Anda di halaman 1dari 19

INISIASI 4

HUKUM

ALBERTUS TRIYATMOJO
MATERI IV: HUKUM
SEPULUH FIRMAN ALLAH
• Hak Allah • Hak manusia
1. Jangan ada padamu Allah lain 1. Jangan membunuh (hak hidup)
dihadapanmu (Allah YME)
2. Jangan berzinah (hak
2. Jangan membuat bagimu perkawinan / keluarga)
patung, jangan menyembah
kepadanya (Allah Yang Maha 3. Jangan mencuri (hak
Kudus) kemerdekaan/kebebasan)
3. Jangan menyebut nama Tuhan 4. Jangan mengucapkan saksi
dengan sembarangan (Allah dusta dengan sesamamu (hak
Maha Agung) nama baik)
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari 5. Jangan mengingini rumah
Tuhan (Allah Sang Penebus) sesamamu atau apapun yang
5. Hormatilah ayahmu dan dipunyai sesamamu (hak milik)
ibumu (Allah Maha Setia)
Sumber : Iman Katolik, KWI hal 32
Yang mau dibela, dan diperjuangkan?

• Harkat dan martabat manusia


• Keadilan
• Kebenaran
• Tata kehidupan sosial yang dilandasi kasih
• Kehidupan berelasi antar sesama yang sehat
dan benar
Arti dan makna keadilan

• Dalam tradisi moral Gereja, keadilan ialah


suatu keutamaan yaitu sebagai sikap manusia
yang memberikan kepada sesama apa yang
menjadi haknya dan yang ia butuhkan.
• Adalah dosa ketika kita tidak menyalurkan
bantuan kepada sesama, padahal kita tahu
penderitaan sesama kita (Mgr. Anton – uskup
Bandung)
• Bersikap adil, bila jasa sesama dibalas dengan
seimbang [iustitia commutativa] dan kekayaan
di dunia ini dibagi sesuai kebutuhan masing-
masing. Semua ini menurut tata hukum
masyarakat dan negara.
Ajaran kitab suci mengenai keadilan

• Firman ke 7 : Jangan
mencuri
• Firman ke 8 : Jangan
mengucapkan saksi dusta
dengan sesamamu
• Firman ke 10 : Jangan
mengingini akan milik
sesamamu manusia secara
tidak adil.
Tuntutan adil = demi hidup sosial

• Hidup sosial terkait dengan firman ke 7 dan ke 10:


jangan mencuri dan jangan ingin akan milik
sesamamu manusia secara tidak adil.
• Ajaran Perjanjian Lama tentang “jangan mencuri”
jangan mencuri [Kel 20:15 dan Ul 5:19] diartikan
jangan mencuri orang /menculik orang.
Dalam Perjanjian Lama banyak kejadian penculikan.
Kel 21:16 menyatakan bahwa Yang menculik
seseorang manusia, entah menjualnya entah
memilikinya, harus mati”
Perjanjian Lama
• Menculik =“membunuh”, merampas
kebebasan orang adalah mengambil
kehidupan manusia dan ini semua adalah
bentuk ketidakadilan.
• Firman ke 7 biasanya dihubungkan dengan
firman ke 10. Firman ke 10 melarang orang
mengingini rumah sesamanya [Kel.20:17]
Perjanjian lama
• Menculik berarti merongrong hidup sesamanya,
meski tdk langsung. Dalam arti orang Israel sangat
percaya akan “milik pusaka” waktu itu yakni: tanah
perjanjian. Yahwe yang memberi kepada suatu
bangsa/semua orang. Jadi milik pusaka terkait
dengan hidup sosial/umum.
• Panen tidak semua diambil, disisakan untuk orang
miskin [UL 24:19-22]. Hidup harus saling membantu
[Ul22:1-3]
• Pinjaman tdk ambil bunga [Im 25:37]
keadilan
• Dengan menjaga hak dan
keadilan antarsesama, orang
menyatakan kesetiaannya
kepada Tuhan dan perjanjianNya.
• Maka bagi umat Allah, keadilan
bukan hanya sekedar
keseimbangan sosial dan tertib
hukum. Di hadapan Allah,
keadilan menyangkut sikap hati
yang setia terhadap Allah.
MILIK UNTUK ORANG MISKIN
• UL 24:12-13.17-18 : tidak ada milik bagi siapapun
sebab barang dunia ini hanya untuk penunjang bagi
semua orang.
• Sirakh 34:22 : “merampas nafkah sesama sama saja
dengan membunuh dan barang siapa menahan
upah buruhnya menumpahkan darah.”
• Amos 4:1-3 : Nabi Amos mengencam orang kaya
yang mengambil barang orang miskin. Keserakahan
dikutuk [Yes 5:8].
• Raja Yoyakim dikutuk oleh Yeremia karena
merampas tanah orang [Yer 22:13-19].
Perjanjian Baru : Harta Milik
• Kol 3:5 keserakahan adalah bentuk
penyembahan berhala. Dan barang
duniawi menjadi jaminan hidupnya.
• Yesus mengatakan bodoh mencari
jaminan hidup terhadap barang
duniawi [Luk 12:20]
• Yesus mengatakan janganlah kuatir
akan barang duniawi [Luk.12:22.29]
• IKor 7:29-31> hendaknya memiliki
barang seolah-olah tidak memiliki.
• GS no.69 dan Laborem Exercens no14 :
manusia harus dijadikan subyek bukan
objek.Manusia bukan objek bagi
pemenuhan kebutuhan/kepentingan
tertentu.
Ajaran Sosial Gereja tentang Hak Milik

• Rerum Novarum [1891] : Paus Leo XIII ingin


membela kaum buruh dan membebaskan
mereka dari penindasan, dengan ajarannya :
a. Majikan-majikan tidak boleh memperlakukan
buruh sebagai budak.
b. Membayar upah yang adil
c. Para buruh berhak bergabung dalam
perserikatan buruh, sehingga tuntutan kaum
buruh dapat tersalur.
d. Paus Leo XIII mengecam sosialisme(marxisme)
karena meterialismenya.
e. Pemerintah harus melindungi kaum buruh.
• Paus Leo XIII menyatakan ada tata milik, diurus
dan dipergunakan bagi kemakmuran umum. Hak-
hak individual tidak mengasingkan dirinya dari
kehidupan sosial, melainkan sebagai syarat
mutlak untuk membentuk kehidupan sosial yang
sungguh-sungguh manusiawi.
Ajaran Perjanjian Lama tentang Bersaksi Dusta

• Latar belakang :Ul 16 : 19, “jangan memutarbalikan


hukum, jangan memandang bulu dan jangan
menerima suap.”

• Kel 23:1-3;6:8 : jangan menyebarkan kabar bohong,


jangan memihak si jahat, dengan kesaksian salah,
jangan membiarkan diri diseret ke dalam kejahatan
massa, jangan bersekongkol dalam kesaksian di
pengadilan, jauhilah penipuan..”
kebenaran
• Orang harus setia
kepada kebenaran
karena pengadilan
terhadap umat Allah
adalah pengadilan milik
Allah sendiri [Ul.1:17],
yakni kepunyaan Allah
yang setia, tiada
kecurangan, adil dan
benar [Ul 32:4]
Tata Pengadilan Jaman Israel

• Belum ada seperti sekarang[perangkat hukum,


mekanisme yang jelas dan tegas].
• Pembelian tanah diselesaikan di depan kumpulan
suku :”kamilah saksi…[Rut 4:9]. Menjadi saksi
berarti ikut menjamin tata keadilan. Demikian
sebaliknya.
• Firman 8 : kepercayaan dan rasa keadilan menjadi
dasar hidup bersama dan yg menjamin hidup
masing-masing anggotanya.
Ajaran Perjanjian Baru tentang Bersaksi Dusta

• Yesus memperbaharui Firman ke


8 dgn mengatakan : “ jika ya
katakan ya, jika tidak katakan
tidak, apa yg lebih daripada itu
berasal dari si jahat.”[Mat 5:33-
37]
• Yesus tidak “toleran” terhadap
kepalsuan, kebohongan dan
kemunafikan.”
• Yesus sangat menekankan agar
setiap manusia hidup dalam
kejujuran dan kebenaran.
Agama dan Hukum
• Prof. H. Dooyeweerd [1894-1977]
Filsafat [budi - logika] – keadilan
Agama [Teologi-rahmat] – keadilan
Akhirnya : Tidak ada pendapat hukum yang lepas dari motif
dasar religius karena pd hakekatnya manusia adalah makluk
religius.
• Helmuth Thielicke [1908-..]
Manusia : norma-norma tetap tidak sama/berubah. Hanya
Kitab Suci yang dapat memberikan kepastian. Sebab
keadilan selalu ditafsirkan berbeda-beda dalam konteks
jamannya.
Kesimpulan
• Agama mampu memberi inspirasi dan landasan
dalam segala segi kehidupan terkhusus di bidang
hukum sehingga agama membantu adanya
keadilan.
• Tetapi benar juga bahwa agama bukan satu-satunya
sumber prinsip keadilan itu.
• Akal manusia secara mandiri mampu untuk
menemukan prinsip keadilan itu sesuai dengan
kodrat manusia, umpamanya untuk memahami hak
azasi.
Terima kasih
Tuhan memberkati

Anda mungkin juga menyukai