Anda di halaman 1dari 88

Penulis

Puput Susanto
Testia F. Fitriyanti

Pengarah
Drs. Sufyan Syarif, M.H.

Penanggung Jawab
Drs. Iman Sumantri, M.Si

Tim Penyusun
Deni Dharmapala, S.H., S.I.K., M.H.
Elfrida Marbun Lumban Gaol
Wulan Yuli Wahyuningsih
M.S.L. Senithio
Geger Prasetyana
Sri Murjiati
Wenny Juanita Sari
Cindy C.M. Wemay
Oscar Umbu Siwa

Ilustrasi dan Layout


Fajar Muhtadin
KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya
Modul Pembentukan Remaja Teman Sebaya Anti Narkotika dapat hadir sebagai
salah satu upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba yang sejalan dengan
kampanye nasional perang melawan Narkoba (War On Drugs) di Indonesia.

Hubungan teman sebaya yang baik akan sangat dibutuhkan bagi perkembangan
sosial yang normal pada remaja. Remaja tumbuh dan berkembang dalam budaya
berbagi dengan sebayanya dan tidak bisa lepas dari pengaruh teman sebayanya.
Faktor teman sebaya dalam konteks pencegahan penyalahgunaan narkoba
merupakan salah satu bagian dari lingkungan mikro dalam membentuk ketahanan
diri remaja terhadap penyalahgunaan narkoba.

Modul ini disusun sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan
dalam rangka mengembangkan Pembentukan Remaja Teman Sebaya Anti
Narkotika melalui dialog interaktif remaja, yang dilaksanakan oleh setiap BNNK di
bidang pencegahan. Diharapkan dengan adanya panduan ini dapat membantu
pelaksanaan tugas sehingga memiliki arah yang sejalan dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Tentunya dalam pelaksanaannya juga harus diikuti dengan melakukan
penyesuaian pada lingkungan masing-masing wilayah sasaran, namun secara
umum tetap mengacu pada prinsip-prinsip dasar sebagaimana tertuang pada
modul ini.

Penghargaan yang tinggi dan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dan memberikan kontribusi penting dalam penyusunan
dan penerbitan modul ini. Semoga modul ini memberikan manfaat bagi kita dalam
mewujudkan Indonesia Bersih Narkoba (Indonesia Bersinar).

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan Petunjuk-Nya, sehingga kita
dapat selalu beraktivitas untuk kegiatan yang bermanfaat dalam meningkatkan
pengabdian dan perjuangan demi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara
Republik Indonesia yang kita cintai.

Salam Sehat Tanpa Narkoba.


Berani Tolak, Berani Rehab, Berani Lapor.

Jakarta, September 2021


Kepala Badan Narkotika Nasional

Dr. Petrus R. Golose

3
4
DEPUTI PENCEGAHAN BNN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang senantiasa melimpahkan
segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Modul Pembentukan Remaja
Teman Sebaya Anti Narkotika dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Modul Pembentukan Remaja Teman Sebaya Anti Narkotika merupakan panduan


pelaksanaan program Remaja Teman Sebaya dengan melibatkan remaja yang
dilatih untuk memiliki kesiapan sebagai pribadi yang bersih dari narkoba,
menumbuhkan kepercayaan diri dalam bersosial sehingga akan memperkuat citra
positif remaja dan untuk memberikan pemahaman serta mengembangkan
kemampuan yang aplikatif kepada remaja dalam menciptakan hubungan
pertemanan yang adaptif dalam menolak penyalahgunaan narkoba.

Diharapkan dengan adanya modul ini merupakan titik awal yang berguna untuk
melatih remaja dan menjadikan remaja sebagai mentor bagi teman sebayanya
yang terlibat dalam pendidikan berbasis sekolah maupun suatu kelompok/
komunitas tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba, nantinya dapat
membantu pelaksanaan tugas BNNP/BNNK: para Penyuluh, Fasilitator, Konselor,
Guru 3K. Orang tua, dan sebagainya sehingga memiliki arah yang sejalan dengan
tujuan yang telah ditetapkan.

Apresiasi dan terima kasih saya ucapkan kepada berbagai pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun
bahan/materi dalam modul ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan dan lindungan dalam setiap
langkah yang kita upayakan dalam mewujudkan Indonesia Maju melalui generasi
muda yang siap mengisi dan meneruskan pembangunan berbekal ketahanan diri
yang tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba.

Salam Sehat Tanpa Narkoba.


Berani Tolak, Berani Rehab, Berani Lapor.

Jakarta, September 2021


Deputi Pencegahan BNN

Drs. Sofyan Syarif, M.H.

5
AffAR ifi
JAMBUTA,J 3
l(ATA PEtJGAtJTAR 5
DAfTAR iS'i 6
JEl(iLAS' TEtJTAtJG MODUL 7
TUJUA,J MODUL 8
TUJUA,J UMUM 8
TUJUA,J l(HUS'US' 8
l(ELUARA,J YAtJG DiHARAPl(A,J 8
PEtJGGUtJA MODUL 8
CARA PRAl(TiS' PEtJGGUtJAAtJ MODUL 9
TAHAPAtJ iMPLEMEtJTAS'i MODUL 9
PRitJS'iP DAtJ PEtJDEl(ATAtJ 10
TiPS' MEtJJADi fAS'iliTATOR MATERi fAS'iliTATOR JEBAYA YAtJG &Ail( 11
DAfTAR iS'TiLAH 12
MATERi MODUL 13
BAB 1
PERJALAtJAtJMU DiMULAi JAAT itJi 15
JES'i PERS'iAPAtJ 16
TOPil( 1: JiAPA Al(U? 18
TOPil( 2: poTRETl(U Di MAS'A DEPAtJ 32
TOPil( 3: EMOS'i 0AtJ PERAS'AA,J 37
TOPil( IJ: TERiMAl(AS'iH Al(U 43
BAB 2
l(AMU TiDAI( JEtJDiRiA,J 51
TOPii( i;: Al(U 0AtJ S'El(iTARl(U 52
TOPil( 6: MEtJJADi REMAJA PEREMPUA,J DA,J REMAJA lAl(i-LAl(i 60
TOPil( 7: BERA,Ji BiLAtJG Ti0AI( 67
BAB 3
MARi RAYAl(A,J l(EBERHAS'iLAtJMU 73
TOPil( 9: l(AMU Ti0AI( S'EtJDiRi 74
TOPil( Cf: MARi BERAl(S'i! 79
lAMPiRA,J 82
JURtJAL PEtJDi0il( JEBAYA 84
PEtJUTUP 85
DAfTAR PUS'TAl(A 86

6
Sasaran Strategis Direktorat Informasi dan Edukasi adalah meningkatnya daya tangkal
remaja terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Adapun Indikator
Kinerja Kegiatan Direktorat Informasi dan Edukasi adalah Indeks Ketahanan Diri Remaja. Dalam
rangka mendukung kegiatan pengelolaan informasi dan edukasi dan untuk mencapai indeks
ketahanan diri anti narkoba yang tinggi di kalangan remaja seluruh Indonesia maka perlu dibuat
Buku Pedoman Ketahanan Diri Remaja 1 untuk « Teman Sebaya » sebagai acuan secara mandiri
dan dinamis yang dapat digunakan oleh semua elemen masyarakat.

Materi yang dikembangkan dalam buku pedoman Ketahanan Diri Remaja berdasarkan
hasil pengukuran Ketahanan Diri Remaja yang meliputi 3 (tiga) dimensi:

Kemampuan untuk mengontrol impuls, emosi, dan pengaruh dari lingkungan terhadap diri.

Kemampuan untuk mengutarakan secara langsung apa yang diinginkan atau tidak diinginkan
kepada orang lain secara tegas.

Kemampuan untuk meningkatkan aspek positif kehidupan dengan cara menerima suau tantangan
atau menggunakan kesempatan serta meningkatkan keterhubungan dengan orang lain.

Tiga dimensi di atas akan disampaikan melalui beberapa topik yang telah dikonsultasikan
dengan remaja sebagai calon penerima manfaat akhir modul ini, yaitu dengan persebaran berikut:

1 Indeks Ketahanan Diri Remaja adalah Pengukuran Ketahanan Diri Anti Narkoba pada Remaja sebagai “kemampuan remaja untuk
mengendalikan diri, menghindar dari dan menolak segala bentuk penyalahgunaan Narkoba”.

7
Memberikan panduan pembelajaran yang komprehensif bagi teman sebaya untuk
menyampaikan materi tentang pencegahan narkoba kepada remaja lainnya. Materi dalam
panduan ini diharapkan dapat membentuk karakter remaja yang kritis dan tangguh dalam
menjalani masa transisinya dan menghadapi tantangan perkembangan kehidupannya.

• Remaja bisa menjadi contoh (role model) bagi teman sebaya lainnya, baik dalam sikap maupun
kepribadian untuk bersih dari narkoba.
• Remaja mampu mendapatkan teman sebaya yang bisa saling mengajak pada kebaikan dan
bukan mengajak pada hal-hal yang kurang baik. Salah satu contohnya adalah dapat
bergabung dalam komunitas rean.id, untuk berbagi cerita melalui karya.
• Remaja mampu menempatkan diri di antara teman sebayanya, keluarga, di lingkungan sekolah atau
lingkungan bermain, dan juga dapat membantu memecahkan persoalan tanpa diminta.

• Pendidik sebaya mampu memfasilitasi sesi edukasi tentang topik-topik materi yang akan
berkontribusi pada peningkatan regulasi diri, sikap asertif dan pencapaian diri.
• Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran remaja secara komprehensif tentang pentingnya
menjaga diri agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba.
• Remaja mampu menginternalisasi dan mempraktikkan topik-topik yang diajarkan dalam
modul dalam kehidupan sehari-hari.

• Mempunyai komitmen yang kuat untuk menjadi fasilitator teman sebaya.


• Mau belajar materi modul sigab dan berlatih sebagai fasilitator untuk menyampaikan materi di kelas.
• Bersedia menjadi pendengar yang baik untuk teman sebayanya dan tidak melakukan
diskriminasi dan tindak intoleransi
• Berani lapor jika menemukan kasus penyalahgunaan narkoba
• Komunikatif dan mampu bekerja dalam tim
• Tergabung dalam sebuah organisasi menjadi poin tambahan

• Sebagai pendamping remaja teman sebaya saat mengimplementasikan panduan ini di lapangan
• Memastikan kualitas implementasi dan pencatatan capaian program
• Monitoring dan evaluasi.

8
1. Modul ini dapat digunakan di lingkungan sekolah, ataupun masyarakat (atau luar sekolah)
2. Fasilitator teman sebaya bisa dipilih dari perwakilan anggota organisasi ekstrakurikuler yang
ada di lingkungan sekolah, maupun remaja anggota karang taruna yang ada di lingkungan
masyarakat.
3. Fasilitator teman sebaya perlu mendapatkan pelatihan terlebih dahulu untuk mampu
menyampaikan materi yang ada dalam modul ini untuk teman sebayanya.
4. Topik-topik dalam modul ini dapat disampaikan melalui 3-5 hari pertemuan menyesuaikan
jadwal yang ada di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya ; 1 hari digunakan
untuk menyampaikan 2 topik dalam modul ini, sehingga kita hanya membutuhkan 4 hari
saja dalam menyelesaikan semua topik dalam modul selama periode 1 semester
pembelajaran di sekolah (atau 6 bulan), atau bisa dengan pengaturan jadwal lainnya, yang
terpentingsemua topik-topik dalam modul ini tersampaikan kepada semua siswa/remaja.

9
1. Disampaikan secara menyeluruh (Komprehensif)
Pentingnya untuk menyampaikan informasi secara menyeluruh bagi remaja untuk
membangun regulasi diri, menumbuhkan sikap asertif serta pencapaian diri yang baik.
2. Remaja sebagai aktor utama dalam pelaksanaan program
Sesuai dengan prinsip partisipasi remaja yang bermakna bahwa konstituen program
ketahanan diri remaja adalah remaja itu sendiri, sehingga perlunya keterlibatan remaja
dalam berbagai aspek, serta menjadikan remaja sebagai tonggak utama pelaksanaan
program dari hulu ke hilir.
3. Berlaku secara nasional dan ramah terhadap budaya serta kearifan lokal
Sesuai dengan prinsip kebhinekaan bahwa pentingnya kearifan lokal dalam membangun
karakter bangsa di mana remaja haruslah mampu memahami secara menyeluruh nilai-
nilai moral, budaya dan adat-istiadat yang ada di Indonesia

1. Peer to peer (teman sebaya)


Pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan topik-topik dalam modul ini
adalah peer to peer/teman sebaya. Strategi ini dipilih karena menurut survei
yang telah dilakukan bahwa remaja merasa nyaman untuk bercerita tentang
kehidupan mereka dengan teman sebaya mereka, karena tidak adanya
kesenjangan usia, kesopanan serta bahasa pergaulan sehari-hari.
2. Berbasis Hak
Bahwa semua masyarakat, termasuk remaja perempuan dan laki-laki mempunyai hak
yang sama dalam berpartisipasi dan pengambilan keputusan. Dalam dunia yang
patriarkal, fokus perhatian juga ditekankan pada remaja perempuan di mana mereka
sering kali tidak didengar dan tidak punya kuasa atas dirinya sebagai pemegang otoritas
atas tubuhnya dan masa depannya mutlak untuk dilibatkan dalam seluruh proses
pengembangan, pelaksanaan kegiatan, pengambilan keputusan yang berdampak pada
remaja khususnya perempuan.
Remaja mempunyai posisi yang sama sebagai warga negara yang dilindungi oleh hukum
dalam upaya menjamin harkat dan martabat sebagai warga negara. Prinsip-prinsip hak
asasi ini mempunyai nilai universal, termasuk dalam menjamin otoritas dan tanggung
jawab remaja dalam merencanakan kehidupan dan masa depan mereka untuk mencapai
kesejahteraan dalam berkeluarga.
3. Sensitif Gender
Program ini terintegrasi dengan pendekatan serta pemahaman kesetaraan gender dalam
konteks sosial budaya di Indonesia, yang secara praktis terefleksi dalam model
pelaksanaan program generasi berencana. Pendekatan ini juga memberikan perhatian
pada penyebab dan dampak norma sosial yang diyakini sebagai nilai tertentu di
masyarakat, membedah relasi kuasa, dan juga kekuasaan (power) yang tampak (visible
power) dan tidak tampak (invisible power) yang mempunyai pengaruh besar dalam upaya
pemenuhan akses setara bagi remaja perempuan dan laki-laki.Program ini memberikan
kesempatan yang sama bagi perempuan maupun laki-laki dalam memperoleh informasi,
memimpin sebuah organisasi, berbicara di depan serta membuat sebuah gerakan
perubahan. Melalui strategi ini remaja didorong untuk berpikir kritis dalam
mendiskusikan situasi sosial terkait dengan kesenjangan dan permasalahan kesetaraan
gender di lingkungan masyarakat, terutama dalam isu penyalahgunaan narkoba, adanya
racun maskulinitas yang berperan dalam mempengaruhi remaja laki-laki saat proses
pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak narkoba, karena dipengaruhi remaja
laki-laki lainnya.

10
4. Menerapkan Komunikasi Perubahan Perilaku (Behaviour Change
Communication)
Pendekatan ini tidak hanya menyasar pada pengetahuan (knowledge) dan sikap
(attitude), namun diharapkan sampai pada tahap perubahan perilaku. Pendekatan ini
penting mengingat topik yang dibahas merupakan bekal untuk membangun
keterampilan hidup untuk membentuk remaja yang kuat dan terampil dalam mengelola
dirinya untuk masa depannya. Pendekatan ini mengandung tiga tujuan komunikasi
yaitu:
a) Pengetahuan: Meningkatkan pengetahuan remaja tentang keterampilan hidup yang
wajib dimiliki untuk membangun landasan yang kuat dalam menghadapi berbagai
situasi dan tantangan dalam mengelola dirinya dan merencanakan masa depannya
b) Sikap: Meningkatkan ketertarikan dan kesadaran remaja untuk menerapkan atau
mengadopsi topik-topik bahasan sebagai keterampilan yang penting dalam
hidupnya
c) Perilaku: menerapkan dan meningkatkan perilaku keterampilan hidup sesuai
dengan topik yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari

1. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk berbicara di depan umum


2. Memiliki semangat yang positif sehingga bisa membawa situasi dan suasana juga
menjadi positif serta menyenangkan
3. Memiliki jiwa yang sabar dan membiarkan setiap orang bergerak serta berproses sesuai
dengan kapasitas dan kenyamanan mereka
4. Memiliki sikap toleransi serta tidak mudah menstigma dan mendiskriminasi orang lain
5. Memiliki kemampuan menjadi pendengar yang baik
6. Mempunyai rasa simpati dan empati kepada sesama
7. Mampu bersikap adil untuk melibatkan semua peserta secara aktif, partisipatif dan setara
8. Memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi serta berkomitmen untuk berbagi
informasi kepada teman sebaya yang lain
9. Mampu menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri dan juga orang lain
10. Memiliki rasa humor, menyenangkan dan memiliki semangat yang tinggi
11. Fleksibel dan mampu menyesuaikan kebutuhan peserta, tetapi tetap fokus menjaga
tujuan pembelajaran
12. Memiliki keinginan untuk menjadi contoh yang baik bagi teman-teman remaja
lainnya, dan bisa menjadi role model
13. Memiliki keuletan dalam belajar serta ketelitian agar semua persiapan dan
perlengkapan fasilitasi tidak tertinggal dan semua sesi berjalan lancar
14. Bersuara lantang, sehingga bisa memotivasi remaja lainnya.

11
1. Asertif adalah sikap mampu berkomunikasi dengan jujur dan tegas

2. Bullying/perundungan adalah penyiksaan atau pelecehan yang dilakukan tanpa motif tapi
dengan sengaja dilakukan berulang-ulang terhadap orang yang lebih lemah
3. Diskriminasi adalah perilaku atau aksi yang dilakukan. Dengan demikian asal-usul terjadinya
“stigma” dan “diskriminasi” adalah dari pandangan negatif terhadap orang atau kelompok
tertentu yang dianggap mempunyai sesuatu yang tidak baik dan dianggap bertentangan
dengan pandangan kelompok mayoritas.
4. Emosi adalah reaksi sesaat yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku, sedangkan
perasaan adalah sesuatu yang sifatnya lebih menetap
5. Feminim adalah kata sifat, adiktif yang berarti “kewanitaan” atau menunjukkan sifat
perempuan.
6. Gender adalah serangkaian karakteristik yang terikat kepada dan membedakan
maskulinitas dan feminimitas. Karakteristik tersebut dapat mencakup jenis kelamin, hal
yang ditentukan berdasarkan jenis kelamin, atau identitas gender
7. Internet ialah jaringan global antar komputer untuk berkomunikasi dari satu lokasi ke lokasi
lainnya di belahan dunia (seperti sekolah, universitas, institusi riset, museum, bank,
perusahaan bisnis, perorangan, stasiun TV ataupun radio)
8. Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan
pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas), serta kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan tersebut
9. Komunikasi yang efektif adalah proses pertukaran ide, pemikiran, pengetahuan dan
informasi sedemikian rupa sehingga tujuan atau niat dapat terpenuhi dengan sebaik
mungkin
10. Konstruksi budaya adalah faktor-faktor yang turut berperan dalam pembentukan suatu
budaya mulai dari kebiasaan, cara berpikir, dan kondisi lingkungan
11. Life skill (Kecakapan hidup) adalah kemampuan untuk perilaku adaptif dan positif yang
memungkinkan manusia untuk secara efektif menghadapi tuntutan dan tantangan hidup
12. Maskulinitas adalah sejumlah atribut, perilaku, dan peran yang terkait dengan anak laki-laki
dan pria dewasa
13. Nilai adalah prinsip-prinsip, keyakinan dan ide-ide yang kita percayai dan memandu kita
dalam berperilaku
14. Partisipasi adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan
15. Regulasi diri adalah proses dan strategi sistematis yang siswa gunakan untuk fokus pada
perasaan, pikiran, dan tindakan dalam mencapai tujuannya
16. Reaching out adalah pencapaian diri
17. Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan satu ke himpunan lain
atau komunikasi yang terbangun antara satu individu dengan individu lainnya
18. Rehabilitasi adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu para penderita yang
mempunyai penyakit serius atau cacat yang memerlukan pengobatan medis untuk
mencapai kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang maksimal
19. Soft skill adalah kemampuan non-teknis pada diri seseorang yang terbentuk secara alami
berdasarkan lingkungan sekitar, pendidikan, dan pergaulan
20. Stigma adalah sikap negatif yang terkait dengan keyakinan atau pengetahuan seseorang.
21. Stigma sosial adalah tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok karena kepercayaan
bahwa orang tersebut melawan norma yang ada.

12
13
14
15
Sebelum memulai pemberian materi dari topik 1 sampai topik 9, sebaiknya
kamu mengkondisikan peserta dengan beberapa hal berikut:

• Siapkan kertas plano, tempelkan di dinding atau di depan kelas


• Minta peserta secara pleno untuk mengusulkan apa saja yang boleh dilakukan (do) dan
tidak boleh dilakukan (don’t) selama proses edukasi berlangsung.
• Tuliskan usulan peserta tersebut dalam kertas plano yang telah disiapkan sebelumnya,
kemudian bacakan ulang untuk disepakati bersama

*) Berikut adalah alternatif kesepakatan belajar yang bisa digunakan;

• Aktif dan fokus pada pelatihan


• Dilarang memotong pem-
• Berani mengutarakan pendapat
bicaraan peserta lain pada
• Menghargai dan mendengar
saat mengutarakan pendapat
pendapat orang lain
• Dilarang menghakimi pendapat
• Mengikuti sesi sampai selesai
orang lain
• Berpakaian sopan
• Dilarang membuat forum sendiri
• Memastikan lingkungan tetap
selama proses berlangsungnya
bersih dan terkondisi
edukasi
• Semua peserta mendapatkan
• Dilarang membuang sampah di
kesempatan yang sama untuk
sembarang tempat
menyuarakan pendapatnya

• Siapkan kertas plano dan gambarlah sebuah pohon


• Kemudian berikan kertas sticky note kepada semua peserta, minta mereka menuliskan
apa harapan mereka selama mengikuti sesi-sesi dalam edukasi ini
• Minta mereka menempelkan sticky note tersebut pada kertas plano yang telah disiapkan,
seperti contoh
• Setelah semua peserta menempelkan harapannya pada pohon harapan yang telah
disiapkan, minta perwakilan peserta untuk membacakan semua harapan peserta
tersebut.
• Lanjutkan sesi dengan materi pertama pada topik Satu “Siapa Aku?”

16
*) Berikut adalah contoh pohon harapan.

17
Pertemuan pertama dalam panduan belajar ini akan mengajak
remaja untuk mengenali dirinya lebih jauh agar, sesi ini akan
membantu remaja untuk memetakan apa saja yang membuat
mereka bangga terhadap dirinya, serta memetakan apa yang
mebuat mereka merasa kurang percaya diri terhadap dirinya
sehingga perlu ditingkatkan lagi.

18
• Mulailah sesi dengan mengajak peserta melakukan salam “Sigab”, kemudian jelaskan bahwa
“Sigab” adalah kepanjangan dari “Siaga Melawan Narkoba” yang merupakan program dari BNN
untuk mengajak peran serta remaja dalam pencegahan penyalahgunaan Narkoba di kalangan
remaja
• Lanjutkan penjelasan tentang modul “Sigab” yang berisi beberapa materi, yaitu;

• Setelah mengenalkan modul “Sigab” secara singkat, jangan lupa minta peserta untuk
memperkenalkan diri mereka masing-masing dengan menggambar “Bunga Diri”
• Pertama – tama bagikan kertas HVS kepada masing-masing peserta, selanjutnya minta peserta
untuk menggambar bunga diri dengan instruksi sebagai berikut:

19
• Minta peserta satu-satu menyebutkan nama mereka, kemudian mendeskripsikan bunga diri
mereka masing-masing.
• Setelah semua memperkenalkan diri, minta semua peserta menempelkan bunga diri
merekamasing-masing di dinding atau tembok di lokasi sesi ini berlangsung.
• Setelah itu, tanyakan ke peserta;

*) Berikan kesempatan kepada dua atau tiga peserta untuk menjawab pertanyaanmu.

Manfaat mengenali diri sendiri, yaitu:

Jika kita mengenali diri kita dengan baik, kita akan mudah memetakan apa yang kita sukai
dan minati dalam berbagai hal, termasuk minat dalam bekerja dan berkarir.

Dengan mengenali dirimu dengan baik, kamu akan tahu apa masalah yang mungkin sedang
kamu hadapi dengan baik, menerimanya dan mencari solusinya dari dirimu sendiri.

Berbicara dengan diri sendiri itu penting, karena dari kegiatan itu kita bisa melakukan refleksi
dan mencari apa saja kelebihan kita, serta apa saja yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki
diri kita.

Dalam hidup bermasyarakat, tentu kita dihadapkan pada ragam kepribadian. Beda kepribadian,
cara bersosialisasinya juga beda. Untuk memahami kepribadian orang lain, tentu kita juga
harus bisa mengenali kepribadian kita dulu.

20
Masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan. Saat mencoba mengenali diri
sendiri, kita akan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Kita bisa meningkatkan
kelebihan dan memperbaiki kekurangan. Bukankah hal ini sangat bermanfaat untuk kita?

Berbicara dengan diri sendiri itu penting, karena dari kegiatan itu kita bisa melakukan refleksi
dan mencari apa saja kelebihan kita, serta apa saja yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki
diri kita.

Saat mencoba mengenali diri, tentu kita mendapati beberapa potensi yang kita punya. Dengan
mengetahui potensi-potensi yang ada pada diri, kita bisa mengoptimalkannya untuk kesuksesan
dalam karir maupun kehidupan.

Setelah kamu menjelaskan pentingnya mengenali diri sendiri dan manfaatnya, kemudian fasilitator
menyampaikan pesan berikut; “Setelah kita mengenal dan mencari tahu siapa diri kita, tantangan
berikutnya adalah menerima apa adanya diri kita, bahwa setiap orang mempunyai kelebihan atau
hal yang membanggakan bagi diri sendiri, serta hal yang kadang kurang membuat kita senang/
kurang puas terhadap diri, itu kenapa kita harus belajar untuk terus menjadi yang terbaik buat diri
kita sendiri dan orang di sekitar kita.”

21
• Setelah semua peserta mengenalkan diri mereka, selanjutnya fasilitator menjelaskan tentang
informasi dasar pencegahan Narkoba bagi remaja.
• Mulailah bertanya kepada peserta remaja “apakah mereka pernah mendengar kata Narkoba?”,
berikan kesempatan bagi 2-3 pesertamu untuk menjawab.
• Mungkin dari mereka akan menjawab “obat terlarang”, “bikin kecanduan” atau bahkan dari
mereka ada yang jawab “belum pernah mendengar”, setelah beberapa peserta menjawab pertanyaan
tersebut sebaiknya kamu memberikan klarifikasi tentang apa yang dimaksud Narkoba, yaitu:

• Selanjutnya, berikan pertanyaan pemantik selanjutnya kepada peserta remaja, “apakah kamu
pernah mendengar tentang orang yang kecanduan Narkoba, mungkin kamu melihat temanmu,
keluargamu atau kamu melihat kabar/berita di TV tentang orang atau artis yang ditangkap
karena kecanduan Narkoba?” berikan kesempatan bagi 2-3 pesertamu untuk menjawab.
• Mungkin dari mereka akan menjawab “pernah, teman saya ada yang memakai”, “pernah liat di
TV ada artis yang ketangkap karena narkoba”, dan mungkin saja ada yang menjawab “belum
pernah mendengar dan melihat berita tersebut”.
• Setelah itu lanjutkanlah dengan memberikan informasi tentang dampak orang kecanduan
narkoba, yaitu 2:

Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang. Akibatnya


badan kekurangan cairan (dehidrasi). Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang,
muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang
dari dampak dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak

Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti
ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual,
rasa takut yang berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung
lama, bisa mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi,
serta kecemasan terus-menerus.

1 https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/
2 https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/

22
Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya
justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa
kasus si pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut
membuat koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku.
Dampak narkoba yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit
mengenali lingkungan sekitar.

Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan
tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu,
opium, dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat
menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan
narkotika, nyawa menjadi taruhannya.

Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-
obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi
saat bekerja, mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian
jika terbukti melanggar hukum.

*) fasilitator diperbolehkan menjelaskan informasi di atas menggunakan bahasa yang lebih mudah
dimengerti oleh remaja sesuai dengan konteks daerah, tanpa mengurangi atau mengubah isi
pesan/substansi.

a. Kemudian sampaikan kepada peserta bahwa “begitu bahayanya dampak narkoba


bagi dirikita, untuk itu pada sesi ini kita akan bermain dan belajar tentang materi
penanggulangannarkoba agar kita menjadi remaja yang sehat dan mampu meraih cita-
cita kita di masa depan”.

23
b. Sapa peserta dengan ramah. Jelaskan bahwa kita akan diskusi tentang narkoba
dengan permainanJika-Maka. Fasilitator berkata ”Tapi sebelum bermain, aku pingin
denger dulu nih dari kalian,apa sih yang terlintas di pikiranmu kalau kamu dengar
narkoba?Apa kamu pernah melihat temanmu atau seseorang melakukan
penyalahgunaan, seperti : ngelem, minum obat batuk berlebihan, atau
minum-minuman keras (miras)?”. Gali jawaban 3-4 relawan dengan singkat
sebagai pengantar ke diskusi kelompok.
c. Fasilitator menyiapkan 2 buah lingkaran berukuran sedang di depan: warna hitam dan
kuning.Lanjutkan taruh guntingan kertas atau post it yang berisi tulisan berjejer di
lantai. Kata-katatersebut berisi kata tentang dampak narkoba dan keuntungan
menjauhi narkoba. Lihat lampiran 7.1 berisi kata-kata.
d. Kemudian minta peserta membentuk 2 baris antrian ke belakang.
e. Jelaskan cara bermain, saat musik mulai di putar peserta harus pilih kertas di
depannya yang berhubungan dengan dampak narkoba dan tempel di lingkaran yang
menurut mereka sesuai.
f. Lingkaran hitam: untuk dampak narkoba
g. Lingkaran kuning: untuk keuntungan menjauhi narkoba
h. Lalu setelah peserta tempel, ikut baris lagi di antrian paling belakang untuk
menunggu giliran berikutnya. Demikian seterusnya.
i. Fasilitator putarkan musik dengan beat /tempo yang cepat sambil bilang “mulai!”.
Putar musiknya sampai kertas di lantai habis.
j. Setelah semua selesai, di kedua lingkaran akan terpetakan dampak mengonsumsi
narkoba (hitam) dan keuntungan menjauhi narkoba (kuning).
k. Minta masing-masing peserta bacakan hasilnya secara berurutan dengan cara:
• Jika aku mengonsumsi narkoba…. Maka… aku (lanjutkan dengan kata-kata yang ada di
lingkaran hitam).
• Dan sebaliknya, “Jika aku menjauhi narkoba…Maka aku…. (lanjutkan dengan kata-
kata yang ada di lingkaran kuning).
l. Tutup sesi dengan pesan kunci fasilitator.

24
Lampiran 7.1. Kata-kata tentang dampak narkoba dan keuntungan menjauhi narkoba

Mudah konsentrasi saat pelajaran


Bisa mengalami masalah keuangan Jadi fokus pada pelajaran
Ditangkap polisi jika terbukti melanggar hukum
Gangguan Kualitas Hidup Jadi macho dan keren
Overdosis Bisa mendukung remaja mencapai mimpinya
Bisa menyelesaikan masalah dengan sadar
Membuat kesadaran berkurang drastis karena Mampu berpikir jernih
tubuh terlalu rileks Tubuh menjadi sehat
Hilangnya kesadaran Meminimalisir dari risiko berurusan dengan
Sering bingung dan terjadi perubahan perilaku kriminal dan hukum
Mempunyai koordinasi dan keseimbangan
lingkungan sekitar yang stabil
Halusinasi Sehat secara mental
Muntah, mual, rasa takut yang berlebih, serta Bisa fokus peningkatan percaya diri
gangguan kecemasan Bebas dari jeratan mafia narkoba
Gangguan mental, depresi, serta kecemasan Berdaya merencanakan langkah untuk masa
terus-menerus
Dehidrasi: keseimbangan elektrolit berkurang Berpotensi meraih masa depan yang lebih
Kerusakan pada otak.

25
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya yaitu obat,
bahan atau zat, bukan makanan, yang jika masuk ke dalam tubuh manusia, berpengaruh terutama
pada kerja otak atau susunan syaraf pusat.
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 pengertian Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika dan Psikotropika berada dalam pengawasan Undang-Undang R.l Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika dan Undang-Undang R.l Nomor 5 Tahun 1997. Jika ditanam, diproduksi,
diperjualbelikan, dimiliki, disimpan dan digunakan secara tidak sah berarti melanggar hukum.

1. Dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan


2. Dalam jumlah terbatas dapat digunakan untuk kepentingan penelitian atas rekomendasi Kemenkes.
3. Dituntut hukuman 4 tahun
4. Termasuk narkotika golongan I adalah opium, heroin, kokain, ganja, metakualon, metamfetamin,
amfetamin, MDMA, STP, fensiklidin.

26
1. Berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan dan digunakan dalam pengobatan sebagai
pilihan terakhir.
2. Dituntut hukuman 2 tahun
3. Termasuk dalam golongan ini adalah morfin, petidin, metadon.

1. Berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan dan digunakan dalam pengobatan sebagai


pilihan terakhir.
2. Dituntut hukuman 1 tahun
3. Termasuk dalam golongan ini adalah Kodeina dan Buprenorfina.

Sekarang ini peredaran narkoba mengalami peralihan penyalahgunaan dari jenis alami
(heroin, kokain dan ganja) kepada Ampethamine type Slimulant (ATS) atau jenis sintetis seperti
ekstasi dan sabu. Selain ATS, peredaran NPS yang merupakan senyawa/zat yang disalahgunakan
baik dalam bentuk murni atau turunan juga menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Sampai
dengan tahun 2016 terdapat 600 jenis NPS yang beredar di dunia dan di masa mendatang jumlah
NPS akan semakin bertambah dan terus berkembang. Jenis NPS yang sudah di atur dalam
PERMENKES Nomor 4 dan 2 Tahun 2021 sebanyak 75 Jenis (data sampai dengan Januari 2021).

*Sumber: Pusat Laboratorium Narkotika BNN, Kemenkes Januari 2021, UNODC Februari 2021.

27
Berikut beberapa alasan yang biasa disampaikan oleh remaja saat menggunakan narkoba:

1. Mengisi waktu, menghilangkan rasa bosan, dan merasa lebih baik dari kondisi stress /depresi.
2. Melupakan masalahnya dan merasa lebih tenang (pelampiasan).
3. Merasa bahagia, bagian dari bersenang-senang.
4. Memuaskan rasa ingin tahu.

28
5. Mencoba sebuah resiko
6. Meredakan rasa sakit!
7. Merasakan rasanya menjadi ‘dewasa’
8. Menunjukkan kemandiriannya
9. Merasa mendapat pengakuan sebagai anggota kelompok tertentu
10. lngin terlihat lebih keren karena pengaruh teman sebaya

Konsep diri adalah gambaran atau pandangan perasaan dan pemikiran individu mengenai
diri sendiri, meliputi kemampuan, karakter, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri.
Persepsi terhadap diri tersebut bersifat dinamis dibentuk berdasarkan pengalaman, evaluasi diri
dan interpretasi lingkungan.
Konsep diri adalah suatu gambaran dari apa yang kita pikirkan, yang orang lain berpendapat
mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan, yang mana konsep diri merupakan
berbagai kombinasi dari berbagai aspek, yaitu citra diri, intensitas afektif, evaluasi diri dan kecenderungan
memberi respons.

Aspek-aspek yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri, yaitu:

Merupakan situasi emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan-
perasaan subyektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan
aktifnya sistem saraf pusat. Kecemasan juga sebagai kekuatan pengganggu utama yang
menghambat perkembangan hubungan interpersonal yang sehat. Kecemasan pernah dialami
oleh hampir semua individu, hanya saja kadar dan tarafnya yang berbeda.

29
Penampilan fisik merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan penampilan luar
dan sejauh mana individu memiliki penampilan yang menarik yang mudah diamati dan
dinilai oleh individu lain. Penampilan fisik secara disadari atau tidak, dapat menimbulkan
respons tertentu dari individu lain.

Merupakan suatu aksi reaksi individu yang dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung terhadap lingkungannya dan sejauh mana individu dapat bersosialisasi sesuai
dengan norma-norma yang berada dalam lingkungannya.

Merupakan kemampuan individu dalam melakukan hubungan sosialnya, yaitu keberhasilan


dalam membina hubungan dengan individu lainnya yang ditandai dengan penerimaan
dan atau penolakan individu atau kelompok.

Merupakan kondisi psikologi positif, yang ditandai oleh tingginya kepuasan terhadap masa
lalu, tingginya tingkat emosi positif, dan rendahnya tingkat emosi negatif

Merupakan apa yang individu ketahui tentang dirinya seperti hal-hal yang menggambarkan
dirinya, kelebihan atau kekurangan fisik, usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan,
agama, dan lain-lain.

Setiap orang mempunyai perbedaan dalam menerima dirinya sendiri maupun menerima
apa pendapat orang lain tentang dirinya, maka konsep diri yang muncul pasti berbeda dan
karakteristik dari konsep diri tersebut tidaklah sama.

Individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah individu yang tahu betul tentang
dirinya, sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima
keberadaan orang lain. Konsep diri positif lebih pada penerimaan diri, bukan suatu kebanggaan
yang besar bagi diri. Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan merancang tujuan
yang sesuaidengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai
serta mampu menghadapi kehidupan di depannya dan menganggap hidup adalah suatu proses
penemuan.
Seseorang dengan konsep diri yang positif adalah orang yang mau menerima fakta tentang
dirinya dengan baik. Selain itu, ia juga dapat menerima fakta-fakta tentang orang lain. Konsep
diri yang positif akan membawa orang kepada hidup yang menyenangkan dan tidak terlarut dalam
kegagalan. Adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki konsep diri positif adalah:

30
1. Yakin akan kemampuannya mengatasi masalah.
2. Merasa setara dengan orang lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa malu.
4. Menyadari bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang
tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
5. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian
yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.

Konsep diri negatif merupakan perasaan yang negatif tentang dirinya. Seseorang dengan
konsep diri negatif merasa pribadinya tidak cukup baik daripada orang lain. Hal ini terjadi karena
individu menghadapi informasi tentang dirinya yang tidak dapat diterima dengan baik oleh
dirinya. Konsep diri negatif dapat mengakibatkan depresi atau kecemasan dan kekecewaan
emosional. Konsep diri negatif terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
1. Pandangan seseorang tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memiliki
perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya,
apa kelemahan dan kelebihannya atau apa yang ia hargai dalam kehidupannya.
2. Pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku, stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi sebagai
akibat didikan yang terlalu keras dan kepatuhan yang terlalu kaku. Individu merupakan aturan
yang terlalu keras pada dirinya sehingga tidak dapat menerima sedikit saja penyimpangan
atau perubahan dalam kehidupannya.

Seseorang yang memiliki konsep diri negatif adalah orang yang tidak menerima
kekurangan maupun kelebihan dirinya. Ia menganggap informasi tentang dirinya yang diterima
dari orang lain merupakan ancaman terhadap dirinya, sehingga ia akan diliputi kecemasan.
Adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki konsep diri negatif adalah:
1. Menganggap bahwa kritik sebagai alat untuk menjatuhkan harga dirinya. Orang yang
mempunyai konsep diri negatif cenderung tidak menyukai dialog terbuka.
2. Responsif sekali terhadap pujian.
3. Bersikap hiperkritis terhadap orang lain. Ia tidak sanggup menyampaikan penghargaan dan
Cenderung merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan.
4. Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Misalnya ia tidak mau bersaing dengan orang lain
dalam hal prestasi.

31
Sesi kedua ini akan mengajak remaja untuk merencanakan
cita-cita, disini peserta diajak untuk membayangkan potret
mereka di masa depan, ini berkaitan dengan proses perjalanan
menempuh pendidikan, menggapai kesuksesan karir serta
menggambarkan kehidupan mereka di lingkungan masyarakat.

32
• Pertama-tama mulailah untuk mereview apa yang didapatkan oleh peserta dari pertemuan
sebelumnya, yaitu tentang materi “siapa aku?”, berikan kesempatan kepada 2-3 peserta untuk
menjawab.
• Mungkin dari mereka akan menjawab “mengenali diri itu penting”, “menerima diri sendiri”
dan “mencintai diri sendiri”, serta banyak yang lainnya.
• Setelah itu sampaikanlah secara singkat materi sebelumnya, tentang pentingnya mengenali
diri sendiri lebih dalam, kemudian beri tahu peserta bahwa sesi ini akan mengajak mereka
untuk berpetualang ke masa depan.
• Berikan kertas HVS dan alat tulis kepada masing-masing peserta, setelah semua mendapatkannya,
minta semua peserta untuk memposisikan diri senyaman mungkin di tempat mereka
masing-masing, kemudian minta mereka untuk memejamkan mata dan menarik nafas dalam
dan panjang dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut pelan-pelan, lakukanlah sebanyak tiga
kali.
• Kemudian masih dalam posisi memejamkan mata, minta peserta membayangkan tentang
“apa yang terjadi pada hidup mereka di masa depan, sekitar 5-10 tahun yang akan datang”,
berikan mereka waktu kurang lebih 30 detik untuk itu.
• Selanjutnya, minta peserta untuk membuka mata kemudian menggambarkan “potret”
atau bayangan diri mereka di masa depan dalam kertas HVS tersebut, mungkin dalam sesi
ini ada peserta yang tidak percaya diri untuk menggambar karena mereka merasa tidak bisa
menggambar dengan bagus, responlah dengan ramah dan beritahu mereka bahwa sesi ini
tidak melihat bagus atau tidaknya gambarnya, jadi minta mereka percaya diri saja dengan
gambar masing-masing.
• Berikan sekitar 10 menit waktu untuk mereka untuk menggambar diri mereka dengan petunjuk
sebagai berikut:

1. 2.

4.
3.

5.

33
1. Minta mereka menuliskan nama mereka di atas gambar diri mereka masing-masing
2. Minta mereka menuliskan profesi mereka di masa depan di bawah tulisan nama mereka
di gambar diri mereka masing-masing, misalnya jadi youtuber, polisi, pemain sepak bola,
kuliah di Universitas Indonesia dan lain-lain.
3. Selanjutnya, minta mereka menuliskan apa yang perlu mereka lakukan untuk mencapai
cita-cita mereka tersebut di sebelah kiri gambar diri mereka, misalnya “harus rajin belajar”,
“olah raga yang rutin”, “berlatih” dan lain-lain.
4. Kemudian minta mereka menuliskan apa yang membuat mereka percaya diri dan bangga
bahwa mereka akan mampu mencapai cita-citanya tersebut, misalnya “dukungan orang
tua”, “percaya diri” dan lain-lain.
5. Selanjutnya minta mereka menuliskan kendala dan tantangan yang akan mereka hadapi
dalam mencapai cita-citanya tersebut dibagian bawah gambar diri mereka tersebut.

• Setelah semua menggambar potret dirinya di masa depan, minta peserta untuk membacakan karya
mereka masing-masing secara bergantian, setelah semua membacakan karyanya, berilah beberapa
pertanyaan kepada peserta, sebagai berikut:

1. Apa yang teman-teman rasakan saat menggambar potret diri kalian sendiri? berikan
kesempatan pada 2-3 peserta untuk menjawab (mungkin beberapa dari mereka akan
menjawab “senang”, “takut gambarnya jelek”, atau mungkin “bingung”).
2. Apakah penting kita mempunyai cita-cita? berikan kesempatan pada 2-3 peserta untuk
menjawab (mungkin beberapa dari mereka akan menjawab “penting agar kita fokus”,
“biar kita jadi tahu apa yang perlu kita lakukan untuk mencapai cita-cita” serta “biar jelas
mau apa” dan lain sebagainya)
3. Pembelajaran apa yang kalian dapat dari permainan ini? berikan kesempatan pada
2-3 peserta untuk menjawab (mungkin dari mereka akan menjawab “pentingnya
mempunyai cita-cita”, “belajar membuat cita-cita” dan lain sebagainya)

• Setelah beberapa peserta menyampaikan pendapatnya, berikanlah kesimpulan apa maksud


permainan ini, seperti berikut:

1. Bahwa setiap orang perlu mempunyai cita-cita atau gambaran dirinya di masa depan
agar setiap harinya merasa semangat untuk menjalani aktivitas, karena kita tahu apa
yang ingin kita tuju/capai di masa depan.
2. Kita penting mengetahui apa yang sekarang kita punya sebagai modalitas kita mencapai
cita-cita kita, agar kita selalu percaya diri terhadap diri kita, “di mana ada kemauan di situ
ada jalan”
3. Kita juga perlu tahu apa jalan yang perlu kita tempuh untuk mencapai cita-cita kita, agar
kita tahu apa saja yang perlu kita lakukan untuk mencapai cita-cita tersebut, “ingat
bahwa semua butuh proses dan perjuangan”.
4. Kemudian jelaskan juga bahwa saat kita merencanakan masa depan, kita perlu tahu apa
saja yang mungkin akan menjadi kendala dan tantangan saat berusaha mencapai masa
depanmu, “supaya kita menang, kita harus tahu siapa musuh kita, agar kita tahu
bagaimana cara mengalahkannya”

• Kemudian tutup sesi dengan membuka sesi tanya jawab (jika ada yang bertanya), kemudian
minta peserta untuk membawa gambar mereka masing-masing untuk ditempel di kamarnya
masing-masing sebagai pengingat untuk selalu bersemangat dalam menjalani aktivitas
mereka sehari-hari.

34
Merencanakan masa depan merupakan salah satu usaha untuk membuat perjalanan
hidup kita menjadi lebih nyaman, karena jika kita mempunyai perencanaan hidup yang baik
membuat kita tahu apa yang perlu kita lakukan disetiap tahapan hidup kita, misalnya jika kamu
mempunyai perencanaan yang baik, kamu tidak perlu bingung untuk milih penjurusan IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) atau IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), kemudian kamu juga tidak akan bingung
mau memilih jurusan apa waktu mau masuk di perguruan tinggi, begitu juga kamu tidak akan
galau lagi untuk menekuni karir kamu.
Sebagai remaja yang baik, kamu mempunyai kebebasan untuk memilih karir/kerjaan yang kamu
mau, sesuai dengan minat dan bakat kamu. Kamu bisa membuat tangga kehidupan untuk membuat
langkah-langkah perjalanan mencapai masa depanmu lebih tergambar, seperti contoh berikut:

Berikut apa saja yang dapat dilakukan untuk merencanakan masa depan:

Motivasi bisa datang dari dalam atau luar diri kita. Motivasi dari luar diri bisa datang dari
orang tua, kakak, guru, pacar, teman, atau tokoh yang kita idolakan. Namun, motivasi dari
dalam diri jauh lebih baik dan punya daya juang yang luar biasa. Kita bisa mulai dengan
mengumpulkan banyak informasi mengenai obyek cita-cita masa depan yang kita inginkan.
Mulai belajar menyukai dan menekuninya dari sekarang sehingga kita mampu berkata:
Hei… ini tentang hidupku, jadi aku harus memperjuangkannya!

35
Dengan mengenali potensi diri, kita bisa mulai memilih dan merencanakan cita-cita kita.
Caranya, dengan melihat diri kita, apa yang kita senangi, bakat kita, kemampuan kita, dan
aspek lainnya yang kita punya, lalu mengasahnya sehingga dapat menjadi lebih baik. Di
lain sisi, hambatan-hambatan yang mungkin merintangi untuk mencapai cita-cita perlu
juga kita pikirkan sehinga kita dapat mencarikan solusi secara cepat bagaimana mengatasi
hambatan tersebut.

Kita harus mulai mengambil keputusan mengenai cita-cita masa depan. Hal ini akan
membantu kita untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Rencanakan masa
depan yang kita tetapkan dapat berupa rencana jangka pendek dan jangka panjang. Jangka
pendek bisa dalam rentang 1-5 tahun. Artinya, dalam 1-5 tahun ini kita ingin menjadi seperti
apa. Sementara jangka panjang bisa berupa rencana kita dalam 10 tahun ke depan.

Bisa saja di tengah jalan kita menemukan hal-hal baru yang membuat kita ingin mengubah
rencana masa depan kita. Makanya, kita harus terus mengevaluasi rencana masa depan
kita. Yang penting, apa yang kita rencanakan sesuai dengan diri kita, memberikan dampak
positif dan memungkinkan untuk kita capai.
Jadi, memiliki cita-cita masa depan sangat penting. Apalagi yang penting di dunia ini yang
dapat memandu kita untuk terus maju, selain memiliki cita-cita untuk masa depan.

36
Sesi ketiga ini akan membantu remaja memahami berbagai macam
emosi dan perasaan yang dapat diekspresikan oleh seseorang.
Sesi ini juga mengajak remaja untuk mengidentifikasi bahwa
setiap orang mempunyai kemampuan masing-masing dalam
merespon kejadian dalam kehidupan mereka

37
a. Instruksikan pada peserta untuk mengikuti
langkah-langkah berikutnya
b. Buatlah tiga garis vertikal sejajar di lantai yang cukup
panjangdengan isolatip untuk menjangkau semua
peserta
c. Gambarlah ekspresi “senyum”, “marah”, dan
“kecewa” padatiga kertas yang berbeda dengan
spidol dengan ukuran
yang lebih besar agar terlihat oleh semua peserta, kemudian
letakan masing-masing kertas tersebut pada ujung masing-
masing garis yang telah dibuat di lantai, seperti ilustrasi
disamping.

*) Jumlah ekspresi dapat disesuaikan oleh kreativitas fasilitator

d. Sampaikan kepada peserta bahwa garis dan gambar ekspresi wajah yang ada di lantai
tersebutmenggambarkan emosi mereka dalam merespon sebuah kejadian dalam hidup kita
masing-masing
e. Sampaikan pada peserta bahwa kamu akan membacakan beberapa pernyataan, minta
peserta membayangkan jika mereka mendapatkan pernyataan tersebut dalam
kehidupan mereka, ekspresi apa yang menggambarkan perasaan mereka terhadap
pernyataan tersebut, kemudian minta mereka berpindah posisi berdiri di atas atau
menginjak garis yang mewakili ekspresi mereka tersebut.
f. Sampaikan juga kepada peserta bahwa permainan ini tidak sedang menilai baik dan
buruk, benar atau salah ataupun penilaian lainnya, minta peserta untuk memilih ekspresi
yang benar-benarmewakili perasaan mereka.
g. Mulailah membacakan satu per satu pernyataan berikut, sambil melakukan observasi
terhadap peserta yang berdiri pada garis yang berbeda-beda dan biarkanlah peserta
lainnya melakukan observasi secara mandiri bahwa mereka mempunyai respon yang
berbeda-bedaterhadap masing-masing pernyataan tanpa adanya diskusi.
h. Berikut adalah pernyatan yang perlu kamu bacakan:

1. Matematikamu mendapatkan nilai 6


2. Temanmu menceritakan kejelekanmu kepada temanmu yang lain tanpa
sepengetahuanmu
3. Temanmu menceritakan rahasiamu ke orang lain, padahal kamu minta
temanmu untukmerahasiakannya
4. Kamu mendapatkan pujian dari seseorang yang kamu sukai, dia bilang bahwa kamu
gantengatau cantik
5. Teman laki-laki/perempuanmu dengan sengaja menyentuh bagian sensitif di
tubuhmu
6. Temanmu mendekati orang yang kamu sukai
7. Temanmu mengirim pesan yang isinya gambar porno/sensual
8. Temanmu mengejekmu tidak keren karena kamu tidak mau diajak merokok dan
meminumminuman keras/beralkohol
9. Kamu melihat temanmu kecanduan pada obat-obat terlarang.
10. Temanmu memaksamu memakai obat-obatan yang terlarang, kalau tidak
mau kamu akan dijauhi.

38
i. Setelah membaca pernyataan pertama, minta peserta untuk melihat temannya yang
lain agarmereka sadar bahwa masing-masing mereka berdiri di tempat yang berbeda.
j. Kemudian bacakan semua pernyataan di atas, beri waktu mereka untuk berpindah-
pindah di setiap pernyataan yang kamu bacakan tanpa memberikan waktu yang lama
untuk merekaberdiskusi, usahakan proses permainan cukup menyenangkan, tenang
tanpa banyak diskusidan saling mengejek satu dengan yang lain.
k. Setelah permainan selesai, pertahankan peserta dalam posisi berdiri dan ajaklah
mereka berdiskusi dengan kalimat pembuka berikut “setelah kita bermain tadi apakah
kamu semua sadar bahwa kita ternyata punya posisi yang berbeda-beda dalam
menerima dan merespon sesuatu?” lanjutkan dengan memberikan pertanyaan
pemantik kepada teman-temanmu, seperti berikut:

1. Menurut kamu kenapa kita bisa berdiri diposisi ekspresi yang berbeda-beda pada
satupernyataan? Berikan kesempatan kepada 2-3 pesertamu untuk menjawab
(mungkin dari mereka akan menjawab “karena orang beda-beda”, “karena orang
ada yang kuat dan enggak” dan jawaban lainnya”
2. Apakah dalam kehidupan nyata, kamu pernah mengalami salah satu kejadian
dari pernyataan-pernyataan yang tidak menyenangkan seperti statement yang
dibacakantadi? Apa yang kamu lakukan saat itu? Berikan kesempatan kepada 2-3
pesertamu untukmenjawab dan berikan waktu mereka untuk menceritakan cerita
mereka.
3. Pelajaran apa yang teman-teman dapat dari permainan tadi? Berikan kesempatan
kepada2-3 pesertamu untuk menjawab (mungkin dari mereka akan menjawab
“memahami emosi”, “cara kita merespon keadaan” dan jawaban lainnya”

l. Setelah peserta memberikan jawabannya, selanjutnya berikanlah materi singkat


tentang apaitu emosi dan bagaimana mengelolanya, seperti berikut:

39
40
Setelah sesi diskusi selesai, tutup sesi dengan menyampaikan bahwa:
1. “Setiap orang mempunyai kemampuan masing-masing dalam menanggapi, menerima, dan
merespon kejadian demi kejadian dalam hidupnya, kemampuan tersebut dipengaruhi oleh
cerita hidup masing-masing”.
2. “Setiap orang mempunyai kebebasan untuk mengekspresikan emosi mereka, yaitu sedih,
senang, marah dan jengkel sesuai dengan apa yang kita rasakan saat itu, yang terpenting
jangan sampai mengganggu orang-orang di sekitar kita”.
3. “Jika kamu sedang merasa jatuh dan sedih, terimalah dengan lapang dada dan ikhlas bahwa
setiap orang pasti mengalami naik dan turunnya hidup… yang perlu kamu tahu, kamu tidak
sendirian, cari teman dan keluarga yang menyayangimu”.

Emosi merupakan reaksi penilaian negatif atau positif yang kompleks dari saraf terhadap
sebuah rangsangan yang kemudian muncul dari luar dan dalam. Terdapat 6 emosi dasar yaitu
marah, sedih, senang, terkejut, jijik dan takut sehingga memang orang lain pun akan tahu seperti
apa emosi dari kita.

Di jenis emosi yang dirasakan manusia, bahagia merupakan emosi yang paling diharapkan dan
diinginkan semua orang. Bahagia bisa diartikan sebagai kondisi emosional yang ditandai dengan
perasaan senang, puas, ceria, gembira.

Kesedihan dapat didefinisikan sebagai kondisi emosional yang bercirikan perasaan tidak
bersemangat, tidak nyaman, tidak tertarik dalam mengerjakan hal apa pun, mood (suasana hati)
yang murung, kekecewaan,hingga perasaan berduka.

41
Saat merasakan adanya indikasi bahaya, seseorang akan merasakan emosi takut. Respons yang
muncul bisa saja respons fight or flight (melawan atau lari). Takut merupakan emosi yang kuat dan
berperan penting dalam dalam pertahanan hidup.

Jenis emosi lain yang diutarakan oleh Paul Eckman adalah emosi jijik. Rasa jijik dapat berasal
dari banyak hal diantaranya rasa, pemandangan, atau bau yang tidak disukai. Seseorang juga dapat
mengalami kejijikan moral saat melihat perilaku individu/seseorang yang mereka anggap tidak
menyenangkan, tidak bermoral, atau jahat.

Marah juga menjadi emosi yang sering kita tunjukkan dan lihat dalam berbagai situasi. Seperti emosi
takut, marah juga menjadi emosi yang bisa berkaitan dengan respons fight or flight.

Emosi terkejut juga penting dalam diri manusia. Seperti yang mungkin diketahui, seseorang
menunjukkan emosi terkejut saat menghadapi momen atau hal yang tidak disangka.

Masing-masing orang mempunyai caranya masing-masing untuk mengatur regulasi emosi


mereka. Cara mengatur emosi mungkin bisa dilakukan oleh individu tertentu namun tidak bisa
dilakukan oleh orang lain. Jadi memang masing-masing individu harus mencari cara yang tepat
dan baik tanpa membuat tekanan berlebih untuk diri sendiri.
Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah kemapuan berpikir. Bukan sekedar meluapkan
emosi namun libatkanlah kemampuan berpikir untuk membuat pertimbangan tentang resiko dan
manfaat dari peluapan atau ekspresi emosi tersebut. Misalnya saat marah memikirkan “jika saya
marah saat ini apa dampak dan akibatnya” .

42
Sesi keempat ini akan mengajak remaja untuk memaknai
sebuah perjalanan kehidupan, bahwa perjalanan yang akan
dihadapi ke depan tidaklah mudah, tapi seru untuk dijalani dan
syukuri setiap tahapan yang akan mereka lalui, serta penuh
makna dan pembelajaran.

43
• Minta masing-masing peserta untuk berpasang-pasangan
• Minta mereka berhitung dari angka 1-3, secara bergantian atau secara selang-seling seperti berikut:
1. Orang pertama: “satu”
2. Orang kedua: “dua”
3. Orang pertama: “tiga”
*) ulangi beberapa kali, sampai peserta telah mampu memainkan itu secara sempurna
• Kemudian minta peserta mencoba permainan tersebut, serta tanyakan apakah permainan itu
mudah? (mungkin beberapa dari mereka akan menjawab” mudah”)
• Kemudian tambahkan instruksinya, minta mereka mengganti angka “satu” dengan “tepuk tangan
sekali”, seperti berikut:
1. Orang pertama: “tepuk”
2. Orang kedua: “dua”
3. Orang pertama: “tiga”
*) ulangi beberapa kali, sampai peserta telah mampu memainkan itu secara sempurna
• Kemudian tambahkan instruksinya, minta mereka mengganti angka “dua” dengan “goyang
pinggul kiri dan kanan”, seperti berikut:
1. Orang pertama: “tepuk”
2. Orang kedua: “goyang pinggul ke kiri dan ke kanan”
3. Orang pertama: “tiga”
*) ulangi beberapa kali, sampai peserta telah mampu memainkan itu secara sempurna

• Kemudian tambahkan instruksinya, minta mereka mengganti angka “tiga” dengan “hentakan
kaki kiri dan kanan”, seperti berikut:
1. Orang pertama: “tepuk”
2. Orang kedua: “goyang pinggul ke kiri dan ke kanan”
3. Orang pertama: “hentakan kaki kiri dan kanan”
*) ulangi beberapa kali, sampai peserta telah mampu memainkan itu secara sempurna

• Setelah beberapa saat mereka bermain dan menertawakan jika ada kesalahan yang dilakukan
oleh dirinya sendiri atau temannya, minta semua berhenti dan tanyakan kepada peserta “apa
yang mereka rasakan saat bermain ini, sulit atau mudah?” (mungkin beberapa dari mereka
akan menjawab “sulit”, “mudah” dan “mudah tapi bingung” dan lain-lain)
• Setelah semua menjawab, berikan pertanyaan kedua “apa yang mereka lakukan saat diri mereka
salah atau melihat temannya yang salah?” pada umunya mereka akan menjawab “lucu atau tertawa”

44
• Buka sesi dengan mengucapkan kalimat yang membangun sensitifitas personal, seperti “Bahwa
perjalanan hidup masing-masing orang itu berbeda-beda, kadang naik, tapi kadang juga
terjatuh. Kemudian yang perlu kita lakukan adalah menerima situasi tersebut serta
menjalaninya dengan penuh semangat dan percaya diri, tanpa harus menyakiti orang
lain. Untuk itu… agar kamu makin semangat mengapai cita-citamu, sekarang waktunya
kamu membuat surat bagi dirimu sendiri yang hebat, agar lebih SEMANGAT!”
• Kemudian minta peserta untuk menyiapkan kertas dan alat tulis, berikan mereka waktu
3 menit berdiam sejenak untuk memikirkan “pesan hebat” apa yang akan mereka tuliskanuntuk
menyemangati diri mereka sendiri, kemudian setelah selesai berdiam sejenak minta mereka
mulai menulis dalam situasi yang hening.
• Minta peserta menuliskan surat yang isinya tentang semangat dan motivasi yang sekiranya
ingin mereka dengar motivasi tersebut datang dari orang lain.

Untukku yang Hebat,


Surat ini aku tujukan buat diriku sendiri, apa
kabar kamu? Baik-baik saja kan, terima kasih ya
kamu sudah mau berjuang sampai sini, kamu
hebat…. Kamu kuat, kamu bisa menjalani semua petualangan
hidup ini, yang kadang membuat kamu bahagia, tapi ada
kalanya juga terjatuh… tapi itulah hidup, agar kita bisa
belajar dari pengalaman.

Kamu adalah orang yang menarik, pintar dan kreatif… kamu


juga periang sehingga membuat teman-teman dan orang
sekitarmu bahagia di dekatmu, tapi juga boleh
mengekspresikan sedihmu, susahmu, karena itu hal yang
wajar… yang penting jangan berlarut-larut ya, masih banyak
hal positif di luar sana untuk bisa kamu lakukan agar kamu
menjadi orang yang sukses dan bahagia, SEMANGAT!

Kamu juga harus menyayangi keluargamu, ibu, ayah, kakak


dan adik-adikmu karena mereka juga pasti sangat
menyayangimu… sadarlah kamu tidak sendirian, kamu punya
orang-orang yang sangat menyayangimu di sekitarmu…

Salam hebat!

45
• Minta peserta menulis dengan sepenuh hatinya, berikan waktu sekitar 10-15 menit, biarkanlah
masing-masing peserta menulis sesuai dengan kemauan mereka sendiri dan pertahankan
situasinya hening.
• Setelah selesai menulis minta kesediaan beberapa peserta tanpa paksaan untuk membacakan
surat mereka untuk diri mereka masing-masing.
• Setelah perwakilan peserta membacakan surat tersebut, minta semua peserta membaca
surat mereka secara bersama-sama di dalam hati, beri waktu 3 menit untuk itu, kemudian
minta surat itu disimpan masing-masing sebagai penyemangat untuk menggapai mimpi
mereka.
• Tutup sesi dengan pesan kunci berikut:

Menerima dan berdamai dengan diri sendiri merupakan salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk membuat hidup lebih bahagia. Dengan mulai mencintai dan menghargai dirimu
sendiri akan membuat hidup lebih damai dan nyaman. Kegiatan ini memang sederhana, tapi
seringkali orang melupakan atau tidak menganggap kegiatan ini penting untuk dilakukan, padahal
ini menjadi salah satu usaha untuk mencegah adanya tekanan dan tuntutan yang berlebih pada
diri sendiri.
Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan mengucapkan “terima kasih aku” atas
apa yang telah dilalui sampai saat ini, ini menjadi usaha untuk mengurangi stress atas tekanan
hidup dalam pekerjaan, pergaulan, sekolah dan lainnya. Berterima kasih dan menerima diri
sendiri dapat mencegah kita untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya
mencari pelampiasan dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang, ataupun tindakan lainnya
yang merugikan diri sendiri, seperti merokok dan minum-minuman beralkohol.
Berikut adalah cara-cara yang bisa dilakukan untuk menerima diri sendiri, seperti:

Hal yang terpenting untuk dilakukan adalah dengan menghargai dirimu sendiri, kemudian
mengetahui batas kemampuan yang kamu miliki baik fisik ataupun emosi, hal ini tentu
akan membuat kamu lebih mudah dalam mengelolanya. Karena ketika kamu sudah bisa
mengetahui batas kemampuan yang kamu miliki, kamu tidak perlu repot-repot untuk memikirkan
atau bahkan memberikan respons apa terkait hal yang dilakukan oleh orang lain
terhadapmu, yang terkadang hal tersebut mungkin menganggu dirimu.

46
Yang tidak kalah penting adalah kamu perlu tahu apa yang saat ini terjadi dalam hidupmu,
salah satunya dengan menyadari masalah yang kamu alami saat ini. Karena ketika kita
menganggap “semua baik-baik saja”, serta mengabaikan masalah yang benar-benar terjadi
pada diri kita itu hanya akan memberikan ketenangan sesaat.

Mencintai diri sendiri bukan berarti kamu menyelesaikan masalahmu sendirian. Balik lagi
sebagai manusia kita harus mengakui bahwa kita memiliki batas kemampuan. Jika kamu
merasa memiliki masalah dan tidak sepenuhnya bisa diselesaikan sendiri, jangan takut
untuk meminta bantuan kepada orang lain. Sebisa mungkin orang tersebut adalah orang
yang kamu percayai, seperti keluarga kamu, sahabat dan teman kamu lainnya.

Poin keempat dimaksudkan agar kamu tidak kehilangan dirimu sendiri dalam segala
hubungan. Baik itu hubungan keluarga, pertemanan, sampai percintaan. Kamu harus bisa
menerima orang lain dengan apa adanya mereka, seperti kamu menerima dirimu sendiri
apa adanya. Jika memang dia tidak baik kamu harus menerimanya, walaupun orang tersebut
mungkin adalah orang yang sangat kamu cintai.

Setiap manusia diciptakan dengan kelebihannya masing-masing. Jangan kamu jatuhkan


dirimu karena sesuatu yang tidak dapat kamu lakukan dengan baik. Ingat dan apresiasi ke-
mampuanmu yang luar biasa, yang belum tentu dimiliki oleh orang lain, percayalah setiap orang
itu mempunyai keunikan sendiri-sendiri, jadi bangga dan percaya dirilah dengan dirimu sendiri.

Kadang kita butuh untuk merayakan sebuah kegagalan, karena kadang dari sanalah kita
memperoleh pelajaran untuk menjadi orang yang lebih baik. Yang perlu kamu tahu bahwa
perjalanan setiap orang memang berbeda, tidak terkecuali kamu, jika kamu masih saja resah
dan mengungkit kesalahan-kesalahan yang telah kamu lakukan selama ini, itu hanya akan
menyiksa hidupmu. Lebih baik mulai sekarang kamu menerimanya kemudian berusaha
untuk jadi dirimu yang lebih baik ke depannya.

47
Salah satu bentuk teknik relaksasi yang dilakukan dengan cara melatih konsentrasi dan fokus
pikiran untuk mendapatkan perasaan tenang dan damai. Aktivitas ini dapat dilakukan dengan
cara yang mudah dan dalam waktu yang relatif singkat.

Melakukan aktivitas menenangkan diri sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,
dalam proses ini akan lebih baik jika dipandu oleh tokoh agama atau kepercayaan yang professional
dengan ijin dan persetujuan orang tua/keluarga.

48
Sebuah aktivitas fisik yang melibatkan meditasi dengan teknik peregangan, pernapasan, keseimbangan,
dan kelenturan tubuh untuk mencapai keselarasan antara emosi, jiwa, mental, spiritualitas, dan
fisik. Dalam proses kegiatan ini, kita juga mendapatkan sesi konsultasi dengan trainer yoga,
serta sirkulasi pertemanan yang positif.

Jika kamu dalam situasi yang tidak baik-baik saja, jangan ragu untuk memberikan penghargaan
bagi dirimu sendiri untuk melakukan hal-hal yang membuat kamu senang, misalnya melakukan
hobi atau kegiatan yang membuat kamu senang, misalnya menonton film, olah raga, melukis
dan kegiatan positif lainnya.

49
50
51
Sesi kelima ini akan mengajak remaja untuk mengetahui posisi
mereka di lingkungan masyarakat, kemudian menyadari bahwa
mereka tidak hidup sendiri, sehingga perlu menghargai dan
menghormati orang lain. Kemudian pada sesi ini remaja juga
didorong untuk meningkatkan rasa kepekaan mereka terhadap
cerita hidup orang lain, untuk bersikap empati, tidak menstigma
dan mendiskriminasi

52
1. Minta peserta berdiri dan membentuk lingkaran besar, fasilitator ikut terlibat dalam permainan
tersebut.
2. Setelah semua peserta membentuk lingkaran besar, berikan instruksi bahwa permainan ini bersifat
partisipatif dan kerelawanan, setiap orang/peserta boleh menjawab (merespon) atau tidak menjawab
dari pernyataan yang dibacakan oleh fasilitator.
3. Sesi ini harus dibawakan dalam situasi yang tenang, serta membuat peserta nyaman di posisinya
masing-masing.
4. Sebelum memulai permainan ini, minta peserta untuk menarik nafas yang panjang dari hidung dan
mengeluarkannya dari mulut secara pelan-pelan, ulangi sebanyak tiga kali.
5. Kemudian berikan informasi aturan main “permainan” ini, yaitu;
a. Minta peserta yang mempunyai pengalaman sesuai dengan pernyataan yang dibacakan oleh
fasilitator untuk maju satu langkah
b. Kemudian setelah maju satu langkah minta untuk menceritakan pengalamannya.
c. Kemudian setelah masing-masing peserta yang maju satu langkah menceritakan pengalaman,
minta peserta tersebut mundur kembali ke posisi awal mereka.

*) semua instruksi ini bersifat kesukarelawanan (bukan paksaan)

6. Selanjutnya, sebelum kamu membacakan masing-masing pernyataan, kamu harus mengawalinya


dengan kalimat “silahkan maju satu langkah bagi kamu yang……. (dilanjutkan masing-masing
pernyataan), kemudian sebelum dilanjutkan ke pernyataan berikutnya peserta diminta mundur
kembali
7. Berikut adalah pernyatan yang perlu kamu bacakan, pernyataan akan dimulai dari hal-hal yang
bersifat umum dan lucu agar peserta mulai terbuka dengan cerita-cerita dalam kehidupannya,
kemudiandilanjutkan pada pernyataan yang lebih sensitif:

a. Pernah buang gas (kentut) di transportasi umum, tapi pura-pura tidak melakukannya karena
malu
b. Pernah naksir/menyukai orang tapi malu mengutarakan kepada orang tersebut
c. Pernah pacaran diam-diam tanpa sepengetahuan orang tua karena dilarang pacaran
d. Pernah merasa tidak percaya diri karena penampilan
e. Pernah merasakan sendiri, atau melihat orang yang mendapatkan perundungan (bully) dari
teman sendiri.
f. Pernah merasakan atau melihat orang mendapatkan tekanan psikologis ataupun kekerasan
secara fisik yang dilakukan oleh orang terdekat mereka
g. Pernah merasakan atau melihat orang menawari obat-obatan terlarang, seperti narkoba, dan
obat-obatan yang dilarang lainnya
h. Pernah merasakan atau melihat orang yang kecanduan rokok atau obat-obatan terlarang lainnya
i. Pernah mengalami atau melihat orang mendapatkan pelecehan/kekerasan seksual oleh orang
terdekat ataupun orang yang tidak dikenal.
j. Pernah merasakan rasa “cinta” dan “kasih sayang” yang tulus dari orang yang terdekat kita,
mungkin teman, keluarga atau mungkin orang lain yang tidak begitu kita kenal

*) peserta diperbolehkan menceritakan cerita mereka sendiri, atau cerita orang lain, seperti teman,
keluarga, atau orang lain yang tidak mereka kenal.
*) pernyataan bisa diganti dengan hal-hal yang disesuaikan dengan konteks daerah, atau hal-hal
yang sedang terjadi di wilayah tertentu (happening)

53
8. Kemudian bacakan semua pernyataan di atas, setelah semua dibacakan, gali
pengalaman peserta dengan pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana perasaan kamu melakukan kegiatan ini? Berikan kesempatan bagi 2-3
peserta untuk menjawab, (mungkin dari mereka akan menjawab “senang”, “seru”
atau bahkan “terharu”)

b. Apa yang kamu pelajari dari kegiatan ini? Berikan kesempatan bagi 2-3 peserta
untuk menjawab, (mungkin dari mereka akan menjawab “peduli”, “peka” atau
bahkan “mempelajari cerita orang lain”)

*) semua instruksi ini bersifat kesukarelawanan (bukan paksaan)

9. Kemudian tutup sesi permainan dengan memberikan kesimpulan, seperti berikut:

“ternyata saat kita melakukan kesalahan,


kita bisa menanggapinya dengan tertawa ya,
karena kesalahan itu biasa, setiap manusia di
dunia pasti pernah melakukan kesalahan dan
merasakan kekecewaan, …dan itu wajar.

"Tapi yang perlu kamu tahu, kamu tidak


perlu terlalu meratapi hal tersebut, kamu
tidak sendirian, syukuri dan diambil makna
positifnya dari berbagai situasi jalan
kehidupan dan takdir ini

54
1. Bagi peserta menjadi 3 kelompok
2. Masing-masing kelompok akan mendiskusikan satu kasus tentang kasus narkoba di kalangan remaja
sebagai berikut:

“Ada Apa dengan Aku??”


Namaku Indra, aku adalah siswa kelas 2 di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA)
favorit di kota ini, aku di sekolah itu punya 2 teman dekat yaitu Doni dan Angga,
hampir setiap hari kita bertiga terus. Awalnya kisah persahabatan saya baik-baik saja,
karena kita melakukan kegiatan dan rutinitas yang sehat, seperti berenang bersama,
bermain band dan nonton, seperti anak-anak yang lainnya.

Tapi pada suatu hari, masalah itu muncul… saat angga tiba-tiba membawa semua
obat terlarang yang berbentuk serbuk putih, dia meminta saya dan Doni untuk ikut
mencobanya. Waktu itu aku merasa ragu dan takut, tapi karena kita sudah sering
melakukan semua hal bersama, jadi akhirnya aku putuskan untuk ikut mencoba obat
terlarang itu, karena aku pikir gak apa-apalah cuman sekali ini.

Tapi ternyata pikiranku salah, kejadian itu adalah awal dari malapetaka di hidup kami,
karena setelah kejadian itu kami jadi sering menggunakan obat terlarang itu, kami
Sudah tidak lagi berkumpul untuk berenang, bermain band apalagi belajar. Setiap kita
kumpul kita hanya mengumpulkan uang (patungan) untuk membeli obat-obatan
terlarang tersebut, iya kami ketagihan…

Sekarang aku sedang sendirian di kamar, dengan perasaan yang kalut dan susah
terlepas dari masalah ini. Aku ingin bebas dari kecanduan ini, tapi aku takut
ditinggalkan dan dibenci teman-teman baikku

55
“Aku Sendirian”
“Aku Cinta, remaja usia 18 tahun semata wayang yang tinggal dengan nenekku yang
telah berumur 60 tahun, kedua orang tuaku sudah 5 tahun bekerja di luar negeri
dan tidak pulang-pulang, mereka hanya mengirimkan uang setiap bulan untuk biaya
kami hidup dan sekolahku.
Aku merasa sendirian, dan akhirnya aku memutuskan untuk berkenalan dengan salah
satu pria di media sosial, akhirnya kita mempunyai komunikasi yang lebih dekat dan
akhirnya memutuskan untuk pacaran. Awalnya hubungan kita berjalan baik-baik saja,
seperti layaknya pemuda dan pemudi yang pacaran lainnya, tapi tidak saat memasuki
bulan ketiga, pada suatu malam aku melihat pacarku menggunakan obat-obat
terlarang yang dia gunakan dengan menggunakan alat suntik. Awalnya aku melarang
dia untuk menggunakan itu, karena aku gak mau terjadi apa-apa sama dia, karena
aku sayang dia. Tapi waktu terus berlalu dan aku sering bertemu dengan dia, akhinya
bukannya aku yang mengubah dia menjadi lebih baik, tapi bahkan aku yang
terpengaruh dan ikut-ikutan memakai obat terlarang tersebut.
Aku sadar, apa yang kita lakukan salah, dan aku sadar ini pelan-pelan akan
menghancurkan hidup kita, tapi aku susah keluar dari ini semua. aku bingung apa
yang aku lakukan, karena pengaruh pacarku dalam hidupku begitu kuat.”

“Aku hilaf”
“Aku adalah remaja usia, 13 tahun yang sedang menempuh pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP), aku melakukan kesalahan yang fatal, saat itu aku sedang
melihat film yang aku favoritkan, dalam film tersebut menggambarkan seorang tokoh
yang aku anggap hebat dan keren, karena tokoh tersebut ahli sekali dalam ilmu bela
diri dan sering membantu orang lain, akan tetapi pada bagian film tersebut tokoh
favorit aku itu gemar meminum-minuman beralkohol dan merokok.

Karena terinspirasi film tersebut, akhirnya aku mencoba minum-minuman beralkohol


dan merokok, dan akhirnya aku kecanduan, apalagi banyak teman-temanku juga di
luar yang melakukan hal sama, sehingga ini dianggap menjadi hal yang wajar di
pergaulanku. Tapi pada suatu hari, apa yang aku lakukan diketahui oleh orang tuaku,
dan orang tuaku kecewa dan marah kepadaku, aku sedih karena membuat orang tuaku
kecewa kepadaku, padahal mereka sangat sayang padaku selama ini.

Apakah yang harus aku lakukan? Aku bingung harus melakukan apa, agar dapat
terbebas dari kecanduan ini”

56
*) cerita dapat ditambah dan dikreasikan oleh fasilitator, sesuai dengan konteks daerah atau
cerita yang sedang “happening” di wilayah tertentu

c. Minta masing-masing kelompok untuk membaca masing-masing kasus yang telah mereka
dapatkan dan memahami apa yang sebenarnya terjadi dari masing-masing kasus tersebut
d. Sampaikan kepada peserta untuk menganalisa persoalan tersebut menggunakan metode
“Pohon Masalah” agar kita dapat melihat permasalahan lebih dalam hingga akar masalahnya.
e. Minta mereka menggambar ilustrasi pohon dengan petunjuk berikut:

57
Selanjutnya minta peserta untuk menuliskan penjelasan dari kasus tersebut seperti panduan
dalam ilustrasi pohon di atas, serta minta mereka menjelaskan tentang “apa yang perlu
dilakukan oleh keluarga, teman dan individu untuk menyelesaikan akar permasalahan
tersebut?”

f. Setelah selesai berdiskusi, minta peserta menyampaikan hasil diskusi kelompoknya masing-
masing di depan kelas secara bergantian, kemudian buka sesi tanya jawab dengan kelompok
lainnya.
g. Simpulkan bersama peserta tentang “Apa penyebab terjadinya kecanduan obat terlarang
di kalangan remaja sesuai hasil diskusi bersama tersebut, kemudian sepakati apa saja
yang perlu dilakukan secara bersama-sama untuk pencegahannya.”

Pernahkah kamu bertemu orang dengan disabilitas – misalnya teman tuli, teman tuna netra
dan tanpa kamu sadari, kamu mengasihaninya di dalam hati? Atau, pernahkah kamu mendengar
bahwa perempuan yang pulang malam merupakan perempuan yang ‘nggak benar’? Nah,
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, stigma atau dikenal pula dengan sebutan stereotip
merupakan ciri negatif yang menempel (labelling) pada pribadi seseorang karena konstruksi
atau pandangan sosial.
Harus diingat bahwa stigma merupakan bentukan sosial, dan tidak sesuai dengan
kenyataannya, bahkan menjauhkan kita dari konsep kesetaraan yang telah dibahas sebelumnya.
Dalam beberapa kasus, ketika satu individu melakukan hal negatif, sekelompok individu akan
mendapatkan stigma yang sama dengan satu individu tadi. Misalnya, remaja seringkali
mendapatkan stigma dari orang dewasa, misalnya “Ah remaja sekarang pemalas, karena sering
bangun siang”. Padahal, remaja tetap menunjukkan semangat kontribusi, di mana dapat dilihat
dari muncul banyaknya start up yang diinisiasi oleh anak muda. Begitu pun sebaliknya remaja
yang sering memberikan stigma kepada orang dewasa, seperti “Orang dewasa berpikiran kolot
dan kuno”, padahal banyak juga orang dewasa yang berusaha mengerti zaman, misalnya para
menteri di pemerintahan yang mulai menggunakan media sosial untuk menjaring pendapat
rakyat.

58
“Diskriminasi merupakan perlakukan atau pandangan yang
berbeda kepada individu atau suatu kelompok. Misalnya, saat
kamu melihat temanmu menjadi penyalah guna obat-obatan
terlarang kamu langsung menyebutnya anak yang nakal dan
kamu jauhi, bukankah itu malah membuat mereka terkucilkan
dan terjerat terus menerus pada obat tersebut? Sebagai teman
sebaya yang baik, alangkah baiknya kamu dekati dia dan ajaklah
dia untuk melakukan hal-hal yang lebih positip dan rujuklah
dia untuk mendapatkan rehabilitasi.”

Mari kita lanjutkan belajarnya, dengan memahami definisi di bawah ini:


● Marginalisasi
Marginalisasi secara sederhana dapat dipahami sebagai ‘peminggiran’, atau upaya
untuk menempatkan suatu individu atau sekelompok individu sebagai orang yang
tidak memiliki peran penting, dan tidak diperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan.
Contohnya, fasilitas bagi disabilitas yang masih belum tersedia di ruang publik.

● Sub Ordinasi
Suatu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh suatu
kelompok, lebih rendah dibandingkan dengan yang lainnya.

Setiap warga negara, terutama anak dan remaja berhak mendapatkan perlakuan yang sama,
khususnya untuk kualitas pendidikan dan layanan kesehatan agar anak dan remaja dapat
mencapai cita-cita mereka dan menjadi penduduk Indonesia yang berkualitas.

Nah, sayangnya ada sekelompok individu yang tidak mendapatkan perlakuan yang sama atau
memang mengalami kondisi yang berbeda karena latar belakangnya. Misalnya, di daerah
terpencil, masih banyak teman-teman yang sulit untuk mengakses pendidikan dibandingkan
teman lainnya yang berada di kota besar. Di lain sisi, teman kita yang berada di daerah
terpencil dapat menghirup udara yang lebih segar dibandingkan yang berada di perkotaan.
Jadi, jika dilihat dari berbagai perspektif, setiap keadaan yang tidak menguntungkan pasti
disertai oleh berbagai keadaan yang menguntungkan yang tidak dialami oleh teman kita yang
lain.

59
Di sesi sebelumnya, kita sebagai remaja sudah tahu ya bahwa kita tidak hidup sendiri.
Kita adalah bagian dari masyarakat luas. Tapi bisa jadi, masyarakat di luar sana tidak tahu
karakteristik remaja. Kita punya potensi berkontribusi besar untuk melakukan banyak hal
untuk perubahan positif.
Tapi, sebagai bagian dari masyarakat, dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya, remaja dihadapkan pada tuntutan karakter, sikap, norma, ataupun
konstruksi budaya yang sudah terstandar secara turun temurun. Tentang bagaimana
harapan masyarakat agar dirinya menjadi remaja perempuan, dan menjadi remaja laki-laki
ideal. Seperti apa peran, tanggung jawab dan di ranah mana mereka harus dikotak-
kotakkan. Termasuk bagaimana remaja perempuan dan remaja harus bersikap dan
mengekspresikan diri dan perasaannya. Sesi ini akan membahas tentang menjadi diri
sendiri, sebagai perempuan dan laki-laki menggunakan lensa setara gender.

60
- Kertas Plano
- Spidol

90

• Sapa peserta dengan ramah. Ajak mereka untuk mengingat lagi materi sebelumnya
dengan cara menyebutkan hal yang paling diingat dari sesi sebelumnya.
• Jelaskan bahwa kita akan bermain judulnya “Mengenal Lebih Dekat!”. Bagi peserta
menjadi 2 kelompok: 1) Kelompok laki-laki dan 2) Kelompok perempuan.
• Bagikan juga kertas plano atau meta plan dan spidol ke semua kelompok. Minta masing-
masing kelompok menggambar siluet tubuh perempuan dan laki-laki sesuai
kelompoknya, misalnya seperti contoh ini.
• Minta kelompok perempuan untuk mendiskusikan tentang bagaimana ciri-ciri dan
karakter perempuan dan laki-laki menurut mereka.
Kelompok perempuan menulis ciri dan karekter laki-laki dan
kelompok laki-laki menuliskan ciri dan karakter perempuan.
• Ingat ya... Kriterianya bisa apa saja, dari sisi fisik, karakter,
ekspresi, sifat, tingkah laku, atau pekerjaan. Hasil diskusi
juga boleh ditulis di kertas post it dan tempelkan di
gambarnya masing-masing. Atau kalian simbol/gambar,
tulisan, atau lagu misalnya.
● Minta semua kelompok untuk presentasi hasil diskusi mereka.
● Setelah selesai presentasi, tanyakan pertanyaan kunci berikut:
1. Apa yang kamu lihat/tangkap ketika melihat perbedaan ciri dan kriteria itu?
2. Mana ciri antara perempuan dan laki-laki yang berbeda sejak dari lahir? (Ini
merujuk ke perbedaan biologis atau anatomi)
3. Adakah karakter yang bisa saja dimiliki oleh perempuan laki-laki? (Ini merujuk ke
ekspresi, sikap, karakter maskulin dan feminim)
4. Di kelas ini, apakah ada perempuan yang merasa memiliki karakter yang dilekatkan
pada laki-laki? Misal tomboy, atau suka memimpin.
5. Sambil mencari karakter yang bisa dipertukarkan, misalnya bertanggung jawab,
rajin. Tanyakan lagi, apakah karakter ini bisa dimiliki oleh salah satu atau semua
orang harus punya?
6. Mengapa dan dari mana standar kriteria-kriteria itu muncul? Haruskan kita
memenuhi standar itu?
7. Kalau kita ingat lagi potret kita di masa depan, karakter yang mana yang bisa
mendukung kita untuk mencapai mimpi kita? .
8. Jika kamu punya waktu untuk mendefinisikan ulang tentang ciri dan perbedaan
perempuan dan laki-laki, apa yang ingin kamu tulis? (ini bisa jadi PR)

61
• Sapa peserta dengan ramah dan bersemangat dengan salam SIGAB.
• Jelaskan kita akan bermain “Melihat Kita dan Keseharian”. Bagi peserta menjadi 4
kelompok, bisa dengan berhitung 1,2,3,4 untuk membentuk kelompoknya.
• Setelah terbentuk, berikan nama kelompoknya 1) Ibu, 2) Ayah, 3) Anak perempuan, 4)
Anak laki-laki. Bagikan kertas plano dan spidol untuk menulis hasil diskusinya.
• Bacakan instruksinya: Coba gambarkan jam dinding atau mau ditulis angka jamnya di
kertas plano, misalnya seperti di samping ini.
• Lalu, coba ingat-ingat, apa sih yang dilakukan oleh masing-masing dari mereka
(Ibu, Ayah, Anak perempuan, Anak laki-laki) dari mulai bangun tidur sampai mau tidur
lagi? Bisa ditulis di post it lalu tempel di masing-masing
angkanya atau di gambar, sesuai kreativitas masing-masing
ya.
• Setelah selesai diskusi, minta perwakilan kelompok untuk
presentasi hasil diskusinya.
• Setelah 4 kelompok selesai presentasi, tanyakan pada semua
peserta:
1. Apa yang kalian lihat atau tangkap dari presentasi kelompok
tadi?
2. Dari keempat orang tadi, coba urutkan siapa yang paling
banyak pekerjaannya? Pertanda apakah itu?
3. Mengapa atau apa yang membuat salah satu orang punya beban yang lebih besar
dibanding anggota keluarga lainnya? Fasilitator menekankan pada peran gender
bahwa pekerjaan tertentu dilekatkan pada jenis kelamin tertentu dan adanya relasi
kuasa antara orang tua-anak, Ayah-Ibu, dan anak laki-laki-perempuan.
4. Apakah itu adil bagi Ibu dan anak perempuan? Mengapa?
5. Kalau kamu bisa mengubah sesuatu, apa yang ingin kamu perbaiki atau kamu ubah
dari ketimpangan tadi agar beban Ibu dan Anak perempuan bisa lebih ringan?
● Setelah selesai, tepuk tangan bersama dan tutup dengan pesan kunci berikut:

Dari permainan dan diskusi tadi, bisa dilihat bahwa kodrat itu berkaitan dengan
biologis tubuh kita ya, bawaan semenjak kita lahir dan kita tidak bisa memilih.
Sedangkan gender itu lebih ekspresi, peran, tanggung jawab, karakter, sikap yang
dilekatkan pada perempuan dan laki-laki. Meskipun itu sebenarnya bisa saling ditukar
dan tidak kaku harus begitu dan tidak harus kita ikuti. Yang terpenting jadi diri kita
sendiri. Kita bisa milih mau menjadi seperti apa, mau ekspresi maskulin, feminim,
atau keduanya sekaligus. Contoh: Ibu-orang tua tunggal, harus punya dua-duanya
agar bisa bekerja di luar untuk bertahan hidup.

Sebagai laki-laki, kamu juga bisa memilih untuk menjadi lemah lembut ketika bicara
dengan orang tua sebagai rasa menghargai. Tapi, di saat yang sama kamu juga bisa
tegas menolak saat temanmu menawarkan rokok, miras, atau narkoba. Kamu tahu, ini
akan merusak dan menghancurkan mimpimu dan masa depanmu.

62
Saat kamu menolak dan temanmu bilang gak macho, biarkan saja. Kamu harus ingat
lagi, kalau ukuran macho atau tidak bukan dari perilaku negatif seperti merokok, miras,
atau narkoba. Itu akan berujung pada kehancuran masa depanmu. Macho itu, justru
ketika kamu mampu fokus ke hal positif untuk mencapai mimpimu dan cita-citamu.
Abaikan dan jauhi perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Aku paham, dalam posisi tertekan seperti itu, kamu mungkin merasa malu atau gengsi
dibilang cemen atau gak macho, tapi percayalah bahwa keputusanmu menolak pengaruh
negatif itu adalah keputusan yang TEPAT dan TERBAIK buat dirimu.

Dan saat orang lain menekanmu atau memaksamu, bilang TIDAK – lalu PERGI- dan
LAPORKAN atau sampaikan pada orang yang kamu percaya agar kamu terlindungi.
Memaksa atau menekan itu MELANGGAR HAKMU sebagai orang yang harus mendapatkan
rasa aman, tumbuh, dan berkembang sesuai potensi terbaikmu.

Sebelum kita masuk ke diskusi tentang maskulinitas dan feminimitas, yuk kita kenali dulu perbedaan
seks dan gender.
Kalian mungkin pernah dengar kata gender. Tahukah kalian bahwa gender itu beda dengan jenis
kelamin, lho. Dalam istilah ilmiah, jenis kelamin biasa disebut seks. Seks itu segala hal yang merujuk pada
perbedaan dari sisi biologis (jenis kelamin dan alat reproduksi) yang dimiliki seseorang sejak lahir.
Perbedaan biologis ini juga biasa disebut sebagai kodrat. Contohnya:

63
Organ Reproduksi Perempuan Organ Reproduksi Laki-laki

Nah, gender itu adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan pandangan masyarakat yang
membedakan peran, fungsi, tanggung jawab, posisi, sifat, karakter antara perempuan dan laki-laki.
Konstruksi gender ini kemudian membentuk pembedaan ekspresi maskulin dan feminim. Mungkin
kamu pernah mendengar atau membaca tentang gambaran perempuan dan laki-laki yang baik itu seperti
apa. Biasanya masyarakat memandang perempuan itu harus feminim dan laki-laki berkarakter maskulin.

SEKS GENDER
Bersifat biologis (jenis kelamin, alat
Bersifat sosial, bukan biologis
reproduksi dan fungsinya)

Bentukan masyarakat atau adat,


Bawaan sejak lahir dari Tuhan
merupakan kebiasaan, bukan bawaan
sejak lahir

Tidak dapat dipertukarkan antara laki-laki


dan perempuan. Dapat dipertukarkan antara perempuan
Catatan: Meskipun secara fisik mungkin dan laki-laki, serta punya potensi
bisa diubah dengan kecanggihan teknologi, kemampuan yang sama
namun fungsinya tidak akan sama

Berlaku di tempat dan waktu tertentu


saja. Bisa jadi di masing-masing daerah
Berlaku di mana saja dan kapan saja
berbeda karena perbedaan adat atau
budaya.

64
Orang melihat Proses penyebaran dan internalisasi konsep gender
dan mendengar terjadi saat:
• Seseorang secara terus menerus melihat dan
Melakukan mendengar suatu hal, kemudian hal tersbut
diyakini sebagai kebenaran
Mengamati • Lalu, hal itu dipakai sebagai standar atau tolak
ukur
Meyakini • Berlanjut dilestarikan dari generasi ke generasi
• Dan akhirnya dianggap sebagai kodrat atau suatu
hal yang tak bisa diubah, sehingga mempengaruhi
Mengalami perasaan, pola pikir, keinginan, harapan,
tuntutan, sikap, dan perlakuan kita pada
Mengadaptasi perempuan atau laki-laki.
• Padahal semua itu ada bentukan atau konstruksi
masyarakat dan dapat dimaknai ulang secara
lebih setara jika merugikan salah satu pihak, baik
Meniru perempuan atau laki-laki.

Proses pembentukan konsep gender terkadang terjadi sejak seorang bayi baru lahir. Misalnya,
bayi perempuan diberikan atribut berupa pakaian dan aksesoris bayi yang serba pink, sedangkan bayi
laki-laki berwarna biru. Saat beranjak menjadi anak-anak, perempuan biasanya dilekatkan dengan
mainan boneka, sedangkan anak laki- dengan mainan mobil-mobilan atau robot-robotan. Dari proses
ini terlihat betapa pembedaan gender itu dibentuk pada seseorang sejak usia sangat dini dan terus
menerus dilanggengkan oleh orang-orang di sekitarnya di lingkungannya.

Dari semua contoh itu, bisakah kamu menilai apakah itu bawaan lahir atau bentukan/didikan dari
orang-orang sekitarnya (orang tua, guru, dan lainnya)? Ya, terlihat sekali bahwa semua karakter yang
dilekatkan itu BUKAN bawaan lahir, tapi bentukan dari lingkungannya atau didikan dari orang-orang di
sekitarnya. Jadi, karena itu bukan bawaan, maka sangat mungkin satu orang punya 2 karakter, yaitu
feminine dan juga maskulin.

Tahukan kamu, ternyata pembedaan sifat, karakter, ekspresi itu juga bisa merugikan dan tidak adil
lho. Kenapa ya kok bisa merugikan dan tidak adil? Karena akibat dari pembedaan itu, maka akan ada
standar bagi salah satu pihak, baik perempuan atau laki-laki yang dibebani karakter tertentu saja. Dan saat
mereka tidak punya atau menunjukkan karakter di luar standar yang ditetapkan masyarakat, akan
dianggap salah.

Pandangan Masyarakat
"Ketika ada anak laki-laki yang lemah lembut atau kemayu, dibully karena
seperti perempuan, padahal itu ekspresi dirinya.”

Contoh lain misalnya, ada anak laki-laki yang menangis di depan teman laki-
lakinya karena ayahnya meninggal atau baru putus cinta, biasanya teman-
temannya akan mengejek atau meledek dengan sebutan cengeng atau kaya cewek.

65
Faktanya
Cowok juga manusia, punya hati dan perasaan, sama seperti cewek. Masa
menangis saja tidak boleh. Padahal menangis itu adalah ekspresi emosi sedih,
sama seperti senang, marah, sedih. Tapi, karena anggapan laki-laki kuat itu
tidak boleh nangis, membuat mereka memendam perasaan atau emosinya.
Akibatnya, sebagian laki-laki kesulitan dan tidak tahu cara mengelola dan
mengekspresikan emosinya, sehingga ekspresi yang keluar adalah marah.

Dari contoh di atas memperlihatkan bahwa gender itu cair dan karakter itu bisa dipertukarkan.
Karakter maskulin dan feminim juga cair dan bisa saling tukar.
Misal ada satu remaja perempuan yang punya karakter feminim seperti lemah lembut, tapi di sisi
lain dia juga bisa maskulin misalnya tegas saat menghadapi situasi tertentu. Atau ada remaja laki-laki yang
ekspresinya feminim seperti lemah lembut dan hobi masak.
Nilai feminimitas ini juga berpotensi merugikan perempuan karena berpotensi menimbulkan beban
ganda atas cap atau standar pekerjaan yang biasanya dilekatkan perempuan saja, seperti memasak,
mengasuh adik, mencuci baju, dan pekerjaan rumah tangga lainnya.
Contohnya: anak perempuan yang pulang sekolah biasanya dituntut untuk tetap membantu
pekerjaan rumah seperti mencuci piring, menyapu, cuci baju, atau mengurus anggota keluarga lain
misalnya adik. Sementara laki-laki seringkali tidak dituntut untuk melakukan ini.
Atau Ibu yang kerja di luar rumah (kantor, pabrik, dagang, berjualan, dan lain-lain), di rumah juga
dituntut untuk tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga karena dinilai sebagai pekerjaan perempuan,
sedangkan ayah tidak.
Nilai maskulinitas terkadang juga diidentikkan dengan perilaku yang negatif atau merugikan.
Misalnya dalam sebuah komunitas, cowok macho itu harus merokok, berani berantem, atau pakai obat-
obatan terlarang supaya keren dan percaya diri. Padahal perilaku seperti itu adalah perilaku merugikan dan
bukan ekspresi maskulin.

Jadi, setiap orang boleh saja memiliki karekter baik itu feminim atau bahkan 2 karakter sekaligus.
Orang lain mungkin akan menilai atau menghakimi saat kamu menunjukkan ekspresi yang tidak sesuai
harapan mereka. Namun, kamu berhak menentukan ingin menjadi seperti apa dirimu sesuai dengan
kenyamananmu.
Bilang ke dirimu: “Aku berhak menjadi diriku sendiri apa adanya, selama aku nyaman dan tidak
merugikan diriku dan orang lain”. Jadilah sesuai dengan apa adanya dirimu. Kamu boleh menjadi apa saja
selama tidak merugikan diri sendiri, orang lain, serta mengambil hak diri sendiri dan orang lain.

66
Teman-teman, kita masih akan berdiskusi tentang kita dan sekitar kita. Sebagai bagian dari masyarakat,
kita tidak bisa lepas dari hubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Ada orang tua, teman sebaya,
maupun komunitas. Terkadang kita sebagai remaja mengalami berbagai tekanan atau pengaruh dari
sekitar kita, baik itu tekanan/pengaruh baik ataupun buruk. Topik kali kali ini akan diskusi sebenarnya
apa yang terjadi saat tekanan/pengaruh itu muncul dan bagaimana kita harus meresponnya. Di
pertemuan ini kita akan bersama-sama mempelajari bagaimana caranya agar bisa mengambil
keputusan atas tekanan/pengaruh yang ada dan bilang tidak secara jujur dan tegas.

67
• Fasilitator membuka sesi lanjutan, “Di awal pertemuan, kita sudah belajar tentang dampak
narkoba dan keuntungan menjauhi narkoba kan. Nah, sekarang kita akan diskusi tentang
keterampilan berkata TIDAK. Siapa yang punya pengalaman berani bilang TIDAK pada
seseorang? Bagaimana rasanya?”
• Fasilitator jelaskan: “Keberanianmu mengungkapkan perasaanmu dan pikiranmu dengan tegas
dan jelas itu dinamakan asertif. Penting gak sih sikap asertif buat kita sebagai remaja? Pada
siapa saja kita harus bersikap asertif?” Arahkan jawaban pada semua orang, baik pada teman
dan orang dewasa/ orang tua.
• Fasilitator mengajak peserta bermain drama. Lanjut dengan membagi peserta menjadi 2
kelompok: kelompok 1 dan 2. Berikan kertas plano, spidol, post it, dan lembar cerita Danang
berikut untuk semua kelompok.

“Di sebuah sudut kelas sekolahannya yang sudah kosong, Danang, siswa SMP
kelas 3 terduduk dengan ekspresi wajah murung. Matanya terlihat berkaca-
kaca dan sesekali menjambak pelan kepalanya. Dia terlihat kalut. Dua teman
sekelasnya, Rian menghampiri lalu bertanya.
Ryan: “Heii Danang, sedang apa kamu di sini?”. Tanya Ryan sambil menepuk
pundak Ryan dan memperhatikan ekspresi muramnya.
Danang terkejut dan buru-buru menyeka air mata yang menggenang di pelupuk
matanya. Lalu dia menjawab: “Ah ga ada apa-apa”. Kamu ngapain di sini?
Pergi sana, aku lagi mau sendiri”. Jawabnya singkat.
Ryan bingung dengan jawaban Danang, tidak biasanya dia menjawab ketus
seperti itu. Kemudian dia memutuskan untuk keluar kelas meninggalkan
Danang. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar suara ribut-ribut di
pintu kelas. Rupanya Ferdi dan teman lainnya datang sambil menertawakan
Danang. Ryan yang masih bingung, tidak jadi pergi dan penasaran apa yang
terjadi dan mengapa Ferdi menertawakan Danang. Kemudian Ferdi menghampiri
Danang sambil berkata:
“Hehhh...kamu cuma diputusin Dinda aja sampe nangis-nangis begitu.
Cengeng kamu kayak cewek aja! Cari pacar baru dong...tuh kayak Joni. Itu
baru macho”. Teriak Ferdi dengan ketus di depan muka Danang.
“Atau aku kasih rokok nih biar kamu tidak sedih lagi... Ayok cobain! Lalu
setelah merokok, kita bolos ya ke tempat nongkrong biar lupa sama sedihnya.
Lanjut Ferdi seraya menjulurkan telapak tangannya yang berisi sekotak rokok.”

• Kemudian, minta 3 orang relawan dari kedua kelompok untuk memerankan drama cerita
Danang dan bagi peran, lalu mainkan. Setelah adegan Ferdi menawarkan rokok dan mengajak
bolos, fasilitator bilang “STOP” sebagai tanda drama dihentikan dan minta relawan kembali ke
kelompok masing-masing. Lanjutkan dengan pertanyaan: “Nahhh...kira-kira gimana ya
kelanjutan cerita si Danang barusan? Kalian lah yang menentukan lanjutannya dan ini yang
akan jadi bahan diskusi kelompok ya.”

68
• Lalu fasilitator lanjut dengan bacakan pertanyaan kunci pada masing-masing kelompok. Minta
mereka diskusi di kelompoknya masing-masing selama 15 menit:
1. Apa yang terjadi pada Danang? Jika kamu sebagai Danang, apa perasaan Danang saat
dibilang tidak macho? Fasilitator bisa memberikan pemantik misalnya tidak hanya fokus
pada masalah dalam diri Danang yaitu sedih karena putus cinta, tapi juga dari luar diri
(faktor eksternal) yang datang dari teman-teman Danang yaitu pengaruh negatif
merokok/bolos dan tekanan dari temannya agar disebut macho.
2. Mengapa Ferdi memaksa/mempengaruhi Danang untuk merokok dan bolos? Menurut kamu,
bagaimana Danang harus merespon bujukan Ferdi? Mengapa harus melakukan hal itu?
Biasanya jawaban peserta akan “menolak bujukan Ferdi”. Di sini fasilitator bisa menggali
lebih jauh “mengapa harus menolak dan bagaimana cara Danang menolak tanpa
menyinggung hati temannya”.
3. Coba tuliskan contoh 2-3 kalimat yang bisa Danang sampaikan pada Ferdi agar Ferdi tahu
maksud Danang dengan jelas, sebagai lanjutan dari cerita yang terpotong itu.
4. Coba tuliskan beberapa alternatif kegiatan sebagai solusi yang bisa dilakukan Danang untuk
mengatasi kesedihannya. Fasilitator juga perlu ingatkan untuk berkomunikasi orang tua
atau orang yang kamu percaya.

• Setelah selesai, minta kedua kelompok presentasi hasil diskusinya. Setelah selesai presentasi,
tanyakan pada relawan 3-4 peserta:
1. Bagaimana perasaan kalian saat memutuskan kelanjutan cerita Danang?
2. Apakah mudah atau sulit? Jelaskan alasannya. (Mungkin peserta akan bilang beberapa kata
kunci yang berhubungan dengan label macho, tekanan dari sebaya. Ini tidak apa-apa.
Fasilitator dengarkan dulu, nanti di pesan kunci bisa diklarifikasi atau ditegaskan bagaimana
harus merespon).
3. Kalau dari latihan membuat kalimat danang, apa sih yang membuat kita bisa bersikap
asertif? Atau bagaimana caranya agar kita bisa bersikap asertif dan tidak terpengaruh
tekanan dari teman/ orang lain? Ingatkan juga tentang relasi kuasa antara Ferdi serta
gengnya dengan Danang.

• Akhiri sesi dengan tepuk SIGAB, sampaikan kesimpulan dan pesan kunci fasilitator

• Jika kamu menjadi Danang, mungkin kamu akan merasa tertekan tapi sekaligus
tergoda untuk mencoba rokok/bolos untuk menghilangkan sedih. Tekanan yang kamu
rasakan, itu pertanda ada relasi yang tidak seimbang antara Danang dan Ferdi. Itulah
yang disebut relasi kuasa, di mana salah satu pihak merasa mempunyai kuasa yang
lebih dari pihak lain sehingga dia merasa berhak mengatur/mengontrolnya. Saat
menghadapi itu, cobalah tetap tenang di tengah kesedihanmu. Caranya macam-
macam, misalnya ambil jeda waktu untuk sendiri menenangkan diri. Dalam kondisi
seperti itu, usahakan untuk tidak memutuskan sesuatu yang besar. Kamu bisa tunggu
sampai hatimu tenang dan bisa berpikir jernih dulu.
• Kamu juga tidak perlu terpancing dengan ejekan Ferdi. Ingat tentang toxic masculinity,
nah merokok dan bolos itu maskulinitas negatif, dan bukan simbol macho. Memang
tidak semudah itu menolak, mungkin ada rasa gengsi atau takut dibilang gak macho,
takut dikucilkan, tapi kamu harus ingat lagi, pakai merokok dan bolos itu bisa jadi
celah pintu masuk pengaruh negatif lainnya yang lebih berbahaya. Sebaiknya tolak
dengan Bahasa yang lugas dan tegas. Misalnya: saat ini aku lagi sedih, dan ingin
sendiri dulu. Aku juga tidak mau merokok atau bolos karena aku punya caraku sendiri
buat selesaikan masalahku.
• Di saat seperti ini, kamu perlu ingat, KAMU yang mempunyai HAK atas dirimu.
Temanmu tidak berhak memaksamu untuk melakukan perbuatan negatif yang
nantinya akan merugikanmu. Terkadang sekali menolak, suaramu tidak didengar dan
temanmu terus-terusan membujukmu. Nah, saat ini terjadi, bisa juga kamu
menghindar pergi menjauh dan cari tempat yang aman. Kamu juga bisa bercerita
pada orang tuamu atau orang lain yang kamu percaya untuk menjaga keamananmu.

69
Relasi kuasa atau disebut sebagai ketimpangan hubungan kekuasaan yang terjadi antar manusia.
Ketimpangan hubungan kekuasaan menyebabkan kekerasan.
Misalnya pihak yang punya kekuasaan menindas pihak yang lebih lemah/tidak punya kuasa.

Relasi kuasa disebabkan oleh gender dan status sosial, usia, jabatan, pendidikan, dan lainnya.
Bentuk-bentuk kekuasaan:
1. Kuasa atas (power over): kekuasaan digunakan untuk mengontrol orang/kelompok lain
2. Kuasa di dalam (power within): kekuatan yang muncul dalam diri kita setelah menyadari
setiap orang setara
3. Powerless: tidak berdaya, tidak punya kuasa/lemah

Sebagai remaja, tentunya kamu ingin menjadi remaja yang sehat dan berdaya untuk
mengembangkan potensi terbaikmu. Untuk mencapai itu, kamu perlu punya sikap yang asertif.
Apa sih sikap asertif itu? Sikap asertif adalah sikap yang jujur, jelas, tegas dalam mengekspresikan
perasaan, pikiran, ataupun keputusan kita dengan tetap menghargai orang lain. Sikap asertif dapat
membantu kamu menjadi dirimu sendiri, mengenali dirimu sendiri, apa yang kamu inginkan, dan
bagaimana mencapai tujuan tersebut.

Saat kita berkomunikasi, kita harus menggunakan bahasa yang baik, tidak menyakiti agar pesan yang
mau disampaikan harus bisa diterima dan dipahami. Orang berkomunikasi dengan cara yang berbeda-
beda, dengan kata-kata, perilaku, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. Ada 3 jenis cara orang berkomunikasi:

1. Komunikasi pasif, saat orang menyampaikan pesan, informasi perasaan atau


pikiran tanpa menunjukkan ekspresi sebenarnya, kadang tidak mengatakan
apa pun.
2. Komunikasi agresif, saat orang menyampaikan pesan, informasi, perasaan
dengan menekan dan tanpa memikirkan perasaan atau hak orang lain.
Terkadang malah berujung konfrontasi dan jarang membuat suatu hubungan
menjadi tidak baik.
3. Komunikasi asertif, saat orang menyampaikan pesan, informasi, perasaan
dan pikiran secara jujur, dan jelas, serta saling menghormati.
Komunikasi asertif terjadi saat pemberi informasi bisa dengan jelas
mengekspresikan pesannya dan pendengarnya seorang pendengar yang aktif
dan menghormati. Seorang pendengar yang aktif memahami pesannya dan
menunjukkan perhatian penuh pada pembicaraan, tidak berfokus dengan
pikirannya sendiri, dan bisa dilihat dari bahasa tubuhnya.

70
Dalam konteks budaya yang patriarki (budaya yang memposisikan laki-laki lebih tinggi dari
perempuan), remaja perempuan seringkali dan budaya ini menghambat perempuan untuk berani dan
tegasmenyampaikan perasaan, ide atau gagasannya. Misalnya, ketika perempuan menyatakan cinta
terlebihdulu pada orang yang disukai, maka dia akan dianggap perempuan “gatal” atau genit.
Demikian juga dengan laki-laki, remaja laki-laki dituntut untuk berperilaku tertentu sebagai sosok
laki-laki hebat, misalnya mereka diharapkan untuk menjadi berani dan selalu kuat, walaupun kadang dia
harus mengorbankan perasaannya. Sering dengar kan kata-kata “jangan cengeng kayak perempuan” itu
dipakai untuk menghina remaja laki-laki ketika mereka dianggap lemah. Misalnya, ketika remaja laki-laki
menangis karena merasa sedih setelah putus cinta, biasanya akan diejek bahwa ia lemah seperti
perempuan. Padahal, menangis itu ekspresi perasaan sedih dan itu sangat manusiawi, baik perempuan
dan laki-laki tentu saja boleh menangis. Dan itu tidak akan mengurangi harga dirinya sebagai manusia.

Cara yang baik mengajak remaja untuk berlatih komunikasi asertif adalah mendorong mereka
untuk mengikuti tiga langkah:
● Berlatih untuk membicarakan tentang apa yang remaja rasakan, bukan apa yang dilakukan
atau dikatakan orang lain;
● Coba jelaskan apa yang membuat mereka merasa seperti itu;
● Dorong remaja untuk menyatakan dengan jelas apa yang mereka inginkan.

Contoh sikap asertif tentang seorang anak perempuan


yang meminta kakaknya untuk membagi pekerjaan
rumah dengannya supaya ia memiliki waktu lebih untuk
belajar sepulang sekolah.

“Ayah/Ibu, belakangan ini aku merasa lelah...


..sejak pagi aku sekolah dan sepulang sekolah aku bantu
jualan sampai malam. Aku merasa kurang waktu buat
istirahat, jadi saat belajar malam harinya, aku jadi ngantuk.
Dan sebentar lagi aku akan ujian, aku mau minta bagi tugas
sama kakak bantu Ayah/Ibu jualan ya. Supaya aku bisa
konsentrasi dan ada waktu buat belajar yang cukup....”

Remaja, sebagai bagian dari masyarakat, tentunya akan berhubungan dengan orang-orang
disekitarmu, baik keluarga, teman, guru, atau masyarakat lainnya. Dalam berelasi, mungkin kamu akan
menemui dan merasakan dinamika yang berbeda, misalnya menghadapi tekanan dari teman sebaya,
orang tua,guru, dan orang yang berpengaruh lainnya. Ini yang dinamakan relasi kuasa.
Adanya tekanan dari orang lain itu menandakan bahwa hubungan kalian tidak seimbang, salah satu
merasa lebih tinggi dari yang lain. Ini menyebabkan adanya rasa ingin menekan atau mengontrol orang
lainnya yang dianggap lebih lemah sehingga menyebabkan perasaan sungkan, lemah, takut, dan tertekan.

71
Akibatnya, salah satu pihak mengalami diskriminasi, tidak mendapatkan haknya, mengalami ketidakadilan
atau beban lebih berat. Relasi kuasa biasa terjadi antara laki-laki dan perempuan, orang tua dan anak/orang
muda, guru dan siswa atau orang-orang yang punya kekuasaan atau pengaruh besar terhadap orang lain
yang secara posisi lebih lemah.
Kalau kamu menemui situasi seperti ini, sadari bahwa ini relasi kuasa. Kamu ingatkan dirimu bahwa
setiap manusia seharusnya punya hak dan kesempatan yang sama untuk mengungkapkan perasaan,
pendapat dan pemikirannya dengan cara saling menghargai. Cobalah untuk memberanikan diri dan terus
berlatih untuk bicara dengan sikap asertif.

72
73
Halo teman-teman, di pertemuan sebelumnya kita sudah diskusi tentang kita dan sekitar kita ya.
Nah, sebagai remaja kita juga bisa berkontribusi untuk perubahan di lingkungan sekitar kita agar
menjadi lebih aman bagi remaja, termasuk dari ancaman narkoba. Karena kita bagian dari
masyarakat, ini berarti kita tidak sendirian untuk melakukan perubahan di sekitarmu. Kamu akan
dapat banyak dukungan dari banyak pihak lho. Di sesi ini kita akan diskusi tentang bagaimana
remaja bisa jadi pelapor atas kasus penyalahgunaan narkoba yang ada di sekitar kita.

74
• Sapa peserta dengan ramah dan yel-yel SIGAB. Ajak mereka untuk mengingat lagi materi di
sesi sebelumnya dengan pertanyaan: “Apa hal yang paling berkesan buat kamu dari sesi
sebelumnya?”. Setelah 1 orang menjawab, minta dia untuk menunjuk teman lain untuk
menyampaikan pendapatnya, dan begitu seterusnya sampai peserta kebagian giliran.
• Fasilitator menjelaskan bahwa sesi kali ini membahas tentang narkoba. Ingatkan kembali
cerita Danang. “Teman-teman kemarin kita sudah dengar cerita Danang ya, dan kalian sudah
menjawab respon Danang yang seharusnya”. Nah, sekarang kita masih akan pakai cerita itu
lagi untuk diskusi ya”.
• Bagi peserta menjadi 2 kelompok. Minta mereka mendiskusikan pertanyaan kunci berikut
dalam kelompoknya:
1. Bayangkan Danang itu temanmu. Dan kamu melihat dia mengonsumsi narkoba di sekolah, dan
kamu diharapkan untuk melapor. Coba pikirkan, siapa saja orang di lingkungan sekolah dan
komunitas yang jadi tempatmu melapor tentang kejadian itu? (Di sini peserta diajak untuk
memetakan sistem dukungan yang tersedia di sekolah dan komunitas. Di pesan kunci jelaskan
rujukan alur pelaporan yang aman)
2. Dan bagaimana alur pelaporannya? (Peserta mungkin akan menjawab melapor atau diam saja
karena takut. Fasilitator menggali lebih jauh mengapa mereka melakukan hal itu. ).
3. Apa sih yang membuatmu merasa aman untuk melaporkan kasus penyalahgunaan narkoba
tersebut?
4. Apa yang perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan dan keselamatan kamu sebagai
pelapor? (Di sini menggali rencana antisipasi yang bisa dilakukan untuk keselamatan siswa
yang melaporkan penyalahgunaan narkoba di sekolah/komunitas, biasanya mereka takut
diancam kalau ketahuan melapor).

Bisa juga gunakan tabel ini untuk mengetahui orang dan Lembaga di sekitarmu dan
membuat alur pelaporan yang sesuai dengan orang-orang dan Lembaga terdekat yang
tersedia di sekitarmu.

Lingkungan Lingkungan
Pertanyaan
Sekolah Komunitas

Siapa orang yang bisa kamu percaya untuk


melapor tentang penyalahgunaan narkoba

Bagaimana alur pelaporan yang aman


menurut kondisi di lingkunganmu? (jika
alur laporan belum tersedia, ini bisa
dijadikan alur di wilayah masing-masing)
Apa sih kamu butuhkan untuk menjamin
keamanan dan keselamatanmu sebagai
pelapor

75
• Setelah selesai, bisa ditempelkan di tembok atau papan dan minta perwakilan kelompok
untuk memaparkan hasil diskusi mereka.
• Berikan tepuk tangan sebagai apresiasi atas hasil diskusi peserta. Di akhir sesi, fasilitator
bisa melampirkan formulir sederhana untuk melaporkan kasus penyalahgunaan narkoba
pada remaja. Sampaikan pesan kunci:

“Sebagai remaja, kamu diharapkan untuk melaporkan kasus penyalahgunaan


narkoba yang kalian temui baik di sekolah atau komunitas. Namun, ingat bahwa
keselamatan dan keamanan kalian juga prioritas. Saat melapor, pastikan kamu
HANYA menyampaikan laporan pada orang yang kamu percaya, baik di lingkup
sekolah misalnya guru BK, atau petugas lain yang berwenang dan kamu percayai.
Kalau di komunitas, kamu mungkin bisa lapor pada orang tuamu atau jika
memungkinkan pada ketua komunitas tersebut. Perlu diingat, jangan sampai
laporan kamu bocor ke telinga orang lain yang tidak berwenang/berkepentingan,
termasuk teman.

Kamu juga bisa melapor melalui pesan Instagram di akun BNN yang resmi yaitu
@infobnn_ri dan @bnn_cegahnarkoba. Di sini, datamu sebagai pelapor akan
dilindungi. Tulis laporan dengan jelas ya. Kamu juga bisa tulis laporanmu
menggunakan lembar pelaporan sederhana yang ada di lampiran 8.1

” Dalam kasus peredaran narkoba, relasi kuasa antara bandar-pengedar-pengguna terutama


pengguna remaja akan tampak sangat kental. Kenali dan sadari ini, untuk mempertimbangkan
sistem dan lingkungan yang mendukung keamanan, keselamatan, dan pemulihan kesehatan
fisik, mental, sosial remaja dari ancaman yang mungkin muncul dari banyak pihak, seperti
pengucilan, stigma remaja lainnya, dll.

Untuk pelaporan kasus yang terjadi di sekitarmu, kamu juga bisa melapor melalui Instagram
BNN di @bnn_cegahnarkoba sebagai alternative media yang aman. BNN akan memastikan
kerahasiaan datamu demi keamanan dan keselamatanmu sebagai pelapor.

Hal penting lainnya, menurut Undang-Undang Perlindungan


Anak (<18 tahun) yang melakukan tindakan kriminal harus
ditangani dengan restorative justice, yakni kepentingan korban
juga harus dipertimbangkan. Sehingga penanganan yang
diberikan kepada anak tersebut dilakukan tetap dengan prinsip
kepentingan terbaik untuk anak, bahwa anak berhak atas
perlindungan khusus yang memastikan ia tetap terlindungi dan
memperoleh hak-haknya.

76
Lampiran 8.1. Contoh formulir laporan penyalahgunaan narkoba (bisa disesuaikan
sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing).
Untuk menjamin keamanan pelapor, seluruh data yang tercantum di lembar akan
dirahasiakan dan digunakan hanya oleh BNN untuk tindak lanjut kasus.

Nama pelapor
Kontak pelapor

Nama terlapor

Alamat terlapor

Tempat kejadian kasus

Seperti apa
kejadian/kasus yang
kamu lihat?
Foto kejadian (jika ada)

Informasi lain yang kamu


lihat berkaitan dengan
laporan

Hallo teman…

Setelah mengajak temanmu untuk berani bilang tidak,


dan berani lapor… kamu juga harus tahu apa yang
harus kamu lakukan jika kamu mengetahui teman
kamu kecanduan narkoba, yuk kenali informasi
tentang Rehabilitasi di bawah ini

Rehabilitasi merupakan proses pemulihan pada ketergantungan penyalahgunaan


narkoba (adiksi) secara komprehensif meliputi aspek fisik dan psikis sehingga
memerlukan waktu lama, kemauan keras, komitmen, kesabaran, konsistensi dan
pembelajaran terus-menerus.


Yang perlu kamu tahu bahwa bantuan rehabilitasi bagi para
pecandu/penyalahguna narkoba diatur oleh pemerintah dalam
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Wajib Lapor Pecandu Narkotika.

77
Mengubah perilaku ke Meningkatkan
arah yang lebih positif kemampuan kontrol
dan hidup sehat emosi dan perasaan
sehingga terhindar
dari masalah hukum

Sedapat mungkin
berhenti total dari - Hidup lebih produktif
ketergantungan sehingga mampu
narkotika melaksanakan fungsi
sosial

Hubungi call centre Badan Narkotika


Nasional di nomor telpon 184 Detoksifikasi dan pengobatan,
Hubungi rumah sakit terdekat, atau
guru sekolahmu, misalnya guru BK atau
pendekatan psikososial dan spiritual, terapi
guru lain yang kamu percaya jika obat jangka pendek atau jangka panjang
mendapati teman kamu menggunakan
narkoba dan membutuhkan bantuan
medis/kesehatan
Hubungi kantor polisi atau Penyuluh
Narkoba di BNN yang kamu tahu jika
ada tindakan pelanggaran hukum
Cari tahu dari gurumu dan Penyuluh Terapi obat-obatan
Narkoba di BNN untuk mendapatkan (farmakoterapi), terapi singkat,
informasi tentang yayasan dan LSM konseling adiksi, psikoedukasi
yang dapat diakses guna proses keluarga, kelompok bantu diri
rehabilitasi narkoba.
antara sesama pecandu.

78
79
80
81
82
83
ini

84
Demikian panduan belajar teman sebaya untuk ketahanan diri remaja anti
narkotika SIGAB “Siaga Lawan Narkoba” ini disusun untuk menjadi
pegangan remaja teman sebaya dalam memberikan informasi dan edukasi
kepada remaja lainnya dalam upaya pencegahan penyalahgunaan
narkoba.

85
86
DIREKTORAT INFORMASI DAN EDUKASI
DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
2021

Anda mungkin juga menyukai