Anda di halaman 1dari 46

PSIKOLOGI

KEPRIBADIAN
Nani Barorah Nasution
ASAL KATA PERSONALITY
 Persona ( dari bhs Greek / Yunani ) : topeng

 Personality = seperti topeng (Hergenhahn &


Olson 2003)

Personality = kepribadian : public


self atau tampilan diri, yaitu :
presentasi diri seseorang ke dunia
luar

2
KEPRIBADIAN
 Tingkahlaku yg ditampakkan ke lingkungan sosial mengenai diri yang
diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial
 Sifat dan karakteristik yang relatif permanen dan memberikan konsistensi
maupun individualitas pada perilaku manusia
 Sesuatu yang bersifat permanen, menuntun, mengarahkan, dan
mengorganisir aktivitas manusia (ilmiah)
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
 

 Allport : watak/karakter dan kepribadian/personality adalah satu


dan sama, namun dipandang dari sudut yang berlainan 
Watak → berhubungan dengan norma-norma, ada penilaian
Kepribadian → tidak memberikan penilaian, menggambarkan apa
adanya
 Kepribadian (Atkinson dkk. ( 1998 : 202 ) :
segala bentuk pola
pikiran, emosi, dan perilaku yang berbeda dan merupakan
karakteristik yang menentukan gaya personal individu dan
mempengaruhi interaksinya dengan lingkungan.
 Whiterington (Rumini, 1988 : 140) menggambarkan kepribadian
sebagai keseluruhan tingkah laku seseorang yang
diintegrasikan, sebagaimana yang nampak pada orang lain
Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik
yang paling dalam pada diri (inner psychological characteristics)
manusia.

Perbedaan karakteristik tersebut menggambarkan ciri unik dari


masing-masing individu
FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KEPRIBADIAN

Lingkunga
n

Keturunan Situasi

Kepribadia
n
BATASAN KEPRIBADIAN
(MENURUT ALLPORT)

 Watak dan kepribadian adalah sama, tapi dapat


berbeda.
 Watak digunakan untuk memberi penilaian tentang
perangai dan perbuatan manusia berdasarkan norma-
norma masyarakat.
 Kepribadian lebih cenderung memberikan gambaran
apa adanya.
 Kepribadian merupakan organisasi yang dinamis yang
ada pada individu, dimana terdapat beberapa sistem
psikophisical yang menentukan perilaku dan berpikir
individu.
KESIMPULAN

 Kepribadian memiliki keunikan atau kekhasan


yang berbeda antara individu satu dengan yang
lain.
 Individu memiliki style atau gaya untuk berpikir
dan berperilaku yang konsisten dalam
menghadapi lingkungan yang berbeda-beda.
 Kepribadianmemiliki fungsi adaptasi, yaitu
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Faktor internal Faktor eksternal

Faktor herediter, Fisik


pembawaan yang diperoleh
Pengalaman pada usia
dari orangtuanya 
temperament dini
Pengaruh kebudayaan
Nama dan pemberian cap
pada anak
Perasaan berhasil dan
gagal
Dapat diubah melalui Keluarga pola
pelatihan-pelatihan pendidikan, sikap
(Goleman) orangtua, situasi
emosional dalam keluarga
penerimaan lingkungan
TIPE KEPRIBADIAN
 Ekstrovert  bersifat mudah terbuka, tertarik
atau senang bergaul dengan individu lain.
Responya bersifat realistis, dapat bertingkah
laku sesuai tuntutan lingkungannya.
Segalanya ditanggapi secara obyektif./
 Introvert  segalanya ditanggapi sesuai
dengan keadaan dirinya, malu thd
masyarakat (menutup diri) sangat sensitif thd
kritik. Dlm menghadapi msl dianalisa dg
kacamata sendiri. Jadi sifatnya subyektif.
 Ambivert  tipe ini bersifat realistis/obyektif,
tetapi kadang-kadang bersifat subyektif tdk
dpt digolongkan ekstrovert atau introvert.
PENGUKURAN KEPRIBADIAN

Lavater

phisiognomi

Pra ilmiah

Chirologi/palmistry Semi ilmiah:


Astrologi Hipocrates
Grafologi
Cara-cara ilmiah
Phrenologi
Cairan badaniah
onychologi
A. PENILAIAN KEPRIBADIAN YANG BERSIFAT
PRAILMIAH
Pemahaman tingkah laku berdasarkan keyakinan dan
kepercayaan yang muncul dari pengalaman yang dialami
(Suryabrata, 2002) yaitu :
1. Chirologi : gurat tangan
2. Astrologi : Ilmu Perbintangan
3. Grafologi : ilmu tentang tulisan tangan
4. Phisiognomi atau ilmu tentang wajah
5. Phrenologi : ilmu tentang tengkorak
6. Onycology : ilmu tentang kuku

15
1. CHIROLOGI
Dasar pemikiran : gurat-gurat
tangan pada diri tiap orang
berbeda-beda – asumsinya
berkaitan dg sifat org tsb.

Usaha ini tergolong masih


sangat dangkal karena hanya
memperhatikan satu aspek saja
yaitu melalui guratan tangan -
menuntut kejelian tinggi dan
menyeluruh terhadap semua
bagian gurat tangan.
16
2. ASTROLOGI / ILMU PERBINTANGAN
Melihat kecenderungan tingkah
laku manusia berdasarkan posisi
manusia terhadap benda-benda
kosmis (angkasa) pada saat
dilahirkan.
Dasar pemikiran :
 Manusia senantiasa berada di
bawah pengaruh kosmis.
 Pada waktu seseorang
dilahirkan, maka posisinya
terhadap benda kosmis tertentu
di angkasa menentukan sifat-
sifat khas yang dimiliki
sepanjang hidupnya.

17
3. GRAFOLOGI ATAU
ILMU TENTANG
TULISAN TANGAN
 Segala gerakan tingkah laku
manusia merupakan ekspresi
dari kehidupan jiwanya.

 Asumsi : tulisan tangan


seseorang, merupakan
gambaran kecenderungan
tingkah lakunya.

18
4. PHISIOGNOMI ATAU ILMU TENTANG
WAJAH
 Wajah dpt menginterpretasikan apa yg
terkandung dlm jiwanya.

 Buku Johan Casper Lavater (1741–1801) :


 keadaan dahi dan kening ~ kecerdasan
 hidung dan pipi ~ halus atau kasarnya perasaan
 mulut dan dagu ~ nafsu makan dan nafsu minum,
 mata ~ seluruh keadaan jiwa

19
PHISIOGNOMI ATAU ILMU TENTANG WAJAH

20
5. PHRENOLOGI (ILMU TENGKORAK)
 Tiap fungsi atau kecakapan berpusat
di otak. Terjadi pembesaran berupa
tonjolan pada bagian otak tertentu yg
merupakan pusat suatu sifat,
ketrampilan atau kecakapan
 Dengan mengukur secara teliti
tonjolan-tonjolan tsb, dapat ditarik
kesimpulan tentang kecakapan-
kecakapan atau sifat-sifat dari orang
yang diteliti.
 Dikembangkan : Brocca (1824 – 1880).

21
6. ONYCOLOGY ( ILMU KUKU)

 Kepribadian seseorang berdasar keadaan


kuku-kukunya.
 Kuku di ujung jari mempunyai hubungan
erat dengan susunan syaraf yang memiliki
cabang terhalus di ujung pucuk jari. Warna
serta bentuk kuku dapat menjadi landasan
mengenal kepribadian seseorang
 Onycology dikembangkan oleh sekelompok
ahli dari Perancis antara lain Henry
Bouquet, Cartan, Pierre Giram, dan Henry
Mangin.

22
B. PENILAIAN KEPRIBADIAN SEMI
ILMIAH
Tipologi : suatu cara mengolong-golongkan sejumlah orang yang
dipandang memiliki tipe yang hampir bersamaan.
Asumsi : manusia merupakan kesatuan psikophisis (jasmani dan
rohani saling mempengaruhi).
Jasmani atau fisik seseorang menentukan karakter atau
kecenderungan tingkah laku seseorang dan sebaliknya.
(Sujanto dkk, 1999)
 Tipologi konstitusi fisik
1). Tipologi Hypocrates-Galenus
2). Tipologi Kretschmer
3). Tipologi Sigaud
4). Tipologi Sheldon

 Tipologi Berdasar kebudayaan - Spranger


23
1). TIPOLOGI HYPOCRATES-GALENUS

 Hippocrates : di dalam tubuh manusia terdapat 4 zat


cair yang memiliki berlainan, yaitu : darah - panas,
lendir - dingin, empedu - kering, dan empedu hitam -
basah.
 Galenus : darah (sanguin), lendir (flegma), empedu
kuning (choleri), dan empedu hitam (melanchole).
 Adapun empat macam tipe manusia di atas yaitu :
a). Tipe sanguinis : kadar darah (sanguine) >.
Ciri : ekspansif, lincah, selalu riang, optimis dan mudah
tersenyum.
b). Tipe phlegmatis : kadar lendir (flegma) >.
Ciri : plastis, tenang, dingin, sabar, tidak mudah
terpengaruh.
c). Tipe choleris : empedu kuning ( flegma ) >.
Ciri :garang, lekas marah, mudah tersinggung,
pendendam, dan serius.
d). Tipe melancholis : kadar empedu hitam (melanchole)24>.
Ciri-ciri : kaku, muram, pesimis, dan penakut.
2). TIPOLOGI KRETSCHMER

 Kretschmer seorang dokter jiwa berkebangsaan Jerman.


Dari bekerja, ia menyimpulkan ada hubungan erat antara
bentuk tubuh dengan sifat temperamen seseorang.
 Tipologi yang dikemukakannya ada 2 yang meliputi tipologi
berdasar konstitusi fisik dan tipologi berdasar konstitusi
psikis.
 Tipologi berdasar konstitusi fisik ada 4 (empat) sedangkan
tipologi berdasar konstitusi psikis ada 2 (dua ).
 Tipe piknis, ciri bentuk badan bulat, pendek, perut gendut,
wajah bundar, badan berlemak, dan dada berisi.

 Tipe asthenis atau leptosom, ciri bentuk badan langsing,


anggota badan serba panjang, dada rata, kepala kecil, dan
wajah sempit.
 Tipe atletis, ciri bentuk badan merupakan campuran antara
piknis dan asthenis

 Tipe displastis, ciri bentuk badan tinggi besar sekali atau kecil
dan pendek. 25
3). TIPOLOGI SIGAUD
 Sigaud menyusun tipologinya atas dasar 4 macam fungsi
tubuh, yaitu motorik, pernafasan, pencernaan, dan
susunan syaraf sentral. Fungsi fisiologis yang terkuat
menentukan tipe kepribadiannya.
 Adapun penggolongan tipologi Sigaud ini adalah :
a). Tipe muscular - orang yg memiliki fungsi motorik kuat.
Ciri : anggota badan serba panjang, berspir, dan serba
bersudut.
b). Tipe respiratoris - orang yg memiliki fungsi pernafasan
kuat. Ciri-: adalah bentuk badan membusung dan wajah
lebar.
c). Tipe disgestif. Tipe ini dimiliki oleh orang yang memiliki
fungsi pencernaan yang kuat. Ciri-cirinya adalah perut
besar dan pinggang lebar.
d). Tipe cerebral. Tipe ini dimiliki oleh orang yang memiliki
susunan syaraf sentral yang kuat. Ciri-cirinya adalah
langsing dan tulang tengkorak bagian atas besar sekali.

26
4. TIPOLOGI SHELDON
Menurut Sheldon, struktur tubuh/jasmani sangat besar pengaruhnya
terhadap tingkah laku manusia.
Secara metodologis, Sheldon melakukan pengukuran struktur tubuh
secara objektif melalui foto-foto yang telah distandardisasinya

Struktur Tubuh
 Pengukuran struktur tubuh dimaksudkan untuk mendapatkan biological
identification tag, bahwa faktor genetis dan biologis berperan dalam
perkembangan individu dan faktor-faktor itu dapat dikenali melalui sejumlah
pengukuran struktur tubuh.
 Somatotipe merupakan usaha untuk mengukur morphogenotipe melalui
pengukuran phenotipe.
 Morphogenotipe – perkembangan bentuk dan struktur dari organisma
 Phenotipe – karakteristik yang nampak

Dimensi-dimensi Jasmani
 Pengukuran Jasmani : Somatotipe performance test, yaitu menentukan
morphogenotipe melalui pengukuran phenotipe dengan cara membuat foto-foto
tubuh manusia dari muka dan samping sehingga didapatkan variabel2 yang
merupakan dasar dari variasi jasmani. 27
Endomorph – Mesomorph - Ecxtomorph

28
TIPOLOGI BERDASAR KEBUDAYAAN -
SPRANGER
Dasar pemikiran dari tipologi ini adalah bahwa kehidupan
manusia dipengaruhi oleh kebudayaannya
Menurut Spranger, manusia dibedakan atas 6 nilai kebudayaan,
yaitu :

1). Manusia ekonomi, memiliki sifat senang bekerja, senang


mengumpulkan harta, agak kikir, dan bangga dengan hartanya.
2). Manusia politik, memiliki ciri ingin berkuasa, tidak ingin kaya,
berusaha menguasai orang lain, dan kurang mencintai kebenaran.
3). Manusia sosial, memiliki ciri senang berkorban, senang
mengabdi kepada Tuhan, mencintai masyarakat, dan pandai
bergaul.
4). Manusia pengetahuan, memiliki cirri senang membaca, gemar
berfikir dan belajar, tidak ingin kaya, dan ingin serba tahu.
5). Manusia seni, memiliki cirri hidup bersahaja, senang menikmati
keindahan, gemar mencipta, dan mudah bergaul dengan siapa saja.
6). Manusia agama, memiliki ciri hidupnya hanya untuk Tuhan dan
akherat, senang memuja, kurang senang harta, dan senang
menolong orang lain.
29
C. PENILAIAN KEPRIBADIAN SECARA
ILMIAH : SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
 Tujuan penilaian kepribadian adalah memenuhi sejumlah
kebutuhan praktis masyarakat dalam melakukan seleksi
kepribadian individu untuk berbagai kepentingan

1) Teknik proyektif : Tes Rorschach, Tes


Melengkapi Gambar (The Drawing
Completion Test), TAT (Thematic
Apperception Test)
2) Teknik objektif : inventori, skala
3) Teknik subyektif : observasi, wawancara

30
31
TES OBJEKTIF

 Tes objektif menurut Samuel


(1981) merupakan salah satu
teknik asesmen (pengukuran)
kepribadian dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang
terstruktur dan dapat diskor
secara objektif.
 Syarat mutlak dari pengukuran
kepribadian secara objektif ini
adalah keterandalan (reliability)
dan keabsahan (validity).

 Contoh : inventory, skala

32
WAWANCARA
 Interview - method of
personality assessment in
which the professional asks
questions of the client and
allows the client to answer,
either in a structured or
unstructured fashion.

 Halo effect – tendency of


an interviewer to allow
positive characteristics of a
client to influence the
assessments of the client’s
behavior and statements.
33
MENGUKUR DAN
MENILAI PERILAKU

– mengukur
 Observasi langsung

dan menilai perilaku klien


kesehariannya, baik di situasi
klinis maupun alami
- mengukur dan menilai
 Ceklis

perilaku klien melalui cek dan


angka thd perilaku khusus yg
tercantum dlm skala.
 Menghitung frekuensi, durasi
dan intensitas perilaku

34
TES DI INTERNET

35
PARADIGMA
TEORI KEPRIBADIAN
1. Paradigma Biologis
2. Paradigma Psikodinamik
3. Paradigma Behavioristik
4. Paradigma Kognitif
5. Paradigma Phenomenologis
(Eksistential/Humanistik)
6. Paradigma Trait
7. Paradigma Sosiokognitif
8. Paradigma Timur
PARADIGMA BIOLOGIS
 Mereduksi kepribadian ke aspek biologis
 Fokus pada anatomi dan fisiologis
 Fokus pada tingkat di mana kepribadian diwariskan
 Fokus pada teori evolusi
PARADIGMA PSIKODINAMIKA
 Teori Dinamika psikologis
 Ketidaksadaran, represi dan mekanisme
pertahanan diri
 Freud, Psikoanalisis (Jung), Psikologi Individual
(Adler), Perkembangan psikososial (Erik
Erickson), Karen Horney
PARADIGMA  BEHAVIORISME

 Lingkungan penentu kepribadian


 Psikologi : ilmu yg mempelajari
perilaku
 Tokoh : Pavlov, Skinner, Watson,
PARADIGMA KOGNITIF
 Individu mampu berpikir, dan apa yg
terjadi tidak menjadi masalah karena
tergantung interpretasi (pikiran) apa yg
terjadi pd kita dan menentukan apa yang
dirasakan (perasaan)
 Tokoh :
- George Kelly
- Rational Emotive therapy (Albert Ellis)
- Cognitive therapy (Aaron Beck)
PARADIGM FENOMENOLOGIS
(EKSISTENTIAL DAN HUMANISTIK)
 Pendekatan fenomenologis
 Ada dua model :
1. Humanistik : kebaikan, potensi manusia utk tumbuh
Tokoh : Rogers, Maslow
2. Eksistential : kebebasan, ketakberartian, isolasi, dan kematian
Tokoh : Viktor Frankl, Erich Fromm, Rollo May, Fritz Perls
 Tokoh Humanistik : Rogers, Maslow
 Teori Aktualisasi Diri, Person Centered Therapy

Carl Rogers Abraham Maslow


 Tokoh Eksistential : Viktor Frankl, Erich Fromm, Rollo May, Fritz Perls
 Teknik Gestalt

Viktor Frankl Erich Fromm Rollo May Fritz Perls


PARADIGMA TRAIT  DAN
FAKTOR
 Fokus pd perbedaan individual baik pada konsep dan
pengukurannya
 Mencoba menentukan karakteristik trait pada
individual
 Tokoh : Eysenk, Cattel, Allport
PARADIGMA SOSIOKOGNITIF
 Menekankan peran lingkungan sosial
 Tokoh :
 Bandura (teori belajar sosial)
 Julian Rotter (sosial kognitif)
PARADIGMA BUDAYA TIMUR
 Harmoni individu dalam hubungan
dengan masyarakat, alam dan Tuhan
 Lebih ke dalam: menerima dan
menahan diri. Nilai-nilai yang muncul:
Kebaikan hati, tidak suka turut
campur, melupakan diri, turut
merasakan, menarik diri, moderat,
sabar, pasrah, damai batin
 Konfusius, Taoisme, Budhaisme, Islam,
Sufisme,

Anda mungkin juga menyukai