Anda di halaman 1dari 7

1

Pengaruh Pengetahuan Kesehatan Reproduksi


terhadap Perilaku Seksual Pranikah Remaja
di Jawa Timur
Desneli Irma
Jurusan Magister Statistika, Departemen Statistika, Fakultas Sains dan Analitika Data
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

*E-mail: desneli.irma92@gmail.com

Abstrak— Di masa sekarang, banyak sekali kenakalan-kenakalan 2012, terdapat 48 kehamilan di luar nikah atau tidak diinginkan
remaja yang terjadi, salah satunya adalah banyaknya remaja dari setiap 1000 kehamilan yang terjadi. Penelitian Pusat Studi
yang melakukan hubungan seksual di luar nikah. Salah satu Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM pada 2016
penyebab dari terjadinya perilaku seksual pranikah adalah karena menunjukkan separuh lebih dari remaja yang hamil di luar nikah
rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
itu berniat aborsi. Angka-angka tersebut diperkirakan terus
pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual meningkat setiap tahun. Hal ini juga terjadi di Provinsi Jawa
pranikah remaja di Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam Timur. Kasus pernikahan dini di Jawa Timur dari tahun ke tahun
penelitian ini adalah analisis regresi logistik biner. Berdasarkan uji cukup tinggi. Sebagian besar dari pernikahan dini tersebut
signifikansi parameter secara serentak, dengan alpha 10 persen diakibatkan karena terjadinya kehamilan di luar nikah.
didapatkan hasil bahwa pengetahuan kesehatan reproduksi
berpengaruh signifikan terhadap perilaku seksual pranikah Salah satu penyebab dari terjadinya perilaku seksual pranikah
remaja di Jawa Timur. Sementara itu, dari hasil uji signifikansi seperti yang dipaparkan di atas adalah karena rendahnya
parameter secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Hal ini didukung
pengetahuan tentang umur sebaiknya seorang perempuan
menikah pertama kali dan variabel pengetahuan tentang umur oleh beberapa penelitian sebelumnya. Ardiyanti dan Muti’ah
sebaiknya seorang perempuan melahirkan pertama kali (2013) meneliti tentang hubungan antara pengetahuan kesehatan
berpengaruh signifikan terhadap perilaku seksual pranikah reproduksi dengan perilaku seksual remaja SMA Negeri 1
remaja di Jawa Timur. Imogiri. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara pengetahuan kesehatan reproduksi
Kata Kunci—Pengetahuan kesehatan reproduksi, perilaku seksual dengan perilaku seksual remaja SMA N 1 Imogiri. Hal ini berarti
pranikah bahwa pengetahuan kesehatan reproduksi yang tinggi akan
diikuti perilaku seksual yang rendah, dan berlaku sebaliknya.

I. PENDAHULUAN Nasution (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh


pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja terhadap
A. Latar Belakang perilaku seksual pranikah remaja di Indonesia. Dari penelitian
tersebut didapatkan hasil bahwa variabel pengetahuan kesehatan
Remaja adalah aset negara dan generasi penerus yang akan reproduksi merupakan variabel yang berpengaruh secara
memperjuangkan masa depan bangsa ini ke depannya. Oleh bermakna terhadap perilaku seksual pranikah. Sementara itu,
karena itu, aset negara ini sangat penting dijaga olah tumbuhnya. Handhika (2017) melakukan penelitian tentang hubungan tingkat
Remaja adalah sosok yang rentan mudah terpengaruh oleh pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan sikap seksual
lingkungan yang buruk. Di masa sekarang, banyak sekali pranikah di SMK Taman Siswa Nanggulan tahun 2017. Dari
kenakalan-kenakalan remaja yang terjadi, salah satunya adalah penelitian tersebut diperoleh bahwa terdapat hubungan yang
banyaknya remaja yang melakukan hubungan seksual di luar signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
nikah. dengan sikap seksual pranikah.

Berdasarkan data WHO (2016), diketahui bahwa 21 juta remaja Ashari, Hidayah, dan Rahmatika (2019) juga melakukan
perempuan yang berumur 15–19 tahun di negara berkembang penelitian mengenai pengaruh pengetahuan kesehatan
mengalami kehamilan setiap tahun dan hampir setengah reproduksi terhadap perilaku seksual remaja berisiko di Kota
kehamilan tersebut (49%) merupakan kehamilan yang tidak Cirebon. Hasil Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat
diinginkan. Kehamilan tersebut salah satunya disebabkan oleh hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku
adanya perilaku seks menyimpang yang cenderung mengalami seksual remaja berisiko di Kota Cirebon. Remaja yang memiliki
peningkatan setiap tahunnya. Perilaku seks menyimpang tersebut pengetahuan kurang, 3,764 kali lebih besar melakukan perilaku
salah satunya ialah seks yang dilakukan sebelum pernikahan seksual berisiko dibandingkan dengan remaja yang memiliki
(Ahiyanasari & Nurmala, 2017). Sementara itu, berdasarkan pengetahuan baik.
hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2

Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian terdahulu, Tabel 1. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
pada penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh pengetahuan
kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pranikah remaja Variabel Keterangan Kategori Kode
di Jawa Timur menggunakan analisis regresi logistik biner.
Perilaku Seksual Pranikah
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dalam penelitian ini Y Kejadian melakukan Tidak Pernah 0
diwakili oleh delapan variabel yaitu pengetahuan tentang masa Hubungan Seksual
subur, pengetahuan tentang remaja perempuan dapat hamil hanya Pranikah Pernah* 1
dalam sekali hubungan, pengetahuan tentang umur sebaiknya Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi
seorang perempuan menikah pertama kali, pengetahuan tentang X1 Pengetahuan tentang Tidak Tahu 0
umur sebaiknya seorang laki-laki menikah pertama kali, masa subur (Jika jawaban
pengetahuan tentang umur sebaiknya seorang perempuan Masa subur adalah kode 5,6,-88)
melahirkan pertama kali, pengetahuan tentang batas umur hari-hari tertentu di
terendah bagi seorang perempuan melahirkan, pengetahuan antara hari pertama
haid dengan hari Tahu* 1
tentang batas umur tertinggi bagi seorang perempuan
pertama haid (Jika jawaban
melahirkan, dan pengetahuan tentang akibat dari menikah muda . berikutnya, yang kode 1,2,3,4)
mempunyai
B. Rumusan Masalah kemungkinan lebih
besar bisa hamil
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan apabila wanita
dikaji di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : melakukan hubungan
1. Bagaimana pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi seksual.
terhadap perilaku seksual pranikah remaja di Jawa Timur? X2 Pengetahuan tentang Tidak Tahu 0
remaja perempuan (Jika jawaban
2. Variabel pengetahuan kesehatan reproduksi apa saja yang
dapat hamil hanya kode 0,-88)
signifikan berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah dalam sekali
remaja di Jawa Timur? hubungan Tahu * 1
3. Seberapa tepat model regresi logistik biner dalam (Jika jawaban
mengklasifikasikan variabel-variabel yang berpengaruh kode 1)
signifikan terhadap perilaku seksual pranikah remaja di Jawa X3 Pengetahuan tentang Tidak Tahu 0
Timur? umur sebaiknya
seorang perempuan Tahu* 1
menikah pertama kali (memberikan
C. Tujuan
jawaban umur
yang diketahui)
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: X4 Pengetahuan tentang Tidak Tahu 0
1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kesehatan umur sebaiknya
reproduksi terhadap perilaku seksual pranikah remaja di seorang laki-laki Tahu* 1
Jawa Timur. menikah pertama kali (memberikan
2. Untuk mengetahui variabel pengetahuan kesehatan jawaban umur
reproduksi apa saja yang signifikan berpengaruh terhadap yang diketahui)
perilaku seksual pranikah remaja di Jawa Timur. X5 Pengetahuan tentang Tidak Tahu 0
3. Untuk mengetahui ketepatan model regresi logistik biner umur sebaiknya
seorang perempuan Tahu* 1
dalam mengklasifikasikan variabel-variabel yang melahirkan pertama (memberikan
berpengaruh signifikan terhadap perilaku seksual pranikah kali jawaban umur
remaja di Jawa Timur. yang diketahui)
X6 Pengetahuan tentang Tidak Tahu 0
batas umur terendah
II. METODOLOGI bagi seorang Tahu* 1
perempuan (memberikan
A. Data melahirkan jawaban umur
yang diketahui)
X7 Pengetahuan tentang Tidak Tahu 0
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
batas umur tertinggi
sekunder yang bersumber dari BKKBN Provinsi Jawa Timur. bagi seorang Tahu* 1
Data yang digunakan adalah hasil Survei Kinerja dan perempuan (memberikan
Akuntabilitas Program (SKAP) 2018 Modul Remaja, Provinsi melahirkan jawaban umur
Jawa Timur. Unit analisis penelitian adalah remaja pria dan yang diketahui)
wanita umur 15-24 tahun yang belum menikah. Jumlah unit X8 Pengetahuan tentang Tidak Tahu 0
analisis adalah sebanyak 1.027 remaja pria dan wanita di akibat dari menikah
Provinsi Jawa Timur. Beberapa variabel penelitian yang muda Tahu* 1
digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 1. *)kategori referensi
3

B. Metode Analisis III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah A. Gambaran Umum Perilaku Seksual Pranikah Remaja di
metode regresi logistik biner. Analisis regresi logistik biner Jawa Timur
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel respon
yang berupa data dikotomik/biner dengan variabel bebas yang Tabel 2. Kejadian Remaja di Jawa Timur melakukan Hubungan
berupa data berskala interval dan/atau kategorik. Regresi Seksual Pranikah menurut Jenis Kelamin
logistik biner (logistic regression) sebenarnya sama
dengan analisis regresi berganda, hanya saja variabel terikatnya Kejadian melakukan
Jenis Hubungan Seksual Pranikah
merupakan variabel dummy (0 dan 1). Total
Kelamin
Tidak Pernah Pernah
Pada metode regresi logistik biner akan dibentuk satu
persamaan logit untuk kategori tidak pernah melakukan Laki-laki 569 10 579
hubungan seksual pranikah, dengan kategori “pernah” sebagai Perempuan 445 3 448
kategori referensi. Persamaan logit tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut: Total 1.014 13 1.027
Sumber: SKAP 2018 Modul Remaja, Provinsi Jawa Timur, diolah
𝜋
𝑙𝑛 (1−𝜋) = α + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + ⋯ + 𝛽8 𝑋8 + ε
Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa dari 1.027
Regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas, remaja di Jawa Timur, sebanyak 1,27 persen di antaranya
meskipun screening data outliers tetap dapat dilakukan. pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Jika dilihat
Adapun asumsi-asumsi dalam regresi logistik biner, adalah menurut jenis kelamin, dari 579 remaja laki-laki, 1,73 persen
sebagai berikut: di antaranya pernah melakukan hubungan seksual pranikah.
1. Tidak mengasumsikan hubungan linier antar variabel Sementara itu, remaja perempuan yang pernah melakukan
dependen dan independent. hubungan seksual pranikah hanya sebanyak 0,67 persen.
2. Variabel dependen harus bersifat dikotomi (2 variabel)
3. Variabel independen tidak harus memiliki keragaman B. Gambaran Umum Pengetahuan Remaja di Jawa Timur
yang sama antar kelompok variabel tentang Kesehatan Reproduksi
4. Kategori dalam variabel independen harus terpisah satu
sama lain atau bersifat eksklusif Tabel 3. Persentase Pengetahuan Remaja di Jawa Timur
5. Sampel yang diperlukan dalam jumlah relatif besar, tentang Kesehatan Reproduksi menurut beberapa
minimum dibutuhkan hingga 50 sampel data untuk sebuah Indikator
variabel prediktor (bebas).
Pengetahuan tentang
Indikator Kesehatan Reproduksi Total
C. Langkah Analisis Tahu Tidak Tahu

Langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pengetahuan tentang masa
59,98 40,02 100,00
subur wanita
1. Merumuskan masalah dan tujuan analisis
2. Mengumpulkan data Pengetahuan tentang remaja
perempuan dapat hamil 70,01 29,99 100,00
3. Melakukan analisis deskriptif hanya dalam sekali hubungan
4. Melakukan uji independensi
Pengetahuan tentang umur
5. Melakukan uji signifikansi parameter secara serentak sebaiknya seorang
6. Melakukan uji signifikansi parameter secara parsial 97,47 2,53 100,00
perempuan menikah pertama
7. Melakukan interpretasi model kali
8. Melakukan uji kesesuaian model Pengetahuan tentang umur
sebaiknya seorang laki-laki 98,15 1,85 100,00
9. Mengidentifikasi ketepatan klasifikasi menikah pertama kali
10. Menarik kesimpulan. Pengetahuan tentang umur
sebaiknya seorang
93,48 6,52 100,00
perempuan melahirkan
pertama kali
Pengetahuan tentang batas
umur terendah bagi seorang 92,21 7,79 100,00
perempuan melahirkan
Pengetahuan tentang batas
umur tertinggi bagi seorang 92,70 7,30 100,00
perempuan melahirkan
Pengetahuan tentang akibat
80,62 19,38 100,00
dari menikah muda
Sumber: SKAP 2018 Modul Remaja, Provinsi Jawa Timur, diolah
4

Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian D. Uji Signifikansi Parameter secara Serentak
besar remaja di Jawa Timur sudah memiliki pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi. Dari 1.027 remaja, sebanyak Uji signifikansi parameter secara serentak dilakukan untuk
59,98 persen diantaranya sudah memiliki pengetahuan tentang mengetahui apakah variabel prediktor memberikan pengaruh
masa subur wanita. Namun demikian, persentase remaja yang yang signifikan terhadap model. Hipotesis ujinya adalah
tidak tahu tentang masa subur wanita adalah sebesar 40,02 sebagai berikut :
persen. Hal ini merupakan angka tertinggi dibanding H0 : β1= β2=… = β8 (variabel prediktor tidak berpengaruh
pengetahuan tentang indikator kesehatan reproduksi lainnya. signifikan terhadap model)
H1 : Paling tidak terdapat satu βi≠0 dimana i=1,2,⋯,8
Sementara itu, ketidaktahuan remaja di Jawa Timur tentang (minimal terdapat satu variabel prediktor yang
remaja perempuan dapat hamil hanya dalam sekali hubungan berpengaruh signifikan terhadap model)
mencapai sebesar 29,99 persen, sedangkan ketidaktahuan
mengenai akibat dari pernikahan dini mencapai 19,38 persen. Taraf signifikansi: α = 0,1
Tingginya ketidaktahuan remaja mengenai ketiga indikator Daerah kritis: Tolak H 0 jika p-value < α = 0,1
kesehatan reproduksi tersebut dikhawatirkan akan
menyebabkan terjadinya dorongan perilaku seksual pranikah. Berikut merupakan hasil uji signifikansi parameter secara
Sehingga perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut mengenai serentak terhadap faktor-faktor yang diduga berpengaruh
pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi kepada kalangan terhadap perilaku seksual pranikah remaja di Jawa Timur.
remaja, khususnya di Jawa Timur.

C. Uji Independensi

Uji independensi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara


variabel prediktor dengan variabel respon. Adapun hipotesis
pada uji independensi adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak ada hubungan antara variabel Y (perilaku seksual
pranikah) dengan variabel prediktor (X1, X2, X3, X4,.., X8) Dari hasil omnibus test terlihat bahwa hasil sig. model sebesar
H1 : Terdapat hubungan antara variabel Y (perilaku seksual 0,088. Jika mengunakan alpha 10% maka keputusannya adalah
pranikah) dengan variabel prediktor (X1, X2, X3, X4,.., X8) tolak H0. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan
tingkat keyakinan 90% minimal terdapat satu variabel prediktor
Taraf signifikansi: α = 0,05 yang berpengaruh signifikan terhadap model.
2
Daerah kritis: Tolak H0 jika 𝜒 2 > 𝜒(𝛼,𝑑𝑓) atau p-value < α = 0,05

Berikut merupakan output uji independensi untuk setiap variabel


prediktor dengan menggunakan pengujian chi-square.

Dari output di atas dapat diketahui bahwa variabel bebas


menyebabkan perubahan dalam penaksiran parameter (-2 log
likelihood) sebesar 125,683. Nilai Nagelkerke R Square sebesar
0,105 menunjukkan bahwa kemampuan variabel bebas dalam
Berdasarkan output di atas diperoleh bahwa p-value < α = 0,05 menjelaskan variabel terikat adalah sebesar 10,5 persen dan
maka keputusannya adalah tolak H0. Hal ini berarti bahwa terdapat 89,5 faktor lain di luar model yang menjelaskan variabel
terdapat hubungan antara variabel Y (perilaku seksual pranikah) terikat.
dengan seluruh variabel prediktor (X1, X2, X3, X4,.., X8). Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa data-data tersebut memenuhi
uji independensi dan dapat dilanjutkan ke pemodelan regresi
logistik biner.
5

E. Uji Signifikansi Parameter secara Parsial Taraf signifikansi: α = 0,05


Daerah kritis: Tolak H0 jika p-value < α = 0,05
Setelah dilakukan pengujian secara serentak dan diperoleh hasil
bahwa terdapat variabel yang berpengaruh signifikan, pengujian Berikut merupakan hasil uji signifikansi parameter secara parsial
dilanjutkan secara parsial dengan hipotesis sebagai berikut: terhadap faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap
H0 : β1 = 0 (variabel pengetahuan tentang masa subur wanita perilaku seksual remaja di Jawa Timur.
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel perilaku
seksual pranikah)
H1 : β1 ≠ 0 (variabel pengetahuan tentang masa subur wanita
berpengaruh signifikan terhadap variabel perilaku seksual
pranikah)
H0 : β2 = 0 (variabel pengetahuan tentang remaja perempuan
dapat hamil hanya dalam sekali hubungan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel perilaku seksual
pranikah)
H1 : β2 ≠ 0 (variabel pengetahuan tentang remaja perempuan
dapat hamil hanya dalam sekali hubungan berpengaruh
signifikan terhadap variabel perilaku seksual pranikah)
H0 : β3 = 0 (variabel pengetahuan tentang umur sebaiknya
seorang perempuan menikah pertama kali tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel perilaku seksual
pranikah)
H1 : β3 ≠ 0 (variabel pengetahuan tentang umur sebaiknya
seorang perempuan menikah pertama kali berpengaruh
signifikan terhadap variabel perilaku seksual pranikah)
H0 : β4 = 0 (variabel pengetahuan tentang umur sebaiknya
seorang laki-laki menikah pertama kali tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel perilaku seksual pranikah)
H1 : β4 ≠ 0 (variabel pengetahuan tentang umur sebaiknya
seorang laki-laki menikah pertama kali berpengaruh
signifikan terhadap variabel perilaku seksual pranikah)
H0 : β5 = 0 (variabel pengetahuan tentang umur sebaiknya
seorang perempuan melahirkan pertama kali tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel perilaku seksual Dari output di atas diketahui bahwa variabel bebas yang
pranikah) signifikan secara statistik dalam mempengaruhi perilaku seksual
H1 : β5 ≠ 0 (variabel pengetahuan tentang umur sebaiknya pranikah remaja adalah variabel “pengetahuan umur sebaiknya
seorang perempuan melahirkan pertama kali berpengaruh seorang perempuan menikah pertama kali” dan variabel
signifikan terhadap variabel perilaku seksual pranikah) “pengetahuan tentang umur sebaiknya seorang perempuan
H0 : β6 = 0 (variabel pengetahuan tentang batas umur terendah melahirkan pertama kali.” Hal ini terlihat dari nilai p-value uji
bagi seorang perempuan melahirkan tidak berpengaruh wald (Sig.) < 0,05.
signifikan terhadap variabel perilaku seksual pranikah)
H1 : β6 ≠ 0 (variabel pengetahuan tentang batas umur terendah F. Model Logit
bagi seorang perempuan melahirkan berpengaruh
signifikan terhadap variabel perilaku seksual pranikah) Setelah dilakukan pengujian signifikansi parameter secara
H0 : β7 = 0 (variabel pengetahuan tentang batas umur tertinggi serentak dan parsial didapatkan model logit. Model logit yang
bagi seorang perempuan melahirkan tidak berpengaruh terbentuk dari variabel-variabel yang signifikan dan menjadi
signifikan terhadap variabel perilaku seksual pranikah) model terbaik adalah sebagai berikut.
H1 : β7 ≠ 0 (variabel pengetahuan tentang batas umur tertinggi
bagi seorang perempuan melahirkan berpengaruh 𝜋
𝑙𝑜𝑔 = −4,9 + 4,622 𝑋3 − 3,844 𝑋5
signifikan terhadap variabel perilaku seksual pranikah) (1−𝜋)
H0 : β8 = 0 (variabel pengetahuan tentang akibat dari menikah
muda tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
perilaku seksual pranikah)
H1 : β8 ≠ 0 (variabel pengetahuan tentang akibat dari menikah
muda berpengaruh signifikan terhadap variabel perilaku
seksual pranikah)
6

G. Odds Ratio Taraf signifikansi: α = 0,05


Daerah kritis: Tolak H 0 jika p-value < α = 0,05
Odds Ratio digunakan untuk memperkirakan berapa besar
kemungkinan variabel bebas mempengaruhi perilaku seksual
pranikah pada remaja di Jawa Timur.
Dari hasil pengolahan, didapatkan nilai Exp (β) sebagai berikut:
Tabel 4. Nilai Odds Ratio
Dari output di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi uji
Variabel B Exp (B) Hosmer and Lemeshow Test adalah sebesar 0,824. Nilai tersebut
lebih besar dari nilai α = 0,05, sehingga gagal tolak H0. Dengan
pengetahuan tentang umur 4,622 101,688 demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat keyakinan
sebaiknya seorang 95% tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
perempuan menikah pertama observasi dengan kemungkinan hasil prediksi model.
kali
pengetahuan tentang umur -3,844 0,021 I. Ketepatan Klasifikasi
sebaiknya seorang
perempuan melahirkan Persentase ketepatan klasifikasi adalah rasio antara jumlah
pertama kali observasi-observasi yang diklasifikasikan secara tepat oleh
model dengan jumlah seluruh observasi. Hasil ketepatan
Odds ratio pada model logit yang terbentuk dapat klasifikasi dari faktor pengetahuan kesehatan reproduksi yang
diinterpretasikan sebagai berikut: diduga berpengaruh terhadap perilaku seksual pranikah pada
1. Semakin tahu remaja tentang “umur sebaiknya seorang remaja di Jawa Timur ditunjukkan pada output berikut.
perempuan menikah pertama kali” maka kecenderungan
remaja tersebut untuk pernah melakukan hubungan seksual
pranikah sebesar 101,688 kali lipat dibanding remaja yang
tidak tahu tentang “umur sebaiknya seorang perempuan
menikah pertama kali.”

Catatan: Hal ini bertentangan dengan teori dan penelitian


sebelumnya, sehingga perlu dilakukan pengkajian
ulang

2. Semakin tahu remaja tentang “umur sebaiknya seorang


perempuan melahirkan pertama kali” maka kecenderungan
remaja tersebut untuk pernah melakukan hubungan seksual
pranikah hanya sebesar 0,021 kali lipat dibanding remaja Berdasarkan hasil output di atas, dapat diketahui bahwa model
yang tidak tahu tentang “umur sebaiknya seorang perempuan regresi logistik biner dengan dua variabel prediktor yang
melahirkan pertama kali.” berpengaruh signifikan yaitu pengetahuan tentang umur
sebaiknya seorang perempuan menikah pertama kali (X3) dan
pengetahuan tentang umur sebaiknya seorang perempuan
H. Uji Kesesuaian Model melahirkan pertama kali (X5) memiliki ketepatan klasifikasi
sebesar 98,6 persen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Uji kesesuaian model dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi logistik biner sudah cukup baik digunakan.
model yang dibentuk sudah sesuai atau belum. Hipotesis dari
uji kesesuaian model adalah sebagai berikut:
H0 : Model sesuai (tidak terdapat perbedaan antara hasil
observasi dengan hasil prediksi model)
H1 : Model tidak sesuai (terdapat perbedaan antara hasil
observasi dengan hasil prediksi model)
7

IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat diambil [1] Ahiyanasari dan Nurmala. 2017. Niatan Siswi SMA untuk
beberapa kesimpulan sebagai berikut: Mencegah Seks Pranikah. Jurnal Promkes, Vol.5 No.1, Juli
1. Pengetahuan kesehatan reproduksi secara serentak 2017, Hal 36-47. Universitas Airlangga, Surabaya.
berpengaruh signifikan terhadap perilaku seksual pranikah
remaja di Jawa Timur. [2] Ardiyanti dan Muti’ah. 2013. Hubungan antara Pengetahuan
2. Variabel-variabel tentang pengetahuan kesehatan reproduksi Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seksual Remaja
yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku seksual SMA 1 Imogiri. Jurnal Spirits, Vol.3 No.2, Mei 2013, Hal
pranikah remaja di Jawa Timur adalah variabel “pengetahuan 2-14. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
tentang umur sebaiknya seorang perempuan menikah pertama [3] Ashari, Hidayah, dan Rahmatika. 2019. Pengaruh
kali” dan variabel “pengetahuan tentang umur sebaiknya Pengetahuan Kesehatan Reproduksi terhadap Perilaku
seorang perempuan melahirkan pertama kali.” Seksual Remaja Berisiko di Kota Cirebon. Hasil Penelitian
3. Ketepatan model regresi logistik biner dalam dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun 2019, Hal 10-
mengklasifikasikan variabel-variabel yang berpengaruh 15. Stikes Muhammadiyah Cirebon.
signifikan terhadap perilaku seksual pranikah remaja di Jawa
[4] Handhika, Putri. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Timur adalah sebesar 98,6 persen.
Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Sikap Seksual
Pranikah Di SMK Taman Siswa Nanggulan Tahun 2017.
Adapun rekomendasi yang bisa diberikan terkait hasil dari [Skripsi]. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
penelitian ini adalah:
Yogyakarta.
1. Pemerintah, dalam hal ini Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Dinas [5] Nasution, Sri Lilestina. 2012. Pengaruh Pengetahuan
Kesehatan Provinsi Jawa Timur diharapkan dapat tentang Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Perilaku
meningkatkan kegiatan sosialisasi tentang pentingnya Seksual Pranikah Remaja di Indonesia. Widyariset, Vol.15
pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) kepada No.1, April 2012, Hal 75-84. Pusat Penelitian dan
masyarakat, baik anak maupun orang tua, terutama remaja- Pengembangan KB dan Keluarga Sejahtera, Badan
remaja yang duduk di bangku SLTP dan SLTA yang rentan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
terjebak dalam pergaulan bebas.
2. Untuk penelitian selanjutnya, supaya model penelitian yang
didapatkan jauh lebih baik, perlu dimasukkan semua variabel-
variabel tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) ke
dalam penelitian. Variabel yang dimasukkan adalah indeks-
indeks KRR secara komposit seperti indeks pengetahuan
tentang masa subur, indeks pengetahuan tentang umur
sebaiknya menikah dan melahirkan, indeks pengetahuan
tentang penyakit HIV/AIDS dan IMS, dan indeks
pengetahuan tentang narkoba dan miras.

Anda mungkin juga menyukai