Anda di halaman 1dari 9

Nama : Meliana Hermafitri

Nim : 1924090013
Matkul : Psikologi Kepribadian I
Waktu : Senin, 11.10-13.40
Dosen : Bu Dewi Syukriah S.PSI.,M.A

Usaha – usaha pra ilmiah manusia dalam memahami kepribadian manusia

1.       Pendekatan Pra-Ilmiah

Usaha-usaha untuk menyusun teori maupun konsep yang utuh dalam rangka menjelaskan
perilaku manusia sudah sejak lama dilakukan orang. Usaha ini secara terus menerus
dilakukan dan diperbaiki secara bertahap karena disadari pentingnya teori dan konsep yang
utuh tentang perilaku manusia untuk kepentingan kehidupan manusia itu sendiri.
Hasil dari usaha-usaha penyusunan teori maupun konsep ini ada yang nilai ilmiahnya
masih jauh dari memadai dan karenanya dapat disebut dengan usaha-usaha yang masih
bersifat  pra-ilmiah, usaha-usaha yang bersifat pra-ilmiah merupakan usaha-usaha dalam
memahami tingkah laku manusia yang belum dilandasi oleh upaya-upaya pembuktian yang
dapat dipercaya. Pemahaman tingkah laku melalui cara-cara ini hanya berdasarkan keyakinan
dan kepercayaan yang muncul dari pengalaman yang dialami.

a.       Chirologi atau ilmu gurat-gurat tangan (Jawa:rajah)


Dasar pikiran daripada pengetahuan ini ialah kenyataan bahwa gurat-gurat tangan orang itu
tidak ada yang sama satu sama lain, macamnya adalah sebanyak orangnya. Jika sekiranya
orang dapat mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khusus gurat-gurat tangan
tersebut, maka dia akan mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya. Akan
tetapi usaha yang biasa dilakukan orang tidaklah sejauh itu; orang hanya memperhatikan
beberapa gurat (garis) saja.

b.      Astrologi atau ilmu perbintangan


Dasar pikiran daripada pengetahuan ini ialah adanya pengaruh kosmis terhadap manusia.
Pada waktu seseorang dilahirkan, dia ada dalam posisi tertentu terhadap benda-benda
angkasa; jika sekiranya kita dapat mengenal perbedaan-perbedaan mengenai soal ini dia juga
akan dapat mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya; tapi biasanya
usaha yang dilakukan orang tidak sejauh itu, dan orang-orang yang lebih kemudian secara
tradisional meniru saja yang dikatakan oleh orang sebelumnya, padahal reliabilitas dan
vaiditas prinsip-prinsip yang telah ada belum diuji.

c.       Grafologi atau ilmu tentang tulisan tangan


Dasar pikiran grafologi itu ialah demikian segala gerakan yang dilakukan oleh manusia itu
merupakan ekspresi daripada kehidupan jiwanya; jadi juga gerakan menulis-dan selanjutnya
tulisan sebagai hasil gerakan menulis itu-merupakan bentuk ekspresi kehidupan jiwa. Kalau
sekiranya orang dapat mengetahui keadaan khusus tulisan seseorang dengan baik, berarti ia
juga dapat mengenal keadaan khusus kepribadian si penulisnya.
d.      Physiognomi atau ilmu tentang wajah
Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaan wajahnya. Dasar pikiran
untuk mengusahakan pengetahuan ini ialah keyakinan bahwa ada hubungan antara keadaan
wajah dan kepribadian. Hal-hal yang tampak pada wajah dapat dipergunakan untuk membuat
interpretasi mengenai apa yang terkandung dalam jiwa.
Physiognomische fragmente zur beforderung der menchenkenntniss und menschenliebe.
Dalam buku tersebut dia menerangkan antara lain:
·         Keadaan dahi dan kening adalah petunjuk untuk mengerti kecerdasan seseorang
·         Hidung dan pipi adalah bagian yang dapat memberikan tanda mengenai halus atau
kasarnya perasaan seseorang
·         Mulut dan dagu dapat memberikan petunjuk tentang nafsu makan, nafsu minum, dan
sebagainya
·         Mata adalah bagian yang mencerminkan seluruh kehidupan jiwa, dan sebagainya.

e.      Phrenologi atau ilmu tentang tengkorak


Pengetahuan ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaan tengkoraknya. Dasar
pikiran ajaran mereka itu ialah bahwa tiap-tiap fungsi atau kecakapan itu masing-masing
mempunyai pusatnya di otak. Jikalau salah satu dari kecakapan itu keadaannya luar biasa,
maka pusatnya di otak itupun luar biasa besarnya. Akibat hal ini ialah bentuk tengkorak lalu
terubah oleh pusat yang membesar tersebut, sehingga ada tonjolan-tonjolannya. Dengan
mengukur secara teliti tonjolan-tonjolan tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang
kecakapan-kecakapan atau sifat-sifat orangnya.

f.        Onychologi atau ilmu tentang kuku


Onychologi berusaha memahami kepribadian seseorang atas dasar kuku-kukunya. Kuku di
ujung jari itu mempunyai hubungan yang erat dengan susunan syaraf, dengan cabang-
cabangnya yang terhalus berujung di pucuk-pucuk jari. Warna serta bentuk kuku dapat
dipakai sebagai landasan untuk mengenal kepribadian orangnya.

TIPOLOGI
Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan manusia menjadi tipe-tipe
tertentu atas dasar factor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisik, psikis, pengaruh
dominan nilai-nilai budaya, dan lain-lain.
Macam-macam tipologi:
1.       Tipologi Konstitusi Fisik
a.       Tipologi Hippocrates-Galenus
Ajaran tentang cairan badaniah ini, kemudian menjadi sangat terkenal dan sangat besar
pengaruhnya terhadap ahli-ahli yang lebih kemudian dirumuskan oleh Hippocrates dan
selanjutnya disempurnakan oleh Galenus
·         Pendapat Hippocrates
Hippocrates membahas kepribadian manusia dari titik tolak konstitusional. Terpengaruh oleh
kosmologi Empedokles, yang menganggap alam semesta dan isinya ini tersusun dari 4 unsur
dasar, yaitu: tanah, air, udara dan api. Dengan sifat-sifat yang didukungnya itu kering, basah,
dingin, dan panas, maka Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat 4
macam sifat tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan
yang adal dalam tubuh orang itu, yaitu:
Ø  Sifat kering terdapat dalam Chole (empedu kuning)
Ø  Sifat basah terdapat dalam Melanchole (empedu hitam)
Ø  Sifat dingin terdapat dalam Phlegma (lender)
Ø  Sifat panas terdapat dalam Sanguis (darah)
Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu, apabila cairan-cairan
tersebut dalam tubuh selaras (normal), orangnya normal (sehat), apabila keselarasan proporsi
tersebut terganggu, maka orangnya menyimpang dari keadaan normal (sakit)

·         Pendapat Galenus
Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates dan membeda-medakan kepribadian manusia
atas dasar keadaan proporsi campuran cairan-cairan tersebut. Galenus sependapat dengan
Hippocrates bahwa dalam manusia terdapat 4 macam cairan, yaitu:

Ø  Chole (Koleris)
Ciri-cirinya adalah; cenderung berorientasi pada pekerjaan dan tugas, mempunyai
disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung
jawab terhadap tugas yang diembannya. Kelemahan tipe ini adalah kurang mampu merasakan
perasaan orang lain, kurang mampu merasakan kasihan pada orang yang menderita dan
perasaannya kurang bermain. Kelompok ini perlu ditingkatkan kepekaan sosialnya melalui
pengembangan emosional yang seimbang dengan moral kognitifnya, sehingga menjadi lebih
peka terhadap orang lain.
Ø  Melanchole (Melankolis)
Memiliki ciri antara lain; terobsesi pada karyanya yang paling bagus atau paling
sempurna, mengerti estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat dan sangat sensitive.
Kelemahannya; sangat mudah dikuasai oleh perasaan dan cenderung yang mendasari
hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung, oleh karena itu orang yang bertipe ini
tidak mudah untuk senang atau tertawa terbahak-bahak.
Ø  Phlegma (Plegmatis)
Memiliki ciri-ciri antara lain; cenderung tenang, gejala emosinya tidak tampak,
misalnya dalam kondisi sedih atau senang sehingga turun naik emosinya tidak jelas. Orang
dengan tipe ini cenderung dapat menguasai diri dengan baik dan lebih introspektif
memikirkan kedalam dan mampu melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang
terjadi disekitarnya. Mereka seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan
pengeritik yang berbobot. Tipe ini memiliki kelemahan; ada kecendrungan untuk tidak mau
bersusah payah.
Ø  Sanguis (Sanguin)
Orang yang memiliki tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain; memiliki banyak kekuatan,
bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan senang.
Tipe ini memiliki kelemahan antara lain; cenderung impulsif, bertindak sesuai emosinya atau
keinginannya. Orang bertipe ini mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan ransangan dari
luar diri, kurang bisa menguasai diri atau penguasaan diri lemah dan cenderung mudah jatuh
dalam percobaan karena pengaruh dari luar mudah memikatnya. Jadi, orang dengan
kepribadian sanguine sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan ransangan luar dan
kurang bisa menguasai diri.

Kalau satu cairan dalam tubuh itu melebihi proporsi yang seharusnya (jadi dominan)
maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang
khas ada pada seseorang akibat daripada dominannya salah satu cairan badaniah oleh
Galenius disebutnya tempramen. Jadi dengan dasar pikiran yang telah dikemukakan itu
galenius kepada penggolongan manusia menjadi 4 tipe tempramen beralas pada dominasi
salah satu cairan badaniahnya.
pembagian tipe kepribadian berdasarkan tipologi Hippocrates-Galenus:

1. Sanguin (Darah) Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan Sanguin. Dimana
orang yang sanguin adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas. Mereka
memiliki sifat sedikit seperti anak-anak. Sanguin biasanya tidak menemukan masalah dalam
kehidupan sosialnya karena mudah bergaul dan akrab walau dengan orang-orang yang baru
dikenal. Sanguin sangat suka bicara, gampang untuk mengikuti sebuah kelompok. Di balik
sisi positifnya, individu bertipe kepribadian sanguin memang agak susah untuk berkosentrasi
pada suatu hal, ia juga egois, pelupa, suka terlambat, dan seringkali membuat satu hal kecil
menjadi besar. Meskipun sanguin bukan menjadi seorang pemimpin dalam sebuah kelompok,
namun sanguin biasanya ingin tampil lebih mencolok ketimbang anggota kelompok lainnya.

2. Koleris (Empedu Kuning) Manusia dengan kepribadian koleris memiliki kemampuan


memimpin yang bagus karena bisa dengan mudah mengambil sebuah keputusan. Orang-
orang koleris memiliki tujuan yang baik untuk ke depannya serta selalu produktif dan
dinamis. Koleris pun adalah pribadi yang menyukai kebebasan dan selama hidupnya akan
selalu bekerja keras. Hanya saja, tipe koleris suka memerintah karena sifat
kepemimpinannya, susah untuk mengalah, menyukai pertentangan, mudah terpancing emosi,
tidak mudah untuk disuruh sabar, dan termasuk tipe yang keras kepala karena kemauannya
yang keras.

3. Melankolis (Empedu Kuning) Individu dengan pribadi melankolis adalah tipe manusia
yang memiliki sifat analitis, suka memerhatikan orang lain, perfeksionis, hemat, tidak begitu
menyukai perhatian, serius, artistik, sensitif dan senantiasa rela berkorban. Hanya saja tipe
pribadi melankolis biasanya berfokus pada 12 sebuah cara atau proses ketimbang tujuan.
Mereka yang melankolis pun kurang bisa menyuarakan opininya, seringkali juga memandang
masalah dari sisi buruknya, serta kurang mampu bersosialisasi dengan baik. Banyak orang
yang melankolis berbakat menjadi seorang pengusaha yang hebat dan sukses.

4. Phlegmatis (Cairan Lendir) Phlegmatis adalah jenis kepribadian individu yang selalu cinta
damai dengan menjadi netral dalam segala kondisi konflik tanpa ingin memilih kubu. Dalam
kehidupan sosialnya, individu plegmatis akan lebih senang menjadi pendengar yang baik
daripada sebagai pelaku cerita. Manusia berkepribadian plegmatis mempunyai selera humor
yang bagus walau sarkatik (sifat humor yang menyinggung atau mengejek), menyukai
keteraturan, mudah bergaul, serta suka mencari jalan pintas. Individu ini juga tidak suka
dipaksa, suka menunda sesuatu hal dan memiliki antusias yang kurang terhadap hal-hal baru.

Empat tipe kepribadian tersebut diperoleh dari pemilihan 40 karakter sifat dasar manusia dari
160 karakter sifat dasar manusia. Terdapat 160 macam karakter sifat dasar manusia yang
dibedakan menjadi 2 jenis tipe sifat (80 sifat berdasarkan kekuatan dan 80 sifat berdasarkan
kelemahan)
Tipologi-Tipologi yang Berdasar Konstitusi
A. Tipologi Mazhab Italia

Pada akhir abad XIX sejumlah ahli-ahli di italia yang bekerja dalam bidang penyelidikan
mengenai variasi tubuh manusia mendirikan suatu mazhab yang kemudian terkenal dengan
nama mazhab Italia atau mazhab morfologi. Tokoh utama mazhab ini ialah DeGiovani dan
Viola
1. Teori De-Giovani: Hukum Deformasi
Pada tahun 1880 De-Giovani menerbitkan karyanya yang berjudul Morfologia del Corpo
Umano. Dalam buku tersebut dia merumuskan hukum deformasi, yang berisikan
penggolongan variasi tubuh manusia secara singkat pendapat De-Giovani tersebut adalah
bahwa ada tiga macam variasi tubuh manusia:
1. Orang dengan togok kecil, cenderung mempunyai bentuk tubuh panjang yang
mempunyai hubungan dengan habitus phthisis
2. Orang dengan togok besar, cenderung mempunyai bentuk tubuh pendek,
mempunyai hubungan dengan habitus apoplectis
3. Orang dengan togok normal cenderung mempunyai proporsi badan normal
Pendapat De-Giovani ini merintis jalan ke arah penyelidikan-penyelidikan yang lebih meluas
dan mendalam yang antara lain dikerjakan oleh Krestschmer.

2. Tipologi Viola
Viola dalam penyelidikannya berhasil menemukan adanya tiga golongan bentuk tubuh
manusia yaitu:
1. Microsplanchnis, bentuk tubuh yang ukuran menegaknya lebih dariada biasa,
sehingga kelihatan jangkung
2. Macrospnachnis, bentuk tubuh yang ukuran mendatarnya lebih daripada dalam
perbandingan biasa, sehingga tubuh kelihatan pendek.
3. Normosplanchnis, bentuk tubuh yang ukuran mendatarnya selaras, sehingga
tubuh kelihatan selaras.
Rava, seorang pendukung mazhab italia yang kemudian menemukan bahwa:
 penderita-penderita neurasthenia dan psychasthenia kebanyakan terdapat pada
golongan microsplanchnis
 penderita-penderita manis-depresif kebanyakan terdapat pada golongan
macrosplachnis
Mazhab italia berpendapat, bahwa variasi atau bermacam-ragamnya keadaan jasmani
manusia itu berakar pada keturunan , jadi tergantung kepada  dasar uamg donawa sekal ;ajor
dam demgam demikian tak dapa diubah oleh pengaruh dari luar.

B. Morfologi Konstitusional: Mazhab Perancis

Para penyelidik Perancis menyelidiki variasi tubuh manusia itu dari segi yang agak berbeda
dengan apa yang dilakukan oleh Mazhab Italia, dan mazhab mereka kemudian terkenal
dengan nama mazhab Peranci atau ada juga yang menyebut mazhab morfologi konstitusional.

Seperti para ahli psikologi Gestalt pada zaman itu berpendapat bahwa dalam menyelidiki
konfigurasi total orang harus memperhatikan gambaran (figure) dan latarbelakangnya
(backgroundnya), maka Sigaud berpendapat bahwa organisme beserta Anomali-anomalinya
harus dimengerti sebagai fungsi daripada dasar dan sekitar (lingkungan, miliu); jadi ada kerja
sama antara dasar dan sekitar yang dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu:
1. ada sekitar yang berwujud udara yang menjadi sumber daripada reaksi-reaksi
respitotaris
2. ada sekitar yang berwujud makan-makanan yang menimbulkan reaksi-reaski
digestif
3. ada sekitar yang berwujud keadaan alam yang menjadi dasar aksi-reaksi
muskuler dan
4. ada sekitar yang berwujud keadaan sosial yang menimbulkan aksi-reaksi
cerebral
Dengan dasar pikiran demikian itu Sigaud mengadakan penggolongan manusia ke dalam empat tipe.
Pendapat di atas itu diikhtisarkan sebagai bagian di bawah ini:
Fungsi yang dominan Tipe Keadaan Jasmani yang khas
Motorik Muskuler Muka penuh (well-formed),
anggota badan kokoh, otot-otot
tumbuh dengan baik, organ-
organ berkembang dengan
secara selaras
Pernapasan Respiratoris Thorax dan leher lebih besar
daripada yang lain-lain, muka
lebar.
Pencernaan Digestif Thorax pendek besar, pinggang
besar, rahang besar, mata kecil,
leher pendek
Susunan Syaraf Sentral Cerebral Dahi menonjol ke depan dengan
rambut di tengah, mata bersinar,
daun telinga lebar, tangan kaki
kecil

Salah seorang pengikut Sigaud, yaitu Mac Auliffe menerbitkan monograf sebagai hasil-hasil
penyelidikannya dengan nama La Vie Humaine (1923). Ia mengadakan penyelidikan
mengenai bagaimana keempat tipe konstitusional seperti yang dikemukakan di atas itu
berkembang karena pengaruh keturunan (dasar) dan sekitar. Dalam prakterknya sekitarlah
yang dianggap menentukan dalam diferensiasi tipe-tipe tersebut, atau dengan kata lain variasi
atau bermacam-ragam keadaan jasmani manusia itu ditentukan oleh sekitar, misalnya:
1. dalam daerah yang mewah banyak terdapat tipe digestif
2. tipe respiratoris banyak terdapat di daerah pegunungan dan daerah pertanian
3. tipe muskular terutama terdapat di daerah-daerah yang menghendaki kekuatan
jasmani]
4. tipe cerebral terutama terdapat di kota-kota.
Selanjutnya karena La Vie Humaine juga membahas masalah kepribadian maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa keempat tipe konstutusional itu adalah dasar kepribadian.

C. Morfologi Konstitusional Di Jerman: Tipologi Krestschmer

Tipologi Krestchmer merupakan salah satu hasil karya yang besar pada permulaan abad ini.
Kretschmer tidak semata-mata membahas masalah konstitusi; dia juga membahas masalah
temperamen, seperti dalam karyanya: Korperbau und Character (1921), namun dasar
pandangan atau orientasinya tetap konstitusional.

Krestchmer membedakan  arti istilah konstitusi, temperamen, dan watak sebagai berikut:

1. Konstitusi
Keseluruhan (totalitas) segala sifat-sifat individual yang beralas pada keturunan. Disebut
faktor keturunan atau faktor endogen karena tergantung kepada keturunan dasar, tidak dapat
diubah atau dipengaruhi dari luar.

2. Konstitusi
Bagian daripada kejiwaan yang agaknya dengan melalui darah secara kimiawi mempunyai
korelasi dengan aspek jasmaniah. Dengan kata lain temperamen adalah konstitusi kejiwaan.
Temperamen mempengaruhi dua macam kualitas kejiwaan:
1. suasana hati (Stimmung), dan
2. tempo psikis

3. Watak (Character dalam Arti Deskriptif, Jadi Kepribadian)


Watak adalah keseluruhan (totalitas) kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi secara
emosional dan volisional seseorang, yang terbentuk selama hidupnya oleh unsur-unsur dari
luar (pendidikan dan pengalaman, faktor-faktor endogen) dan unsur-unsur dari luar
(pendidikan dan pengaaman, faktor-faktor eksogen)

a. Konstitusi Jasmaniah (Biasanya Disebut Konstitusi Saja)

Krestchmer menggolongkan manusia atas dasar bentuk tubuhnya menjadi empat (tiga tambah
satu) yaitu:
1. piknis atau stenis; ukuran mendatar lebih daripada keadaan biasa, sehingga
kelihatan pendek-gemuk.
2. leptosom; ukuran menegak lebih dari keadaan biasa, sehingga tubuh kelihatan
jangkung
3. atletis; ukuran mendatar dan menegak dalam perbandingan seimbang,
sehingga tubuh kelihatan selaras (perpaduan piknis dan leptosom)
4. displatis;merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang telah dikemukakan.
Bermacam-macam bagian seolah bertentangan satusama lain. Krestchmer
menganggap tioe displastis ini menyimpang dari Konstitusi normal
b. Konstitusi Kejiwaan (Temperament)

Kraepelin menggolongkan penderita psikosis menjadi dua golongan, yaitu


1. dementia precox, yang kemudian disebut schizophernia oleh Bleuler;
golongan ini tidak lagi suka menghiraukan apa-apa yang ada disekitarnya, mereka
kehilangan kontak dengan dunia luar dan seolah-olah hidup untuk dengan dirinya
sendiri (autisme).
2. manis depresif; golongan ini sifatnya selalu berubah-ubah, merupakan siklus
dari sifat manis (giat, buas) ke sifat depresif (lemah, tak berdaya), kembali ke manis
lagi, lalu berubah depresif, dan seterusnya.
c. Korelasi Antara Konstitusi (Jasmani) dan Temperamen
1. Pada penderita penyakit jiwa
 penderita manis depresif kebanyak bertubuh piknis, dan
 penderita schizoprenia kebanyakn bertubuh leptosom, atletis, dan dysplastis
      2. Pada orang normal
  orang yang berkonstitusi piknis kebanyakan bertemperamen cyclothym atau
sebaliknya 
  orang yang berkonstitusi leptosom, atletis, dan dysplastis kebanyakan
bertemperamen schizothym atau sebaliknya.
d. Pengaruh teori Kretschmer
 Pendapat Kretschmer sebenarnya merupakan pendapat ahli-ahli yang lain; mereka
menemukan hal yang sama seperti Kretschmer tetapi mereka merumuskannya secara lain
 Supra-tipe Kretschmer dikritik sebagai hal yang lemah. Hal yang heterogen
dikelompokkan jadi satu
 Keberatan yang umum dikemukakan ialah pendapat bahwa orang yang sehat dan
orang yang menderita gangguan jiwa hanya berbeda secara kuantitatif. 
D. Psikologi Konstitusional di Amerika Serikat: Teori W.H. Sheldon

Menurut Sheldon, konstitusi adalah aspek-aspek individu yang relatif tetap tak berubah-ubah-
morphologi, psikologi, fungsi kelenjar buntu, dan sebagainya-dan dapat dilawankan dengan
aspek-aspek yang relatif labil dan mudah bermodifikasi karena tekanan-tekanan lingkungan,
seperti kebiasaan, sikap sosial, kegemaran dan sebagainya. Dalam uraian ini istilah konstitusi
dipakai  dalam arti seperti yang dikemukakan Sheldon itu.

a. Struktur Tubuh (Jasmani)

Sheldon menentukan dan memberikan ukuran-ukuran daripada kompone-komponen


jasmaniah manusia. Dalam pandangan Sheldon ada suatu struktur biologis hipotesis, yaitu
morphogenotipe yang menjadi dasar jasmani yang nampak (phenotipe), dan yang memainkan
peranan penting tidak saja dalam perkembangan jasmani, tetapi juga dalam pembentukan
tingkah laku.

1. Dimensi-dimensi Jasmaniah

Walaupun Sheldon tahu bahwa telah ada orang-orang lain yang terdahulu yang melakukan
pengukuran terhadap jasmani, namun dia memulai usahanya secara induktif. Soal pertama-
tama ialah mendapatkan sejumlah besar tubuh/jasmani yang dapat diselidiki kembali. Untuk
membuat cara ini supaya praktis, dia membuat foto-foto tubuh dari depan dan dari samping,
dengan cara yang distandarisasikan. Cara ini disebutnya: Somatotype Performance Test.

a. Komponen-komponen Jasmani Primer


1. endomorphy; ditandai oleh alat-alat dalam dan seluruh sistem digestif (yang
berasal dari endoterm) memegang peranan terpenting. Nampaknya keluar: lembut,
gemuk, berat badan relatif rendah
2. mesomorphy; bagian-bagian tubuhnya yang berasal dari mesoderm relatif
berkembang lebih baik daripada yang lain: otot-otot, pembuluh darah, jamtung
dominan. Nampaknya dari luar kokoh, keras, otot kelihatan bersegi-segi, tahan sakit.
3. ectomorph; organ-organ yang berasal dari ectoderm yang terutama
berkembang (kulit, sistem syaraf memainkan peranan terpenting). Nampaknya orang
ectomerph itu: jangkung, dada kecil dan pipih, lemah, otot-otot hampir tidak nampak
berkembang.

Anda mungkin juga menyukai