Anda di halaman 1dari 10

Volume 3, Nomor 1 (Juni 2021)

E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128


Research Article

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran


dan Tingkat Stres pada Karyawan Back Office
Rumah Sakit Omni Alam Sutera dimasa
Pandemi Covid-19
Hery Setiawan*, Muthiah Munawwarah, Eko Wibowo

Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jalan Arjuna Utara Nomor 9 Kebon Jeruk, Jakarta
Barat - 11510
*Korespondensi: heryphysio11@gmail.com

ABSTRAK

Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kebugaran dan tingkat stres pada karyawan back
office RS. Omni Alam Sutera di masa pandemi covid-19. Metode Penelitian bersifat deskriptif
kuantitatif dengan pendekatan jenis cross sectional study. Total sampel adalah 40 orang karyawan
(perempuan n=35 dan laki-laki n=15) dengan usia antara 23-54 tahun. Alat ukur yang digunakan
adalah IPAQ untuk mengukur aktivitas fisik, Cooper tes lari 12 menit untuk mengukur kebugaran dan
PSS untuk mengukur tingkat stres. Hasil Uji hipotesis dengan chi square pada α=0,05 menunjukkan
pada uji hipotesis I didapatkan nilai p=0,024 dengan OR(95%CI)=10,00(0,99-100,82) yang berarti
ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kebugaran, karyawan yang mempunyai aktivitas ringan
memiliki resiko kebugaran yang kurang sebesar 10 kali dibanding dengan dengan aktivitas sedang
dan berat. Uji hipotesis II didapatkan nilai p=0,015 dengan OR(95%CI)=0,18(0,04-0,75) yang
berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat stres, karyawan yang mempunyai aktivitas
ringan memiliki resiko stres sedang sebesar 0,18 kali dibanding dengan aktivitas sedang dan berat.
Uji hipotesis III didapatkan nilai p=0,015 dengan OR(95%CI)=0,08 (0,009-0,87) yang berarti ada
hubungan antara kebugaran dengan tingkat stres, karyawan yang mempunyai kebugaran kurang
memiliki resiko stres sedang sebesar 0,08 kali dibanding dengan kebugaran baik. Kesimpulan yang
diadapat Ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kebugaran dan tingkat stres
pada karyawan back office RS. Omni Alam Sutera di masa pandemi covid-19.

Kata Kunci: Aktivitas fisik, kebugaran, tingkat stres, karyawan back office, pandemi.

PENDAHULUAN dilakukan oleh pemerintah yaitu


mensosialisasikan gerakan Social
WHO mengumumkan Covid-19 Distancing untuk masyarakat. Langkah ini
pada 12 Maret 2020 sebagai pandemi. bertujuan untuk memutus mata rantai
Wabah ini telah ditetapkan sebagai darurat penularan pandemi Covid-19 ini karena
kesehatan global. Virus ini sempat langkah tersebut mengharuskan
membuat semua kegiatan sehari-hari masyarakat menjaga jarak aman dengan
manusia terhambat. Karantina saja manusia lainnya minimal 2 meter, tidak
mungkin tidak cukup untuk mencegah melakukan kontak langsung dengan orang
penyebaran virus Covid-19 ini, dan lain serta menghindari pertemuan massal.
dampak global dari infeksi virus ini adalah (Kepmenkes RI, 2020).
salah satu yang semakin memprihatinkan. Kebijakan baru-baru ini yang
Pemerintah Indonesia telah melakukan dilakukan pemerintah yaitu Pembatasan
banyak langkah-langkah dan kebijakan Sosial Beskala Besar (PSBB). PSBB
untuk mengatasi permasalahan pandemi tertuang dalam Peraturan Pemerintah No
ini. Salah satu langkah awal yang 21 Tahun 2020 tentang PSBB dalam

1
Volume 3, Nomor 1 (Juni 2021)
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
Research Article

rangka percepatan penanganan Covid-19. dianggap sebagai salah satu komponen


Beberapa hal yang dibatasi selama PSBB, penting dari gaya hidup sehat.
diantaranya aktivitas sekolah dan tempat Dalam melakukan aktivitas sehari-
kerja, kegiatan keagamaan, kegiatan di hari manusia sebagai makhluk hidup
fasilitas umum, kegiatan sosial dan membutuhkan kondisi tubuh yang bugar
budaya, serta operasional transportasi karena apabila seseorang memiliki tubuh
umum. yang bugar suatu pekerjaan akan didapat
Kebijakan dalam kondisi darurat dengan hasil yang maksimal. Ada berbagai
pandemi Covid-19 yang jumlah kasusnya macam cara untuk memperoleh kebugaran
terus bertambah. Sehingga untuk jasmani yang optimal, antara lain memilih
mengurangi potensi penyebaran Covid-19 makanan yang mengandung banyak
kebijakan tersebut tepat, meski dalam nutrisi, istirahat yang cukup, rutin
perjalanannya menimbulkan masalah baru melakukan aktivitas olahraga yang
bagi kalangan masyarakat, baik pelajar, berfungsi untuk meningkatkan efisiensi
pekerja/karyawan, dan seluruh rakyat, oleh fungsi tubuh guna meningkatkan
karena seluruh kegiatan harus dilakukan kebugaran jasmani
di rumah, yang dikenal dengan istilah WHO merekomendasikan 60 menit
Work From Home (WFH) dan menerapkan aktivitas fisik harian dengan intensitas
social distancing. Berdasarkan peraturan aerobik sedang hingga berat, dengan
pemerintah tentang social distancing, penguatan otot dan tulang tiga kali
dimana segala aktifitas yang melibatkan seminggu (WHO, 2010). Untuk orang
orang banyak untuk sementara waktu dewasa dan lanjut usia (> 17 tahun), WHO
dihentikan. Kebijakan tersebut juga merekomendasikan aktivitas fisik selama
berlaku kepada para karyawan Swasta 75 menit / minggu dengan intensitas
maupun Lembaga Pemerintah atau ASN. latihan aerobik yang berat atau 150 menit /
Efek dari pandemi Covid-19 minggu dengan intensitas aerobik sedang,
pemerintah menerapkan kebijakan dengan dengan penguatan otot dan tulang dua kali
Pembatasan Sosial Berskala Besar seminggu (Hammami et al, 2020).
sehingga berdampak di semua instansi Faktor yang mempengaruhi
perusahaan. Di Rumah Sakit Omni Alam aktivitas fisik yaitu 1) fisiologis :
Sutera terutama karyawan back office kematangan dan tingkat kebugaran
menerapkan kebijakan WFH, ada aerobik, 2) psikologis : karakteristik
karyawan yang berkerja di rumah secara pribadi seperti motivasi, 3) sosial budaya :
penuh dan ada juga karyawan mengurangi berfokus pada dukungan keluarga terutama
waktu selama bekerja di Rumah Sakit. dari orang tua dan teman, serta sosio-
Efek selama pandemi pada karyawan back demografi seperti jenis kelamin, berat
office dapat menurunkan akitivitas fisiknya badan dan umur, dan 4) lingkungan :
sehingga dapat menurunkan kebugaran keberadaan fasilitas dan keamanan. (Latif
fisiknya. Dampak negatif WFH dan social et al, 2012).
distancing sangat mungkin menimbulkan Kebugaran jasmani adalah
stres. (Muslim, 2020). kemampuan seseorang untuk melakukan
Aktivitas fisik adalah setiap aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan fisik
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot dan cedera dan kemampuan untuk menjaga
rangka yang memerlukan pengeluaran level tinggi energi untuk menyelesaikan
energi. Bergerak/aktivitas fisik adalah tugas sehari-hari. Kebugaran jasmani juga
setiap gerakan tubuh yang meningkatkan diartikan kemampuan sistem tubuh untuk
pengeluaran tenaga atau energi. Sehingga bekerja bersama secara efisien sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas membuat tubuh menjadi sehat dan dapat
fisik adalah setiap gerakan tubuh yang melakukan aktivitas untuk kehidupan
meningkatkan pengeluaran tenaga dan sehari-hari secara efektif. Manfaat dari
energi. Aktivitas fisik secara teratur latihan kebugaran adalah meningkatkan
volume dan kekuatan jantung,

2
Volume 3, Nomor 1 (Juni 2021)
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
Research Article

meningkatkan elastisitas dan efisiensi emosional, dan spiritual manusia, yang


pembuluh darah, meningkatkan fungsi pada suat saat dapat mempengaruhi
paru, dan membuat tubuh tetap Kesehatan fisik manusia tersebut. Stres
proposional. (Andriyani, 2017). disebabkan oleh naluri tubuh untuk
Komponen jasmani yang bugar melindungi diri dari tekanan emosi,
seperti daya tahan kardiorespirasi sangat tekanan fisik, situasi ekstrim, atau
penting untuk kebugaran total tubuh dan bahaya yang mengancam (Mahsun dalam
pikiran. Kebugaran kardiorespirasi Aditama, 2017)
ditandai dengan daya tahan yang baik, Stres dapat dibagi menjadi
daya tahan kardiorespirasi adalah beberapa konsep yaitu : stres fisiologis,
kemampuan tubuh untuk mensuplai psikologis dan sosial. Stres secara
oksigen yang dibutuhkan ke otot-otot besar fisiologis dapat meningkatkan kadar
yang bekerja untuk waktu yang lama. hormone kortisol, denyut jantung, tekanan
Derajat daya tahan kardiorespirasi darah dan mempengaruhi respon inflamasi
menunjukkan bagaimana jantung dan paru- dan sistem imun. Stres secara psikologis
paru merespon gerakan. Ada tiga hal yang dihubungkan dengan emosi negatif seperti
dapat mempengaruhi kebugaran rasa takut dan cemas, sedangkan stres
kardiorespirasi seseorang, yaitu seberapa terkait faktor sosial dihubungkan dengan
sering mereka berolahraga, seberapa intens lingkungan kerja atau tempat tinggal serta
mereka berolahraga, dan berapa lama interaksi antar personal yang negatif.
setiap latihan berlangsung. (Mani, Pandji, Sumber stres dapat berubah-ubah
& Teesa, 2019). sejalan dengan perkembangan manusia,
Kebugaran jasmani sangat penting tetapi kondisi stres terus terjadi di
dalam menunjang aktifitas kehidupan sepanjang kehidupan. Sumber stres dapat
sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran berasal dari diri sendiri, keluarga dan
jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda lingkungan. Coping adalah proses yang
sesuai dengan tugas atau profesi masing- dialami seseorang untuk mengelola
masing. Untuk peningkatan dan perasaan antara tuntutan dan sumber daya
pemeliharaan kebugaran jasmani tidak yang dirasakan pada situasi stres. Coping
terlepas dari latihan jasmani yang berfungsi untuk merubah masalah yang
membina keseimbangan unsur kebugaran menyebabkan stres dan mengatur respon
jasmani. Untuk membina atau memelihara emosional terhadap suatu masalah. Coping
kesegaran jasmani, salah satu caranya terbagi menjadi dua, yaitu coping yang
adalah dengan melakukan latihan fisik atau berfokus terhadap emosi dan coping yang
latihan jasmani, bisa dengan kegiatan berfokus pada masalah. Beraktivitas fisik
latihan aerobik/kebugaran aerobik yang adalah salah satu contoh dan coping yang
dapat menunjang kondisi kesegaran berfokus pada emosi. (Nurasysyifa,
jasmani, selain itu olahraga aerobik Widayanti, Hikmawati, 2016).
sangatlah murah meriah untuk kegiatan
olahraga sehari-hari, karena aerobik METODE
meliputi (lari, jalan, jalan cepat, renang,
latihan beban, bersepeda, skiping, jogging, Penelitian ini bersifat deskriptif
cross country, dan mendayung. (Artanty, kuantitatif dengan pendekatan jenis cross
Lufthansa, 2017). sectional study untuk mengetahui
Stres merupakan ketidakmampuan hubungan aktivitas fisik dengan kebugaran
mengatasi ancaman yang dihadapi mental, dan tingkat stres pada karyawan back
fisik, emosional, dan spiritual manusia, office RS. Omni Alam Sutera di masa
yang pada suatu saat dapat mempengaruhi pandemi covid-19. Populasi dalam
kesehatan fisik manusia tersebut penelitian ini adalah 45 karyawan back
(Hardjana dalam Aditama, 2017). Stres office RS. Omni Alam Sutera.
sebagai ketidakmampuan mengatasi Pengambilan sampel menggunakan teknik
ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, purposive sampling. Sampel yang

3
Volume 3, Nomor 1 (Juni 2021)
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
Research Article

terkumpul sebanyak 40 karyawan yang sampel penelitian yang diperoleh adalah


memenuhi kriteria inklusi yaitu karyawan 40 responden, dan sudah memenuhi
back office yang bekerja selama 7-8 jam penghitungan jumlah sampel menurut
dalam sehari dan karyawan back office Slovin.
yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun di
RS. Omni Alam Sutera. Tabel 1. Distribusi Data Berdasarkan Usia
Pada sampel untuk mengukur
aktivitas fisik menggunakan kuesioner
International Physical Activity Questioner
Short Form (IPAQSF), untuk mengukur
kebugaran menggunakan Cooper tes lari
12 menit dan untuk mengukur tingkat stres
menggunakan Perceived stress scale
(PSS).
Kuesioner International Physical
Activity Questioner Short Form (IPAQSF)
yang telah terstandarisasi secara
internasional dengan nilai reliabilitas nilai
median validitas kriteria sebesar 0,3 dan Diagram 1. Distribusi Responden
nilai median reliabilitas sebesar 0,8 yang Berdasarkan Usia
diujikan pada berbagai negara berbeda Pada tabel dan diagram 1 distribusi
(Craig dalam Angguna, Nurwianti, 2018). responden berdasarkan usia, menunjukkan
Menurut Grant et al dalam Fitriady 2019 bahwa usia responden dari usia 20-29
yang menyatakan koefisien validitas dari tahun dengan jumlah 16 orang (40%), usia
Cooper Test sebesar 0,92 yang merupakan 30-39 tahun dengan jumlah 15 orang
tes metode maksimal lebih bagus dalam (37,5%), usia 40-49 tahun dengan jumlah
memprediksi besaran daripada 8 orang (20%), usia 50-59 dengan jumlah
submaksimal ergometer test yang 1 orang (2,5%). Dengan rata-rata (Mean)
merupakan tes metode sub-maksimal. Nilai dan nilai standar deviasi (SD) 34±7.70.
koefisien Alpha Cronbach skala asli PSS
sebesar 0,80 (Cohen, Kamarck, &
Mermelstein, 1983 dalam Hary, 2017). Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan
Hary (2017) menerjemahkan PSS ke Indeks Masa Tubuh
dalam bahasa Indonesia dan melakukan uji
validitas dan reliabilitas kepada 80 orang
dan menghasilkan koefisien Alpha
Cronbach sebesar 0,81.
Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan software IBM
SPSS versi 25.0. Dimana pengujian
hipotesis yang dilakukan menggunakan uji
chi square pada α=0.05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada Diagram 2. Distribusi Responden


Berdasarkan Indeks Masa Tubuh
tanggal 01 - 06 Februari 2021 di RS. Omni
Alam Sutera, Tangerang Selatan. Sampel
Pada tabel dan diagram 2 distribusi
penelitian ini adalah karyawan back office
RS. Omni Alam Sutera. Teknik responden berdasarkan indeks masa tubuh,
menunjukkan bahwa kategori berat badan
pengambilan sampel dalam penelitian ini
lebih dengan jumlah 20 orang (50%),
dengan purposive sampling. Jumlah

4
Volume 3, Nomor 1 (Juni 2021)
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
Research Article

kategori berat badan normal dengan jumlah 4 orang (10%), kategori kebugaran
jumlah 18 orang (45%), kategori berat baik 1 orang (2,5%). Dengan rata-rata
badan kurang dengan jumlah 2 orang (Mean) dan nilai standar deviasi (SD)
(5%). Nilai IMT pada responden dari 19.34±4.77.
17.80 - 30.80, dengan rata-rata (Mean) dan
nilai standar deviasi (SD) 25.17±3.24. Tabel 4b. Hasil Pengukuran Tingkat Stres

Tabel 3. Hasil Pengukuran Aktivitas Fisik

Diagram 4b. Hasil Pengukuran Tingkat


Stres

Diagram 3. Hasil Pengukuran Aktivitas Pada tabel dan diagram 4b hasil


Fisik pengukuran tingkat stres responden,
menunjukkan bahwa kategori tingkat stres
Pada tabel dan diagram 3 hasil ringan dengan jumlah 13 orang (32,5%),
pengukuran aktivitas fisik responden, kategori tingkat stres sedang dengan
menunjukkan bahwa kategori aktivitas jumlah 27 orang (67,5%). Dengan rata-rata
fisik ringan dengan jumlah 25 orang (Mean) dan nilai standar deviasi (SD)
(62,5%), kategori aktivitas sedang dengan 14.00±3.88.
jumlah 10 orang (25%), kategori aktivitas
berat 5 orang (12,5%). Dengan rata-rata Uji Hipotesis
(Mean) dan nilai standar deviasi (SD) Uji hipotesis I, II dan III yang
806.40±789.89. digunakan dalam penelitian ini adalah uji
chi-square pada nilai α=0.05. Bertujuan
Tabel 4a. Hasil Pengukuran Kebugaran untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik
dengan kebugaran, hubungan aktivitas
fisik dengan tingkat stres dan hubungan
kebugaran dengan tingkat stres.

Uji Hipotesis I
Hipotesis ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan aktivitas
fisik dengan kebugaran pada karyawan
back office RS. Omni Alam Sutera di masa
pandemi covid-19.

Diagram 4a. Hasil Pengukuran Kebugaran Tabel 5. Hasil Uji Chi Square Hubungan
Aktivitas Fisik dengan Kebugaran
Pada tabel dan diagram 4a hasil
pengukuran tingkat kebugaran responden,
menunjukkan bahwa kategori tingkat
kebugaran kurang dengan jumlah 35 orang
(87,5%), kategori kebugaran cukup dengan

5
Volume 3, Nomor 1 (Juni 2021)
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
Research Article

berkontribusi cukup besar terhadap tingkat


kebugaran, secara teori aktivitas fisik
menjadi salah satu metode efektif dalam
mengatur berat badan, untuk mendapatkan
daya tahan jantung yang baik,
meningkatkan kebugaran jasmani bagi
tubuh, dan terhindar dari resiko penyakit
kardiovaskuler.
Berdasarkan penelitian yang telah
Pada responden dengan aktivitas dilakukan di RS. Omni Alam Sutera pada
fisik berat dengan jumlah 5 orang sehingga responden dengan kategori nilai kebugaran
3x3 tidak memenuhi syarat uji chi square, fisiknya paling sedikit adalah nilai 13,30
maka aktivitas fisik berat dan sedang (kurang), untuk nilai aktivitas fisik rendah
digabungkan menjadi satu, yang akhirnya dan nilai IMT adalah 30,80 (obesitas) serta
menggunakan uji chi square 2x2. usia 54 tahun. Pada responden kategori
Kemudian untuk kebugaran cukup dengan kebugaran paling baik adalah nilai
berjumlah 4 orang, maka kebugaran cukup 42,14 (baik) serta usia 26 tahun, untuk
dan kebugaran baik digabungkan menjadi nilai aktivitas fisiknya berat dan nilai IMT
satu untuk prasyarat uji chi square 2x2. adalah 24,06 (normal). Pada penelitian ini
Berdasarkan data yang diperoleh, responden dengan tingkat kebugaran yang
pada karyawan yang mempunyai aktivitas baik mempunyai aktivitas olahraga yang
ringan dengan kebugaran kurang berat dan dipengaruhi karakteristik
berjumlah 25 orang (62,5%) dan karyawan responden yaitu usia dan IMT yang baik.
yang mempunyai aktivitas ringan dengan Sedangkan untuk responden dengan
kebugaran baik berjumlah 1 orang (2,5%). tingkat kebugaran yang kurang
Pada karyawan yang mempunyai aktivitas mempunyai aktivitas fisik yang rendah dan
sedang dengan kebugaran kurang dipengaruhi oleh faktor usia dan IMT.
berjumlah 10 orang (25%) dan karyawan Menurut Dewi dan Wuryaningsing
yang mempunyai aktivitas sedang dengan (2019), Bertambahnya umur akan
kebugaran baik berjumlah 4 orang (10%). mempengaruhi aktivitas fisik seseorang.
Pada tabel 5 didapatkan hasil yang Umur dapat mempengaruhi kualitas dan
menunjukkan nilai p sebesar 0,024 nilai kuantitas aktivitas fisik seseorang yang
yang lebih kecil dari nilai α (p<0.05) terkait dengan aktivitas fisik sehari-hari.
menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima Hal ini disebabkan karena bertambahnya
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan umur akan disertai dengan penurunan
aktivitas fisik dengan kebugaran pada kapasitas fisik berupa penurunan masa
karyawan back office RS. Omni Alam dan kekuatan otot, laju denyut jantung
Sutera di masa pandemi Covid-19 . Dari maksimal, peningkatan lemak tubuh, dan
nilai OR yang diperoleh sebesar penurunan fungsi otak. Perkembangan
10,000(0,99-100,82) sehingga dapat tubuh terhenti sehingga tidak akan terjadi
disimpulkan bahwa karyawan yang peningkatan kualitas fisik lagi. Hal
mempunyai aktivitas ringan memiliki tersebut juga berakibat pada sistem
resiko kebugaran yang kurang sebesar 10 pernafasan karena elastisitas recoil paru
kali dibanding dengan aktivitas sedang dan menjadi berkurang sehingga berpengaruh
berat. pada volume udara yang dihirup dan
Hasil penelitian ini mendukung dikeluarkan, jumlah udara yang dihirup
penelitian yang dilakukan oleh rahmawati akan menurunkan kemampuan fisik untuk
dkk (2019), yang menyebutkan bahwa melakukan aktivitas berat seperti olahraga.
karyawan yang memiliki tingkat aktivitas Hubungan aktivitas fisik dengan berat
fisik yang ringan cenderung memiliki badan yaitu, jika aktivitas fisik rendah,
tingkat kebugaran yang kurang dengan maka berat badan akan semakin tinggi.
nilai OR 14,42(4,48-46). Aktivitas fisik Orang yang rutin melakukan olahraga

6
Volume 3, Nomor 1 (Juni 2021)
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
Research Article

biasanya memiliki berat badan normal. dibanding dengan aktivitas sedang dan
Sebaliknya, orang yang jarang berat.
beraktivitas biasanya memiliki berat Berdasarkan penelitian yang telah
badan lebih (overweight) hingga obesitas. dilakukan di RS. Omni Alam Sutera pada
Setiap orang selalu menginginkan berat responden dengan kategori nilai tingkat
badan ideal atau normal. Caranya untuk stres paling ringan adalah nilai 3 (ringan),
mempertahankan berat tubuh ideal adalah untuk nilai aktivitas fisiknya berat dan
dengan melakukan aktivitas fisik yang nilai IMT adalah 24,06 (normal) serta usia
cukup. 26 tahun. Pada responden kategori dengan
tingkat stres paling tinggi adalah nilai 20
Uji Hipotesis II (sedang) serta usia 35 tahun, untuk nilai
Hipotesis ini bertujuan untuk aktivitas fisiknya ringan dan nilai IMT
mengetahui apakah ada hubungan aktivitas adalah 24,39 (normal). Pada penelitian ini
fisik dengan tingkat stres pada karyawan responden dengan tingkat stres yang
back office RS. Omni Alam Sutera di masa ringan mempunyai aktivitas fisik olahraga
pandemi covid-19 yang berat atau lebih banyak. Sedangkan
untuk responden dengan tingkat stres yang
Tabel 6. Hasil Uji Chi Square Hubungan tinggi mempunyai aktivitas fisik yang
Aktivitas Fisik dengan Tingkat Stres rendah atau kurang.
Aktivitas fisik seperti olahraga
merupakan serangkaian gerak yang teratur
untuk memelihara gerak dan meningkatkan
kemampuan gerak. Melakukan aktivitas
fisik seperti olahraga secara teratur
adalah salah satu cara yang dilakukan
untuk mengurangi stres, karena aktivitas
fisik yang teratur dapat menurunkan
Berdasarkan data yang diperoleh, insiden dan keparahan gangguan mood
pada karyawan yang mempunyai aktivitas yang berhubungan dengan stres termasuk
ringan dengan stres ringan berjumlah 5 depresi dan ansietas. Sebab berhubungan
orang (12,5%) dan karyawan yang dengan adanya perubahan kimia dalam
mempunyai aktivitas ringan dengan stres otak setelah melakukan aktivitas fisik
sedang berjumlah 21 orang (52,5%). Pada seperti olahraga dapat meningkatkan
karyawan yang mempunyai aktivitas neurotransmitter terutama serotonin dan
sedang dengan stres ringan berjumlah 8 hormon dopamin serta sekresi endorphin.
orang (20%) dan karyawan yang Respon terhadap stres yang
mempunyai aktivitas sedang dengan stres diberikan setiap individu berbeda-beda.
sedang berjumlah 6 orang (15%). Hal ini disebabkan oleh berbagai factor
Pada tabel 6 didapatkan hasil yang seperti faktor kepribadian, karakteristik
menunjukkan nilai signifikansi sebesar stresor dan kemampuan adaptasi individu
0,015 nilai yang lebih kecil dari nilai α terhadap stres atau strategi koping
(p<0,05) menunjukkan Ho ditolak dan Ha terhadap stres yang dihadapi. Faktor
diterima sehingga dapat disimpulkan ada kepribadian sangat berpengaruh terhadap
hubungan aktivitas fisik dengan tingkat bagaimana seseorang mengolah stresor
stres pada karyawan back office RS. Omni sehingga menimbulkan dampak stres yang
Alam Sutera di masa pandemi covid-19. berbeda.
Dari nilai OR yang diperoleh sebesar Banyak dampak negatif yang dapat
0,179(0,04-0,75) sehingga dapat ditimbulkan oleh stres apabila tidak
disimpulkan bahwa karyawan yang ditangani dengan baik. Oleh karena itu,
mempunyai aktivitas ringan memiliki perlu strategi khusus untuk menanggulangi
resiko stres sedang sebesar 0,18 kali efek negatif terhadap stres, salah satunya

7
Volume 3, Nomor 1 (Juni 2021)
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
Research Article

dengan rutin berolahraga. (Wahyudi dkk, tingkat stres paling tinggi adalah nilai 20
2015). (sedang) serta usia 35 tahun, untuk nilai
kebugaran fisiknya kurang dan nilai IMT
Uji Hipotesis III adalah 24,39 (normal). Pada penelitian ini
Hipotesis ini bertujuan untuk responden dengan tingkat stres yang
mengetahui apakah ada hubungan ringan mempunyai tingkat kebugaran fisik
kebugaran dengan tingkat stres pada yang sedang atau baik. Sedangkan untuk
karyawan back office RS. Omni Alam responden dengan tingkat stres yang tinggi
Sutera di masa pandemi covid-19. mempunyai tingkat kebugaran fisik yang
rendah atau kurang.
Tabel 7 Hasil Uji Chi Square Hubungan Menurut Andalasari (2018),
Kebugaran dengan Tingkat Stres olahraga yang baik akan dapat mengurangi
stress hal ini dikarenakan, olahraga dapat
merangsang feel good hormone yaitu
endorphin, hormone ini akan memberikan
rasa tenang, melepaskan ketegangan, dan
mengurangi rasa sakit. Endorphin yang
dihasilkan selama berolahraga akan
menggantikan hormone stress dan
membuat emosi lebih stabil. Dan
Berdasarkan data yang diperoleh, sebaliknya jika seseorang jarang
pada karyawan yang mempunyai melakukan kegiatan olahraga maka tingkat
kebugaran kurang dengan stres ringan sressnya akan meningkat hal ini sejalan
berjumlah 9 orang (22,5%) dan karyawan dengan meningkatnya hormone stress yaitu
yang mempunyai kebugaran kurang kortisol.
dengan stres sedang berjumlah 26 orang
(65%). Pada karyawan yang mempunyai Keterbatasan
kebugaran baik dengan stres ringan Penulis menyadari ada beberapa
berjumlah 4 orang (10%) dan karyawan kekurangan dan keterbatasan dalam
yang mempunyai kebugaran baik dengan penelitian ini, antara lain pada saat
stres sedang berjumlah 1 orang (2,5%). pengukuran VO2 max responden tidak
Pada table 7 didapatkan hasil yang diberikan warming-up terlebih dahulu
menunjukkan nilai signifikansi sebesar untuk mempersiapkan otot dan jantung
0,015 nilai yang lebih kecil dari nilai α menerima beban maksimal yang dapat
(p<0,05) menunjukkan Ho ditolak dan Ha mempengaruhi daya tahan kardiovaskular,
diterima sehingga dapat disimpulkan ada pengambilan data PSS dan IPAQ
hubungan kebugaran dengan tingkat stres kuesioner yang bersifat subjektif, sehingga
pada karyawan back office RS. Omni kebenaran data tergantung kepada
Alam Sutera di masa pandemi covid-19. kejujuran responden dalam mengisi
Dari nilai OR yang diperoleh sebesar kuesioner, pelaksanaan tes cooper lari 12
0,087(0,009-0,87) sehingga dapat menit tidak bisa dilakukan bersama-sama
disimpulkan bahwa karyawan yang pada responden karena menyesuaikan
mempunyai kebugaran kurang memiliki jadwal kerja dan kondisi pandemi covid-
resiko stres sedang sebesar 0,08 kali 19, pelaksanaan tes cooper lari 12 menit
dibanding dengan kebugaran baik. dilakukan di area RS dengan track 10
Berdasarkan penelitian yang telah meter sehingga tidak maksimal untuk
dilakukan di RS. Omni Alam Sutera pada mengatur kecepatan saat berlari.
responden dengan kategori nilai tingkat
stres paling sedikit adalah nilai 3 (ringan),
untuk nilai kebugaran fisiknya cukup dan
nilai IMT adalah 24,06 (normal) serta usia
26 tahun. Pada responden kategori dengan

8
Volume 3, Nomor 1 (Juni 2021)
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
Research Article

KESIMPULAN Angguna, Nurwianti, 2018. Pengaruh


Openness Terhadap aktivitas Fisik
Berdasarkan uraian dan melalui Mediasi Otonomi Pada
pembahasan diatas, maka dapat Dewasa Muda. Vol. 2, No. 2,
disimpulkan bahwa: Oktober 2018: hlm 625 -632.
1. Ada hubungan yang signifikan antara Ary Artanty, Luthfie Lufthansa, 2017.
aktivitas fisik dengan kebugaran pada Pengaruh Latihan Lari 15 Menit
karyawan back office RS. Omni Alam Terhadap Kemampuan VO2 max.
Sutera di masa pandemi covid-19. Ikip Budi Utomo Malang Volume 2
2. Ada hubungan yang signifikan antara Nomer 2, Juli 2017.
aktivitas fisik dengan tingkat stres pada Bernardo et al, 2017. Understanding Key
karyawan back office RS. Omni Alam Mechanisms Of Exercise-Induced
Sutera di masa pandemi covid-19. Cardiac Protection Tomitigate
3. Ada hubungan yang signifikan antara Disease: Current Knowledge And
kebugaran dengan tingkat stres pada Emerging Concepts. Physiol Rev 98:
karyawan back office RS. Omni Alam 419–475.
Sutera di masa pandemi covid-19. Bryan Mackenzie, 2005. 101 Performance
Berdasarkan hasil dari penelitian Evaluation Tests. ISBN : 1-905096-
ini diharapkan diperlukan upaya untuk 18-6.
meningkatkan aktivitas fisik pada Cruz et al (2019). Cooper Test Provides
karyawan back office, salah satunya Better Half-Marathon Performance
dengan olahraga secara kontinyu dan Prediction in Recreational Runners
ritmik yang melibatkan sebagian besar Than Laboratory Tests.
otot-otot tubuh, misalnya berenang, berlari Damar Aditama, 2017. Hubungan Antara
(jogging), atau senam agar dapat Spiritualitas Dan Stres Pada
meningkatkan kebugaran dan menurunkan Mahasiswa yang Mengerjakan
tingkat stres dimasa pandemi covid-19. Skripsi. Jurnal eL-Tarbawi Volume
Melakukan persiapan warming-up terlebih X, No.2 2017.
dahulu sebelum melakukan pengukuran Dewi dan Wuryaningsing, 2019. Aktivitas
VO2 max pada responden agar dapat Fisik Masyarakat Urban di Jakarta
memaksimalkan tingkat kebugaran Selatan. Hasanuddin Journal of
kardiovaskuler. Penelitian selanjutnya Midwifery Volume 1 Issue 1,
diharapkan dapat mempersiapkan sarana February 2019.
yang sesuai standar tes cooper dan jadwal Etika Dika Nurasysyifa et al, 2016.
penelitian agar saat penelitian lebih Relation Of Physical Fitness With
optimal dan efisien. Student Stress Level in Men Final
Level Faculty Of Medicine
UNISBA. Volume 2, No.2, Tahun
DAFTAR PUSTAKA 2016.
Fitria Dwi Andriyani, 2017. Status
Amri Hammami et al, 2020. Physical Kebugaran jasmani Siswa Putri
activity and coronavirus disease 2019 Kelas VIII SMPN 3 depok
(COVID-19): specific Yogyakarta. Fakultas Ilmu
recommendations for home-based Keolahragaan, Universitas Negeri
physical training. Yogyakarta Motion, Volume VIII,
Andalasari, 2018. Kebiasaan No.1, Maret 2017.
Olahragaberpengaruh Terhadap Gema Fitriady, 2019. Perbandingan
Tingkat Stress Mahasiswa Poltekkes validitas tes VO2 maxantara metode
Kemenkes Jakarta III. urnal Ilmu dan maksimal dan sub-maksimal pada
Teknologi Kesehatan, Vol 5 Nomor remaja. JPOS (Journal Power Of
2, Maret 2018, hlm : 179-191. Sports), 2(1) 2019,(37-41).

9
Volume 3, Nomor 1 (Juni 2021)
E-ISSN: 2746-816X P-ISSN: 2656-8128
Research Article

Harsh Patel et al, 2017. Aerobic vs Universitas Negeri Surabaya Volume


anaerobic exercise training effects on 07 Nomor 03 Tahun 2019, 519-522.
the cardiovascular system Nur Riani, Nurul Setyawati Handayani,
Hasnah, Irianto dan Sri Saadiyah, 2018. 2020. Dampak Stres Kerja
The Effect Of Freeletic Sport To Vo2 Pustakawan Pada Masa Pandemi
Max Levels On The Freeletic covid-19 terhadap Layanan
Community Members. Nusantara Perpustakaan Perguruan tinggi.
Medical Science Journal (NMSJ) Jurnal Ilmu Perpustakaan dan
2018; 3(2): 37-41. Informasi Vol. 15, No.1, Januari-Juni
Hemavahthy Mani, Tri Damiati Pandji, 2020.
Putri Teesa, 2019. Cardiorespiratory Quigley et al, 2020. Effects of Exercise on
Endurance among End Year Student Cognitive Performance in Older
of Faculty of Pharmacy in Adults: A Narrative Review of the
Jatinangor, Bandung. Althea Medical Evidence, Possible Biological
Journal. 2019. Mechanisms, and Recommendations
IGAA Elis Indira, 2016. Stress for Exercise Prescription. Journal of
Questionnaire:Stress Investigation Aging Research Volume 2020.
From Dermatologist Perspective. Ririn Novianti Putri, 2020. Indonesia
Psychoneuroimmunology in dalam Menghadapi Pandemi Covid-
Dermatology. 19. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 20(2), Juli
I Ketut Sudiana, 2017. Peran Kebugaran 2020,705-709.
Jasmani Bagi Tubuh. Jurusan Ilmu Rozita Abd-Latifa et al, 2010. Influence of
Keolahragaan, Fakultas Olahraga Physical Environment towards
Dan Kesehatan. Leisure Time Physical Activity
Meiling Qi et al, 2020. Physical Activity, (LTPA) among Adolescents.
Health-Related Quality of Life,and Procedia - Social and Behavioral
Stress among the Chinese Adult Sciences 38 ( 2012 ) 234 – 242.
Population during the COVID-19 Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 2011.
Pandemic. Int. J. Environ. Res. Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Public Health 2020,17, 6494. Klinis. Binarupa Aksara : Jakarta.
Moh. Muslim, 2020. Manajemen Stress Tegar Prasetyo Ferdianto, 2017. Hubungan
Pada Masa Pandemi Covid-19. Aktivitas Fisik Harian Dengan
Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 23 Tingkat Kebugaran Jasmani (Studi
No. 2 / 2020. Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Nala, IGN, 2011. Prinsip Pelatihan Fisik Candi, Sidoarjo). Jurnal Pendidikan
Olahraga. Denpasar : Udayana Olahraga dan Kesehatan Volume 05
Nuversity Press. Nomor 03 Tahun 2017, 925 - 928.
Nirwandi, 2017. Tinjauan Tingkat VO2 Sonia Pawaria, Sheetal Kalra, Sajjan Pal,
max pemain Sepakbola sekolah 2017. Study on cardio-respiratory
Sepak bola bima Junior Kota Bukit fitness of physiotherapy students: A
tinggi. Jurnal PENJAKORA Volume cross-sectional study. International
4 No 2. Journal of Yoga, Physiotherapy and
Nugraha, Berawi, 2017. Pengaruh High Physical Education Volume 2; Issue
Intensity Interval Training(HIIT) 4; July 2017; Page No. 22-24.
terhadap Kebugaran Kardiorespirasi. Wahyudi dkk, 2015. Hubungan Kebiasaan
Volume 6, Nomor 1. Berolahraga Dengan Tingkat Stres
Nur Maylla Zenitha, Setiyo Hartoto, 2019. Pada Mahasiswa Fakultas
Hubungan Aktivitas Fisik Diluar Jam Kedokteran Universitas Riau Tahun
Pelajaran PJOK Terhadap Tingkat Pertama. JOM FK Volume 2 No. 2
Kebugaran Jasmani Siswa. Oktober 2015

10

Anda mungkin juga menyukai