Anda di halaman 1dari 14

Critical Journal Review

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia )


Dosen Pengampu: Lili Wardhani, SE, M.Si

Disusun oleh:

Nama :
 Muhammad Hadifah Riandi Purba (7171220011)
 Nabila Tijani Tharifah (7173220024)
 Ira Yuliasani Sitompul (7173220015)
 Nurul Fadhilah Alawiyah Sagala (7173220028)

Kelas : B

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan
T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia
yang berjudul “Critical Journal Review ”. Kami berterimakasih kepada Ibu Dosen pengampu
yang telah memberikan bimbingannya.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kami minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami
juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
            Akhir kata kami ucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan,04 September 2018

Penyusun
Daftar Isi

BAB 1 : Pendahuluan

 Latar Belakang
 Tujuan dan Manfaat
BAB 2 : Pembahasan
Keunggulan Jurnal Utama dan Pembanding
Kelemahan Jurnal Utama dan Pembanding
Bahasa yang digunakan dalam Jurnal utama dan Jurnal
pembanding
Objek yang dibahas dalam Jurnal utama dan pembanding
Keterkaitan isi dengan judul materi Jurnal utama dan Jurnal
pembanding
BAB 3 : Penutup
Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di Negara - negara berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang


jauh lebih tinggi, dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena
ukuran sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga
kerja tidak terdidik. Sektor informal tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi
pengangguran.
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup
memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah penganggur yang besar,
pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah
pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan potensi
yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat
mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dari meriview jurnal ini adalah:


 Menambah wawasan tentang sistem dan perundang – undangan ketenagakerjaan.
 Memperingati masyarakat bahwa adanya batas umur dalam merekrut tenaga kerja
 Menambah wawasan tentang jika semakin banyak nya pengangguran mempengaruhi
kemiskinan, dan masalah sosial.
Jurnal Utama

1. Judul POTRET KETENAGAKERJAAN, PENGANGGURAN,


DAN KEMISKINAN DI INDONESIA: Masalah dan Solusi
2. Volume , 11 : 01: 25
No ,Halaman
3. Tahun 2015
4. Penulis Muhdar HM1
5. Jurnal Jurnal IAIN Gorontalo
7. Tanggal 24 September 2018
Mereview
Jurnal
8. Abstrak Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan fotret
Penelitian ketenagakerjaan, pengangguran dan kemiskinan di Indonesia dan
meneropong masalah dan solusinya.Ketenagakerjaan-pengangguran dan
kemiskinan merupakan masalah yang menjadi isu sentral di setiap negara
tak terkecuali di Indonesia. Kedua hal ini saling berhubungan satu sama
lainnya. Masalah ketenagakerjaan dapat menyebabkan pengangguran dan
penganggguran dapat menyebabkan kemiskinan.Olehnya itu dibutuhkan
suatu kebijakan-kebijakan untuk mengatasinya. Dalam pembangunan
nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi
kebijakan fiskal dan moneter diarahkan pada penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja perlu ditingkatkan. Guna menumbuh kembangkan usaha
mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan kebijakan
termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku
bunga kecil yang mendukung. Demikian pula, sinergisitas kebijakan
Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota yang merupakan satu kesatuan yang saling mendukung
untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja sangat penting untuk
dilakukan.
Kata Kunci: Ketenagakerjaan, Pengangguran, Kemiskinan
9. Pendahuluan
-Latar belakang Fenomena masalah pengangguran dan kemiskinan akan menjadi isu
sentral hingga tahun 2012 bahkan tahun ini. Hal ini ditandai dengan adanya
kepekaan atau elastisitas terhadap pertumbuhan ekonomi yang relatif
tinggi. Akibat krisis ekonomi global, Pemerintah Indonesia memperkirakan
jika tahun ini jumlah tambahan pengangguran atau pemutusan hubungan
kerja (PHK) mencapai 200 ribu orang. Tingginya angka PHK ini
dipengaruhi oleh menurunnya pertumbuhan ekonomi dari prakiraan semula
sebesar 5.5% menjadi 4.5% saja.
Pelambatan pertumbuhan ekonomi ini salah satunya disebabkan
menurunnya pertumbuhan ekspor yang diproyeksikan tumbuh 5%, namun
hanya diprakirakan mencapai 2.5%. Demikian pula produktifitas nasional
pun mengalami penurunan. Sedangkan untuk proyeksi pertumbuhan
ekonomi sebesar 5.5% saja, jumlah penduduk miskin akan mencapai 28
juta atau 12,68% dari total penduduk. Namun jika mencapai 4.5%,akan
menyebabkan pengangguran baru yang juga diikuti dengan meningkatnya
penduduk miskin hingga menjadi 30,24 juta jiwa atau 13,34% dari total
penduduk.
Krisis ekonomi global yang sedang melanda belahan dunia ini tidak
bisa dicegah apalagi dikendalikan hanya satu bangsa saja. Olehnya itu,
pasti akan berdampak pada kesehatan ekonomi nasional. Guna mengatasi
masalah ini, salah satu langkah yang ditempuh adalah meminimumkan
dampak negatif tersebut sekaligus berpikir ulang tentang makna reformasi
ekonomi. Kemiskinan dan pengangguran jangan ditempatkan sebagai
turunan dan sisa dari target pertumbuhan ekonomi. Dan ini dicerminkan
dengan pendekatan tambal sulam. Dengan kata lain arusutama
(mainstream) para perencana pembangunan harus propopulis ketimbang
berorientasi mutlak pada propasar. Padahal sejak republik ini berdiri,
penanggulangan pengangguran dan kemiskinan bukanlah masalah yang
disepelekan melainkan menjadi prioritas penangnanan. Mengatasi
pengangguran dan kemiskinan itu tidaklah dilakukan ketika masalah ini
menjadi isu nasional. Hal inilah yang menjadi faktor utama mengapa
pengangguran dan kemiskinan sulit dicegah karena penanganan
permasalahan tidak dipersiapkan sebelumnya.

Hasil Penelitian 3.1.1. Analisis Ketenagakerjaan dan Pengangguran


Terhitung Pebruari 2008 hingga Pebruari 2011, beberapa jenis kegiatan
mengalami perkembangan. Dilihat penduduk berdasarkan jenis kegiatan
umur terus mengalami peningkatan kecuali pada pebruari 2011 mengalami
penurunan 0,21% dari tahun sebelumnya. Sedang angkatan kerja terus
mengalami peningkatan. Demikian juga tingkat partisipasi angkatan kerja,
dan orang yang bekerja terus mengalami peningkatan.Sedangkan tingkat
penganguran terbuka, bukan angkatan kerja, mengurus rumah tangga, dan
lainnya mengalami
fluktuasi. Dari data tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi perbaikan
dalam hal ketenagakerjaan yang ditunjukkan dengan adanya korelasi antara
jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang mengalami peningkatan
dari tahun pengamatan terhadap angkatan kerja, tingkat partisipasi angkatan
kerja, dan jumlah orang yang bekerja (tabel 1).

*) Pengangguran Terbuka : Mencari Pekerjaan, Mempersiapkan Usaha,


Merasa Tidak Mungkin Mendapat Pekerjaan, Sudah Punya Pekerjaan
tetapi
belum dimulai
Sumber :Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2008, 2009, 2010,
dan
2011
Namun jika dilihat dari periode Agustus 2008 hingga Agustus 2011,
beberapa jenis kegiatan mengalami peningkatan secara konsisten,
diantaranya tingkat partisipasi angkatan kerja, dan jumlah orang yang
bekerja. Sedangkan jenis kegiatan yang mengalami penurunan adalah
pengangguran terbuka dan tingkat pengangguran terbuka, sedang yang
berfluktuasi adalah pengurus rumah tangga (tabel 2).

*) Pengangguran Terbuka : Mencari Pekerjaan, Mempersiapkan Usaha,


Merasa Tidak Mungkin Mendapat Pekerjaan, Sudah Punya Pekerjaan
tetapi belum dimulai
Sumber :Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2008, 2009, 2010,
dan
2011

Diskusi Ketenagakerjaan-pengangguran dan kemiskinan merupakan


Penelitian masalah yang menjadi isu sentral di setiap negara tak terkecuali di
Indonesia. Kedua hal ini saling berhubungan satu sama lainnya. Masalah
ketenagakerjaan dapat menyebabkan pengangguran dan penganggguran
dapat menyebabkan kemiskinan.Di Indonesia, potret kemiskinan dapat
dijumpai di desa maupun diperkotaan. Namun secara empiris, kasus
kemiskinan banyak dijumpai di desa dibanding di perkotaan. Dalam sejarah
perjalanan perekonomian Indonesia, telah terjadi beberapa kali resesi
ekonomi yang cukup besar. Diantaranya krisis tahun 1965 dan yang
terakhir masa krisis ekonomi tahun 1997. Pada kasus yang terakhir ini,
masalah kemiskinan mengalami peningkatan yang signifikan. Pada saat itu,
jumlah orang miskin meningkat drastis hingga 100% dari sekitar 25 juta
jiwa membengkak menjadi 50 juta jiwa. Suatu angka yang sangat fantastis.
Padahal penduduk Indonesia saat itu berjumlah sekitar 200 juta jiwa.
Artinya jumlah orang miskin telah mencapai 25% dari jumlah penduduk
Indonesia.
1.Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Di dalam UUD 1945, kehidupan masyarakat dalam bidang
sosialekonomi diatur oleh pasal 27 ayat 2, pasal 33, dan pasal 34.
Dinyatakan di dalam pasal-pasal tersebut bahwa setiap warganegara
Indonesia berhak atas pekerjaan dan kehidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Ini artinya setiap warganegara Indonesia harus mendapatkan
pekerjaan agar dia dapat memperoleh penghidupan yang layak. Bahkan
sesuai pasal-pasal ini, kalaupun ada warganegara Indonesia yang tidak
mendapatkan pekerjaan (menganggur), dia tetap mempunyai hak untuk
mendapatkan kehidupan layak. Ini berarti, jikaia bekerja, ia berhak
mendapatkan upah yang manusiawi, dalam arti dengan upah tersebut ia
dapat hidup layak. Sedangkan, bagi pengangguran, pemerintah mempunyai
tanggung jawab penuh dalam memberikan kehidupan layak baginya.
Norma ini ditegaskan di dalam pasal 34 yang mengatakan bahwa orang
miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
1.1.1.1. Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2008-2010
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2010 mencapai
7,14 persen, turun dibanding TPT Februari 2010 sebesar 7,41 persen dan
TPT Agustus 2009 sebesar 7,87 persen. Jumlah penduduk yang bekerja
pada Agustus 2010 mencapai 108,2 juta orang, bertambah 800 ribu orang
dibanding keadaan pada Februari 2010 sebesar 107,4 juta orang atau
bertambah 3,3 juta orang dibanding keadaan Agustus 2009 sebesar 104,9
juta orang.Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2010 mencapai 116,5 juta
orang, bertambah 530 ribu orang dibanding angkatan kerja Februari 2010
sebesar 116,0 juta orang atau bertambah 2,7 juta orang dibanding Agustus
2009 sebesar 113,8 juta orang.
Gambar 1. Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan
Penganggur Tahun 2008–2010 (juta orang).
10 Daftar Pustaka Arifianto, Alex; Marianti, Ruly; Budiyati, Sri. 2005. Menyediakan
. Layanan Efektif bagi Kaum Miskin di Indonesia:Laporan Mekanisme
Pembiayaan Kesehatan (JPK-GAKIN) diKabupaten Tabanan, Bali:Sebuah
Studi Kasus. Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta.
BAPENAS, 2007. Kumpulan Bahan Pelatihan. Pemantauan dan
Evaluasi ProgramProgram Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2007.Statistik Sosiasl Sulawesi Selatan
Tahun 2007.Bappeda Sulsel dan BPS Sulsel, Makassar.
Badan Pusat Statistik. 2007.Analisis Sensus Ekonomi 2006
Mengenai Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan (Hasil Sensus
Sampel 2007).BPS Sulsel, Makassar.
Sukirno, Sadono. 1981. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Lembaga
Penerbitan Universitas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2004. Pengantar Ilmu
Ekonomi: Mikroekonomi dan Makroekonomi. Lembaga Penerbitan Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
11 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan:
. Pertama, penanganan masalah ketenagakerjaan dan pengangguran di
Indonesia dilakukan dengan pendekatan sinkronisasi kebijakan fiskal dan
moneter dan pengembangan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri dan
sinergisitas kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Kedua, Sedangkan penangangan
masalah kemiskinan dilakukan melalui pengembangan strategi dan program
penanggulangan kemiskinan.
12 Saran . Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka saran dan rekomendasi yang
diajukan adalah: Pertama, pemerintah seyogianya meningkatkan
sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter dalam mendukung
pengembangan usaha mikro dan usaha kecil. Kedua, perlunya pengawasan
yang lebih intensif terhadap program-program penanggulangan masalah
pengangguran dan kemiskinan.
Jurnal Pembanding
1. Judul
2. Tahun Jurnal
3. Penulis
4. Jurnal
5. Tanggal
Mereview
Jurnal
6. Abstrak
Penelitian
7. Pendahuluan
-Latar belakang
Rumusan
Masalah
8. Hasil penelitian
9. Metode
Penelitian
10 Daftar Pustaka
.
11 Kesimpulan
.
12 Saran
.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Jurnal :
1. Dalam jurnal utama menjelaskan tentang ketenaga kerjaan secara detail secara detail.
2. Dalam jurnal utama menjelaskan tetang apa saja hukuman yang akan dikenakan
kepada pengusaha yang melanggar aturan perlindungan konsumen.
3. Dalam jurnal utama memberikan informasi alasan kenapa banyak nya pengangguran
dan tidak terserapnya tenaga kerja di Indonesia berdasarkan data riset.

B. Kelemahan Jurnal :
1. Dalam jurnal utama kurangnya menjelaskan tentang metodologi penelitian yang
mereka lakukan.
2. Dalam jurnal utama kurang menjelaskan bagaimana solusi terhadap masalah yang
disebabkan oleh kelebihan ketenagakerjaan.
3.

C. Bahasa yang digunakan dalam Jurnal utama dan Jurnal pembanding


Jurnal utama dan pembanding menggunakan bahasa yang jelas, sesuai Ejaan Yang
Disempurnakan , dan tidak bertele – tele.

D. Objek yang dibahas dalam Jurnal utama dan pembanding


Dalam jurnal utama membahas potret ketenaga kerjaan, pengangguran , dan masalah
kemiskinan di Indonesia. Dalam jurnal pembanding membahas tentang tingkat
pengangguran
E. Keterkaitan isi dengan judul materi Jurnal utama dan Jurnal pembanding
Judul dari kedua jurnal memiliki keterkaitan dalam isi masing – masing jurnal. Dan
memiliki keterkaitan terhadap jurnal utama dan pembanding karena membahas
Ketenagakerjaan yang ada di Indonesia.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perlindungan konsumen sudah diatur dan ditetapkan oleh pemerintah dalam
undang – undang yang ada agar keamanan , kenyamanan , dan kepuasan
konsumen dapat terjaga dan tidak timbulnya berbagai masalah. Sehingga dari
kedua jurnal yang saya kritik dan saya review, sudah baik karena memaparkan
kondisi sebenarnya dan memiliki penelitian terlebih dahulu sebelum
mengungkapkan kesimpulan yang ada.

B. Kritik dan Saran


Didalam kedua jurnal tersebut alangkah lebih baiknya memaparkan solusi yang
bisa diajukan untuk memperbaiki sistem peraturan perlindungan konsumen agar
lebih baik lagi.

C. Daftar pustaka

Arifianto, Alex; Marianti, Ruly; Budiyati, Sri. 2005. Menyediakan Layanan Efektif
bagi Kaum Miskin di Indonesia:Laporan Mekanisme Pembiayaan Kesehatan (JPK-GAKIN)
diKabupaten Tabanan, Bali:Sebuah Studi Kasus. Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta.
BAPENAS, 2007. Kumpulan Bahan Pelatihan. Pemantauan dan Evaluasi
ProgramProgram Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2007.Statistik Sosiasl Sulawesi Selatan Tahun 2007.Bappeda
Sulsel dan BPS Sulsel, Makassar.
Badan Pusat Statistik. 2007.Analisis Sensus Ekonomi 2006 Mengenai
Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan (Hasil Sensus Sampel 2007).BPS Sulsel,
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai