Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR MEKANIKA KUANTUM

APLIKASI MEKANIKA KUANTUM

OLEH :
Nama : Riska, S.Pd
Nim : 210008301035
Kelas : Fisika Komunitas 2021

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2022
DETEKTOR INFRAMERAH DARI STRUKTUR BUTIRAN KUANTUM (QD)
DAN SUMUR KUANTUM (QW)

Detektor sinar inframerah dari struktur quantum dots (QDIP: quantum dots
infrared photodector) mulai diteliti sejak tahun 1996 setelah Ryzhii mempublikasikan
analisis keuntungan menggunakan struktur butiran kuantum untuk detektor inframerah.
Penelitian lain yang banyak dilakukan yaitu pengembangan detektor inframerah dari
struktur sumur kuantum (QWIP: quantum well infrared photodetector). Struktur dasar
QWIP dan QDIP diilustrasikan pada gambar 1.

Gambar 1. Struktur dasar QDIP dan QWIP

Struktur pita energi dari QWIP dan QDIP yang diberi bias diilustrasikan pada
gambar 2. Pada gambar 2 hanya beberapa sumur kuantum yang masing-masing
memiliki keadaan dasar (ground state) dan keadaan tereksitasi (excited state). Setiap
sumur kuantum akan meberikan konstribusi dalam proses deteksi sinar inframerah.
Jika jumlah sumur kuantum dibuat cukup banyak, maka detektor akan semakin peka.
Gambar 2. Pita energi QDIP dan QWIP yang diberi bias

Proses deteksi akan terjadi jika sinar inframerah menyebabkan electron dari
keadaan dasar berpindah ke keadaan kontinu. Jika piranti menyerap radiasi inframerah,
maka electron dari keadaan dasar sumur kuantum dapat keluar dari sumber potensial.
Adanya bias tegangan akan mebuat electron yang berpindah ke keadaan kontinu terus
dibawa ke kontak dan berkontribusi terhadap arus yang ditimbulkan.

Ada dua kemungkinan proses keluarnya electron ke keadaan kontinu akibat


eksitasi cahaya, yaitu : 1) electron dari keadaan dasar langsung menuju keadaan
kontinu, 2) electron dari keadaan dasar pindah ke keadaan eksitasi, kemudian pindah
ke keadaan kontinu. Proses tersebut diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar 3. Dua macam proses perpindahan electron ke keadaan kontinu.

Electron pada keadaan dasar juga dapat berpindah ke keadaan kontinu akibat
beberapa kondisi walaupun piranti tidak disinari cahaya. Hal tersebut menyebabkan
adanya arus gelap (dark current) yang mengganggu kinerja detektor. Berikut adalah
mekanisme terbentuknya arus gelap pada QWIP dan QDIP.
1. Emisi termionik, yakni electron dari keadaan dasar berpindah ke keadaan
kontinu akibat eksitasi termal.
2. Proses penerobosan (tunnelling) berbatuan termal, yakni eksitasi termal
menyebabkan electron dari keadaan dasar berpindah ke keadaan eksitasi,
kemudian terjadi penerobosan ke keadaan kontinu.
3. Electron melakukan penerobosan ke sumur kuantum yang lain dan akhirnya
menuju kontak.

Proses terjadinya arus gelap tersebut diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar 4. Mekanisme terjadinya arus gelap pada QWIP dan QDIP

Ditinjau dari beberapa aspek,piranti QDIP lebih andal dari beberapa piranti
QWIP. Piranti QDIP memiliki arus gelap yang relative kecilkarena eksitasi electron
oleh cahya jauh lebih cepat daripada eksitasi electron secara termal. Rendahnya eksitasi
secara termal disebabkan karenanya perlunya energi termal yang cukup tinggi untuk
dapat menyebabkan electron berpindah dari keadaan dasar ke keadaan kontinu. Piranti
QDIP juga lebih andal dibandingkan piranti QWIP dalam mendeteksi sinar yang
datangnya tegak lurus pada detektor.

Anda mungkin juga menyukai