Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Lalu lintas perdagangan antar kota atau antar wilayah menghendaki suatu jaminan

pembayaran atas barang-barang yang diperdagangkan. Penjual dan pembeli harus saling

mempercayai dalam memenuhi kewajibannya. Pihak penjual memerlukan kepastian akan

pembayaran dan berkewajiban menyerahkan barang atau jasa yang sesuai dengan

perjanjian dengan pihak pembeli. Pihak pembeli pun memerlukan kepastian bahwa

barang yang dibeli sesuai dengan apa yang telah disetujui kedua belah pihak dan

berkewajiban untuk membayar atas barang atau jasa yang telah dibelinya.

Jasa perdagangan yang dapat diberikan untuk memperlancar transaksi

perdagangan dalam negeri adalah menerbitkan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri

(SKBDN) atau sering dikenal dengan Letter of Credit (L/C) dalam negeri. Letter of

Credit" (L/C) Dalam Negeri adalah setiap janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis

Pemohon (Applicant) yang mengikat Bank Pembuka (Issuing Bank) untuk melakukan

pembayaran kepada Penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang

ditarik oleh Penerima, memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran

kepada Penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh

Penerima dan memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik

oleh Penerima, atas penyerahan dokumen, sepanjang persyaratan dan kondisi SKBDN

dipenuhi.
SKBDN pada prinsipnya sama dengan letter of credit yang digunakan dalam

perdagangan luar negeri, yang membedakannya adalah wilayah kepabeannya dan valuta

yang digunakan. SKBDN digunakan dalam negeri dengan valuta rupiah,sedangkan L/C

berlaku untuk seluruh dunia dan bervaluta asing. Bank atau lembaga yang menerbitkan

SKBDN akan memberikan jaminan pembayaran kepada lembaga atau bank lain untuk

membayar sejumlah uang tertentu yang telah ditentukan dalam SKBDN. Lembaga atau

Bank penerbit merupakan bank dan lembaga nasabah pembeli barang, sedangkan bank

pembayar merupakan bank penjual barang. Menurut Peraturan Bank Indonesia

No.5/6/PBI/2003 Tentang Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri, bahwa yang

dimaksud dengan SKBDN adalah Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)

atau lazim dikenal sebagai Letter of Credit (L/C).

Karena adanya jaminan dari bank penerbit SKBDN untuk melakukan

pembayaran kepada nasabah penjual barang sesuai dengan jumlah yang telahditentukan

dalam SKBDN dan dokumen lainnya, nasabah penjualan barang memiliki landasan

hukum kuat untuk melangsungkan transaksi penjualan barang atau jasa. Dipihak lain,

bank dimana nasabahnya adalah nasabah pembeli barang mempunyai hak untuk menagih

sejumlah uang tertentu atas pembelian barang atau jasa yang telah disepakati antara

penjual dan pembeli dengan cara melalui setoran jaminan atas SKBDN yang

diterbitkannya. Maksud bank menerbitkan SKBDN adalah untuk memberikan jaminan

secara tertulis yang berlandaskan hukum, untuk melakukan pembayaran kepada pihak

penjual barang, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik oleh penjual serta
memberikan kuasa kepada bank lain melakukan pembayaran, mengaksep atau

menegosiasi wesel-wesel.

Keuntungan yang dapat dinikmati oleh bank penerbit SKBDN antara lain dapat

memperluas jaringan pelayanan kepada masyarakat sebagai perantara perdagangan dan

sekaligus mendapatkan tambahan pendapatan berupa komisi dan sumber dana berupa

setoran jaminan.

Luasnya Indonesia membuka peluang besar bagi perdagangan antar pulau, antar

provinsi, antar kota di Indonesia. Transaksi dapat dilakukan dengan menggunakan LC

local yang sering disebut dengan SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri),

maupun secara Open Account. L/C atau SKBDN, penjual merasa aman dengan adanya

janji pembayaran dari bank penerbit L/C atau SKBDN (issuing bank) itu sepanjang

penjual dapat menyerahkan dokumen yang sesuai dengan syarat L/C atau SKBDN

(complying presentation). Di lain pihak, pembeli juga begitu. Ia sebagai pihak pemohon

L/C atau SKBDN juga merasa aman dengan adanya syarat penyerahan dokumen yang

telah ditentukan dalam L/C atau SKBDN, karena banknya tidak akan melakukan

pembayaran sebelum dokumen diterima olehnya. L/C dan SKBDN sendiri diterbitkan

oleh bank sebagai pelaksanaan klausul-klausul dalam sales contract yang telah disepakati

penjual dan pembeli, yang pada dasarnya terdiri dari 4 faktor utama, yaitu: syarat barang

(terms of goods), syarat penyerahan barang (terms of delivery), syarat pembayaran (terms

of payment), dan dokumentasi. Sesuai sifatnya, L/C atau SKBDN merupakan komitmen

dari issuing bank yang TERPISAH dari sales contract.


Salah satu perusahaan yang menggunakan cara pembayaran dengan SKBDN atau

L/C adalah PT. Pupuk Iskandar Muda, yaitu perusahaan yang bergerak dibidang industri

pupuk urea dan industry kimia lainnya, yang sudah berdiri sejak tanggal 24 Februari

1982. Perusahaan ini beralamat di Jl. Medan – Banda Aceh, Keude Krueng Geukueh,

Kec. Dewantara, Kab. Aceh Utara, Aceh. selain melakukan penjualan reguler atau biasa,

PT. PIM juga melakukan penjualan dengan menggunakan SKBDN, dimana proses

penjualan dengan menggunakan SKBD tentu sangat berbeda dengan penjualan reguler,

Proses penjualan dengan menggunakan SKBDN yang berbeda dengan penjualan reguler,

dimana PT. Harmak Indonesia belum adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab untuk

bagian administrasi dan keuangan yang menangani penjualan reguler dengan penjualan

dengan menggunakan SKBDN, proses penanganan masih melibatkan Direktur keuangan

dan direktur operasional secara langsung, belum ada dokumentasi dan catatan yang

memadai tetang proses lalulintas penjualan dengan SKBDN serta belum adanya prosedur

dan pedoman kebijakan dalam laulintas penjualan. Surat Kredit Berdokumen Dalam

Negeri (SKBDN) pada kantor PT. PIM merupakan alat transaksi yang sangat penting

untuk berjalannya transaksi yang efektif dan efisien. Meskipun terdapat cara

pemabayaran lain, peran SKBDN di Kantor PT. PIM dalam perdangan nasional sangat

berperan penting karena cara pembayaran ini dapat memberikan rasa aman. Selain itu

SKBDN juga bersifat formalitas, artinya SKBDN hanya terkait dengan dokumen

persyaratan yang harus dipenuhi dalam perjanjian yang telah disepakatinya. Dengan kata

lain realisasi pembayaran SKBDN hanya berkaitan dengan pemenuhan dokumen–

dokumen yang telah dipersyaratkan.


Berdasarkan uraian diatas, penulis memaparkan sebuah Laporan Kerja Lapangan

(LKP) dengan judul : “PROSEDUR PENERBITAN SURAT KREDIT

BERDOKUMEN DALAM NEGRI (SKBDN) TERHADAP PROSES TRANSAKSI

PADA PT PUPUK ISKANDAR MUDA”. Adapun tujuan penulisan Laporan Kerja

Lapangan (LKP) ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Prosedur Penerbitan SKBDN terhadap Proses Proses

Transaksi di PT. PIM

2. Untuk mengetahui efesiensi penggunaan Surat Kredit Berdokumen Dalam

Negeri (SKBDN) pada PT. PIM.

Adapun manfaat dari penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah :

1. Untuk mengembangkan wawasan penulis tentang Surat Kredit Berdokumen

Dalam Negeri (SKBDN).

2. Sebagai bahan masukan bagi Kantor PT. PIM dalam melakukan proses

transaksi.

3. Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi penulis yang ingin menul

laporan tentang materi prosedur penerbitan SKBDN dalam proses transaksi.

Untuk mendapatkan data guna penulisan LKP ini melalui studi lapangan dan studi

kepustakaan. Studi lapangan melalui observasi yaitu pengumpulan data yang

dilakukan pada tempat kerja praktek dan melalui wawancara dengan karyawan

PT. PIM. Selanjutnya studi kepustakaan, pengumpulan data ini melalui studi

literature terkait prosedur penerbitan SKBDN terhadap proses transaksi di PT.

Pupuk Iskandar Muda (PT. PIM)

Anda mungkin juga menyukai