TINJAUAN PUSTAKA
hingga dewasa. Pendidikan menjadi salah satu aspek yang paling penting dalam
mudah untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup yang sudah direncanakan
kehidupan yang lebih baik dalam hal kesejahtraan dan kebahagiaan tiap individu.
Hal ini dikarenakan dalam proses pendidikan setiap individu di arahkan untuk
menggali potensi-potensi yang ada di dalam diri agar mampu di kembangkan dan
dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam
manusia yang paripurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”.
Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 dalam Muhibin Syah (2003 : 1) menyatakan bahwa
”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Hal senada juga diungkapakan oleh
Faud Ihsan (2008 : 1-2) yang berpendapat bahwa “pendidikan sebagai usaha
12
manusia utuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan
baik secara jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam
berikut:
merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik atau individu
dalam mempengaruhi potensi-potensi diri peserta didik baik itu dalam hal
bersikap, dan bertingkah laku agar mampu diarahkan dan dikembangkan secara
aktif dan mandiri ke arah yang lebih baik guna dapat dipergunakan baik untuk diri
pendidikan terhadap individu atau peserta didik bertujuan untuk membentuk dan
mengembangkan potesi-potensi diri peserta didik baik itu dari segi kemampuan
berpikir (pengetahuan) dan skil (keahlian), selain itu karakter juga menjadi salah
satu bagian terpenting dalam pendidikan yang perlu untuk di kembangkan dan di
arahkan.
13
Karakter dapat diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak,
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya, sebagaimana
sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral, yang diwujudkan
terhadap orang lain, dan nilai-nilai karekter mulia lainya. Hal ini dipaparkan oleh
Mulyasa (2014 : 3). Hal senada juga diungkapkan oleh Zubaedi (2013 : 10) bahwa
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
perbuatan”. Lebih lanjut ditegaskan oleh Julian dan Alferd (2008 : 16) Karakter
hidupnya, dan pandangan hidupnya yang merujuk pada agama, kelakuan baik dan
buruk di dunia.
sendiri mengacu pada sikap dan sifat dasar manusia yang berkaitan dengan cara
ajaran agama yang berlaku baik itu di terapkan untuk diri sendiri, di keluarga,
maupun di masyarakat
merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh individu atau pendidik
dalam mempengaruhi sifat dan sikap peserta didik agar mampu dikembangkan
secara mandiri dan aktif baik itu dari segi cara berpikir, bersikap, dan bertutur kata
14
agar mampu diarahkan dan dikembang ke hal yang bersifat baik sesuai dengan
norma-norma dan ajaran agama yang berlaku yang nantinya mampu di terapkan
Karakter merupakan hal yang sangat perlu diterapkan oleh tiap individu di
dalam diri, agar mampu menjadikan setiap manusia sebagai mahluk yang
Adapun sembilan pilar nilai karakter yang baik menurut Prof. Suyanto, Ph. D.
15
Sedangkan Fatchul Mu’in (2016 : 166-167) mengklasifikasikan jenis-jenis nilai
16
lain tentang keyakinan yang
memandu keberanian
- Perfeksionis, tetapi tidak egois
dan lebai
Jujur, (3) Toleran, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8)
Demokratis, (9) Rasa ingin tahu, (10) Semangat kebangsaan, (11) Cinta tanah air,
(12) Menghargai prestasi, (13) Bersahabat atau komunikatif, (14) Cinta damai,
(18)Tanggungjawab.
(https://www.masukuniversitas.com/pendidikankarakterbangsa/, Insan
karakter yang baik mengacu pada polapikir, tingkahlaku, dan tuturkata yang baik
dalam hal pikiran meliputi: (1) Selalu berpikir optimis untuk maju, (2) Tidak
pernah menyerah dan selalu berusaha, (3) Memotivasi diri sendiri untuk
berpikir yang fleksibel tidak kaku dalam hal ini jangan pernah memikirkan hal-hal
sebenarnya. Dalam hal sikap, karakter-karakter yang mesti dipupuk meliputi: (1)
17
Bertanggungjawab akan semua hal yang telah dilakukan, (2) Adil dalam
mengambil keputusan, (3) Suka menolong, (4) Ramah terhadap orang lain, (5)
Rajin (6) Mandiri (7) Sopan dalam bersikap terhadap orang lain, (8) Tidak
emosional, (9). Ikhlas atau tanpa pamrih dalam membantu sesama (10) Toleransi
dan saling tolong menolong. Dalam hal perkataan karakter-karakter yang meski
dipupuk meliputi (1) Jujur dalam bertutur kata, (2) Sopan dalam bertutur kata
pada orang yang lebih tua, (3) Tidak berkata-kata kasar, (4) Tidak mengintimidasi
orang dengan cara mencela dan mengejeknya, (5) Tidak memfitnah orang lain.
karakter anak bangsa yang yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari
mewujudkan secara nyata nilai-nilai karakter yang baik secara mandiri dan aktif
18
baik itu terhadap dirinya sendiri maupun di lingkungan keluarga, sekolah dan di
mayarakat
2.2 Ekstrakurikuler
seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa ( Tim Penyusun 2005 : 291).
pelajaran formal yang dilakukan peserta didik sekolah atau universitas, umumnya
di luar jam belajar kurikulum standar yang bertujukan agar siswa dapat
luar bidang akademik dan dilakukan secara swadaya dari pihak sekolah maupun
siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.
dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan
(http://www.berkasedukasi.com/2017/05/permendikbud-tentang-kegiatan.html,
itu dari sekolah ataupun swadaya dari siswa atau siswi di luar jam mata pelajaran
formal yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dibidang non akademik, serta
19
untuk melatih disiplin kemandirian dan pembentukan karakter dari setiap peserta
didik.
339), dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yoga berarti sistem filsafat Hindu
yang bertujuan mengheningkan pikiran, bertafakur, dan menguasai diri selaian itu
juga dapat diartikan senam gerak badan dengan latihan pernafasan, pikiran dsb
utuk kesehatan rohani dan jasmani (Tim Penyusun, 2005 : 1278). sedangakan Rsi
gelombang pikiran. Hal senada juga diungkapkan oleh Somvir (2008 : 3) yang
berpendapat bahwa dalam Rg. Veda, Yoga disimbolkan dengan “Tapas” yang lebih
yoga sebagai suatu system membudidayakan hidup ini dalam kemasan untuk
menyempurnakan prilaku manusia yang tepat guna. Lebih lanjut Suta Susila (2011
: 3) mendefiisikan yoga sebagai salah satu ajaran Agama Hindu yang menuntutn
umat manusia untuk mencapai kesehatan, kesejahtraan dan kedamaian lahir batin
Jadi dari beberapa definisi di atas maka dapat kita uraikan yoga
merupakan ilmu tentang cara-cara pengendalian diri baik secara jasmani dan
rohani dalam hal pengendalian pikiran, sikap, dan perkataan agar mampu untuk
20
di arahkan dan dikontrol dari sifat-sifat yang kurang baik ke arah yang lebih baik
Astangga Yoga berasal dari kata “Asta” yang berarti delapan (Tim
2005 : 47) dan “Yoga” Artinya sistem filsafat Hindu yang bertujuan
mengheningkan pikiran, bertafakur, dan menguasai diri selaian itu juga dapat
diartikan senam gerak badan dengan latihan pernafasan, pikiran dsb utuk
kesehatan rohani dan jasmani (Tim Penyusun, 2005 : 1278). Hal senada juga
yoga berarti delapan anggota tubuh yoga. Lebih lanjut Rsi Patanjali menjelaskan
pengertian dari asangga yoga adalah delapan tahapan yoga (dalam Somvir, 2008 :
2). Jadi dapat dipertegas bahwa astangga yoga berarti delapan tahapan atau
(Somvir 2008 : 2) terdiri dari: (1) Yama, (2) Niyama, (3) Asanas, (4) Pranayama,
a. Yama
21
Yama berarti Pengekangan Pendit (2007 : 115), sedangkan menurut Rsi
diungkapkan oleh David Simon dalam (Suta Susila 2011 : 17) yang mengartikan
yama adalah aturan prilaku sosial yang meliputi tindakan anti kekerasan,
pengendalian terhadap diri dari pengaruh–pengaruh kurang baik baik itu dari
Di dalam kitab Yoga Sutra Patanjali II, sloka 30 dalam (Suta Susila 2011 : 17)
Oka (2009 :69) menyebutkan mengenai bagian-bagian dari ajaran yama ini
dengan Istilah Dasa Yama Brata atau sepuluh disiplin pelaksanaan kesusilaan
yaitu :
22
3. Satya artinya tidak berbohong atau setia dalam ucapan
4. Ahimsa artinya tidak membunuh
5. Dama artinya sabar dan dapat dinasehari
6. Arjawa artinya tulus dan berterus terang atau jujur
7. Priti artinya cinta kasih sayang terhadap sesama mahluk
8. Prasada artinya kejernihan hati
9. Madhurya artinya ramah tamah, lembut sopan santun
10. Madhawa artinya rendah hati
b. Niyama
Jadi Niyama pada dasarnya merupaka suatu sikap berupa aturan-aturan yang
Di dalam kitab Yoga Sutra Patanjali II, sloka 30 dalam (Suta Susila 2011 :
23
Oka (2009 :70) menyebutkan mengenai bagian-bagian dari ajaran Nyama ini
dengan Istilah Dasa Niyama Brata atau sepuluh disiplin pelaksanaan kesusilaan
yaitu:
c. Asana
Asana berarti sikap badan menurut Prakas Sarawati ( 1979 : 115), hal senada
juga diungkapkan oleh Dhaksa Dharmita (2005 : 11) yang menyatakan asanas
berarti sikap tubuh yang tidak tegang atau kaku. Sedangkan Ananda Marga
(2003 : 23) menjelaskan asanas merupakan suatu sistem latihan ilmiah yang
dikembangkan ribuan tahun yang lalu oleh para yogi untuk menjaga kesehatan
agar mampu menjaga kesehatan badan jasmani dan rohani dimana nantinya agar
24
mampu menciptakan individu yang sehat secara fisik dan memiliki karakter dan
d. Pranayama
Pranamya berasal dari kata “Prana” berarti napas, energy dan “Ayam”
yoga sebagaimana dijelaskan Dalam (Somvir, 2008 : 15), hal senada juga
suatu ajaran untuk melatih pernafasan, menghimpun prana di dalam tubuh. Lebih
lanjut Dhaksa Dhamita (2005 : 14) yang menjelaskan pranyama adalah latihan
pernafasan dalam yoga untuk mengawasi prana atau energi yang bertujuan untuk
Dari bebrapa definisi diatas dapat kita pertegas pranayama adalah suatu
teknik olah nafas baik itu menarik nafas, menahan nafa, dan menghembuskannya,
hastral dalam tubuh dan mengontrol pikiral agar mampu mengendalikan hawa
e. Pratyahara
220), hal senada juga diungkapkan oleh Pendit (2007 : 116) Pratyahara adalah
perasaan, dan perabaan. Lebih lanjut Suta Susila (2011 : 36) medefinisikan
25
dari indria yang selalu mengejar obyeknya, karenanya perlu di kendalikan
indra baik itu penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, dan perabaan agar
mampu di kendalikan dan di kontrol agar kelima Panca Indra tersebut mampu di
pergunakan kehal-hal yang baik, bukan malah mengikuti hawa nafsu yang akan
f. Darana
pikiran pada objek tertentu sebagaimana yang diungkapkan oleh Pendit (2007 :
116) hal senada juga di paparkan oleh Prakas Saraswati ( 1979 : 220) Darana
(2003 : 208) menjelaskan darana adalah usaha untuk memusatkan pikiran secara
Jadi pada dasarnya Darana dapat diartikan sebagai pemusatan pkiran pada
objek yang bersifat luhur dalam artian yaitu Tuhan Yang Maha Esa pemusatan
Sattwam, Rajas dan Tamas agar mampu diarahkan ke hal yang positif. Sattwam
sendiri bias diartikan sebagai sifat yg baik seperti arif bijaksana, lemah lembut,
dan jujur. Rajas dapat diartikan sebagai kemarahan atau nafsu. Tamas dapat
sebagai kemurnian ,keselarasan, rajas berarti nafsu dan tamas berarti lembam,
26
g. Dhyana
Dhyana merupakan pemusatan yang terus menerus tanpa henti dari pikiran
terhadap obyek sebagaimana yang di paparkan Sivananda (2003 :208), Hal senada
juga diungkapkan oleh Suta Susila (2011 : 41) Dhyana adalah arus pikiran menuju
objeknya tidak putus-putus sehingga mencapai suatu kosentrasi yang kokoh tidak
tergoyahkan. lebih lanjut Pendit (2007 : 117) menjelaskan Dhyana berarti meditasi
yang lebih tinggi dan lebih lanjut tanpa henti dan tanpa gangguan menuju
Jadi dari bebrapa definisi di atas maka dapat di pertegas dhyana merupakan
terfokus terhadap sebuah objek secara kokoh dalam hal ini yaitu Tuhan Yang
Maha Esa dan sifat sattwam, rajas dan tamas dalam diri sudah dapat terkontrol
dengan baik.
h. Samadhi
yang diungkapkan oleh Pendit (2007 : 117) lebih lanjut Sivananda (2003 : 208)
kosentrasi demikian rupa sehingga menjadi obyek itu sendiri. Hal senada juga
persatuan sempurna dari yang dicintai, pecinta dan kecintaan, suatu keadaan
27
kelupaan segalanya, suatu keadaan peresapan sempurna, suatu keadaan identifiksi
(penyamaan).
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat kita telaah arti dari samadhi yaitu
kosentrasi penuh yang melebihi dari pada dhyana dimana semua panca indra dan
sifat satwam, rajas, dan tamas, sudah melebur menjadi terfokus kepada sebuah
objek yang dalam hal ini yaitu dapat di artikan sebagi Tuhan Yang Maha Esa, dan
mulai menyadari konsep tuhan dala diri pada saat ini alam pikiran sudah berada di
bawah alam sadar, antara alam pikiran nafas dan tubuh sudah tercipta keselarasan
dan mulai merasakan tingkat kenyamanan sepiritual yang paling tinggi. Ini
Hindu.
28
Dr. drs. Rulam ahmadi ,m.p.d 2016, penerbit : AR-RUZZMEDIA,
Berikut pemaparan keperibadian baik dan buruk menurut Fatchul Mu’in (2016 :
bahwa pendidikan karakter yang tujuan utamanya ialah membentuk karakter anak
bangsa yang yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa
berdasarkan Pancasila.
Ketiga sifat diatas sangat perlu dikendalikan agar pikiran mampu di pusatkan
dan diarahkan ke hal baik , karena tanpa mampu terkontrolnya ketiga sifat ini
29
otomatis pikiran akan menjadi tidak terfokus, contohnya saja sifat rajas atau nafsu
jika ini tidak diarahkan dengan baik otomatis pikiraan akan menjadi tidak terfokus
30