Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN SECARA ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI

ANTARA ETIKA KRISTEN DAN IPTEK TERHADAP ILMU KEDOKTERAN

DISUSUN OLEH :

E. TITO JULIANDA SINAGA ( 20000029 )

DOSEN PENGASUH : Pdt Dr Nurliani Siregar, MPd

ETIKA KRISTEN

Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen

1
MAKALAH ETIKA KRISTEN

HUBUNGAN SECARA ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS


ANTARA ETIKA KRISTEN DAN IPTEK TERHADAP ILMU KEDOKTERAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , yang atas rahmat-Nya sehingga
saya bisa menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hubungan secara Ontologis,
Epistemologis, dan Aksiologis antara Etika Kristen dan Iptek terhadap Ilmu Kedokteran” .

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Etika
Kristen di Universitas HKBP Nommensen.

Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi , mengingat kemampuan yang saya miliki. Untuk itu , kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini .

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini , khususnya
kepada Dosen saya yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya , sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini .

Sidikalang , 1 Desember 2020

E. Tito Julianda Sinaga

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………….. 1

KATA PENGANTAR………………………………… 2

DAFTAR ISI…………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah……………………………....4

1. 2 Rumusan Masalah…………………………………….5

1. 3 Tujuan Penulisan Makalah……………………………5

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Arti Ontologi…………………………………… 5

2. 2 Arti Epistemologi………………………………….7

2. 3 Arti Aksiologi……………………………..……. 8

2. 4 Hubungan antara Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi antara Etika Kristen dan IPTEK
terhadap Ilmu Kedokteran…………..…………….. 9

BAB III PENUTUP

3. 1 Implementasi……………………………………….. 10

3. 2 Kesimpulan…………………………………………. 11

3. 3 Saran………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………… 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia dewasa ini tidak terlepas dari peran
ilmu. Bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan
seiring dengan sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu. Tahap-tahap itu kita menyebut
dalam konteks ini sebagai periodesasi sejarah perkembangan ilmu. Kemajuan ilmu dan
teknologi dari masa ke masa ibarat mata rantai yang tidak terputus satu sama lain. Hal-hal
baru yang ditemukan suatu masa menjadi unsur penting bagi penemuan-penemuan lainnya di
masa berikutnya. Satu hal yang tak sulit untuk disepakati, bahwa hampir semua sisi
kehidupan manusia modern telah disentuh oleh berbagai efek perkembangan ilmu dan
teknologi, sektor ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan, sosial dan budaya, komunikasi
dan transportasi, pendidikan, seni, kesehatan, dan lain-lain, semuanya membututuhkan dan
mendapat sentuhan teknologi. Semua kemajuan tersebut adalah buah dari perkembangan ilmu
pengetahuan yang tak pernah surut dari pengkajian manusia. Pengetahuan berawal dari rasa
ingin tahu kemudian seterusnya berkembang menjadi tahu. Manusia mampu mengembangkan
pengetehuan disebabkan oleh dua hal utama; yakni, pertama manusia mempunyai bahasa
yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi
informasi tersebut. Kedua, yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan
pengetahuannya dengan cepat adalah kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka
berfikir tertentu. Pengetahuan adalah bagian yang esensial-aksiden manusia, karena
pengetahuan adalah buah dari “berfikir”. Lalu apa yang telah dan ingin diketahui oleh
manusia? Bagaimana manusia berpengetahuan? Apa yang ia lakukan dan dengan apa agar
memiliki pengetahuan? Kemudian apakah yang diketahui itu benarBagaimana kebenaran itu
diaplikasikan? Sederetan pertanyaan-pertanyaan di atas sebenarnya sederhana sekali karena
pertanyaan ini sudah terjawab dengan sendirinya ketika manusia sudah masuk ke alam
realita. Namun ketika masalah-masalah itu diangkat dan dibedah dengan pisau ilmu, maka
akan ada aturan yang harus diperhatiakan dalam mengkajinya melalui landasan-landasan atau
dasar-dasar ilmu, yaitu landasan ontologi, landasan epistemologi, dan landasan aksiologi.
Oleh karena itu, permasalahan tersebut perlu diuraikan lebih lanjut melalui makalah ini.

4
1. 2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan landasan ontologi?


2. Apa yang dimaksud dengan landasan epistemologi?
3. Apa yang dimaksud dengan landasan aksiologi?
4. Bagaimana hubungan antara ketiga landasan tersebut terhadap Ilmu Kedokteran?

1. 3 Tujuan Penulisan Makalah

 Untuk mengetahui makna landasan ontologi


 Untuk mengetahui makna landasan epistemologi
 Untuk mengetahui makna landasan aksiologi
 Untuk mengetahui hubungan ke tiga landasan tersebut terhadap Ilmu Kedokteran

BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Landasan Ontologi

Ontologi merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada. Dari
aliran ini muncul empat macam aliran filsafat, yaitu : (1) aliran Materialisme; (2) aliran
Idealisme; (3) aliran Dualisme; (4) aliran Agnoticisme. Ontologi merupakan salah satu di
antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula alam pikiran Yunani
telah menunjukan munculnya perenungan di bidang ontologi. Dalam persolan ontologi orang
menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini?
Pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama, kenyataan
yang berupa materi (kebenaran) dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).
Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada dan yang mungkin
adalah realitas; realita adalah ke-real-an, riil artinya kenyataan yang sebenarnya.

5
Jadi hakikat adalah kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan
yang menipu, juga bukan kenyataan yang berubah. A. Dardiri dalam bukunya Humaniora,
filsafat, dan logika mengatakan, ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata
secara fundamental dan cara yang berbeda di mana entitas dari kategori-kategori yang logis
yang berlainan (objek-objek fisis, hal universal, abstraksi) dapat dikatakana ada; dalam
kerangka tradisional ontologi dianggap sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal
ada, sedangkan dalam hal pemakaiannya akhir-akhir ini ontologi dipandang sebagai teori
mengenai apa yang ada. Term ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius
pada tahun 1636 M. Untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis.
Dalam perkembangannya Christian Wolff (1679-1754 M) membagi metafisika menjadi dua,
yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan sebagai istilah
lain dari ontologi. Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah cabang filsafat
yang membicarakan prinsip paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada.
Sedang metafisika khusus masih dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi, dan teologi.
Kosmologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan tentang alam semesta.
Psikologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan tentang jiwa manusia.
Teologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan Tuhan.
Di dalam pemahaman ontologi dapat diketemukan pandangan-pandangan pokok
pemikiran sebagai berikut :
1. Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu
saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal
berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan
berdiri sendiri.
2. Dualisme
Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling
bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun roh
sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karena adanya roh, begitu pun roh
muncul bukan karena materi.
3. Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme
bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.

6
4. Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang
tidak mengakui validitas alternatif positif.
5. Agnotisisme
Adalah paham yang mengatakan bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu
dibalik kenyataannya. Manusia tidak mungkin mengetahui hakikat batu, air, api dan
sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manuisa sangat terbatas dan tidak mungkin
tahu apa hakikat tentang sesuatu yang ada, baik oleh inderanya maupun oleh pikirannya.
Jadi agnostisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap kemampuan
manusia mengetahui hakikat benda materi maupun rohani.

2. 2 Landasan Epistemologi

Epistemologi juga disebut teori pengetahuan. Secara etomologi, istilah epistemologi


berasal dari kata Yunani episteme = pengetahuan dan logos = teori. Epistemologi dapat
didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur,
metode dan sahnya (validitas) pengetahuan. Epistemologi meliputi sumber, sarana, dan
tatacara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan
mengenai pilihan landasan ontologi akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam
menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal (Verstand), akal budi (Vernunft), pengalaman,
atau kombinasi antara akal dan pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang dimaksud
dengan epistemologi, sehingga dikenal dengan adanya model-model epiostemologi seperti:
rasionalisme, empirisme, kritisisme atau rasinalisme kritis, positivisme, fenomonologis
dengan berbagai variasinya. Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera,
dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, di antaranya adalah:
1. Metode Induktif
Induktif yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyatan hasil observasi
disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum. Yang bertolak dari pernyataan-
pernyataan tunggal sampai pada pernyataan-pernyataan universal.

7
2. Metode Deduktif
Deduktif ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut
dalam suatu sistem pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam metode deduktif
ialah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri.
3. Metode Positivisme
Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, yang positif. Ia
mengenyampingkan segala uraian/persoalan di luar yang ada sebagai fakta. Oleh karena itu,
metode ini menolak metafisika. Apa yang diketahui secara positif, adalah segala yang tampak
dan segala gejala. Dengan demikian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan
dibatasi kepada bidang gejala-gejala saja.
4. Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh
pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya
dikembangkan sutu kemampuanakal yang disebut dengan intuisi.
5. Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai kejernihan
filsafat.

2. 3 Landasan Aksiologi

Pengertian aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan
logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “Teori tentang nilai”. Nilai yang dimaksud
adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa
yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan
estetika. Makna “etika” dipakai dalam dua bentuk arti, pertama, etika merupakan suatu
kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia. Arti
kedua, merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-
perbuatan, atau manusia-manusia lain. Objek formal etika meliputi norma-norma kesusilaan
manusia, dan mempelajari tingkah laku manusia baik buruk. Sedangkan estetika berkaitan
dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan
dan fenomena di sekelilingnya. Nilai itu objektif ataukah subjektif adalah sangat tergantung
dari hasil pandangan yang muncul dari filsafat.

8
Nilai akan menjadi subjektif, apabila subjek sangat berperan dalam segala hal, kesadaran
manusia menjadi tolak ukur segalanya; atau eksistensinya, maknanya dan validitasnya
tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian tanpa mempertimbangkan apakah
ini bersifat psikis atau fisis. Nilai itu objektif, jika ia tidak tergantung pada subjek atau
kesadaran yang menilai. Nilai objektif muncul karena adanya pandangan dalam filsafat
tentang objektivisme.

2. 4 Hubungan Antara Landasan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi antara Etika


Kristen dan IPTEK terhadap Ilmu Kedokteran

Istilah ilmu sudah sangat populer, tetapi seringkali banyak orang memberikan
gambaran yang tidak tepat mengenai hakikat ilmu. Terlebih lagi bila pengertian ini dikaitkan
dengan berbagai aspek dalam suatu kegiatan keilmuan, misalnya matematika, logika,
penelitian dan sebagainya khususnya dalam bidang Ilmu Kedokteran. Kegiatan berpikir
manusia pada dasarnya merupakan serangkaian gerak pemikiran tertentu yang akhirnya
sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia dalam berpikir
mempergunakan lambang yang merupakan abstraksi dari obyek. Lambang-lambang yang
dimaksud adalah "Bahasa" dan "Matematika". Meskipun nampak banyaknya serta aneka
ragamnya buah pemikiran itu namun pada hakikatnya upaya manusia untuk memperoleh
pengetahuan khusunya dalam Ilmu Kedokteran tetap didasarkan pada tiga landasan pokok
yakni : Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.
1. Landasan Ontologi
Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui. Dalam Ilmu Kedokteran, sebagai
seorang mahasiswa kedokteran dan dokter harus aktif dalam membahas tentang penelitian-
penelitian yang ingin diketahui. Seorang mahasiswa kedokteran dan dokter harus tetap
melakukan kajian kajian tentang medis dalam menghadapi perkembangan zaman. Ontologi
membahas bidang kajian ilmu atau obyek ilmu. Penentuan obyek ilmu diawali dari
subjeknya. Yang dimaksud dengan subjek adalah pelaku ilmu yaitu mahasiswa kedokteran
dan para dokter. Subjek dari ilmu adalah manusia; bagian manusia paling berperan adalah
daya pikirnya. Dalam melakukan penelitian-penelitian untuk mendapatkan hasil dari yang
belum diketahui, mahasiswa kedokteran dan dokter tidak selalu bergantung terhadap ilmu
tetapi tetap berlandaskan etika Kristen.

9
2. Landasan Epistemologi
Epistemologi mempermasalahkan kemungkinan mendasar mengenai pengetahuan. Dalam
perkembangannya epistemologi menampakkan jarak yang asasi antara rasionalisme dan
empirisme, walaupun sebenarnya terdapat kecenderungan beriringan. Sebagai seorang
mahasiswa kedokteran dan dokter harus mempelajari asal mula atau sumber, metode, dan
validitas suatu ilmu yang berkaitan dengan kesehatan dan medis. Mahasiswa Kedokteran dan
dokter harus mampu mengetahui sumber, sarana, dan tata cara menggunakan sarana tersebut
kepada masyarakat luas.
Mahasiswa kedokteran dan dokter harus pandai menggunakan IPTEKuntuk membahas secara
mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha kita memperoleh pengetahuan tanpa
mengesampingkan etika Kristen dalam mendalami proses pengetahuan

3. Landasan Aksiologi
Pada dasarnya ilmu khususnya ilmu kedokteran harus digunakan untuk kemaslahatan umat
manusia. Ilmu khususnya ilmu kedokteran dengan bantuan IPTEK dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia dan kesejahteraannya atau
kesehatannya.

BAB III
PENUTUP
3. 1 Implementasi
Implementasi adalah tindakan yang seharusnya yang dilakukan antar sesama individu
agar tercipta kesejahteraan khususnya peningkatan taraf kesehatan dengan berlandaskan
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi dengan bantuan IPTEK. Hal itu dapat terlaksana
dengan baik apabila setiap individu memiliki ilmu yang baik dan didampingi oleh etika
Kristen yang baik.

10
3. 2 Kesimpulan
Filsafat ilmu merupakan kajian yang dilakukan secara mendalam mengenai dasar-
dasar ilmu. Pendekatan yang digunakan dalam menguak landasan-landasan atau dasar-dasar
ilmu adalah melalui tiga hal. Pertama, pendekatan ontologi, yaitu ilmu yang mengkaji tentang
hakikat. Mahasiswa kedokteran dan dokter dengan bantuan IPTEK harus mengetahui hakekat
suatu ilmu kedokteran yang terimplementasikan kepada masyarakat luas. Kedua, pendekatan
epistemologi, yaitu cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode
dan validitas pengetahuan. Mahasiswa kedokteran dan dokter harus mengetahui asal mula
atau sumber, struktur, metode dan validitas ilmu kedokteran dengan bantuan IPTEK untuk
mensejahterakan masyarakat luas melalui peningkatan taraf kesehatannya. Ketiga,
pendekatan aksiologi, yaitu teori tentang nilai (etika dan estetika). Pada dasarnya ilmu harus
digunakan untuk kemaslahatan umat manusia.

Ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia dan
kesejahteraannya dengan menitik beratkan pada kodrat dan martabat manusia itu sendiri,
maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh disusun dan dipergunakan secara komunal dan
universal. Sebagai mahasiswa kedokteran dan dokter harus mempergunakan IPTEK dalam
hal yang positif dalam mengaplikasikannya terhadap masyarakat luas. Dalam mewujudkan
ketiga pendekatan itu, mahasiswa kedokteran dan dokter tatap melakukan perkembangan
ilmu dengan bantuan IPTEK tanpa mengesampingkan etika-etika Kristen.

3.3 Saran

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi “Hubungan secara Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi antara Etika Kriten dan IPTEK terhadap Ilmu Kedokteran” yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini , tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya , karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
sumber yang ada hubungannya dengan judul makalah ini “Hubungan secara Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi antara Etika Kriten dan IPTEK terhadap Ilmu Kedokteran” .
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik atau saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya . Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para

11
pembaca pada umumnya .

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.slideshare.net/sayidbukhari/makalah-kajian-ontologi-epistimologi-dan-
aksionlogi-ilmu

2. https://osf.io/x6hgq/download

12

Anda mungkin juga menyukai