Anda di halaman 1dari 4

Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat
kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya
kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian
yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja.
Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-
upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.
Berdasarkan pada penelitian maka diperoleh hasil bahwa potensi bahaya di tempat kerja
yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dapat dikelompokkan antara lain sebagai
berikut :
1.    Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan
kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas
tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran,
radiasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Salon Alam, ada beberapa potensial
hazard dari lingkungan fisik yang ditemukan yaitu:
a.    Terpapar panas dari alat alat yang digunakan yang memenfaatkan tenaga listrik
 
Gambar 1 : peralatan salon yang dapat menghantarkan panas
b.    Terpapar radiasi dari penggunaan alat alat elektronik yang dapat menghantarkan radiasi
Berdasarkan potensial hazard fisik yang ada di Salon Alam maka sebaiknya digunakan
APD dalam bekerja untuk mencegah timbulnya penyakit atau kecelakaan akibat kerja. APD
yang digunakan adalah kaus tangan jari untuk mencegah panas dari alat yang digunakan
2.    Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang
digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi
tubuh tenga kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke
saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap
tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi
bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.
Berdasarkan  penelitian yang dilakukan di Salon Alam  ada potensial hazard kimia yang
ditemukan, yaitu : Penggunaan bahan kimia pada kosmetik yang digunakan untuk make up,
mencuci rambut, memberi kondisioner pada rambut, memotong, mengeriting, menata rambut,
dan mewarnai rambut ( shampooing, conditioning cutting, wavin, styling dan coloring ), hair
spray, dll
Berdasarkan potensial hazard kimia yang ada di tempat kerja maka untuk mencegah
penyakit atau kecelakaan akibat kerja maka digunakan APD. APD yang dimaksud  adalah
dengan menggunakan masker agar zat kimia dari bahan kecantikan tidak terhirup masuik
kesaluran pernafasan, menggunakan sarung tangan sekali pakai saat melayani pelanggan
dengan perawatan rambut misalnya mencucui rambut, memberi kondisioner pada rambut,
memotong, mengeriting, menata rambut, dan mewarnai rambut ( shampooing, conditioning
cutting, wavin, styling dan coloring ), hair spray, dll
3.    Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-
kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja
yang menderita penyakit-penyakit tertentu. Potensial hazard lingkungan biologis yang
ditemukan di Salon Alam yaitu penularan penyakit  akibat bakteri, jamur, parasit, virus
melalui  peralatan salon, seperti gunting, pisau cukur, handuk, termasuk, kursi salon, dipan
tempat cuci rambut,
Berdasarka pada potensial hazard biologis yang ada di salon Alam maka sebagai
petugas salon atau pekerja salon, rajinlah mencuci bersih tangan sendiri, maupun peralatan
salon, seperti gunting, pisau cukur, handuk, termasuk, kursi salon, dipan tempat cuci rambut.
Sebaiknya lakukan ini setiap kali selesai melayani seorang pelanggan
4.    Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh
penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang
berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja
yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan
kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin. Potensial hazard
yang ditemukan adalah posisi kerja para pekerja yang tidak ergonomi yaitu : posisi yang
berdiri terus menerus pada saat meleyani pelanggan smoothing, yang membutuhkan waktu
lama dalam pelayanan. Berdasrka potensial hazard fisiologis sebaiknya para pekerja
disediakan tempat duduk yang nyaman dengan sandaran dilapisi gabus agar pada saat pekerja
leleh berdiri maka dapat istirahat sebentar duduk dikursi yang telah disediakan
5.    Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi
aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan
perhatian . Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tidak ditemukan adanya potensial
hazard lingkungan psikologi karena tenaga kerja ditempatkan  sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, keterampilan tenaga kerja sangat
baik karena didik langsung oleh pemilik salon yang pernah sekolah kecantikan, hubungan
antar pekerja dan pemilik salon sangat baik, selain itu pekerjaan sebagai pekerja salon
merupakan hobi dari pekerja, jadi pekerja tidak merasa terbebani oleh pekerjaan
C.           Penggunaan APD
Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, pesonal
protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang
digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya
kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi,
fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
Dalam hirarki bahaya (hazard) control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat
pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya, sebelum
memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih dahulu,
dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa dihilangkan atau paling tidak
dikurangi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Salon Alam diperoleh hasil bahwa
meskipun para pekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang kesehatan dan
keselamatan kerja namun pada pelaksanaannya para pekerja tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) pada saat bekerja yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja
D.           Penyakit Akibat Kerja
Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja menyebutkan bahwa Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda. Secara umum, ada dua sebab terjadinya kecelakaan
kerja, yaitu penyebab langsung (immediate causes) dan penyebab dasar (basic causes).
a. Penyebab Dasar
1) Faktor manusia/pribadi, antara lain karena :
a.       Kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis
b.      Kurangnya/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian.
c.       Stress
d.      Motivasi yang tidak cukup/salah
2) Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena :
a.       Tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan
b.      Tidak cukup rekayasa (engineering)
c.       Tidak cukup pembelian/pengadaan barang
d.      Tidak cukup perawatan (maintenance)
e.       Tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan berang-barang/bahan-bahan.
f.       Tidak cukup standard-standard kerja
g.      Penyalahgunaan
b. Penyebab Langsung
1) Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-kondisi yang tidak standard) yaitu tindakan
yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng, 2003) :
a.       Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau tidak memenuhi syarat.
b.      Bahan, alat-alat/peralatan rusak
c.       Terlalu sesak/sempit
d.      Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai
e.       Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan
f.       Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk
g.      Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap, dll
h.      Bising
i.        Paparan radiasi
j.        Ventilasi dan penerangan yang kurang
2) Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak standard) adalah tingkah laku,
tindak-tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono,
Sugeng, 2003) :
a.       Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang.
b.      Gagal untuk memberi peringatan.
c.       Gagal untuk mengamankan.
d.      Bekerja dengan kecepatan yang salah.
e.       Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.
f.       Memindahkan alat-alat keselamatan.
g.      Menggunakan alat yang rusak.
h.      Menggunakan alat dengan cara yang salah
i.        Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar.
Penyakit penyakit yang bisa timbul akibat dari bekerja disalon adalah :
a.    Penyakit saluran pernafasan akibat debu, kapas, bahan kimia dari obat kecantikan, mis; hair
spray, dan lain-lain
b.    Asma akibat dari sensitivitas zat perangsang dari zat kimia bahan  kecantikan (terutama yang
disemprotkan).
c.    Penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur misalnya Hepatitis C, Aids dll.
d.   Dermatitis kontak. Penyakit ini bisa timbul pada pekerja terutama pada penata
rambut. Dermatitis kontak pada tangan merupakan hal utama yang diperhatikan pada
penyakit akibat kerja untuk penata rambut. Hal utama yang harus diperhatikan bagi penata
rambut adalah unsur kimia dari bahan yang digunakan serta tekhnik dan seni dalam mencuci
rambut, memberi kondisioner pada rambut, memotong, mengeriting, menata rambut, dan
mewarnai rambut ( shampooing, conditioning cutting, wavin, styling dan coloring )
Pencuci rambut merupakan orang yang memiliki risiko besar dermatitis kontak iritan
(DKI) yang kemudian akan berkembang menjadi dermatitis kontak alergik. Penyebab DKA
yang paling sering adalah phenhylenediamine (PPA) yang terdapat pada pewarna
rambut glyceryl thioglycolate pada larutan pengeriting rambut permanen, ammonium
persulfate pemudar warna rambut (bleaching).
Penyakit akibat kerja tersebut dapat diatasi dengan cara :
a.    Tidak sering melakukan pencucian rambut
b.    Sering menggunakan pelembab
c.    Pakai sarung tangan vinyl yang disposible bila mencuci, memutihkan rambut, dan mewarnai
d.   Jagalah agar tempat bekerja bersih dan rapi
E.            Fasilitas Kesehatan Tenaga Kerja
Para pekerja di Salon Alam tidak mempunyai jaminan kesehatan dari Salon. Jika terjadi
kecelakaan kerja para pekerja akan segera kefasilitas kesehatan terdekat yaitu puskesmas,
namun sejauh ini balum pernah terjadi kecelakaan kerja yang terjadi ditempat kerja

Anda mungkin juga menyukai