Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Catatan: Salinan ini hanya untuk penggunaan pribadi non-komersial Anda. Untuk memesan salinan siap
presentasi untuk didistribusikan ke kolega atau klien Anda, hubungi kami diwww.rsna.org/rsnarights.

Ulasan dan KomentarnUlasan

Obstruksi Usus Besar pada Orang
Dewasa:Radiografi Klasik dan
Temuan CT, Etiologi, dan Mimik1

untuk Penduduk
Tracy Jaffe, MD
Obstruksi usus besar adalah keadaan darurat perut dengan
William M. Thompson, MD
morbiditas dan mortalitas yang tinggi jika tidak ditangani.
Meskipun radiografi abdomen biasanya merupakan studi
pencitraan awal yang dilakukan pada pasien yang diduga
mengalami obstruksi usus besar, mungkin tidak cukup untuk
membedakan obstruksi dari penyebab dilatasi kolon lainnya.
Computed tomography adalah metode pencitraan pilihan karena
dapat menegakkan diagnosis dan penyebab obstruksi usus besar.
Enema agen kontras dapat digunakan untuk mengkonfirmasi
atau menyingkirkan obstruksi usus besar. Dalam ulasan ini,
temuan pencitraan dalam berbagai penyebab obstruksi usus
besar diilustrasikan dan dibandingkan dengan pseudo-obstruksi
kolon akut.

© RSNA, 2015

1Dari Departemen Radiologi, Sekolah Kedokteran

Universitas Duke, Kotak 3808, Durham, NC 27710 (TJ);
Departemen Radiologi, Rumah Sakit Administrasi Veteran,
Albuquerque, NM (WMT); dan Departemen Radiologi,
Universitas New Mexico, Albuquerque, NM (WMT).
Diterima 16 April 2014; revisi diminta 9 Juni; revisi diterima
3 Juli; diterima 21 Juli; versi final diterima 31 Juli.Alamat
korespondensi keTJ (email:tracy.jaffe@duke.edu).

qRSNA, 2015

Radiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015nradiologi.rsna.org 651

Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa
Obstruksi usus besar lengkap yang
lucu (LBO) adalah keadaan darurat
SEBUAH perut, dengan morbiditas dan
mortalitas yang tinggi jika tidak diobati
(1,2). Sementara LBO dapat berkembang
selama periode waktu yang lama,
presentasi klinis sering akut dan termasuk
sakit perut, sembelit atau obstipasi, dan
distensi perut (3). Distensi usus besar
proksimal ke tingkat obstruksi
menyebabkan edema mukosa, iskemia
usus, dan, jika tidak diobati, infark usus
dan perforasi. Sementara prinsip yang
sama dari manajemen awal obstruksi
usus kecil (SBO) (perhatian terhadap
pencekikan, hidrasi, dan pengisapan
nasogastrik) digunakan pada LBO,
pembedahan darurat atau kolonoskopi
biasanya diperlukan untuk
menghilangkan obstruksi (4).
LBO empat sampai lima kali lebih jarang
daripada SBO dan penyebab LBO dan SBO
berbeda secara substansial (5) (Tabel 1).
Keganasan kolon tetap menjadi penyebab
paling umum LBO (0,60%) (4,6). Penyebab
tambahan LBO termasuk entitas seperti
divertikulitis, volvulus kolon, dan
perlengketan. Obstruksi kolon paling sering
terlihat pada individu lanjut usia, karena
penyebab obstruksi yang disebutkan di atas
lebih sering terjadi pada kelompok usia
lanjut. Sebagai catatan, etiologi LBO di
seluruh dunia sangat bervariasi seperti
halnya populasi pasien yang terkena; di
Afrika dan India, volvulus adalah penyebab
utama LBO (50%), dan pasien di area ini
biasanya muda dan sehat (7).
Penting
nObstruksi usus besar (LBO)
berbeda secara substansial dari
obstruksi usus halus (SBO), dan LBO
adalah keadaan darurat perut.
nRadiografi abdomen dapat membedakan
mengidentifikasi LBO dari SBO.
nCT telah menjadi standar
prosedur penuaan untuk pasien
dengan SBO dan LBO.
nCT sangat akurat dan baik to-
dioperasikan dan memungkinkan perolehan
gambar pada semua pasien; CT juga
membantu membedakan penyebab LBO
dan komplikasinya.
652
Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk
membiasakan ahli radiologi dan residen
radiologi dengan pengetahuan dasar
tentang temuan pencitraan diagnostik
LBO dan untuk meninjau komplikasi yang
memerlukan intervensi bedah dan
endoskopi yang muncul. Ulasan ini akan
fokus pada metode pencitraan yang
paling banyak digunakan untuk evaluasi
LBO: radiografi, enema agen kontras, dan
computed tomography (CT) multidetektor.
Bagian terakhir dari tinjauan ini
menjelaskan kemiripan utama LBO,
pseudoobstruksi kolon akut (ACPO).
Temuan Klinis dan Patofisiologi
LBO terjadi ketika ada oklusi lumen
usus besar di mana saja sepanjang
perjalanannya dan dilatasi usus besar
proksimal ke tempat obstruksi. Baik
temuan klinis dan patofisiologi LBO
berbeda secara substansial dari SBO.
Pasien dengan LBO biasanya berusia
lanjut dan tanda dan gejala LBO sering
kali tidak terlihat, berbeda dengan
gejala yang muncul secara tiba-tiba
pada sebagian besar SBO; gejala-gejala
ini termasuk sakit perut, sembelit atau
obstipasi, dan distensi perut (3,5). Situs
utama obstruksi termasuk sekum,
fleksura hati dan limpa, dan kolon
rekto-sigmoid. LBO lebih sering terjadi
di kolon kiri (5).
Etiologi LBO mungkin disarankan oleh
gejala spesifik dan presentasi pasien. LBO
yang disebabkan oleh obstruksi di kolon
kiri bermanifestasi lebih awal daripada
yang disebabkan oleh obstruksi di kolon
kanan karena lumen kolon sigmoid dan
desendens lebih kecil dan feses lebih
kental di kolon distal (3). Obstruksi dari
divertikulitis sigmoid dapat bermanifestasi
dengan gejala nyeri kuadran kiri bawah,
demam, dan massa yang teraba. Volvulus
kolon, terutama pada kondisi kolon yang
mengalami distensi kronis, dapat
mencakup gejala distensi abdomen kronis
dan nyeri abdomen. Pada saat volvulus
akut, pasien ini dengan cepat mengalami
nyeri akut dan distensi. Bunyi usus
biasanya hipoaktif pada pasien dengan
LBO; hal ini disebabkan oleh berhentinya
peri-
radiologi.rsna.orgnRadiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015
Jaffe dan Thompson
stalsis (8). Dalam pengaturan kompromi
vaskular dan iskemia, pasien sering
menunjukkan nyeri perut yang
substansial.
Kompetensi katup ileocecal
mempengaruhi respon usus besar. Jika
katup ileosekal kompeten, yang terjadi
pada sekitar 75% pasien, LBO akan
mengakibatkan obstruksi loop tertutup,
yang tidak dapat didekompresi ke usus
kecil (4). Menurut hukum La Place,
tekanan intraluminal yang diperlukan
untuk meregangkan dinding tabung
berongga berbanding terbalik dengan
jari-jari tabung. Karena sekum adalah
diameter terbesar dari usus besar,
membutuhkan sedikit tekanan untuk
distensi (9,10). Distensi sekum akan
menyebabkan peningkatan tegangan
dinding dan tanpa intervensi, akan
berkembang menjadi iskemia dan
nekrosis. Ukuran pasti sekum yang
berisiko perforasi dalam literatur berkisar
antara 9 hingga 12 cm (5). Pada obstruksi
intermiten atau kronis, bagaimanapun,
dinding cecal dapat menjadi hipertrofi dan
kolon dapat sangat melebihi diameter 10
cm tanpa perforasi (11). Penting untuk
dicatat bahwa ukuran pasti sekum kurang
penting dibandingkan durasi dan
kecepatan distensi sekum (12-13). Katup
ileocecal yang tidak kompeten akan
mendekompresi LBO ke dalam usus kecil.
Distensi usus halus yang dihasilkan dapat
menyerupai SBO distal.
Teknik Radiografi Perut
Radiografi abdomen biasanya merupakan studi
pencitraan pertama yang dilakukan pada pasien
yang diduga menderita LBO (4,5,14).
Pemeriksaan harus mencakup radiografi
terlentang dan nondependen (baik dekubitus
lateral tegak atau kiri) untuk membantu
diagnosis LBO dan menyingkirkan SBO dan
untuk mendeteksi pneumoperitoneum.
Diterbitkan secara online
10.1148/radiol.2015140916Kode konten:
Radiologi 2015;275:651–663
Singkatan:
ACPO = obstruksi semu akut
LBO = obstruksi usus besar
SBO = obstruksi usus kecil
Konflik kepentingan tercantum di akhir artikel ini.
Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa
Tabel 1
Penyebab LBO
Sebab Tanda Spesifik
Umum Neoplasma (kolon primer)
(.95%) karsinoma) (60% -80%)
Volvulus (11%–15%)
Sigmoid
Sekum
Kolon transversal
Divertikulitis (4%-10%)
Luar biasa Intususepsi
(,5%)
Burut
Penyakit radang usus
Kompresi ekstrinsik dari
abses atau massa lainnya
Impaksi tinja
Benda asing intraluminal
Sumber.—Referensi 16 dan 86.
Manfaat Radiografi Perut
Sementara sensitivitas yang dilaporkan
dari radiografi abdomen untuk
mendeteksi LBO serupa dengan deteksi
SBO (masing-masing 84% vs 82%),
spesifisitas yang dilaporkan sangat
berbeda (masing-masing 72% vs 83%)
dan sebagai hasilnya , mungkin sulit
untuk membedakan antara obstruksi
dan pseudo-obstruksi kolon pada
pasien dengan kolon yang distensi
(15,16). Kaliber kolon normal berkisar
antara 3 sampai 8 cm, dengan diameter
terbesar di sekum; sisa kolon melebar
bila lebih besar dari 6 cm dan diameter
sekum tidak lebih besar dari 9 cm. Pada
keadaan LBO, kolon mengalami dilatasi
proksimal dari tempat obstruksi
dengan sedikit atau tidak adanya gas di
distal dari obstruksi (Gambar 1). Air-
fluid level sering terlihat pada kolon
yang melebar pada radiografi tegak
atau dekubitus (5).
Radiografi abdomen yang mencakup
radiografi tegak atau dekubitus juga
dapat digunakan untuk mengidentifikasi
komplikasi LBO, seperti pneumatosis, gas
vena portal, dan pneumoperitoneum.
Penting untuk dicatat bahwa al-
Radiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015nradiologi.rsna.org
Gambar 1
Gambar 1:Radiografi abdomen terlentang anteroposterior
pada pria 67 tahun dengan LBO menunjukkan dilatasi kolon
asendens, transversal, dan desendens. Sebuah titik transisi
diidentifikasi di wilayah fleksura limpa dari karsinoma usus
besar yang menghalangi (panah).
meskipun gas intramural diakui sebagai
tanda nekrosis dan perforasi berkembang,
kehadiran pneumatosis dalam pengaturan
LBO tidak selalu menunjukkan infark
transmural tetapi harus dianggap sebagai
temuan mengkhawatirkan untuk nekrosis
terancam (12,17). Pseudopneumatosis
intestinalis, munculnya gas yang
terperangkap di dalam feses atau pada
permukaan mukosa, dapat menyerupai
pneumatosis dan umumnya terlihat pada
sekum dan kolon asendens (18), CT sangat
membantu dalam membedakan antara
kedua diagnosis ini.
Tantangan Radiografi Perut pada
Pasien dengan LBO
Salah satu tantangan yang dihadapi ahli
radiologi dan klinisi adalah menentukan
penyebab kolon yang melebar secara difus (-
6 cm) pada radiografi abdomen.
Pseudoobstruksi, dilatasi usus besar tanpa
obstruksi mekanis, dapat terjadi sebagai
akibat dari ileus adinamik, ACPO (juga
dikenal sebagai sindrom Ogilvie), atau
megakolon toksik. Ileus adinamik dapat
ditandai dengan dilatasi usus halus dan usus
besar yang difus tanpa titik transisi.
Penyebab umum ileus adinamik termasuk
operasi gastrointestinal baru-baru ini,
Jaffe dan Thompson
Gambar 2
Gambar 2:Radiografi CT scout pada wanita 51 tahun
dengan nyeri perut kronis dan ileus sekum
menunjukkan sekum yang distensi dan bergeser ke
medial (panah). Gas hadir di seluruh usus besar. CT
tidak menunjukkan obstruksi kolon.
penggunaan opiat persen, penyakit kritis,
gangguan neurologis, dan gangguan
metabolisme (19). ACPO digambarkan
sebagai dilatasi akut usus besar karena
perubahan persarafan otonom usus
besar. Tidak seperti pada ileus adinamik,
perforasi dapat terjadi dengan ACPO.
Kedua entitas tersebut dicirikan oleh
dilatasi kolon dengan haustrasi yang
dipertahankan, kontur dinding bagian
dalam yang halus, dan ketebalan dinding
kolon yang normal. Ileus adinamik secara
rutin ditandai dengan dilatasi usus halus
juga (19). Distensi kolon karena entitas ini
biasanya terjadi dengan sedikit cairan;
kehadiran air-fluid level harus
meningkatkan kecurigaan adanya
obstruksi (19,20). Megakolon toksik,
komplikasi dari berbagai penyakit infeksi,
iskemik, dan inflamasi usus besar,
ditandai dengan ciri khas penebalan
dinding usus, hilangnya haustrasi,
Adanya distensi sekum dapat dilihat
pada LBO, ileus kolon, ACPO, dan megakolon
toksik. Johnson et al (22) menggambarkan
fenomena yang dikenal sebagai ileus cecal
sebagai kondisi klinis yang terjadi ketika
pasien dengan mobile ce-
653
Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa
cum mengembangkan ileus adinamis
dengan perpindahan sekum anteromedial
(Gambar 2). Ukuran cecal relatif mungkin
berguna dalam menentukan apakah ada
usus besar; seperti yang dicatat
Wittenberg (9), jika kolon distensi difus
dan diameter cecal jelas lebih kecil dari
segmen kolon lainnya, LBO tidak mungkin
terjadi. Mungkin sulit untuk membedakan
antara obstruksi kolon rendah dan ileus
kolon karena tidak adanya gas rektal
distal terlihat pada kedua entitas.
Kebalikannya juga benar karena sejumlah
kecil gas rektal distal dapat hadir dalam
pengaturan LBO serta ileus. Adanya gas
rektal seharusnya tidak menyingkirkan
diagnosis LBO, tetapi distensi rektum
yang jelas menyiratkan ileus kolon.
Akuisisi radiografi dekubitus lateral
tengkurap atau kanan juga dapat
membantu dalam mengesampingkan
LBO: Gas akan dibatasi dalam obstruksi
usus tetapi akan pindah ke kolon distal
dan dekompresi dalam pengaturan
pseudo-obstruksi (Gambar 3). Terlepas
dari perbedaan dalam presentasi ini,
perbedaan antara LBO dan
pseudoobstruksi tetap sulit dan CT harus
digunakan untuk membedakan kedua
diagnosis dengan lebih baik.
Multidetektor CT
CT adalah modalitas pencitraan pilihan untuk
diagnosis penyebab LBO. CT multidetektor
adalah pemeriksaan pencitraan cepat yang
dapat ditoleransi dengan baik yang
memungkinkan perolehan gambar dalam
satu tarikan napas pada orang yang lemah
tanpa perlu menggunakan agen kontras
rektal atau insuflasi udara. Bagian tipis dan
pemformatan ulang multiplanar
memberikan penggambaran morfologi usus
besar yang akurat. CT dapat digunakan
untuk mendiagnosis penyebab LBO
intraluminal, mural, dan ekstramural. Pada
pasien dengan LBO sekunder akibat
keganasan, CT menawarkan manfaat
tambahan untuk mendeteksi metastasis
lokal dan regional. CT juga merupakan
modalitas pencitraan yang sangat baik untuk
mendeteksi peradangan dan iskemia usus.
Deteksi LBO dengan CT telah dilaporkan
memiliki sensitivitas dan spesifisitas masing-
masing 96% dan 93% (3,23-25).
654
Jaffe dan Thompson
ke titik transisi dan dekompresi usus Gambar 3
distal dari obstruksi. Kehadiran titik
transisi dianggap sebagai temuan yang
dapat diandalkan untuk diagnosis LBO
(3,24).
Teknik CT
Protokol pemindaian yang masuk akal
untuk CT perut dan panggul rutin
dengan pemindai 64-detektor akan
mencakup parameter akuisisi berikut:
mode heliks, 120 kVp; jarak balok, 0,8–
1,375; modulasi arus tabung otomatis
dengan arus tabung minimum, 100–150
mAs; ketebalan bagian rekonstruksi, 5
mm. Jika memungkinkan, pemberian
agen kontras intravena dianjurkan
karena menambah identifikasi adanya
massa, serta tanda-tanda peradangan
dan iskemia dinding usus. Agen kontras
intravena yodium dapat diberikan
dengan protokol berbasis berat badan
atau dalam volume rutin (misalnya, 150
mL) dan kecepatan 3 mL/detik dengan
penundaan 70 detik, yang cukup untuk
pencitraan vena portal pada
kebanyakan pasien. Pemberian agen
kontras oral kontroversial dalam
pengaturan nyeri perut akut,
Reformasi koronal dan multiplanar
membantu dalam mengidentifikasi
perjalanan usus yang distensi dan lokasi
yang tepat dari obstruksi. Jika kebingungan Gambar 3: Gambar pada seorang pria 71 tahun di per-
tentang diagnosis LBO berlanjut, agen keadaan vegetatif yang persisten setelah perdarahan pons.
kontras rektal yang larut dalam air dapat (sebuah)Radiografi abdomen terlentang anteroposterior
diberikan untuk mendokumentasikan menunjukkan dilatasi yang nyata dari seluruh kolon. (b)
obstruksi yang lebih baik. Radiografi dekubitus lateral kanan menunjukkan gas mengisi
seluruh kolon sampai ke kolon sigmoid dan rektum (panah).
Perangkap Pencitraan CT LBO
Spasme pada fleksura limpa pada kolon
normal dapat menyerupai penyempitan lesi kolon desmoplastik annular pendek
yang menetap (25). Penting untuk dicatat pada CT scan, terutama jika ada
bahwa daerah transisional pada pseudo- obstruksi luminal parsial dengan
obstruksi cenderung berada pada atau di distensi terbatas dari kolon proksimal
dekat fleksura limpa (30). Dilatasi kolon untuk menggambarkan lesi. Jebakan ini
asendens dan transversum dengan kolaps lebih sering terjadi pada tumor kolon
distal dapat terlihat pada ACPO dan sisi kanan (19).
pseudoobstruksi kolon kronis. Selain itu,
tanda "colon cut-off", distensi gas
terisolasi dari kolon asendens dan Enema Kontras
fleksura hepatik dalam pengaturan Meskipun CT telah menjadi studi
pankreatitis, juga dapat meniru LBO (31). pencitraan pilihan untuk evaluasi LBO,
Akhirnya, seperti yang dicatat Beattie et al ada beberapa indikasi untuk melakukan
(25), ada juga potensi untuk hilang kontras enema. Keuntungan utama dari
kontras adalah
radiologi.rsna.orgnRadiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015
Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa
Gambar 4
Gambar 4:Gambar pada pria 76 tahun dengan LBO dari kanker usus besar. (sebuah)Gambar CT scout menunjukkan
kolon dilatasi berisi udara yang berakhir di kuadran kiri atas (panah). (b)Gambar CT diformat ulang koronal garis
tengah perut dan panggul setelah pemberian bahan kontras intravena menunjukkan adenokarsinoma kolon kiri
yang menyumbat (panah putih) dengan perforasi dan abses yang berdekatan (panah hitam).
ema adalah bahwa hal itu biasanya
memungkinkan perbedaan yang mudah
antara LBO dan pseudo-obstruksi usus
besar (4,5,32). Ini juga dapat digunakan
untuk mengkonfirmasi volvulus kolon (5).
Tujuan pemeriksaan adalah untuk
mengisi kolon dengan cukup memadai
untuk mendeteksi obstruksi atau
menunjukkan kolon yang melebar tanpa
titik transisi. Bahan kontras iodinasi yang
larut dalam air harus digunakan karena
mudah diserap di peritoneum jika ada
perforasi (32). Selain itu, jika enema
dilakukan terlebih dahulu, bahan kontras
yang larut dalam air tidak menyebabkan
artefak pada CT scan. Penelitian harus
dilakukan di bawah tekanan rendah tanpa
inflasi balon.
Untuk mengevaluasi usus besar
sepenuhnya, pasien harus dapat memutar
meja fluoroskopi. Hal ini terutama berlaku
untuk kolon sigmoid, yang bisa sangat
berlebihan pada pasien lanjut usia. Untuk
alasan ini, pemeriksaan mungkin menjadi
alat diagnostik yang tidak memadai pada
pasien besar, lanjut usia, tidak dapat
bergerak, atau tidak kooperatif.
LBO: Penyebab Utama
Bagian berikut memberikan gambaran
tentang gambaran klinis dan radiografi
dari berbagai penyebab LBO dan
diskusi tentang bagaimana
membedakan LBO dari ACPO dan
Radiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015nradiologi.rsna.org
pseudo-obstruksi kolon kronis. Entitas
disajikan dalam urutan frekuensi.
Karsinoma usus besar
Karsinoma usus besar adalah yang paling umum
penyebab LBO (. 60% kasus), dan
mortalitas tinggi (10% -30%) pada
pasien yang membutuhkan operasi
darurat (3,17,33-35). Dua lokasi
obstruksi yang paling sering karena
keganasan kolon adalah kolon sigmoid
dan fleksura limpa (33). Lokasi perforasi
yang paling umum pada LBO bukanlah
pada lokasi tumor tetapi pada sekum,
dengan insiden perforasi yang
dilaporkan sebesar 3% -8% (36).
Manifestasi klinis LBO dari keganasan
usus besar tergantung pada sejumlah
faktor, termasuk lokasi tumor dan
kompetensi katup ileocecal. Tumor sisi
kanan dengan katup ileocecal yang
tidak kompeten dapat menyerupai SBO.
Keganasan sisi kiri menyebabkan
distensi difus usus besar hingga tingkat
obstruksi.
Temuan CT termasuk penebalan dinding
kolon asimetris dan segmen pendek atau
peningkatan massa jaringan lunak yang
berpusat di kolon yang menyempitkan lumen
kolon dengan atau tanpa temuan iskemia dan
perforasi (Gambar 4). Menghambat kanker usus
besar sering menghasilkan penampilan yang
memanggul dan
mungkin cukup besar untuk memiliki pusat
Jaffe dan Thompson
nekrosis atau jarang udara di dalam massa,
penampilan terakhir mungkin menyerupai
abses (37). Pengenalan dilatasi kolon
proksimal membantu dalam identifikasi titik
transisi di lokasi tumor. Keganasan kolon
dapat menyerupai divertikulitis jika terdapat
penyebaran perikolon dengan infiltrasi
lemak perikolon. Identifikasi kelenjar getah
bening perikolon yang lebih besar dari 1 cm
pada sumbu pendek harus meningkatkan
kecurigaan keganasan (38). Perlu dicatat
bahwa tidak semua pembesaran kelenjar
getah bening pericolic mengandung tumor,
dan kelenjar getah bening berukuran normal
mungkin memiliki keterlibatan tumor
mikroskopis (37). Metastasis nodal dapat
ditemukan di rute drainase regional yang
diharapkan. Perawatan harus dilakukan
untuk meninjau seluruh usus besar untuk
lesi sinkron, yang terjadi pada 2% -7% pasien
(39).
Volvulus
Volvulus kolon akut menyumbang
sekitar 10% -15% dari LBO (3). Volvulus
didefinisikan sebagai terpuntirnya
testis pada diri itu penyebab
halangan. Jika twist lebih besar dari 360 °,
volvulus tidak mungkin untuk menyelesaikan
tanpa intervensi. Gejala obstruksi, sakit perut
yang parah dan distensi, disebabkan oleh
penyempitan yang dihasilkan di tempat
puntiran. Kompromi vaskular di lokasi
volvulus menyebabkan iskemia, nekrosis,
dan perforasi. Volvulus sigmoid adalah tiga
sampai empat kali lebih umum daripada
volvulus cecal (60% -75% vs 25% -33%,
masing-masing), dan volvulus kolon
transversum dan fleksura limpa sangat
jarang (, 1%) (4,5) . Faktor predisposisi utama
yang menyebabkan volvulus kolon adalah
kolon berlebihan yang bergerak pada
mesenterium dan titik tetap yang dapat
dipelintir oleh kolon. Volvulus sigmoid
biasanya terjadi pada orang tua, yang
memiliki kolon sigmoid yang memanjang
dan melebar secara kronis. Volvuli kolon
yang lebih proksimal terjadi karena defek
kongenital pada sekum atau mesenterium
kolon transversum, yang membuat segmen
kolon ini lebih mobile dan rentan terhadap
puntiran (40). Pasien dengan volvulus usus
besar yang menyebabkan obstruksi datang
dengan nyeri perut akut dan perut
distensi.
655
Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa
Gambar 5
Gambar 5:Radiografi abdomen terlentang
anteroposterior pada laki-laki 58 tahun dengan volvulus
sigmoid dan tanda “utara utara” menunjukkan dilatasi
kolon sigmoid (panah hitam) yang meluas di atas kolon
transversum (panah putih).
Volvulus sigmoid
Volvulus sigmoid adalah lilitan abnormal kolon sigmoid di
sepanjang sumbu mesenterika, yang menyebabkan obstruksi loop
tertutup. Diagnosis volvulus sigmoid terbukti pada radiografi
abdomen pada 57%-90% kasus (40-42). Ada beberapa tanda klasik
yang menggambarkan temuan volvulus kolon; ini termasuk biji
kopi dan tanda paruh burung. Tanda biji kopi menggambarkan
penampilan volvulus, dengan aposisi dinding medial lengkung usus
yang melebar membentuk celah biji dan dinding lateral
membentuk dinding luar biji; dapat dilihat pada volvulus sigmoid
dan cecal (43-45). Tanda paruh burung, terlihat di semua volvuli
kolon, menggambarkan titik transisi yang halus dan meruncing
dari obstruksi. Tanda U terbalik, sigmoid dilatasi ahaustral terbalik
dalam bentuk "U" terbalik memanjang ke kuadran kanan atas,
spesifik untuk volvulus sigmoid dan terlihat pada 25%-78% pasien
(43,46) Tanda paparan utara, juga spesifik untuk volvulus sigmoid,
menggambarkan reposisi kolon sigmoid yang melebar keluar dari
panggul untuk memanjang di atas kolon transversum (Gambar 5);
di antara serangkaian 30 kasus volvulus sigmoid, Javors et al (41)
menemukan tanda ini pada 26 (87%) kasus. Ini adalah tanda paling
spesifik yang dijelaskan terkait dengan volvulus sigmoid. Karena
volvulus sigmoid dapat berupa loop tertutup menggambarkan
reposisi kolon sigmoid yang melebar keluar dari panggul untuk
meluas di atas kolon transversum (Gambar 5); di antara
serangkaian 30 kasus volvulus sigmoid, Javors et al (41)
menemukan tanda ini pada 26 (87%) kasus. Ini adalah tanda paling
spesifik yang dijelaskan terkait dengan volvulus sigmoid. Karena
volvulus sigmoid dapat berupa loop tertutup menggambarkan
reposisi kolon sigmoid yang melebar keluar dari panggul untuk
meluas di atas kolon transversum (Gambar 5); di antara
serangkaian 30 kasus volvulus sigmoid, Javors et al (41)
menemukan tanda ini pada 26 (87%) kasus. Ini adalah tanda paling
spesifik yang dijelaskan terkait dengan volvulus sigmoid. Karena
volvulus sigmoid dapat berupa loop tertutup
656
Jaffe dan Thompson
Gambar 6
Gambar 6:Gambar pada wanita 72 tahun dengan LBO yang disebabkan oleh volvulus sigmoid. (sebuah)Gambar CT scout
menunjukkan kolon yang berdilatasi dan berisi udara yang berakhir pada kolon sigmoid yang berdilatasi dengan jelas
dengan puncaknya ("tanda biji kopi") di garis tengah perut bagian atas (panah hitam). Sigmoid juga sesuai dengan
konfigurasi "U terbalik". Tidak ada gas di rektum (panah putih). (b)Gambar CT diformat ulang koronal garis tengah perut dan
panggul menunjukkan usus besar yang berdilatasi dan berisi tinja di proksimal volvulus (panah hitam) dengan "pusaran"
distal mesenterium pada titik volvulus (panah putih).
obstruksi, mungkin ada sejumlah besar Tanda pusaran, munculnya lengkung
gas di usus besar lebih proksimal dan spiral dari usus yang kolaps dengan
usus kecil. Tidak adanya gas rektal pembesaran pembuluh darah yang
adalah temuan umum di volvulus menyebar dari usus yang terpuntir, sering
sigmoid. terlihat pada titik obstruksi (Gambar 6b)
CT sangat membantu dalam diagnosis (47-50). Macari et al (50) menemukan
volvulus sigmoid. Levsky et al (46) bahwa lokasi pusaran sangat akurat
meninjau tanda klasik volvulus sigmoid dalam membedakan cecal dari volvulus
pada CT scan dan menemukan bahwa sigmoid. CT juga digunakan untuk
tanda yang paling sensitif pada CT menyingkirkan temuan iskemia dan
scanogram adalah tidak adanya gas rektal nekrosis dari sigmoid yang terpengaruh.
(90%) dan tanda U (86%), sedangkan yang Enema yang larut dalam air adalah
paling sensitif temuan pada gambar alat diagnostik yang membantu dalam
penampang adalah titik transisi tunggal di konfirmasi volvulus sigmoid. Pemeriksaan
sigmoid (95%) dan pembesaran sigmoid dilakukan di bawah tekanan rendah,
yang tidak proporsional (86%). Tanda- tanpa insuflasi balon (5). Tanda paruh
tanda biji kopi, kacang merah, dan ban klasik biasanya ditemukan di lokasi
dalam yang bengkok, semua pendeskripsi puntiran, dan bahan kontras mungkin
penampilan lengkung tertutup yang berisi tidak melewati proksimal ke titik transisi
udara dari usus besar, semuanya dapat (Gambar 7). Dalam beberapa kasus,
dilihat pada pengaturan volvulus sigmoid bagaimanapun, volvulus sigmoid tidak
(Gambar 6). Sebuah "paruh" dapat menghasilkan obstruksi lengkap dan
ditemukan pada titik puntiran kolon bahan kontras dapat melewati proksimal
sigmoid dan jika perlu, dapat dikonfirmasi paruh, menunjukkan LBO parsial. Dalam
dengan bahan kontras kolon. kasus ini, hak
radiologi.rsna.orgnRadiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015
Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa
Gambar 7
Gambar 7:Radiografi abdomen terlentang anteroposterior
setelah pemberian enema larut air pada pria 64 tahun
dengan volvulus sigmoid menunjukkan tanda "paruh" di
lokasi puntiran (panah putih).
Beberapa bahan kontras dicatat melewati tingkat
obstruksi (panah hitam). Sisa bahan kontras CT
terlihat pada sistem pengumpulan ginjal dan
kandung kemih (panah).
kolon dan sekum biasanya kurang melebar
dibandingkan kolon yang lebih distal.
Cecal Volvulus
Volvulus sekal ditandai dengan terpuntirnya
sekum yang menyebabkan LBO proksimal.
Fenomena ini terjadi ketika kolon kanan
tidak menyatu dengan dinding posterior
abdomen (5,51). Kehamilan dan kolonoskopi
baru-baru ini, faktor yang menyebabkan
dilatasi kolon kanan, mempengaruhi pasien
untuk volvulus cecal (52). Pada setengah dari
pasien dengan volvulus cecal, sekum
memutar di bidang aksial, berputar
sepanjang sumbu panjangnya, muncul di
kuadran kanan bawah. Separuh pasien
lainnya memiliki tipe “loop” dari volvulus
cecal, dengan sekum memutar dan
membalik, menghasilkan puncak cecal twist
di kuadran kiri atas. Ileum terminal biasanya
memutar dengan sekum. Identifikasi
apendiks berisi gas yang dipindahkan
menegaskan diagnosis (34).
Diagnosis volvulus cecal dapat
dibuat pada 75% kasus dari radiografi
abdomen saja (5). Ro sekum
Radiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015nradiologi.rsna.org
Jaffe dan Thompson
Angka 8
Angka 8:Gambar CT abdomen dan pelvis yang diformat ulang koronal pada wanita berusia 81 tahun dengan LBO
yang disebabkan oleh volvulus cecal. (sebuah)Gambar menunjukkan sekum yang bergeser di perut bagian tengah,
dengan puncaknya terletak di kuadran kiri atas (panah). Katup ileocecal juga dipindahkan ke kuadran kiri atas
(panah). (b)Gambar setelah pemberian bahan kontras intravena menunjukkan tanda "pusaran" (panah),
mengkonfirmasikan volvulus cecal yang berasal dari kuadran kanan bawah (panah).
keluar dari kuadran kanan bawah ke kuadran ness dari twist sebanding dengan tingkat
kiri atas dan kadang-kadang ke perut kiri rotasi. Mengingat lokasi proksimal LBO
bawah atau garis tengah. Seringkali ada ini, dilatasi usus halus juga dapat menjadi
distensi cecal yang substansial (.9 cm), temuan terkait (34). Temuan CT iskemia
dengan sedikit gas kolon distal. Katup yang berhubungan dengan volvulus cecal
ileocecal yang tidak kompeten menyebabkan termasuk penebalan dinding,
dilatasi usus kecil distal. Kunci untuk hipoenhancement mural, dan
diagnosis dengan radiografi abdomen pneumatosis. Stranding mesenterika dan
adalah pengenalan perpindahan sekum bantuan cairan peritoneal dalam
keluar dari kuadran kanan bawah. Jika diagnosis iskemia dinding usus.
dilakukan enema kontras, tanda paruh klasik Varian dari volvulus cecal, cecal bascule,
akan terlihat pada kolon asendens yang terjadi ketika cecum terlipat ke anterior
bergeser (5,52). Penting untuk mengenali dengan sendirinya tanpa memutar (52,53).
temuan iskemia pada sekum, yang meliputi Ini muncul sebagai loop melebar di
pneumatosis pada dinding sekum, midabdomen. Johnson et al (22) menentang
pneumoperitoneum, dan/atau gas vena konsep ini dan merasa sebagian besar kasus
portal. ini disebabkan oleh ileus fokal pada sekum
Temuan CT dari volvulus cecal termasuk yang bergeser ke anterior. Penting untuk
distensi yang nyata dari sekum di lokasi yang dicatat bahwa sekum yang distensi, 9 cm
abnormal, biasanya di perut bagian tengah atau lebih besar, berisiko mengalami
atau kiri atas. Katup ileocecal juga perforasi.
dipindahkan ke kuadran kiri atas. Reformasi
koronal mengkonfirmasi lokasi abnormal Volvulus Kolon Transversal
sekum (Gambar 8). Kedua tungkai dari usus Volvulus kolon transversum sangat jarang,
buntu yang dilingkarkan lancip dan bertemu terhitung antara 1% – 4% dari semua
di tempat puntiran, membentuk penampilan volvulus kolon (5,54,55). Ini terjadi pada
yang menyerupai paruh burung. Tanda pasien dengan kolon transversal yang
pusaran dapat ditemukan di lokasi putaran. berlebihan pada mesenterium yang panjang;
yang ketat- kegagalan fiksasi mesenterium dapat
657
Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa Jaffe dan Thompson

menyebabkan mobilitas kolon asendens Gambar 9

dan fleksura hepatik, membuat pasien ini
cenderung mengalami volvulus kolon
transversum. Karena diagnosis mungkin
tidak ditegakkan secara dini, dan lilitan
dapat terjadi pada akar mesenterium,
angka kematian pada pasien ini telah
dilaporkan 33% (46). Enema kontras dapat
mengkonfirmasi diagnosis dengan
menunjukkan paruh klasik pada titik
obstruksi pada kolon transversum.
Temuan di CT termasuk LBO proksimal ke
twist di mesenterium. Kolon kanan dan
sekum berada di garis tengah atau
bergeser ke kiri.
Sejauh ini situs yang paling tidak umum
untuk volvulus kolon yang dilaporkan adalah
fleksura limpa (56). Penyebabnya termasuk Gambar 9:Gambar pada pria 47 tahun dengan LBO yang disebabkan oleh divertikulitis. (sebuah)Gambar CT scout
perlengketan pascaoperasi, perlekatan menunjukkan kolon dilatasi berisi udara yang berakhir di panggul kiri (panah) (b)Gambar CT transversal panggul setelah
peritoneum yang abnormal, dan konstipasi pemberian bahan kontras intravena menunjukkan dilatasi, usus besar berisi tinja meluas ke panggul di mana kolon sigmoid
kronis. CT atau kontras enema biasanya berdinding tebal dan meradang (panah putih). Ada cairan di akar mesenterium (panah hitam).
diperlukan untuk menegakkan diagnosis.
Temuan akan mencakup distensi yang ditandai
dari kolon transversum distal, dengan tanda Gambar 10
pusaran di wilayah fleksura limpa (57,58).

Divertikulitis
Meskipun kurang umum (10% dari semua
kasus LBO), pasien dengan divertikulitis akut
dapat datang dengan LBO karena edema
dinding usus dan peradangan perikolon (3).
Obstruksi tingkat tinggi kurang umum dalam
pengaturan divertikulitis; lebih umum,
obstruksi terjadi dalam pengaturan
beberapa episode divertikulitis, yang
menyebabkan penyempitan dan
pembentukan striktur (5). Divertikulitis kronis
dapat menghasilkan LBO dan kolon yang
melebar secara kronis. Sementara lokasi
yang paling umum untuk obstruksi
Gambar 10: Gambar pada pria 64 tahun dengan LBO yang disebabkan oleh intususepsi kolon. (sebuah)CT pramuka
divertikulitis adalah sigmoid, LBO yang
Gambar menunjukkan usus besar yang melebar berisi udara berakhir tiba-tiba di kuadran kiri atas (panah). (b)
disebabkan oleh divertikulitis dapat terjadi di
Gambar CT abdomen dan pelvis yang diformat ulang koronal menunjukkan intususepsi kolon transversal (panah).
setiap lokasi di usus besar dan tidak jarang
Titik awal obstruksi adalah adenoma tubulo-vilus.
di usus besar kanan di negara-negara Asia
(59).
Pasien dengan divertikulitis sigmoid Divertikulitis pada CT scan ditandai mesenterium dan pembengkakan
biasanya datang dengan nyeri kuadran kiri dengan segmental, penebalan dinding pembuluh darah mendukung diagnosis
bawah, demam, massa kuadran kiri bawah usus simetris dengan hiperemia, yang divertikulitis (61). Sebaliknya, segmen
yang teraba, dan konstipasi. Jika disertai biasanya pada segmen yang lebih pendek (, 10 cm) dari penebalan dinding
LBO, mereka juga akan mengalami distensi panjang (-10 cm) daripada lesi ganas kolon dan adanya kelenjar getah bening
abdomen. Gejala-gejala ini mungkin (Gambar 9) (38,60). Peradangan perikolon meningkatkan sugesti dari
menyerupai LBO penghasil karsinoma usus dan lemak terdampar adalah ciri khas keganasan kolon (38,60). Dalam beberapa
besar. LBO besar karena divertikulitis kolon divertikulitis. Jika peradangannya parah, kasus, tidak mungkin untuk membedakan
kanan atau cecal dapat menyerupai SBO abses intramural dan ekstramural, serta antara divertikulitis dan keganasan kolon
distal, dengan dilatasi usus kecil di bagian perforasi dengan pneumoperitoneum, tanpa kolonoskopi dengan biopsi.
hulu peradangan. dapat terlihat. Cairan di akar Meskipun kedua American Society of

658 radiologi.rsna.orgnRadiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015

Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa
Gambar 11
Gambar 11:Gambar CT transversal panggul pada wanita 85 tahun
dengan LBO yang disebabkan oleh impaksi feses distal. Gambar
yang diperoleh setelah pemberian bahan kontras intravena dan
ditampilkan dengan menggunakan jendela paru-paru
menunjukkan kolon melebar dan massa besar tinja yang terkena
dampak di rektum (panah). Jendela paru-paru membantu dalam
penggambaran struktur yang mengandung udara.
Gambar 12
[AQ14]
Gambar 12:Gambar CT transversal anterior abdomen dan
panggul pada pria 67 tahun dengan LBO yang disebabkan
oleh hernia ventral yang mengandung usus besar. Gambar
yang diperoleh setelah pemberian bahan kontras oral dan
intravena menunjukkan dilatasi, sekum berisi cairan (panah
hitam) dan sebagian kolon tersumbat pada hernia ventral
(panah putih).
Ahli Bedah Kolon dan Rektal dan American
College of Gastroenterology secara rutin
merekomendasikan bahwa pasien menjalani
kolonoskopi untuk menyingkirkan kanker
usus besar setelah episode divertikulitis akut,
ada data terbatas untuk mendukung
rekomendasi ini (62).
Intususepsi Dewasa
Intususepsi hanya menyumbang sejumlah
kecil (, 1% -2%) dari LBO dewasa
Radiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015nradiologi.rsna.org
Gambar 13
Gambar 13: Gambar pada pria 59 tahun dengan LBO yang disebabkan oleh kolitis Crohn yang melibatkan desendens distal
usus besar. (sebuah)Gambar CT pramuka menunjukkan distensi kolon substansial dengan tinja. Panah menandai situs
obstruksi. (b)Gambar CT diformat ulang koronal garis tengah menunjukkan penebalan dinding dan hiperenhancement
mukosa kolon desenden dengan striktur distal dari kolitis Crohn (panah).
kasus. Demonstrasi titik timah
ditemukan pada lebih dari 80% orang
dewasa (5). Penyebab paling umum dari
intususepsi kolon adalah karsinoma
kolon primer (63). Selain itu, ada
sejumlah lesi jinak yang dapat menjadi
titik awal pada intususepsi kolon, yang
paling umum adalah polip
adenomatosa dan lipoma (64). Banyak
lesi lain telah dilaporkan menyebabkan
intususepsi, termasuk tumor stroma
gastrointestinal, serta berbagai lesi
apendiks, termasuk tunggul apendiks
terbalik, endometriosis yang
melibatkan apendiks, dan massa jinak
seperti mukokel (65,66). Penyebab LBO
lain yang dilaporkan karena intususepsi
termasuk kolitis eosinofilik, kolitis
pseudomembran, dan appendagitis
epiploik (63,67-69).
Radiografi abdomen mungkin hanya
menunjukkan bukti obstruksi usus, dan
jika lesi berada di kolon kanan, temuan
dapat menyerupai SBO. Sebuah enema
kontras dapat mengidentifikasi massa
kolon yang menghalangi dan penampilan
klasik “coil spring” sebagai bahan kontras
yang terperangkap di antara
intususeptum dan intussuscipiens (70).
Namun, dengan tanda dan gejala LBO,
sebagian besar pasien akan menjalani CT
abdomen.
Jaffe dan Thompson
Temuan CT dari intususepsi ileocolic atau
colocolic termasuk distensi kolon
(intususcipiens) dengan dinding menebal,
intussusceptum telescoping intraluminal
dalam intussuscipiens, dan daerah lengkung
lemak yang mewakili lemak mesenterika
invaginasi dari intussusceptum (Gambar 10).
Pembuluh darah yang mengalami invaginasi
juga dapat terlihat menyertai intususeptum.
Usus memiliki tampilan "target" pada
penampang melintang atau massa
berbentuk sosis jika pada bidang
longitudinal (63).
Isi Intraluminal Menyebabkan LBO
Tempat obstruksi kolon yang paling mungkin
dari isi intraluminal adalah rektum (70%) dan
kolon sigmoid (20%) (4,5). Ada banyak
penyebab yang dilaporkan dari isi
intraluminal yang mengakibatkan obstruksi
kolon, termasuk batu empedu, enterolit,
benda asing yang sengaja dimasukkan, obat-
obatan, dan obat-obatan terlarang.
Penyebab paling umum adalah impaksi tinja,
entitas klinis yang terjadi terutama pada
orang tua, pasien dengan kelemahan kronis,
dan pada mereka yang menggunakan obat-
obatan tertentu (3,71). Radiografi abdomen
akan menunjukkan obstruksi kolon, dengan
sejumlah besar feses distal dari obstruksi
(Gambar 11). Temuan CT termasuk sejumlah
besar tinja yang terletak distal dari usus
besar yang melebar.
659
Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa Jaffe dan Thompson

Gambar 14 Meja 2

Penyebab dan Asosiasi di ACPO

Sebab Asosiasi

Bedah
inflamasi Abses, radang usus buntu, kolesistitis, pankreatitis
trauma Fraktur dan prosedur ortopedi, luka bakar
Urologi Ablasi tumor ginjal, batu
kebidanan Kehamilan dan persalinan normal, operasi caesar, histerektomi, komplikasi
kehamilan
Transplantasi organ …
Lainnya Laparotomi darurat, kraniotomi, torakotomi
Kondisi medis
Kardiopulmonal Ventilasi mekanis, pneumonia, infark miokard, jantung kongestif
gagal, penyakit paru obstruktif kronik
Metabolik Hipokalemia, hiponatremia, hipokalsemia, hipotiroidisme, diabetes
Neurologis Demensia, multiple sclerosis, penyakit Parkinson
Menular Semua infeksi sistem
Onkologi Semua keganasan dan pengobatannya
Aneka ragam Kegagalan organ, alkoholisme

Obat-obatan Narkotika, antikolinergik, antiparkinson, penyalahgunaan pencahar

Radiografi abdomen akan menunjukkan Temuan CT penyakit Crohn kolon

Gambar 14: Gambar pada pria berusia 55 tahun dengan
LBO disebabkan oleh metastasis dari adenokarsinoma
paru. (sebuah)Gambar CT scout menunjukkan usus
besar yang melebar, terisi udara dan berakhir di perut
bagian atas kiri (panah). (b)Gambar CT transversal perut
dan panggul setelah injeksi intravena bahan kontras
menunjukkan metastasis nekrotik besar dari
adenokarsinoma paru (panah hitam) di perut kiri
menekan dan menyimpang dari kolon desendens ke
posterior (panah putih). Usus halus bagian hulu dan
usus besar melebar.
hernia
Meskipun hasil hernia yang jauh lebih
jarang daripada SBO, LBO dapat terjadi
sekunder akibat hernia inguinalis,
femoralis, umbilikal, Spigelian, insisional,
lumbar, dan diafragma (Gambar 12) (5).
Hernia internal yang paling umum untuk
menghasilkan LBO adalah foramen hernia
Winslow, kondisi di mana usus kecil dan,
pada sepertiga kasus, kolon kanan hernia
melalui komunikasi normal antara rongga
peritoneum yang lebih besar dan lebih
kecil, antara rongga peritoneum yang
bebas. tepi omentum minus dan ligamen
hepatoduodenal (72).
temuan LBO. Sebagian besar pasien ini akan
menjalani CT untuk diagnosis definitif, di
mana kolon akan ditemukan pada hernia
dengan kolon proksimal yang melebar dan
kolon distal yang mengalami dekompresi.
Penyakit radang usus
Antara 20% dan 50% pasien dengan
penyakit Crohn akan memiliki keterlibatan
kolon, dan pembentukan striktur usus
besar terjadi pada 5% -17% pasien (73,74).
Penting untuk menyingkirkan keganasan
pada individu-individu ini karena risiko
kanker usus besar dua sampai tiga kali
lebih tinggi pada pasien dengan penyakit
Crohn dibandingkan dengan populasi
standar yang sesuai dengan usia (75).
Temuan radiografi akan menunjukkan
LBO. Enema kontras jarang dilakukan
pada pasien ini, dan sebagian besar akan
menjalani CT untuk diagnosis.
Temuan CT penyakit Crohn kolon
termasuk penebalan dinding, penyempitan
lumen dengan dilatasi prestenotic, dan
dilatasi vasa recta yang mensuplai loop usus
yang terkena (Gambar 13). Stratifikasi mural
dengan hiperenhancement dinding mukosa
menunjukkan peradangan aktif, sedangkan
atenuasi homogen dari dinding usus besar
menunjukkan stenosis fibrotik yang lebih
kronis. Lainnya
termasuk abses dan fistula. Pembentukan
striktur dan obstruksi kurang umum pada
kolitis ulserativa dan harus meningkatkan
kecurigaan adanya keganasan yang
mendasari.
Adhesi
Adhesi adalah penyebab LBO yang sangat
jarang. Pita perekat yang menyebabkan LBO
telah dilaporkan di kolon kanan, transversal,
dan sigmoid (5,76,77). Radiografi abdomen
menunjukkan obstruksi kolon, dan kontras
barium enema akan menunjukkan area
penyempitan melingkar yang pendek
dengan mukosa yang utuh. Mirip dengan
temuan yang terlihat pada SBO, CT akan
menunjukkan obstruksi kolon tanpa
penyebab yang jelas.
Kompresi Eksternal
Usus besar jarang dapat terhambat
oleh kompresi eksternal. Jenis LBO ini
paling sering disebabkan oleh massa
yang berdekatan. Sumber kompresi
eksternal sangat luas dan termasuk
endometriosis, limfadenopati,
pankreatitis, abses intra-abdominal,
keterlibatan permukaan mesenterika
atau kolon dari karsinomatosis
peritoneal, dan invasi langsung dari
keganasan ginekologi atau prostat.

660 radiologi.rsna.orgnRadiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015

Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa
Gambar 15
Gambar 15:Radiografi abdomen terlentang
anteroposterior diperoleh setelah operasi jantung pada
pria 55 tahun dengan distensi abdomen. (sebuah)
Radiografi menunjukkan distensi yang nyata dari
seluruh kolon meskipun tabung rektal (panah)
terpasang. (b)Radiografi setelah pemberian enema
larut air menunjukkan kolon paten tanpa bukti
obstruksi. Pseudo-obstruksi diselesaikan dengan
penempatan tabung dekompresi kolon.
(3). Radiografi abdomen akan
menunjukkan LBO dan kadang-kadang
menunjukkan adanya massa. Enema
kontras akan menunjukkan kompresi
ekstrinsik yang menghasilkan LBO.
Temuan CT termasuk dilatasi usus besar
dari massa jaringan lunak (Gambar 14).
Sindrom ACPO atau Ogilvie: An
Peniru Penting dari LBO
ACPO (sindrom Ogilvie) pertama kali
dijelaskan oleh Ogilvie pada tahun 1948
sebagai pseudoobstruksi sekunder
untuk gangguan persarafan simpatis
usus besar (78). Sejumlah etiologi telah
terlibat dalam menyebabkan pseudo-
Radiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015nradiologi.rsna.org
obstruksi (Tabel 2). Meskipun patofisiologi
yang tepat masih belum jelas,
pengobatan dengan neostigmin
didasarkan pada stimulasi parasimpatis.
Obat ini telah dilaporkan menunjukkan
resolusi yang cepat pada lebih dari 80%
pasien ACPO (79). Perawatan dengan
dekompresi endoskopi bawah juga sangat
bermanfaat (80).
ACPO paling sering terjadi pada
pasien pria berusia di atas 60 tahun, dan
sebagian besar sudah dirawat di rumah
sakit dengan penyakit parah (81). Gejala
ACPO mirip dengan LBO dan termasuk
distensi abdomen, nyeri, mual, dan
muntah. Meskipun biasanya berkembang
selama 3 hingga 7 hari, gejala dapat
terjadi lebih cepat. Nyeri perut, tanda
umum dalam pengaturan LBO, bukan
merupakan fitur yang menonjol dari ACPO
dan kehadirannya, terutama dengan
adanya tanda-tanda lain dari perut akut,
harus segera dilakukan untuk
menyingkirkan perforasi.
Radiografi abdomen pada pasien
dengan ACPO sering menunjukkan
distensi kolon yang ditandai terutama
yang melibatkan sekum, kolon
asendens, dan kolon transversum. Gas
juga dapat meluas ke kolon sigmoid
dan rektum (Gambar 15). Karena sekum
secara rutin distensi pada ACPO,
iskemia sekum dan perforasi menjadi
perhatian utama. Risiko perforasi cecal
spontan pada ACPO adalah 3%-15%,
dengan mortalitas 50% (82). Meskipun
tidak ada hubungan yang jelas antara
diameter cecal dan perforasi, durasi
distensi cecal berkorelasi dengan risiko
perforasi. Dilatasi cecal yang
berkepanjangan lebih dari 2 sampai 3
hari harus mendorong pertimbangan
kuat untuk dekompresi dengan
kolonoskopi atau pembedahan (22,80).
Adanya pneumatosis pada sekum dan/
atau kolon asendens menunjukkan
iskemia usus, dan jika tidak diobati,
usus akan mengalami perforasi.
Membedakan antara LBO dan pseudo-
obstruksi merupakan tantangan
diagnostik utama. Pada pasien dengan
distensi kolon difus dalam pengaturan
ACPO, reposisi pasien setelah radiografi
terlentang awal dari ab-
Jaffe dan Thompson
domen dan mendapatkan gambaran
tambahan pada dekubitus lateral kanan
dan/atau posisi tengkurap setelah
beberapa menit biasanya menghasilkan
udara yang mengisi kolon distal. Hal ini
memungkinkan perbedaan antara LBO
dan pseudo-obstruksi (83). Selanjutnya,
pasien dengan pseudo-obstruksi kolon
kronis biasanya dapat ditegakkan dengan
radiografi abdomen sebelumnya dan
riwayat dilatasi usus besar kronis (84).
Pada akhirnya, jika tidak dapat
dibedakan pada radiografi abdomen,
diagnosis dapat dibuat dengan enema
kontras (Gambar 15) (22,80). Jika
diferensiasi LBO dan ACPO tetap
bermasalah, CT mungkin berperan dalam
diagnosis ACPO. CT akan memungkinkan
karakterisasi seluruh usus besar dan
membantu mengidentifikasi ada atau
tidaknya titik transisi (85).
Pengungkapan Benturan Kepentingan: TJAktivitas
yang terkait dengan artikel ini: tidak ada yang
diungkapkan. Aktivitas yang tidak terkait dengan artikel
ini: tidak ada yang diungkapkan. Hubungan lain: tidak
ada yang diungkapkan.WMPmengungkapkan tidak ada
hubungan yang relevan.
Referensi
1. Lopez-Kostner F, Hool GR, Lavery IC.
Penatalaksanaan dan penyebab obstruksi usus
besar akut. Surg Clin North Am 1997;77(6):
1265–1290.
2. Sawai RS. Manajemen obstruksi kolon: review.
Clin Colon Rectal Surg 2012; 25(4):200–203.
3. Taourel P, Kessler N, Lesnik A, Pujol J, Morcos L,
Bruel JM. CT heliks dari obstruksi usus besar.
Pencitraan Perut 2003; 28(2):267–275.
4. Welch J. Obstruksi usus: diagnosis banding dan
manajemen klinis. Philadelphia, Pa: Saunders,
1989; 59–95.
5. Gore RM, Levine MS. Buku Ajar Radiologi
Gastrointestinal. edisi ke-3 Philadelphia, Pa:
Saunders/Elsevier, 2008.
6. Biondo S, Parés D, Frago R, dkk. Obstruksi usus
besar: faktor prediktif untuk kematian pasca
operasi. Dis Colon Rectum 2004;47(11):1889–
1897.
7. Sule AZ, Ajibade A. Obstruksi usus besar dewasa:
tinjauan pengalaman klinis. Ann Afr Med
2011;10(1):45–50.
8. Balfour DC Jr, Bollman JL, Grindlay JH. Aliran
getah bening usus mengikuti usus sederhana
661
Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa
obstruksi akhir pada tikus. Bedah 1951;
29(4):500–501.
9. Wittenberg J. Diagnosis obstruksi kolon pada
foto polos abdomen: mulai dari sekum, biarkan
rektum terakhir. AJR Am J Roentgenol
1993;161(2):443–444.
10. Saegesser F, Chapuis G, Rausis C, Tabrizian
M, Sandblom P. Distensi usus dan iskemia
kolon: komplikasi oklusif dan perforasi kanker
kolorektal—aplikasi klinis hukum Laplace
[dalam bahasa Prancis]. Chirurgie
1974;100(7):502–516.
11. Krajewski K, Siewert B, Eisenberg RL. pelebaran
kolon. AJR Am J Roentgenol 2009; 193(5):W363–
W372.
12. Kottler RE, Lee GK. Sekum yang terancam pada
obstruksi usus besar akut. Br J Radiol
1984;57(683):989–990.
13. Davis L, Lowman RM. Evaluasi ukuran cecal pada
perforasi sekum yang akan datang. Surg
Ginekol Obstet 1956;103(6):711–718.
14. Nadrowski L. Presentasi klinis dan manajemen
preoperatif obstruksi usus. Edinburgh,
Skotlandia: Churchill Livingstone, 1987; 66–77.
15. Thompson WM, Kilani RK, Smith BB, dkk. Akurasi
radiografi abdomen pada obstruksi usus halus
akut: apakah pengalaman reviewer penting?
AJR Am J Roentgenol 2007;188(3):W233–W238.
16. Cappell MS, Batke M. Obstruksi mekanis pada
usus halus dan usus besar. Med Clin North Am
2008;92(3):575–597, viii.
17. Taourel P, Garibaldi F, Arrigoni J, Le Guen V,
Lesnik A, Bruel JM. Pneumatosis cecal pada
pasien dengan kanker usus obstruktif: korelasi
temuan CT dengan viabilitas usus. AJR Am J
Roentgenol 2004;183(6): 1667–1671.
18. Wang JH, Furlan A, Kaya D, Goshima S, Tublin M,
Bae KT. Pneumatosis intestinalis versus
pseudo-pneumatosis: tinjauan temuan CT dan
diferensiasi. Pencitraan Wawasan 2011;2(1):85–
92.
19. Batke M, Cappell MS. Ileus adinamik dan
pseudo-obstruksi kolon akut. Med Clin North
Am 2008;92(3):649–670, ix.
20. Bryk D, Soong KY. Ileus kolon dan diagnosis
rontgen diferensialnya. Am J Roentgenol
Radium Ther Nucl Med 1967;101(2): 329–337.
21. Moulin V, Dellon P, Laurent O, Aubry S, Lubrano
J, Delabrousse E. Megakolon toksik pada pasien
dengan kolitis akut parah: fitur tomografi
terkomputasi. Pencitraan Clin 2011;35(6):431–
436.
662
22. CD Johnson, Rice RP, Kelvin FM, Foster WL,
Williford ME. Evaluasi radiologis distensi cecal
kotor: penekanan pada ileus cecal. AJR Am J
Roentgenol 1985;145(6): 1211–1217.
23. Frager D, Rovno HD, Baer JW, Bashist B,
Friedman M. Evaluasi prospektif obstruksi
kolon dengan computed tomography.
Pencitraan Perut 1998;23(2):141–146.
24. Godfrey EM, Addley HC, Shaw AS. Penggunaan
computed tomography dalam deteksi dan
karakterisasi obstruksi usus besar. NZ Med J
2009;122(1305):57–73.
25. Beattie GC, Peters RT, Guy S, Mendelson RM.
Computed tomography dalam penilaian
dugaan obstruksi usus besar. ANZ J Surg
2007;77(3):160–165.
26. Huynh LN, Coughlin BF, Wolfe J, Blank F, Lee SY,
Smithline HA. Interval waktu pertemuan pasien
dalam evaluasi pasien gawat darurat yang
membutuhkan CT abdominopelvic: kontras
oral versus tanpa kontras. Muncul Radiol
2004;10(6):310–313.
27. Stoker J, van Randen A, Lameris W, Boermeester
MA. Pencitraan pasien dengan nyeri perut
akut. Radiologi 2009;253(1): 31–46.
28. Hill BC, Johnson SC, Owens EK, Gerber JL,
Senagore AJ. CT scan untuk dugaan proses
perut akut: dampak kombinasi IV, oral, dan
kontras rektal. World J Surg 2010;34(4):699–
703.
29. Winter T. Permohonan untuk pemberian kontras
oral di CT untuk pasien gawat darurat. AJR Am J
Roentgenol 2010;195(1): W90, W.
30. Bachulis BL, Smith PE. Pseudoobstruksi usus
besar. Am J Surg 1978;136(1):66–72.
31. Schwartz S, Nadelhaft J. Simulasi obstruksi kolon
pada fleksura limpa oleh pankreatitis: fitur
roentgen. Am J Roentgenol Radium Ther Nucl
Med 1957;78(4): 607–616.
32. Chapman AH, McNamara M, Porter G. Enema
kontras akut pada dugaan obstruksi usus
besar: nilai dan teknik. Clin Radiol
1992;46(4):273–278.
33. Garcia-Valdecasas JC, Llovera JM, deLacy AM,
dkk. Menghambat karsinoma kolorektal: studi
prospektif. Dis Colon Rektum 1991; 34(9):759–
762.
34. Gandrup P, Lund L, Balslev I. Perawatan bedah
obstruksi usus besar ganas akut. Eur J Surg
1992;158(8):427–430.
35. Irvin GL 3rd, Horsley JS 3rd, Caruana JA Jr.
Morbiditas dan mortalitas operasi darurat
untuk penyakit kolorektal. Ann Surg
1984;199(5):598–603.
radiologi.rsna.orgnRadiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015
Jaffe dan Thompson
36. Desai MG, Rodko EA. Perforasi usus besar pada
tumor ganas. J Can Assoc Radiol
1973;24(4):344–349.
37. Horton KM, Abrams RA, Manusia Ikan EK. Spiral
CT kanker usus besar: fitur pencitraan dan
peran dalam manajemen. RadioGraphics
2000;20(2):419–430.
38. Chintapalli KN, Chopra S, Ghiatas AA, Esola CC,
Fields SF, Dodd GD 3rd. Divertikulitis versus
kanker usus besar: diferensiasi dengan temuan
CT heliks. Radiologi 1999;210(2): 429–435.
39. Rex DK, Kahi CJ, Levin B, dkk. Pedoman
pengawasan kolonoskopi setelah reseksi
kanker: pembaruan konsensus oleh American
Cancer Society dan US Multi-Society Task Force
on Colorectal Cancer. Kanker CA
J Clin 2006;56(3):160–167; kuis 185–186.
40. Ballantyne GH, Brandner MD, Beart RW Jr,
Ilstrup DM. Volvulus usus besar: insiden dan
kematian. Ann Surg 1985;202(1): 83–92.
41. Javors BR, Baker SR, Miller JA. Tanda paparan
utara: temuan yang baru dijelaskan di volvulus
sigmoid. AJR Am J Roentgenol 1999;173(3):571–
574.
42. Burrell HC, Baker DM, Wardrop P, Evans AJ. Temuan
film polos yang signifikan pada volvulus sigmoid.
Clin Radiol 1994;49(5):317–319.
43. Feldman D. Tanda biji kopi. Radiologi
2000;216(1):178–179.
44. Salati U, McNeill G, Torreggiani WC. Tanda biji
kopi di volvulus sigmoid. Radiologi
2011;258(2):651–652.
45. Rosenblat JM, Rozenblit AM, Wolf EL, DuBrow
RA, Den EI, Levsky JM. Temuan volvulus cecal di
CT. Radiologi 2010;256(1): 169–175.
46. Levsky JM, Den EI, DuBrow RA, Wolf EL,
Rozenblit AM. Temuan CT volvulus sigmoid. AJR
Am J Roentgenol 2010;194(1): 136–143.
47. Hirao K, Kikawada M, Hanyu H, Iwamoto T. Sigmoid
volvulus menunjukkan "tanda pusaran" pada CT.
Intern Med 2006;45(5):331–332.
48. Frank AJ, Goffner LB, Fruauff AA, Losada RA.
Volvulus cecal: tanda pusaran CT. Pencitraan
Perut 1993;18(3):288–289.
49. Shaff MI, Himmelfarb E, Sacks GA, Burks DD,
Kulkarni MV. Tanda pusaran: temuan CT di
volvulus usus besar. J Comput Assist Tomogr
1985;9(2):410.
50. Macari M, Spieler B, Babb J, Pachter HL.
Dapatkah lokasi tanda pusaran CT membantu
dalam membedakan sigmoid dari volvulus
caecal? Clin Radiol 2011;66(2):112–117.
Ulasan untuk Penduduk:Obstruksi Usus Besar pada Orang Dewasa
51. Delabrousse E, Sarliève P, Sailley N, Aubry S,
Kastler BA. Cecal volvulus: Temuan CT dan
korelasinya dengan patofisiologi. Muncul
Radiol 2007;14(6):411–415.
52. Peterson CM, Anderson JS, Hara AK, Carenza JW,
Menias CO. Volvulus saluran pencernaan:
penampilan di pencitraan multimodality.
RadioGraphics 2009;29(5): 1281–1293.
53. Moore CJ, Corl FM, Manusia Ikan EK. CT volvulus
cecal: mengurai gambar. AJR Am
J Roentgenol 2001;177(1):95–98.
54. Gumbs MA, Kashan F, Shumofsky E, Yerubandi
SR. Volvulus usus besar melintang: laporan
kasus dan tinjauan literatur.
Dis Colon Rectum 1983;26(12):825–828.
55. Newton NA, Reines HD. Volvulus kolon
transversal: laporan kasus dan ulasan. AJR Am
J Roentgenol 1977;128(1):69–72.
56. Ballantyne GH. Volvulus dari fleksura limpa:
laporan kasus dan tinjauan literatur.
Dis Colon Rectum 1981;24(8):630–632.
57. Machado NO, Chopra PJ, Subramanian SK.
Volvulus fleksura limpa dengan gangren. Saudi
Med J 2009;30(5):708–711.
58. Mindelzun RE, Batu JM. Volvulus dari fleksura
limpa: fitur radiografi. Radiologi
1991;181(1):221–223.
59. Hukum WL, Lo CY, Chu KW. Operasi darurat
untuk divertikulitis kolon: perbedaan antara
lesi sisi kanan dan kiri.
Int J Colorectal Dis 2001;16(5):280–284.
60. Lefèvre F, Béot S, Chapuis F, dkk. Studi
tomografi terkomputasi dari kolon sigmoid:
kriteria diagnostik yang membedakan dan
korelasi antar pengamat [dalam bahasa
Prancis]. J Radiol 1999;80(5):447–456.
61. Horton KM, Corl FM, Manusia Ikan EK. Evaluasi
CT usus besar: penyakit inflamasi.
RadioGraphics 2000;20(2):399–418.
62. Sai VF, Velayos F, Neuhaus J, Westphalen AC.
Kolonoskopi setelah diagnosis CT divertikulitis
untuk menyingkirkan kanker usus besar:
tinjauan literatur sistematis. Radiologi
2012;263(2): 383–390.
63. Gayer G, Zissin R, Apter S, Papa M, Hertz M.
Tinjauan bergambar: intususepsi dewasa—
diagnosis CT. Br J Radiol 2002;75(890): 185–190.
Radiologi:Jilid 275: Nomor 3—Juni 2015nradiologi.rsna.org
64. Kim YH, Blake MA, Harisinghani MG, dkk.
Intususepsi usus dewasa: Penampilan CT dan
identifikasi titik timah penyebab.
RadioGraphics 2006;26(3): 733–744.
65. Duncan JE, DeNobile JW, Sweeney WB. Diagnosis
kolonoskopi dari intususepsi apendiks: laporan
kasus dan tinjauan literatur. JSLS
2005;9(4):488–490.
66. Laalim SA, Toughai I, Benjelloun B, Majdoub KH,
Mazaz K. Intususepsi apendiks ke sekum yang
disebabkan oleh mukokel apendiks:
pendekatan laparoskopi. Int J Surg Case Rep
2012;3(9):445–447.
67. Yamada H, Morita T, Fujita M, Miyasaka Y,
Senmaru N, Oshikiri T. Intususepsi dewasa
karena neoplasma enterik. Dig Dis Sci
2007;52(3):764–766.
68. Box JC, Tucker J, Watne AL, Lucas G. Kolitis
eosinofilik yang muncul sebagai intususepsi
kolonik sisi kiri dengan obstruksi usus besar
sekunder: entitas yang tidak umum dengan
presentasi yang jarang. Apakah Surg 1997;
63(8):741–743.
69. Ikuhara M, Tsang TK, Tosiou A, White EM, Buto
SK, Meyer KC. Intususepsi pada orang dewasa
dengan kolitis pseudomembran. J Clin
Gastroenterol 1995;21(4):336–338.
70. Levine MS, Trenkner SW, Herlinger H, Mishkin
JD, Reynolds JC. Tanda pegas melingkar dari
intususepsi apendiks. Radiologi
1985;155(1):41–44.
71. Stewart RB, Moore MT, Marks RG, Hale KAMI.
Korelasi sembelit pada populasi lansia rawat
jalan. Am J Gastroenterol 1992; 87(7):859–864.
72. Martin LC, Merkle EM, Thompson WM. Tinjauan
hernia internal: temuan radiografi dan klinis.
AJR Am J Roentgenol 2006;186(3):703–717.
73. Berg DF, Bahadursingh AM, Kaminski DL, Longo
KAMI. Kedaruratan bedah akut pada penyakit
radang usus. Am J Surg 2002;184(1):45–51.
74. Swaminath A, Lichtiger S. Dilatasi striktur kolon
dengan injeksi infliximab intralesi pada pasien
dengan kolitis Crohn. Radang Usus Dis
2008;14(2):213–216.
75. Laukoetter MG, Mennigen R, Hannig CM, dkk.
Risiko kanker usus pada penyakit Crohn:
Jaffe dan Thompson
sebuah meta-analisis. J Gastrointest Surg 2011;
15(4):576–583.
76. Brodey PA, Schuldt DR, Magnuson A, Esterkyn S.
Obstruksi kolon lengkap sekunder untuk
adhesi. AJR Am J Roentgenol 1979; 133(5):917–
918.
77. Holt RW, Wagner RC. Obstruksi adhesi dari usus
besar. Dis Colon Rectum 1984;27(5): 314–315.
78. Ogilvie H. Kolik usus besar karena deprivasi
simpatis; sindrom klinis baru. BMJ
1948;2(4579):671–673.
79. Ponec RJ, Saunders MD, Kimmey MB.
Neostigmin untuk pengobatan pseudo-
obstruksi kolon akut. N Engl J Med 1999;
341(3):137–141.
80. Jain A, Vargas HD. Kemajuan dan tantangan
dalam pengelolaan pseudoobstruksi kolon
akut (sindrom ogilvie). Clin Colon Rectal Surg
2012;25(1):37–45.
81. Vanek VW, Al-Salti M. pseudoobstruksi akut usus
besar (sindrom Ogilvie): analisis 400 kasus. Dis
Colon Rectum 1986;29(3):203–210.
82. Rex DK. Kolonoskopi dan pseudo-obstruksi
kolon akut. Klinik Endosc Gastrointest
N Am 1997;7(3):499–508.
83. VH rendah. Pseudo-obstruksi kolon: nilai
pandangan lateral rektum yang rawan.
Pencitraan Perut 1995;20(6)::531–533.
84. De Giorgio R, Cogliandro RF, Barbara G,
Corinaldesi R, Stanghellini V. Obstruksi semu
usus kronis: gambaran klinis, diagnosis, dan
terapi. Klinik Gastroenterol Utara Am
2011;40(4):787–807.
85. Choi JS, Lim JS, Kim H, dkk. Pseudoobstruksi
kolon: temuan CT. AJR Am J Roentgenol
2008;190(6):1521–1526.
86. Drażdż W, Budzynski P. Perubahan pola
demografis dan etiologi obstruksi usus
mekanis selama abad terakhir: pengamatan
dari satu institusi perawatan kesehatan. Arch
Surg 2012;147(2):175–180.
663