Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN TERHADAP KEBUTUHAN

PENDIRIAN PUSKESMAS SUELA

PUSKESMAS SUELA DESA SUELA


KECAMATAN SUELA KABUPATEN
LOMBOK TIMUR
BAB I

Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada


prikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutaamaan dan mafaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan,
antara lain ibu, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga Miskin. Oleh karna itu
derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yang
meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan
dan status gizi masyarakat.
Dalam rangka desentralisasi, pembangunan bidang kesehatan ditujukan
untuk mewujutkan pembangunan nasional di bidang kesehatan yang
berdasarkan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara membedayakan,
menghimpun dan mengoptimalkan potensial daerah untuk kepentingan
daerah dan proritas nasional dalam mencapai Millennium Development goals
(MDGS).
Selanjutnya tujuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok
Timur diarahkan pada upaya (1) terwujudnya pemerataan pelayanan
kesehatan yang terstandarisasi, berhasil guna serta terjangkau oleh
masyarakat; (2) tercapainya peningkatan pelayanan kesehatan ibu, anak,
remaja dan lansia yang terstandarisasi; (3) terwujudnya kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat; (4) terwujudnya penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular serta (5) terwujudnya peningkatan kualitas
lingkungan. Semua itu diarahkan dalam rangka menurunkan angka kematian
ibu dan bayi,peningkatanstatus gizi Balita serta upaya untuk menurunkan
kasuspenyakit menular dan tidak menular, meningkatkan akses pelayanan
masyarakat ketersediaan sumberdaya kesehatan, dan lain-lain.
Program pelayanan kesehatan di Kabupaten Lombok timur khususnya di
Puskesmas Suela pada saat ini mengutamakan pada peningkatan pelayanan
disamping pemerataan dengan usaha meningkatan jangkauan pelayanan.
Program pelayanan juga mengacu pola sterategi Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor:1457/MENKES/SK/IX/2003 dengan meningkatkan
mutu dan pemerataan pelayanan. Strategi diatas diharapkan dapat
mempercepat usaha-usaha penurunan angka kematian bayi dan angka
kematian ibu melahirkan di Kabupaten Lombok Timur masih tinggi dan
khususnya di Puskesmas Suaela. Program program pelayanan sekala prioritas
masih tertuju pada dua indikator tersebut disamping program lain tetap
berjalan.
Dalam melakukan oprasional kegiatan telah didukung penyediaan biaya
penyelenggaraan kesehatan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial-
Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS-JKN)dan program BOK
(BiayaOperasionalKesehatan) dari Kementerian KesehatanRepublik Indonesia
untukkegiatan yang bersifatpromotifdan preventif.

Untuk melihat seberapa besar hasil pencapaian kegiatan bidang


kesehatandi Puskesmas Suela pada tahun 2015 baik kegiatan luar gedung
maupun dalam gedung, maka dibutuhkan suatu gambaran hasil kegiatan di
bidang kesehatan yang telah dilaksanakan.
Puskesmas mulai dikembangkan pemerintah indonesia tahun 1971
bertujuan mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat di pedesaan.
Puskesmas belum menjadi pilihan utama masyarakat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan setelah dekade didirikan. Muncul nya gerakan reformasi
1998 dan berkembangnya sistem desentralisasi pada 2000, puskesmas
mengalami perubahan visi, misi, dan strategi. Kebijakan mengkaji kembali
peran dan manajemen puskesmastertuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. Puskesmas
diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan di masyarakat,
terutama yang potensial berkembang di wilayah kerja Puskesmas saat
dilaksanakan secara efektif dan efisien (Sulaeman 2009).

Seperti kita ketahui, pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak


dasar bagi masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh
Pemerintah, hal ini sebagaimana telah diamanatkan dalam UUD 1945 pasal
28 H ayat(1) “setiap orang berhahak untuk hidup sejahteralahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak meperoleh pelayanan kesehatan” dan pasal 34 ayat (3) “Negara
bertanggung jawab atas penyediaan pasilitas pelayanan kesehatan dan
pasilitas pelayanan umum yang layak. Dalam Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2014 tentang Kesehatan disebutkan, pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari ruang lingkup pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan publik. Oleh karna itu pemerintah bertanggung jawab
merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi
penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh
masyarakat, selainitu pemerintah juga harus bertanggung jawab atas
ketersediaan sumberdaya dibidang kesehatan yang adil dan merata bagi
seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Disisi lain penyediaan sarana kesehatan merupkan salah satu upaya
yang juga penting dilakukan untuk membantu untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan di suatu wilayah. Puskesmas atau pusat
kesehatan masarakat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan uapya kesehatan masyarakat dan uapaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan kegiatan promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya diwilayah kerjanya, (Peraturan Menteri Kesehatan RI No.75 tahun
2014 tentng Pusat Kesehatan Masyarakat).

Dalam pasal 9 dalam Peratuaran Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun


tentang pusat Kesehatan Masyrakat, menyebutkan 4 (empat) syarat yang
harus di penuhi dalam pendirian Puskesmas, diantaranya yaitu, pada 1 (satu)
kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas kondisi tertentu
tersebut dapat ditetap 2 berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan,
jumlah penduduk, dan aksesibilitas serta pendirian Puskesmas harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan prasarana, peralatankesehatan,
ketenangan, kafarmasian, dan laboratorium. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam hal ini menjadi satuan kerja Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota yang bertanggung Jawab menyelenggarakan urusan dalam
bidang kesehatan di Kabupaten/Kota, termasuk dalam mengambil keputusan
untuk pendirian Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas.

Dikabupaten Lombok Timur, arah kebijakan daerah tentang kesehatan


tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun
2015-2019, dimana muatan visi masinya tercermin bahwa Pemerintah
Kabupaten Lombok Timur ingin menempatkan kesehatan sebagai prioritas
pertama dalam pembangunan daerah sebagai upaya meningkatkan derajat
kesehatan masarakat dan untuk menjalankan visi misi Bupati Lombok Timur
yang mengamanatkan tentang akses pelayanan kesehatan di Puskesmas
harus tetap optimal dari segala aspek termasuk dari segi sarana dan
prasarana kesehatan, selain itu Kualitas pelayanan juga merupakan hal yang
sangat penting dalam rangka menuju pelayanan prima di puskesmas guna
meningkatkan kepuasan pasien sebagai penerima pelayanan. Untuk
mewujutkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
uapaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya
kesehatan perseorangan dan uapya kesehatan masyarakat.
BAB II
FAKTOR YANG MENDASARI DI BANGUNNYA
PUSKESMAS DI SUELA

Fasilitas pelayananan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan


Nomor 6 Tahun 2013 adalah “suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggaarakn upaya kesehatan, baik promotif, preventif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,dan atau
masyarakat. Sedangkan menurut Azwar (1989) fasilitas pelayanan kesehatan
didefinisikan sebagai setiap upaya yang diselenggarakan secara bersama-sama
atau perseorangan dalam suatu orgaanisasi guna memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, mengobati, dan memelihara kesehatan
perseorangan, kelompok, maupun masyarakat. Sementara Puskesmas
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang manyelanggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan kegiatan promotif dan preventif, untuk
mencaapai derajat kesehatan masarakat yang setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya, (Peraturan Menteri Kesehatan RI No.75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat)
Pemeliharaan lokasi suatu fasilitas umum, dalam hal ini fasilitas
pelayanan kesehatan yang tepat sangat menentukan tercapainya pelanyanan
kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat. Dalam melakukan seleksi
terhadap suatu lokasi, klimert (dalam Purwanto, 2013) menyatakan perlu
adanya pertimbangan kombinasi yang terbaik dari beberapa karakteristik
yaitu sebagai berikut: Kependudukan (demographics), Lokasi dan Jarak
(locations and ditence), Bentuk (Shape), Akses (access), Visibitas (visibility),
Dampak Lingkungan (environmental impacts), Zona (zoning), dan keuntungan
(financial benefits to the community). Kabupaten Lombok Timur merupakan
salah satu Kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan luas
Wilayah 1.605,55 km dan jumlah penduduk terbanyak yaitu :Aik Mel 104,522
jiwa, terbayak 20 Kecamatan dan 35 daerah kepulauan yang terbagi dalam 29
wilayah Puskesmas yang ada di Kabupaten Lombok Timur, 1 Puskesmas
berada di Kelurahan dengan Katagori Perkotaan, 23 Puskesmas berada
dipedesaan dengan katagori daerah terpencil.
Pembangunan Puskesmas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan secara lebih merata sehingga setiap Kecamatan minimal
memiliki satu Unit Puskesmas. Prioritas utama di ajukan untuk Kecamatan
yang penduduknya 10.000 jiwa untuk kecamatan di luar Pulau Jawa,
sedangkan untuk Kecamatan di Pulau Jawa satu Unit Puskesmas melayani
penduduk sekitar 30.000 jiwa. Dalam menetukan pendirian serta wilayah
kerja Puskesmas terdapat pertimbangan-pertimbangan yaitu, jumlah dan
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geogerafik dan keadaan
instruktur lainnya. Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap
masalah tersebut berada pada lokasi yang jauh dari Puskesmas. Luas wilayah
yang masih efektif untuk sebuah Puskesmas adalah suatu area dengan jari-
jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang optimal adalah area
dengan jari-jari 3 km, jadi jarak antar Puskesmas adalah 3 samapi 5km
(Departemen Kesehatan, 1991.

A. Analisis Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan Puskesmas


(Aksesibilitas)
Dalam rangka menegefektifkan pelyanan kesehatan kepada masyarakat
maka distribusi lokasi pusat-pusat pelayanan kesehatan hendaknya
ditempatkan pada lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan organisasi
kekuragan. Hal ini dimaksudkan agar lebih efisien dan merata penyebarannya
dalam suatu wilayah sehingga dapat ditempuh dalam waktu sesingkat
mungkin. Selain itu, dampak pelayanan kepada masyarakat baru akan
nampak apbila pelayanan kesehatan tersebut merata dan dapat dijangkau
oleh seluruh pasien masyarakat dengan karaktristik sosial ekonomi yang
berbeda.
Puskesmas Suela adalah merupakan salah satu Puskesmas dari 29
Puskesmas yang ada di Kabupaten Lombok Timur,dan merupakan Puskesmas
perawatan.Adapun luaswilayah kerja Puskesmas Suela adalah 231.135
Km2dengan jumlah penduduk 39.910 jiwa dan jumlah Rumah Tangga
sebanyak 11.709 KK yang tersebar di 42dusan.
Adapun distribusi jumlah penduduk dan sasaran program dimasing-
masing desa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Distribusi Jumlah Penduduk Dan Sasaran Program Masing-Masing
Desa Di Wilayah

Kerja Puskesmas Suela Tahun 2017


Jumlah Penduduk Bay Bum Luas Wil
No Desa Balita Jml KK
L P Jml i il (Km2)
1 Suela 2.952 3.500 6.452 139 153 697 6.452 994 ha/m²
1.440,7 ha/
2 Sapit 1.805 2.197 4002 87 95 433 1,174

3 815,.3103,
Suntalangu 2,946 3,669 6,615 143 157 715 1,941
ha/ m²
4 Ketanngga 3,536 3,961 7,497 131 144 656 1,781 800 ha/ m²
5 Selaparang 1,716 2,050 3,766 81 90 407 1,105 824 ha/m
918,07
6 Mekarsari 2,380 2,754 5,134 111 122 555 1,506
ha/m
3.752 ha/
 7 Perigi 3.708 3.913 7.621 143 157 716 1,943

918,07 ha/
8 P.jeringo 622 625 1,247 27 30 135 366

82,550,277
JUMLAH 18,240 21,670 39,910 862 948 4,314 11,709
ha/ m²

Dari tabel diatas diketahui bahwa desa dengan jumlah penduduk


terbanyak yaitu Desa Perigi sebanyak 6,622 jiwa, dan yang paling sedikit yaitu
Desa Jeringo sebanyak 1.247 jiwa. Sedangkan desa dengan wilayah terluas
yaitu Desa Perigi seluas 3.752 km2, selanjutnya Desa Sapit 1.440,7Km 2,
sedangkan desa yang tersempit yaitu Desa Selaparang seluas 824 Km 2.
Keadaaniklim di wilayah kerja Puskesmas Suela umumnya lembab dan
panas.Keadaan tanah bervariasi, sebagian besar berupa tanah
pertanian.Secara geologis wilayah kerja Puskesmas Suela terdiri atas dataran
tinggi dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Wilayah KecatanPringga
Sebelah Selatan : Wilayah KecamatanWanasaba
SebelahTimur : Wilayah KecamatanPringga
Sebelah Barat : Wilayah KecamatanSembalun
Wilayah Kerja Puskesmas Suela sebanyak 8 (Delapan) Desa, Adapun
wilayah kerja puskesmas yaitu:
1. Desa Suela, 5. Desa Selaparang,
2. Desa Sapit 6. Desa Perigi.
3. Desa Suntalangu, 7. Desa Puncak jeringo
4. Desa Ketagga 8. Desa Mekar Sari.
Adapun pembagian dusun dari 8 (Delapan) desa yang menjadi wilayah
kerja Puskesmas Suela dapat dilihat pada tabel dibawahini.
Tabel 2. Data Desa dan Pembagian Dusun di Wilayah Kerja Puskesmas Suela
Tahun 2017

No Nama-nama Dusun
NamaDesa
.
1. Dusun Sapit 3. Dusun Batu pandang
2. Dusun Batu Cangku 4. Dusun montong Kemo
1. Sapit

1. Dusun Suela Daya 3. Dusun Cempaka


2. Dusun Suela Lauk 4. Dusun Bilakembar
2. Suela

1. Dusun Suntalangu 4. Dusun Dasan Baru


2. Dusun BB I 5. Dusun Dasan Modok
3. Suntalangu 3. Dusun BB II 6. Dusun Lelonggek

1. Montong Gedeng 3. Dusun Otak Desa


4. Ketangga 2. Dsn.Lekong 4. Dusun Tejong

1. Selaparang Timus 3. Batu Tinja


5. Selaparang 2. Selaparang Barat 4. Batma

1. Dasan Koak 5. Blumbang Selatan


2. Aik Embuk 6. Tumpang Sari
6. Mekarsari 3. Kuang Paok 7. Lekong Pulut
4. Napak Sari 8. Tanak Resak

1. Bukit Durian 6. Iting


2. Durian Utara 7. Gunung Rawi
7 Perigi 3. Karang Asem 8. Limbungan Barat
4. Kuang Banyak 9. Limbungan Timur
5. Aik Beta
1. Puncak Jeringo 3. Sengalang-alang
Puncak
8 2. Rembika 4. Kuang Rengatrans
Jeringo

B. Analisa Kebutuhan Akan Sarana Pelayanan Kesehatan


Denagn semakin berkembangnya aktifitas masyarakat, terlebih adanya
fenomena BPJS yang mempengaruhi angka kunjungan pasien di puskesmas
khusunya di Kabupaten Lombok Timur, maka kebutuhan sarana puskesmas
tentunya semakin meningkat pula. Dengan memperhatikan kondisi geografis
wilayah Kecamatan Suela khususnya warga di wilayah Desa Suela dan
masyarakat di wilayah sekitarnya sangat membutuhkan adanya sarana
Puskesmas.
Tuntutan kuat masyarakat terhadap perbaikan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan merupakan hal yangwajar dan harus direspon cepat oleh
pemerintah dengan melakukan perubahan-perubahan yang terarah untuk
terwujudnya penyelenggaraan pelayanan publik yang baik sesuai harapan
masyarakat. Seperti ketahui, pelayana kesehatan merupakan salah satu hak
dasar bagi masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh
pemerintah, hal ini sebagaimana telah diamanatkan dalam UUD 1945 pasal
28 H ayat (1) setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan” dan pasal 34 ayat (3) “negara bertanggung
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasi;itas pelayanan
umu yang layak.
C. Faktor yang mendasari dibangunannya Puskesmas di Suela
Pelayanan kesehatan di negara-negara sedang berkembang menghadapi
dua masalah pokok, pertama pasilitas pengobatan modern belum memadai
karena jumlahnya kurang dan penyebarannya belum merata, kedua fasilitas
yang tersedia belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat karena faktor
sosial ekonomi dan adat istiadat (Masri Singaribun, 1978) adanya faktor yang
mempengaruhi permasalahan kesehatan di indonesia dapat menghambat
perkembangan desa dan masyarakat. Keadaan yang menyebabkan tersebut
dapat dikembangkan sebagai berikut: kondisi sosial, adanya perbedaan
tingkat nilai sosial, pendidikan, pendapatan, umur, akan mempengaruhi
kesehatan masyarakat.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa faktor dan analisa yang mendasari pembangunan
puskesmas di Suela dapat disimpulkan:
1. Dengan memperhatikan aksesibilitas terhadap pelayanan adalah akses
berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan
geografis, sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau hambatan bahasa
2. Akses geografis dapat diukur dengan jenis transportasi, jarak waktu
perjalanan dan hambatan pisik lain yang dapat menghalangi seseorang
untuk memperoleh pelayanan kesehatan
3. Akses ekonomi berkaitan dengan kemampuan memberikan pelayanan
kesehatan yang pembiayaannya terjangkau pasien (affordability)
4. Akses sosial atau budaya berkaitan dengan diterimanya pelayanan
yang dikaitkan dengan nilai budaya kepercayaan dan prilaku
5. Akses organisasi berkaitan dengan sejauh mana pelayanan diatur
untuk kenyamanan pasien, jam kerja klinik waktu tunggu, akses
bahasa berarti bahwa pelayanan di berikan dalam bahasa atau dialeg
setempat yang dipahami pasien.
Maka pembangunan puskesmas di Suela sangat dimungkinkan dalam rangka
melaksanakan kebijakan kesehatanuntuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di Kabupaten Lombok Timur sehingga dapat meningkatkan derajat
masyarakat di Lombok Timur.
BAB V
PENUTUP
Demikian Analisis pembangunan puskesmas Suela ini di susun, semoga
dengan tersusunnya analisis ini dapat menjadi acuan dalam perencanaan
pembangunan dan pengembangan kebutuhan lahan sebagai lokasi
pembangunan puskesmas di Kabupaten Lombok Timur pada tahun
mendatang sehingga didapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan demi
meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
Definisi Oprasional :
a. Kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan jasmani, rohani,
(Mental) dan sosial dan merupakan keadaan yang bebas dari penyakit,
cacat dan kelemahan (UU No.9 tahun 1960, bab 1, pasal 2):
b. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan masyarakat,
yang juga membina peran serta masyarakat, disamping memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (departemen kesehatan RI, 1991:
c. Pemapaatan puskesmas adalah penggunaan puskesmas segai salah satu
fasilitas kesehatan yang dipilih oleh masyarakat;
d. Stratifikasi Puskesmas merupakan hasil perhitungan nilai penampilan
kerja dari puskesmas yang mendorong masyarakat untuk
memanfaatkannya. Terdiri dari oprasional hasil kegiatan Puskesmas,
manajemen Puskesmas, sarana yang tersedia serta keadaan lingkungan
(Departemen Kesehatan RI, 1991);
e. Wilayah kerja adalah desa-desa yang penduduknya diharapkan dapat
memanfaatkan pelayanan Puskesmas (Departemen Kesehatan RI,1991);
f. Tingkat pemamfaatan Puskesmas adalah jumlah atau besarnya
kunjungan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan (Depkes RI 2001);
g. Tingkat pendidikan adalah pendidikan yang pernah dijalani oleh kepala
keluarga (ayah) dan ibu rumah tangga berdasarkan tahun sukses;
h. Tingkat pendapatan adalah penghasilan total dari seluruh anggota
keluarga, baik dari pekerjaan pokok ataupunpekerjaan sampingan dalam
satu bulan;
i. Jarak absolut (mutlak) adalah jarak yang dihitung dari tempat tinggal
pengunjung menuju fasilitas kesehatan dalam hal ini Puskesmas;
j. Jarak tempuh adalah yang dibutuhkan oleh responden untuk menempuh
jarak menuju Puskesmasbaik menggunakan alat transportasi maupun
jalan kaki,
HASIL KAJIAN TERHADAP LOKASI DAN BANGUNAN
PUSKESMAS SUELA

PuskesmasSuelamerupakan salah satu puskesmas yang ada di


Kecamatan SuelaPuskesmas Suela terletak di Desa SuelaKabupaten Lombok
Timur dengan wilayah kerja meliputi 8 Desa dengan jumlah penduduk 23.039
jiwa (BPS 2015) dan jumlah rumah tangga 4.608 KK yang tersebar di 42
Dusun.
Luas wilayah kerja Puskesmas Suelasecara keseluruhan adalah
231.135 Km2. kondisi fotografis wilayah kerja Puskesmas Suela
datardanperbukitan dengan ketinggian dari permukaan laut 204-800/m,
curah hujan rata-rata 1.850 mm/m dan suhu udara rata-rata 23-24.C. Jarak
Puskesmas Suela dengan Kecamatan 0 km, dengan ibu kota Kabupaten 15 km
dan denagan ibu kota provinsi 54 km.
Lokasi puskesmas Suelasangat strategis, terletak di kota
Kecamatan, jalur jalan Negara (jalan jurusan Mataram-Labuhan Kayangan),
Puskesmas Suela memiliki fasilitas atau lahan parkir.
Untuk mempermudah akses terhadap pelayanan di Puskesmas
dipasang denah Puskesmas dan memberikan kemudahan kepada pengunjung
yang berkebutuhan khusus yaitu kamar mandi untuk disabilitas,kursi roda
untuk pasien anak-anak dan usia lanjut.
Di unit pelayanan rawat jalan terdapat beberapa ruangan yaitu :
Loket,Ruang Periksa(BP),Ruang Tindakan(UGD), Ruang KIA, Ruang
Laboratorium Poli Gigi, Ruang Konseling, Ruang apotek, WC untuk petugas
dan pengunjung.

Anda mungkin juga menyukai