Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Idul Fitri 1432 H

Junaedi, S. Sos. I

Assalamu ‘alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh,

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walilla Hilhamd

Kumandang takbir, tahlil dan tahmid bergema di seantero bumi, sehingga malam di
gulung dalam satu kekhusyu-an kepada sang khalik. Alam begitu sunyi, gunung-
gunung begitu hening terdiam berzikir, hamparan daratan tertunduk dalam
penghambaan, gelombang lautan seolah berhenti bergelora seperti memuja,
matahari, bulan, bintang-bintang seakan redup cahanya, luluh lantak dalam
haribaan sang pencipta, semua lebur dalam kalimat laailaahaillalloh hu Alloohu Akbar,
Alloohu akbar wa Lillaahilhamd.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walilla Hilhamd

Pada hari yang fithri ini seluruh umat Islam diselimuti rasa haru dan bahagia,
dengan wajah berseri-seri, berbondong-bondong untuk menunaikan shalat iedul
fitri, seiring dengan gemuruh takbir, tahlil dan tahmid sejak terbenamnya matahari di
akhir bulan ramadan. Hal ini kita lakukan sebagai tanda syukur kehadirat Allah
SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada segenap orang-orang beriman
yang menunaikan puasa dibulan ramadan. Walitukmilul ‘Iddata Walitukabirulloha ‘alaa
Maa hadaakum Wa la’allakum Tasykuruun (Hendaklah kamu mencukupkan bilangan
puasamu dan mengagungkan Allah atas hidayah yang diberikan kepadamu agar
kamu bersyukur).

Betapa Allah Maha Besar, Tiada Tuhan Selain Engkau, Segala puji Hanya kepada
Engkau, yang telah memberikan nikmat yang begitu besar kepada kita sekalian.
Allah hamparkan daratan, Allah tundukkan lautan, Allah Pancangkan gunung-
gunung, Allah bentangkan tujuh langit, Allah ciptakan siang sebagai mata
pencaharian, Allah ciptakan malam sebagai istirahat, Allah turunkan hujan, Allah
tumbuhkan tanam-tanaman. Dari sekian milyar manusia kita ditakdirkan sebagai
muslim, kita ditakdirkan sehat, sementara betapa banyak saudara-saudara kita
tergolek sakit tak berdaya, kita diberikan rizki yang berkecukupan, sementara
ribuan saudara-saudara kita rela antri berdesak-desakan bahkan meregang nyawa
untuk berebut zakat dan sedekah. Lihatlah saudara-saudara kita yang sudah lebih
dahulu dipanggil menghadap Allah, sementara kita masih diberikan kesempatan
untuk hidup, Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu apapun, lalu Allah memberimu pendengaran, penglihatan dan
hati. Atas dasar itulah kita tunduk sujud bersyukur dihadapan Allah atas segala
nikmat yang telah diberikan. Wainta’udduu ni’matallohi laa tuhsuuha (seandainya
kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup
menghitungnya).

Maka, kepada segenap orang-orang beriman yang sudah berjihad, tidak hanya
menahan haus dan lapar ketika berpuasa, tapi juga meredam nafsu, hati, tangan,
mulut, kaki, pendengaran, penglihatan, kemudian disempurnakan dengan zakat,
maka Allah akan mengangkat harkat, martabat dan derajat disisi Allah, dan
merekalah sesungguhnya yang memperoleh kemenangan, Alladziina Aamnuu
Wahaajaruu Wajaahaduu Fii sabiilillaahi Biamwaalihim Wa anfusihim, A’zomu Darojatan
‘indallooh, Ulaaika humul Faaidzuun, (Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya
di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan. Sebaliknya,
Mallam yada’ Qouladzdzuuri Wal ‘amalabihi, Falaysa lillaahi haajatun Fii ayyada’a
to’aamahu wa Syaroobahu (Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan
dusta ketika berpuasa, tidak meredam hawa nafsunya, maka Allah tidak
membutuhkan lapar dan hausnya). Rubba shooimin hudzdzuhu min siyaamihil juu’u
wal ‘athsyu (mungkin hasil yang diraih orang yang berpuasa hanya lapar dan haus
saja).

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walilla Hilhamd

Kini, malam-malam ramadan yang begitu indah, romantis, dan syahdu berlalu dari
hadapan kita. Begitu indah, begitu romantis, begitu syahdu, karena pada malam-
malam ramadan Allah begitu mesra memeluk kita dengan kasih sayangnya,
menghamparkan ampunannya, membuka lebar-lebar pintu syurga-Nya, dan Allah
mengutus beribu-ribu malaikat-Nya untuk mengatur semua urusan-Nya,
“Tanadzdzalul Malaaikatu Warruuhu Fiiha Biidzni Robbihim Mingkulli Amrin salaam”,
sehingga Baginda Nabi berkata”Roghima Anfum riin Adroka Romadoona Falam
Yughfarlahu” Kecewa dan merugi orang yang hidup pada bulan Ramadan tetapi
tidak terampuni dosa-dosanya.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walilla Hilhamd

Sehingga meski baru sebentar ramadan berlalu, baru sebentar beranjak dari hadapan
kita, hati ini sudah begitu rindu dengan ramadan, tak terasa air mata berurai
membasahi pipi, dengan bergetar bibir ini berucap Ya Allah panjangkan usia hamba,
panjangkan usia hamba, panjangkan usia hamba hingga bertemu dengan Bulan
Ramadan yang akan datang.

Hadirin Rohimakumulloh,

Usai shalat idul fitri, Rasul berdo’a, apa do’a beliau? Ya Alloh jangan kau ampuni
dosa tetangga yang jahat kepada tetangganya, ya Alloh jangan kau ampuni dosa
seorang istri yang tidak bersyukur atas rizki yang dieberikan suaminya, ya Alloh
jangan kau ampuni dosa seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya. Oleh
karena sepulangnya kita dari sini, bersimpuhlah dihadapan orang tua, peluk mereka
selagi mereka masih hidup, seorang istri cium tangan suami, katakan dengan
kelembutan minal ‘aidin wal faidzin mohon maaf lahir batin.

Mudah-mudahan Allah tebarkan kedamaian dan kebahagiaan, serta menghapus


segala dosa dan kesalahan, seperti bayi yang baru dilahirkan, amin yan robbal
alamin.

Anda mungkin juga menyukai