam problem solving. Contoh game asah
otak yang bisa dicoba seperti sudoku, rubik’s cube, catur,
atau game-game asah otak online lainnya.
g. Fokus pada solusi
Jika mendapat suatu masalah, jangan biarkan pikiran
terjebak ke dalam masalah yang ada. Ketika kita hanya
fokus pada masalah tersebut, hal itu akan memberi
rangsangan negatif pada otak dan dapat menimbulkan
emosi negatif yang nantinya dapat menghambat dalam
menemukan solusi. Rubah cara dalam menyikapi masalah
tersebut dengan tidak panik, tetap tenang, analisislah
masalah yang ada, dan fokuskan pikiran pada solusi apa
yang tepat.
h. Tingkatkan kemampuan komuniskasi
Untuk meningkatkan kemampuan problem solving, sangat
penting untuk melatih kemampuan
komunikasi. Mempunyai kemampuan komunikasi yang
baik akan sangat diperlukan dalam menangani masalah
terutama bila melibatkan orang lain.

PROBLEM SOLVING 11
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 2
METODE PROBLEM SOLVING

1. Metode Proble Solving Model SARA


Model SARA adalah pendekatan pemecahan masalah untuk
masalah yang berulang. Proses pemecahan masalah yang
dikembangkan untuk membangun kemitraan dalam pemecahan
masalah terdiri dari 4 (empat) langkah model pengambilan
keputusan, SARA (Scanning, Analysis, Response,
Assessment).
a. Identifikasi Masalah (Scanning)
Dua kejadian atau lebih yang memiliki kemiripan
dalam satu atau beberapa unsurnya, menyebabkan
terjadinya kejahatan, ketakutan, atau ketidaktertiban.
Suatu masalah tidak hanya dengan suatu kejadian yang
terjadi sekali saja atau yang tidak ada kaitannya dengan
kejadian lain.
Tidak banyak jumlah kejadian yang hanya sekali
terjadi yang menjadi perhatian anggota polisi. Semestinya
kejadian-kejadian ini ditangani tersendiri. Namun,
kebanyakan kejahatan, kekacauan, dan ketakutan yang
ada di masyarakat saling terkait satu dengan lainnya.
Misalnya, sudut jalan yang sering digunakan sebagai
tempat penjualan narkoba pasti memicu berbagai problem
keamanan untuk masyarakat sekitarnya. Jadi, setiap
tindak kejahatan bukan terjadi sendiri-sendiri dan
kejahatan biasanya terkonsentrasi. Apakah masalah itu?
Suatu kejadian baru dapat dianggap sebagai
masalah jika memenuhi dua kriteria berikut:
1) Kejadiannya terjadi berulang-ulang atau saling
berkaitan.
2) Polisi maupun masyarakat prihatin terhadap
permasalahan tersebut.
Suatu masalah adalah kejadian yang terjadi berulang
kali atau saling berkaitan. Jika ditemukan kejadian, telepon
permintaan bantuan, pengaduan yang kemungkinan besar
terulang kembali, atau berkaitan dengan kejadian-kejadian
lainnya, maka hal ini sudah memenuhi syarat sebagai
permasalahan yang harus dipecahkan. Pencurian
berulang pada alamat yang sama, pola pencurian
kendaraan tertentu di satu daerah, serta telepon
PROBLEM SOLVING 12
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

permintaan bantuan atau pengaduan yang berulang-ulang


dari alamat yang sama, adalah contoh permasalahan yang
perlu ditangani.
Hubungan antara kejadian-kejadian yang saling
berkaitan atau yang berulang dapat dilihat dengan cara
memfokuskan pada karakteristik dan persamaan tertentu.
Karakteristik dan persamaan tersebut adalah:
1) Orang
Perhatikan masalah atau kejadian yang dilakukan
atau diprovokasi oleh kelompok tertentu (misalnya,
pengrusakan yang dilakukan oleh remaja).
2) Lokasi
Cari tahu kejadian-kejadian yang terkait di lokasi
yang sama atau terkonsentrasi di wilayah tertentu.
Misalnya, kecelakaan lalu lintas serius di perempatan
jalan tertentu, pencurian di lingkungan tertentu, dan
telepon pengaduan yang berasal dari alamat yang
sama. Semua yang terjadi berulang-ulang.
Masalah telepon pengaduan yang dilakukan berulang
kali, dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan di
Boston dan Minneapolis, Amerika Serikat (Spelman
1988:12). Suatu analisa terhadap telepon
permohonan bantuan atau pengaduan di dua kota
tersebut menunjukkan bahwa dari 60 persen telepon
yang masuk, terdapat 10 persen yang berasal dari
daerah yang sama.
3) Perilaku
a) Cari contoh penggunaan modus operandi yang
sama;
b) Cari contoh korban sama yang ditemukan;
c) Cari contoh orang-orang yang sama seperti
korban, pelaku atau pelapor terlibat;
d) Cari apakah ada perilaku yang sama dari pelaku,
korban, atau saksi.
4) Waktu
Apakah kejadian-kejadian itu saling befkaitan, karena
terjadi pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada jam
tertentu dalam sehari, pada hari tertentu dalam
seminggu, atau pada suatu musim tertentu?
Perlu dicari pola-pola atau masalah yang berulang
kali terjadi dalam masyarakat kita. Jika kita dapat
memfokuskan usaha pemecahan masalah dengan
PROBLEM SOLVING 13
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

memperhatikan hal-hal yang terjadi lebih dari satu


kali, maka kemungkinan usaha kita dapat
membuahkan hasil penting. Berbagai institusi
Kepolisian bergantung pada observasi anggota Polisi
dalam mengidentifikasi masalah kejahatan di
masyarakat.
Cara-cara yang mungkin digunakan untuk
mengumpulkan informasi mengenai kejahatan dan
masalah kejahatan dari masyarakat dalam identifikasi
masalah (scanning):
a) Survei penduduk;
b) Pertemuan masyarakat;
c) Wawancara individu dengan anggota
masyarakat;
d) Forum masyarakat yang khusus menangani
masalah kejahatan;
e) Wawancara dengan pekerja dari instansi kota
lainnya;
f) Informasi atau data dari instansi kota lainnya;
g) Pengaduan (masyarakat dan petugas);
h) Analisa kejahatan;
i) Diskusi dengan j ajaran pimpinan;
j) Diskusi dengan pengawas atau supervisor;
k) Diskusi dengan penyelidik atau detektif;
l) Meninjau kembali data kejadian sebelumnya
berdasarkan lokasi, kejahatan, atau catatan
telepon;
m) Percakapan dengan petugas di ruang operator
telpon;
n) Meninjau kembali informasi data-data,
kepolisian;
o) Informasi dari staf, polisi, divisi riset, dan
perencanaan pemerintah setempat;
p) Informasi dari kelompok-kelompok, organisasi,
dan asosiasi nasional maupun intemasional;
q) Media massa.
Dari proses-proses pengidentifikasian masalah,
secara tetap dapat diketahui berapa banyak masalah yang
dapat tangani. Mengingat terbatasnya sumber daya yang
dimiliki, maka penting bagi polisi untuk menentukan
prioritas pemecahan masalah. Seperti kita ketahui,
prioritas tak dapat diambil jika dampak dan tingkat
keseriusan permasalahan belum diketahui. Oleh karena itu
perlu dilakukan analisa awal sebelum memprioritaskan
PROBLEM SOLVING 14
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

permasalahan.
b. Analisa Masalah (Analysis)
Analisa adalah tahap yang paling sulit dalam model
SARA. Proves ini bahkan sering dilewati polisi dan
anggota masyarakat. Petiyebabnya, mereka cenderung
terburu-buru dan sangat bersemangat untuk
mengembangkan solusi yang tepat waktu. Padahal, tanpa
memahami permasalahan yang sedang ditangani, akan
ada risiko yang besar terhadap solusi yang dikembangkan.
Solusi yang dipilih mungkin saja tidak akan ada gunanya
untuk jangka panjang. Permasalahan pun tersebut akan
tetap ada karena pemecahannya berdasarkan dugaan,
bukan fakta.
Pola kejadian juga membutuhkan analisa.
Permasalahan jarang berkembang hanya dalam waktu
yang singkat, dan solusi yang cepat jarang yang dapat
menghilangkan permasalahan tersebut. Jika polisi tidak
melakukan analisa, polisi cenderung bergantung pada
solusi standar Polisi model lama, seperti patroli yang
terarah atau berjalan kaki, Kehadiran polisi jarang menjadi
solusi terbaik untuk suatu permasalahan. Hal ini umumnya
mengindifikasikan tidak dilakukannya analisa secara
menyeluruh atau Polisi masih merasa lebih nyaman
dengan perpolisian model tradisional. Tujuan dari
menganalisa masalah adalah untuk mengidentifikasi dan
memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
masalah, yang mendukung terulangnya masalah dan yang
menghambat penanganannya. Sekali sudah
diidentifikasikan, faktor-faktor tersebut menjadi target
potensial untuk diubah, karena strategi dirancang untuk
memperbaiki atau memperkecil dampak masalah tersebut.
Tujuan analisa masalah adalah sebagai berikut:
1) Menentukan penyebab masalah;
2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah.
3) Membedakan gejala dengan penyebab.
Analisa yang tepat terhadap suatu masalah juga
penting, karena memberikan petunjuk tentang solusi-solusi
yang mungkin dapat digunakan dalam pemecahan
masalah tersebut. Menurut Goldstein (1990:82): Analisa
masalah harus berupa pemeriksaan yang luas, yang tidak
dipengaruhi oleh pendapat lama, pertanyaan harus
diajukan, walaupun jawaban belum tentu ada. Pertanyaan
PROBLEM SOLVING 15
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

yang terbuka dan konsisten tidak sama dengan


pertanyaan yang diajukan seorang detektif senior untuk
memecahkan suatu misteri kejahatan, mencoba mencari
ke semua arah, mendalam, dan gunakan pertanyaan yang
tepat.
Informasi yang dibutuhkan ketika menganalisa
masalah dapat diperoleh dan menjadi bermanfaat jika
polisi membuat daftar yang sistematis. Dalam mengelola
proses pengumpulan informasi, Anda harus fokus pada:
1) Orang-orang yang terlibat, seperti, korban, pelaku,
dan saksi;
2) Informasi kejadian, seperti, kronologis kejadian,
konteks flsik dan sosial di mana kejadian itu terjadi,
serta efeknya;
3) Respon dan reaksi masyarakat dan lembaga-
lembaga masyarakat, termasuk tindakan yang
dilakukan polisi sampai saat pengumpulan informasi.
c. Respon (Response)
1) Instansi atau lembaga:
Bagaimana lembaga masyarakat dan instansi
swasta, termasuk polisi, melihat masaiah ini? Apa
yang telah mereka lakukan? Apa hasilnya? Apa yang
mungkin mereka ingin lakukan sekafang? Faktor-
faktor apa yang mempengaruhi respon Polisi
terhadap masaiah tersebut? Isu-isu hukum apa yang
mempengaruhi masaiah tersebut? Instansi-instansi
mana (publik atau swasta) yang dapat membantu
polisi dalam memecahkan masaiah tersebut?
2) Masyarakat:
a) Bagaimana anggota masyarakat melihat
masalah tersebut?
b) Apa yang telah mereka lakukan?
c) Apa hasilnya?
d) Apa yang akan mereka lakukan sekarang?
e) Apakah mereka bersedia untuk bekerja
bersama polisi?
f) Bila ya, bagaimana?
g) Bila tidak, mengapa?
3) Keseriusan:
a) Apakah ini sebuah masalah serius yang
memerlukan respon yang serius pula?
b) Bila tidak, mengapa?
PROBLEM SOLVING 16
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c) Apabila serius, bagaimana membuat


masyarakat dan instansi atau lembaga terkait
dapat mengetahuinya?
d) Apabila itu bukan masaiah yang serius, apa
yang hams dilakukan?
e) Apakah masyarakat menyadari dampak yang
ditimbulkan dari masalah tersebut terhadap
masyarakat?
Sumber-sumber informasi yang memungkinkan.
Guna mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut, berbagai macam sumber informasi yang mungkin
bisa digunakan. Sumber-sumber ini meliputi, antara lain:
1) Bahan bacaan yang relevan
Perkembangan penelitian atas kejahatan dan
perpolisian baru-baru ini telah menciptakan
sekumpulan informasi relevan yang berharga.
Informasi ini sangat membantu terutama dalam
memberikan kemungkinan solusi-solusi untuk
menangani berbagai macam masalah. Namun
sayangnya, informasi seperti ini jarang dimanfaatkan.
2) Arsip Polisi
Polisi mengumpulkan, meiigarsip, dan
memproses sejumlah besar informasi mengenai
berbagai masalah. Sayangnya, informasi tersebut
seringkali dikumpulkan untuk tujuan-tujuan yang tidak
ada kaitannya dengan pemecahan masalah.
Akibatnya, data-data Polisi perlu disesuaikan untuk
dapat digunakan dalam analisa pemecahan masalah.
Sebagai contoh, bila polisi ingin mengidentifikasi
adanya panggilan berulang yang meminta pelayanan
polisi, mungkin penting untuk memprogram ulang
sistem informasi komputerisasi di Unit Pengendali
Radio (Radio Control Unit).
Dianjurkan untuk mendiskusikan kumpulan data
dan kebutuhan analisa yang ada dengan Reskrim
Polda. Mereka mungkin dapat membantu Anda
mengembangkan sistem-sistem yang diperlukan.
3) Anggota Polisi
Pengetahuan pribadi anggota polisi yang didapat dari
pengalaman di lapangan seringkali berguna. Oleh
karena itu, setiap usaha seharusnya dilakukan untuk
mengumpulkan informasi langsung dari anggota
PROBLEM SOLVING 17
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

polisi yang berurusan atau terkait dengan masalah


tertentu. Perhatian khusus harus diarahkan pada
cara-cara informal yang digunakan Polisi dalam
menangani masalah tertentu.
4) Satuan kepolisian lainnya
Kadang-kadang, masalah yang dipilih untuk dianalisa
mungkin telah ditangani sebelumnya oleh unit atau
bagian-bagian lain dalam kepolisian. Informasi,
analisa, dan strategi-strategi yang digunakan oleh
unit lain tersebut mungkin dapat dijadikan petunjuk
tentang masalah yang dihadapi. Serangkaian
informasi ini bahkan bisa digunakan sebagai bahan
mencari usulan kemungkinan solusi alternatif.
5) Sumber-sumber dalam masyarakat
Berbagai informasi ada dalam masyarakat
sangat berharga. Sumber-sumber informasi ini
meliputi korban, pengadu, saksi, agen-agen
masyarakat, dan lembaga-lembaga masyarakat,
Informasi yang berharga bisa diperoleh dengan
cara mengajukan pertanyaan kepada mereka yang
terkena pengaruh dengan mengadakan pertemuan
publik dengan kelompok-kelompok masyarakat dan
berkonsultasi dengan FKPM setempat. Bisa juga
dengan mencari informasi dari berbagai lembaga
pemerintahan, seperti penierintah daerah dan DPRD
serta berbagai informasi dari berbagai aspek
kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Informasi ini seringkali selalu siap dan bebas
diakses.
6) Pelaku
Pelaku adalah sumber informasi yang penting dan
harus ditanyai tentang:
a) Modus operandi dan motivasi mereka;
b) Mengapa sebuah pelanggaran dilakukan pada
satu waktu spesifik;
c) Alasan dipilihnya target tertentu;
d) Rute pelarian yang digunakan;
e) Cara membuang barang bukti.
d. Penilaian/Evaluasi (Assessment)
Banyak alasan pentingnya mengevaluasi strategi-
strategi pemecahan masalah. Alasan yang paling jelas
adalah untuk menilai secara langsung apakah strategi
PROBLEM SOLVING 18
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pemecahan masalah yang dimaksud sudah berjalan atau


belum.
Ada 2 (dua) jenis evaluasi yang harus
dipertimbangkan sebagai bagian dari setiap proyek yaitu,
evaluasi proses dan evaluasi dampak. Keduanya
merupakan hal penting dengan alasan yang berbeda.
Evaluasi dilakukan secara terus menerus selama
implementasi rencana kegiatan, dimulai pada saat
rencana tersebut dilaksanakan. Evalusi proses berkaitan
dengan hal-hal menentukan yang tercermin dari
pertanyaan:
1) Apakah rencana sudah diimplementasikan dengan
benar?
2) Apakah langkah-Iangkah yang ditetapkan dalam
rencana implementasi dijalankan dengan benar?
3) Apakah ada masalah yang harus dipecahkan?
4) Haruskah rencana implementasi dimodifikasi?
5) Apakah rencana tersebut kelihatannya berjalan?
Sementara itu, evaluasi dampak berarti menilai
konsekuensi atau hasil dari strategi atau efek dari strategi
terhadap permasalahan. Evaluasi dampak biasanya
dijalankan dengan membandingkan data "sebelum dan
sesudah" atau dengan membandingkan komunitas target
dengan suatu kelompok "kontrol". Hal-hal yang harus
dapat ditanyakan meliputi:
1) Apakah perencanaan tersebut menghasilkan sesuatu
sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan?
2) Kesalahan apa yang sudah dibuat?
3) Mengapa?

Gambar 2.1. Metode problem solving Model SARA


PROBLEM SOLVING 19
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Model Pertanyaan SIADIDEMENBABI


a. Tahap 1: Identifikasi masalah.
Dalam langkah ini Polisi harus dapat mengidentifikasi
masalah yang telah terjadi, sehingga pada saat
mengumpulkan data pada langkah berikutnya tidak ada hal-
hal yang tertinggal. Pada pemecahan masalah yang biasa
dilakukan dilingkungan Polri, selalu menggunakan
pertanyaan dengan pendekatan SIADIDEMENBABI
1) Siapa
Siapa, pada langkah identifikasi masalah ini terdiri dari
siapa otaknya, pelakunya, yang membantu melakukan,
profokator, yang ikut serta, penadah, orang-orang yang
terlibat lainnya; serta siapa saja saksi-saksinya.
2) Apa yang terjadi
Dalam mengidentifikasi "apa yang terjadi", difokuskan
pada jenis masalah yang terjadi.
3) Dimana.
Yang dimaksud dengan dimana adalah TKP (Tempat
Kejadian Perkara) masalah itu terjadi.
4) Dengan apa.
Di sini jelas Polisi harus bisa mengetahui barang bukti
apa saja yang dapat digunakan melakukan tindak pidana
atau yang dapat menimbulkan masalah-masalah sosial
lainnya.
5) Mengapa.
Hal ini akan timbul pertanyaan "mengapa hal itu bisa
terjadi", yang menggali tentang sebab dan akibat.
6) Bagaimana.
Pertanyaan ini mengarah kepada "bagaimana masalah
itu bisa terjadi", tentunya akan berisi uraian kejadian
tentang masalah apa yang telah terjadi.
7) Bilamana.
Tentunya yang dimaksud dengan kata "bilamana" berarti
tentang waktu kejadian atau masalah itu terjadi.

PROBLEM SOLVING 20
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Tahap 2: Kumpulkan data/keterangan


Data yang telah dikumpulkan pada langkah mengidentifikasi
masalah, di tajamkan pada langkah pengumpulan data
dengan menggunakan pertanyaan yang sama
SIADIDEMENBABI.
1) Siapa
Pada tahap ini diperdalam pada siapa pelakunya yang
berhubungan dengan "apakah pelakunya residifis,
kambuhan, pelaku baru, etnik tertentu, anak-anak,
dewasa, laki atau perempuan.
2) Apa dampak dari kejadian atau masalah ini
Dampak disini bisa mengarah kepada masalah ekonomi,
psikologis, sosial, bahkan kepada keamanan yang dapat
mengarah kepada gesekan vertikal maupun horisantal.
3) Dimana
Berkaitan dengan TKP (Tempat Kejadian Perkara), lebih
ditajamkan kepada apakah TKP tersebut gelap, sepi,
tikungan, tempat nongkrongnya orang-orang yang tidak
jelas identitasnya atau persimpangan jalan yang mudah
untuk melarikan diri dan sebagainya.
4) Dengan apa
Di samping polisi harus bisa mengetahui barang bukti
apa saja yang dapat digunakan melakukan tindak pidana
atau yang dapat menimbulkan masalah-masalah sosial
lainnya, juga harus diketahui organisasi sosial yang ada
di masyarakat yang membuat masalah ini terjadi.
5) Mengapa
Mengapa hal itu bisa terjadi; ada beberapa pertanyaan
diantaranya yang berkaitan dengan sebab dan akibat,
apakah hal ini terjadi karena dendam, desakan ekonomi,
spontanitas, akibat dari peristiwa lama dan sebagainya.
6) Bagaimana
Berbicara tentang "bagaimana masalah itu bisa terjadi",
tentunya akan berisi uraian kejadian tentang masalah
apa yang telah terjadi.
7) Bilamana
Tentang waktu kejadian kita kaitkan dengan musim
(musim paceklik, musim haji, musim orang punya hajat,
PROBLEM SOLVING 21
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

hari raya, tahun ajaran baru, dan sebagainya), bulan


(awal tahun, pertenggahan atau akhir tahun), minggu
(awal bulan atau akhir bulan), hari (Sabtu, Minggu atau
hari-hari kerja), jam (subuh, pagi, siang, sore, magrib
atau malam hari).
c. Tahap 3: Tentukan alternatif pemecahannya
Ada beberapa alternatif yang diambil dalam pemecahan
masalah yang mengacu kepada langkah pengumpulan
data/analisis (SIADIDEMENBABI).
1) Terhadap kelompok tersangka (otak, pelaku, yang ikut
serta, penadah dan sebagainya), misalnya dikenakan
sanksi dirajam, di penjarakan, di kucilkan, diberi nasehat,
diberi modal, diberi ketrampilan, diberi pekerjaan, dan
sebagainya;
2) Dari dampak yang ditimbulkan, polisi dapat memberikan
bimbingan atau pelayanan sesuai dengan jenis dampak
yang ditimbulkan seperti melaksanakan patroli dialogis,
mendirikan pos tetap atau pos sementara, membuka
nomor telepon pengaduan, mengajak warga mendirikan
pos siskamling, menginformasikan kepada pihak terkait
tentang hal-hal yang tidak mungkin ditangani oleh pihak
kepolisian;
3) Terhadap Tempat Kejadian Perkara (TKP), bila gelap
diberi penerangan, bila sepi sering diadakan patroli, bila
situasi jalannya menikung dibuat rambu peringatan dan
kemiringan jalan disesuaikan dengan tikungan, bila
tempat nongkrongnya orang-orang yang tidak jelas
identitasnya didirikan pos polisi, dst;
4) Bila sudah diketahui alat-alat/barang atau sarana yang
digunakan dalam tindak pidana atau masalah yang
terjadi, maka semua pihak ikut mengawasi setiap ada
alat-alat/barang atau sarana yang sejenis yang di bawa
oleh seseorang apalagi orang tersebut tidak dikenal di
lingkungan itu;
5) Dari sebab dan akibat yang ditimbulkan, apabila kejadian
ini terjadi karena dendam dicoba untuk didamaikan,
apabila karena desakan ekonomi diarahkan agar
diberikan solusi ekonomi yang terbaik, apabila karena
spontanitas semua pihak segera menginformasikan
kepada yang tertua di lingkungan itu bila ada gejala-
gejala yang mengarah kepada timbulnya gangguan
Kamtibmas, apabila akibat dari peristiwa lama kita coba
PROBLEM SOLVING 22
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

selalu diadakan perekat dengan cara olah raga bersama,


mengadakan acara keagamaan bersama dan
sebagainya;
6) Usahakan dari uraian kejadian yang disusun dapat
dikumpulkan data selengkap-lengkapnya, sehingga
dalam memilih solusi/pemecahan masalah nanti dapat
diambil dengan akurat;
7) Tentang waktu kejadian, semua pihak harus bertindak
bagaimana pada musim-musim itu, bulan itu, minggu itu,
hari itu dan pada jam/waktu-waktu itu.
d. Tahap 4: Uji setiap alternatif Pemecahan dari segi
keuntungan dan kerugian
Dari langkah ke-3 (tiga) (tentukan alternatif
pemecahannya/response), kita ambil alternatif yang yang
menguntungkan; misalnya pada pemberi tindakan kepada
kelompok tersangka (otak, pelaku, yang ikut serta, penadah
dan sebagainya), apabila dirajam tentunya akan
mengakibatkan kematian lalu bagaimana dengan keluarga
yang di tinggalkan, padahal yang bersangkutan adalah
merupakan satu-satunya tulang punggung bagi keluarga.
Begitupun bila di penjarakan; kalau di kucilkan akan
menimbulkan dendam yang berarti membuat masalah baru,
sedangkan kalau di beri nasehat faktor jeranya tidak ada
sehingga besar kemungkinan untuk melakukan perbuatan
yang serupa, apabila diberi modal kemungkinan berhenti dari
tindakan yang merugikan orang lain di masa yang lalu akan
hilang, apabila di beri ketrampilan mungkin masih akan
berubah ke arah yang baik, apabila di beri pekerjaan
kemungkinan besar yang bersangkutan tidak akan lagi
melakukan pekerjaan lamanya apabila kita berikan beberapa
sanksi bila melanggarnya, dan sebagainya.
e. Tahap 5: Pilih alternatif pemecahan yang terbaik
Dari langkah pertama hingga ke-4 (empat) akan dapat
diambil pemecahan yang terbaik dan menguntungkan bagi
semua pihak dan dilaksanakan oleh semua pihak mulai dari
Polisinya, pemda, tokoh masyarakat, para cendekia, tokoh
agama, tokoh pemuda/pemudi, LSM dan insan personil.
Apabila di kemudian hari terjadi lagi, maka diulangi dari
langkah pertama hingga langkah ke-5 (lima).

PROBLEM SOLVING 23
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3. Model Pohon Masalah

Pemecahan masalah yang lebih sederhana adalah dengan


menggunakan model Pohon Masalah, yaitu dengan
mengidentifikasi masalah yang terjadi dan memasukkan masalah
tersebut pada kolom "Pohon Masalah", kemudian mencari
penyebab-penyebabnya hingga keakar penyebab baru kemudian
tinggal membalik kata-kata tersebut dengan prinsip
"JIKA……………MAKA akan………….."

MASALAH

PENYEBAB 1 PENYEBAB 2 PENYEBAB 3

PENYEBAB PENYEBAB 2.1 PENYEBAB

PENYEBAB PENYEBAB 2.2

PENYEBAB 2.3

Gambar 2.2. Penyusunan pohon masalah

PROBLEM SOLVING 24
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

TUJUAN POKOK

TUJUAN 2 TUJUAN 3

TUJUAN 1.1 TUJUAN 3.1

TUJUAN 2.1

TUJUAN 1.2
TUJUAN 2.2

TUJUAN 2.3

Gambar 2.3. Penyusunan pohon tujuan/harapan

Langkah-langkah penyusunan pohon tujuan atau harapan:


a. Langkah paling cepat adalah dengan mengubah pernyataan
negatif pada setiap kartu pada pohon masalah menjadi
pernyataan keadaan yang diinginkan;
b. Periksalah apakah setiap pernyataan dan hubungan antara
tindakan - hasil telah nyata dan logis (masuk akal);
c. Jika terdapat kejanggalan lihat kembali diagram dan mungkin
harus kembali ke pohon masalah (jika ada kekeliruan);
d. Lakukan uji logika dari hubungan sebab akibat dalam pohon
tujuan dari kartu-kartu yang paling bawah, dengan prinsip
"JIKA - MAKA"
Pohon tujuan tidak harus persis sama dengan pohon
masalah. Baik pohon tujuan maupun pohon masalah dapat
diperbaiki jika ternyata ditemukan hal-hal penting untuk
ditambahkan
Contoh pemecahan masalah (problem solving) dengan
model pohon masalah sebagai berikut:

PROBLEM SOLVING 25
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Problem Solving Maraknya Togel

Gambar 2.4. Penyusunan pohon masalah: Maraknya togel

TOGEL

APARAT TIDAK TIDAK ADA MASY


MAU DISUAP BEKING AKTIF

GAJI DI BIAYA APARAT MASY


OPSNAL LEBIH DILIBATKA

ATURAN DI ATASAN
TEGAKKAN MENINDAK

Gambar 2.5. Penyusunan pohon tujuan: Togel berkurang

PROBLEM SOLVING 26
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman
1. Pengertian problem solving secara umum adalah kemampuan
dalam memecahkan masalah diantaranya adalah usaha
menemukan urutan yang benar dari jawaban-jawaban yang
ada. Hingga bisa menggerakan problem solver agar lebih dekat
dengan tujuan yang dituju. Keahlian problem solving sangat
penting disaat mengambil keputusan dan mengatasi masalah,
baik untuk masalah yang terduga maupun tidak terduga.

2. Tahapan problem solving:


a. Identifikasi masalah;
b. Eksplorasi berbagai kemungkinan alternatif;
c. Aksi atau tindakan;
d. Melihat dampak atau efeknya.

3. Cara meningkatkan kemampuan problem solving:


a. Perbanyak pengetahuan;
b. Latihan menyelesaikan masalah;
c. Rubah pola pikir;
d. Gunakan metode pemetaan pikiran (mind mapping);
e. Lihat bagaimana strategi orang lain menyelesaikan
masalah;
f. Bermain game asah otak;
g. Fokus pada solusi;
h. Tingkatkan kemampuan komuniskasi.

4. Model SARA adalah pendekatan pemecahan masalah untuk


masalah yang berulang. Proses pemecahan masalah yang
dikembangkan untuk membangun kemitraan dalam pemecahan
masalah terdiri dari 4 (empat) langkah model pengambilan
keputusan, SARA (Scanning, Analysis, Response,
Assessment).

5. Metode problem solving Model pertanyaan SIADIDEMENBABI:


a. Identifikasi masalah;
b. Kumpulkan data/keterangan;
c. Tentukan alternatif pemecahannya;
d. Uji setiap alternatif pemecahan dari segi keuntungan dan
kerugian;
e. Pilih alternatif pemecahan yang terbaik.

PROBLEM SOLVING 27
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

6. Pemecahan masalah yang lebih sederhana adalah dengan


menggunakan model Pohon Masalah, yaitu dengan
mengidentifikasi masalah yang terjadi dan memasukkan
masalah tersebut pada kolom "Pohon Masalah", kemudian
mencari penyebab-penyebabnya hingga keakar penyebab baru
kemudian tinggal membalik kata-kata tersebut dengan prinsip
"JIKA……………MAKA akan…………..":

Soal Latihan

1. Jelaskan pengertian problem solving!


2. Jelaskan tahapan problem solving!
3. Jelaskan cara meningkatkan kemampuan problem solving!
4. Jelaskan metode problem solving Model SARA!
5. Jelaskan metode problem solving model pertanyaan
SIADIDEMENBABI!
6. Jelaskan metode problem solving model pohon masalah!

PROBLEM SOLVING 28
DIKBANGSPES PENANGANAN KONFLIK SOSIAL SECARA HUMANIS

Anda mungkin juga menyukai