Tabel 1.
Parameter tanah hasil korelasi
Depth Cu γsat
Jenis Tanah NSPT ϕ
(m) (t/m2) (t/m3)
0-5 Clay Boulder 15 7.5 1.8 15
5-13 Clay 7 3.5 1.62 15
Silt Clay
13-20 42 20 2 25
Sand
Tabel 2.
Rekapitulasi SF lereng sebelum longsor
Gambar 6. Bidang longsor lereng existing (SF=0,981). Gambar 8. Perkuatan lereng dengan turap (SF=1,395).
B. Perencanaan Geotextile dan Subdrain Pada perencanaan ini digunakan geotextile woven type 25
Subdrain yang direncanakan terbuat dari susunan batu dengan Tultimate sebesar 55,79 kN/m dan jarak pemasangan
pecah dan kerikil yang dibungkus dengan geotextile non- (Sv) sebesar 0,5 m. Perhitungan tegangan izin dapat
woven dan dipasang dari bagian atas hingga kaki lereng, dilakukan dengan menggunakan persamaan:
sehingga lereng tetap dalam kondisi kering. Untuk dimensi 𝑇𝑢𝑙𝑡
subdrain direncanakan menggunakan 20 cm × 20 cm. 𝑇𝑎𝑙𝑙 =
𝐹𝑆𝑖𝑑 𝑥 𝐹𝑆𝑐𝑟 𝑥 𝐹𝑆𝑐𝑑 𝑥 𝐹𝑆𝑏𝑑
Ilustrasi pemasangan dapat dilihat pada Gambar 9.
Pada perencanaan perkuatan lereng dengan geotextile, Dimana:
perlu dilakukan perubahan geometri lereng berupa Tallow = kekuatan geotextile yang tersedia
pembuatan lereng bertingkat (teras lereng) dengan slope 1:1 Tult = kekuatan ultimate geotextile
dan dibuat 3 tingkat. Adapun data tanah timbunan adalah FSID = faktor reduksi akibat kesalahan pemasangan
sebagai berikut: FSCR = faktor reduksi akibat rangkak
FSCD = faktor reduksi akibat pengaruh kimia
𝛾 = 19 𝑘𝑁/𝑚3 FSBD = faktor reduksi akibat pengaruh biologi
𝜙 = 30
Selanjutnya, untuk menghitung panjang geotextile yang
𝑐 = 0 𝑘𝑃𝑎
diperlukan adalah dengan menggunakan persamaan:
Perhitungan kebutuhan geotextile dilakukan dengan
𝐿 𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 = 𝐿𝑜 + 𝐿𝑒 + 𝐿𝑅
meninjau bidang longsor lereng secara local. Setelah didapat
jumlah kebutuhan geotextile tiap lereng, maka ditinjau Dimana:
stabilitas nya secara keseluruhan (overall) dengan software LTOTAL = panjang total geotextile
Geostudio (Gambar 10). Lo = panjang lipatan geotextile
Sebelum menghitung kebutuhan geotextile, maka perlu Le = panjang geotextile di belakang bidang
dilakuka perhitungan Δ MR dengan menggunakan persamaan: longsor (minimal 1 meter)
Tallow × SF
𝑀𝑅 Le =
( 𝜏𝑎𝑡𝑎𝑠 +𝜏𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ ) × 𝐸
𝑀𝐷 =
𝑆𝐹𝑒𝑥𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝜏𝑎𝑡𝑎𝑠 = tegangan geser tanah asli dg gotextile = c + 𝜎𝑣 tan ϕ
𝑀𝑅 𝐵𝑢𝑡𝑢ℎ = 𝑀𝐷 × 𝑆𝐹𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝜏𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = teg. geser tanah timbunan geotextile = c + 𝜎𝑣 tan ϕ
𝛥 𝑀𝑅 = 𝑀𝑅 𝐵𝑢𝑡𝑢ℎ − 𝑀𝑅 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 E = efisiensi (80%)
SF = faktor keamanan
LR = panjang geotextile di depan bidang longsor
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 10, No. 2, (2021) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D121
Setelah mengitung kebutuhan geotextile selanjutnya 3) Mengitung Momen Penahan Gabion (Mr)
adalah mengitung kontrol stabitilitas eksternal geotextile
𝑀𝑟 = 𝑑𝑔 × 𝑊𝑔
sebagai berikut: ∑𝐴𝑥
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑊𝑖 𝑋𝑖 + 𝑃𝑎 sin δ (L) 𝑑𝑔 =
FSOT = ∑ = 𝐻 >2 ∑𝐴
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑎 cos δ ( )
3 𝑊𝑔 = 𝐴 × 𝛾𝑡
𝑊𝑖 +𝑃𝑎 sin δ
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 [𝑐+( 𝐿
) tan δ ]L dimana: (2.38)
FSS = ∑ > 1,5
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑎 cos δ Wg = berat gabion
𝑄𝑢 γt = berat jenis batu pengisi = 18 kN/m3
𝐹𝑆𝑏 = > 3
𝑄 𝑚𝑎𝑥 A = luas gabion
dimana: dg = jarak horizontal gabion terhadap titik 0
FSOT = angka keamanan lereng terhadap guling ∑A = luasan total gabion
Wi = berat dinding tanah x = jarak titik berat tiap elemen gabion terhadap titik 0
Xi = jarak ke titik berat 4) Menghitung Faktor Keamanan
Pa = tekanan tanah aktif Faktor keamanan terhadap guling:
= sudut geser antara tanah dan geotextile ∑𝑀𝑟 162
L = panjang geotextile 𝑆𝐹𝑜 = = = 1,358 < 2 (𝑁𝑂𝑇 𝑂𝐾)
Berdasarkan hasil analisis dengan program bantu ∑𝑀𝑜 119,2
Geostudio, untuk analisa dengan gempa pseudostatik Faktor keamanan terhadap geser:
didapatkan safety factor sebesar 1,405 sehingga lereng 𝜇 𝑊𝑔 𝑡𝑎𝑛 𝜙 𝑥 𝑊𝑔 𝑡𝑎𝑛 30 𝑥 72
tersebut dapat dikatakan stabil dan aman terhadap 𝑆𝐹𝑠 = = = = 0,513 <
𝑃ℎ 𝑃ℎ 81,024
kelongsoran (Gambar 11). 1,5 (𝑁𝑂𝑇 𝑂𝐾)
C. Perencanaan Gabion and Geotextile Karena nilai faktor keamanan terhadap geser tidak
Gabion (bronjong) dengan ukuran 50x100 cm dan panjang memenuhi persyaratan, maka perlu adanya tambahan berupa
200 cm. Gabion dipasang pada permukaan miring lereng 1:1 geotextile. Geotextile yang digunakan adalah geotextile
dan ditarik oleh reinforcement berupa geotextile (Gambar woven type 25 dengan Tultimate sebesar 55,79 kN/m dan jarak
12). Pada perencanaan ini, perlu dilakukan perubahan pemasangan (Sv) sebesar 1 m. Perhitungan geotextile sama
geometri lereng berupa pembuatan lereng bertingkat (teras seperti perhitungan sebelumnya (Gambar 13).
lereng) dengan slope 1:1 dan dibuat 3 tingkat. Perhitungan Berdasarkan hasil analisis dengan program bantu
gabion hanya berupa kontrol terhadap guling dan geser Geostudio, untuk analisa dengan gempa pseudostatik
karena gabion berfungsi sebagai penahan timbunan lereng didapatkan safety factor sebesar 1,465 sehingga lereng
agar tidak tergerus oleh air sementara geotextile berfungsi tersebut dapat dikatakan stabil dan aman terhadap
sebagai perkuatan gabion agar tidak mengalami longsor kelongsoran (Gambar 14).
(Gambar 12). Adapun perhitungan gabion adalah sebagai
berikut: VI. KESIMPULAN
1) Menghitung Koefisien Tekanan Tanah Aktif Berdasarkan hasil analisa kondisi tanah, analisa stabilitas
Koefisien tekanan tanah aktif akibat gempa dihitung lereng, dan perencanaan perbaikan lereng maka didapatkan
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: kesimpulan sebagai berikut: (1) Penyebab kelongsoran
𝑐𝑜𝑠 2 (𝜙−𝜃−𝛽)
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya geometri lereng
𝐾𝐴𝐸 = 𝑠𝑖𝑛(𝛿+𝜙) 𝑠𝑖𝑛(𝜙−𝜃−𝑡) 2 tidak aman (curam, tingginya curah hujan, gaya luar berupa
𝑐𝑜𝑠 𝜃𝑐𝑜𝑠 2 𝛽 𝑐𝑜𝑠(𝛿+𝜃+𝛽)[1+( )]
𝑐𝑜𝑠(𝛿+𝛽+𝜃) 𝑐𝑜𝑠(𝑡−𝛽)
faktor getaran yang disebabkan oleh gempa. (2) Dari hasil
𝑘ℎ analisa pada potongan lereng sebelum longsor, stabilitas
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛 − 1 [ ]
(1−𝑘𝑣) lereng kondisi tinggi terbatas (finite slope) dengan
dimana: menggunakan program Geostudio, diperoleh SF= 0,874,
ϕ = sudut geser tanah sedangkan kondisi menerus (infinite slope) dengan
β = kemiringan dinding terhadap bidang vertikal, menggunakan rumus diperoleh SF= 0,885. (3) Analisa
δ = sudut geser dinding, dan stabilitas lereng dengan gempa yang digunakan adalah
t = kemiringan dinding terhadap bidang horizontal. dengan metode pseudostatic, dimana untuk daerah
2) Menghitung 𝜎𝑣 dan 𝜎ℎ Kabupaten Kepulauan Talaud, Kh = 0,255 dan Kv = 0,128.
Hasil analisa stabilitas lereng kondisi tinggi terbatas (finite
𝜎𝑣 = 𝑞 + (𝛾 × ℎ) slope), diperoleh SF= 0,856.
𝜎ℎ = (𝜎𝑣 × 𝐾𝑎) – (2 × 𝑐 × √𝐾𝑎) Sedangkan kondisi menerus (infinite slope) dengan
menggunakan rumus diperoleh SF= 0,832. (4) Perencanaan
dimana: sheet pile terdiri dari 2 buah sheet pile tipe CPC Sheet Pile
𝜎𝑣 = tegangan vertikal W-400 Class A dengan kedalaman 15 m dan 17 m serta
𝜎ℎ = tegangan horizontal dipasang 20 m sepanjang daerah kelongsoran. (5)
Ka = koefisien tekanan tanah aktif Perencanaan geotextile + subdrain, geometri lereng diubah
h = tebal lapisan tanah menjadi teras lereng (3 tingkat). Untuk lereng bawah dan
tengah (H=4m), digunakan 8layer geotextile dengan panjang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 10, No. 2, (2021) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D122
5 m dan Tult sebesar 55,79 kN/m. Untuk lereng atas dengan panjang 4 m. Namun, opsi perkuatan ini tidak
(H=5,3m), digunakan 11layer geotextile dengan panjang 5 m. disarankan karena pelaksanaannya yang susah di lapangan.
Subdrain dipasang secara terasering, dibuat untuk
mengalirkan air tanah dari balik lereng. Dimensi subdrain
DAFTAR PUSTAKA
yang digunakan 20 x 20 cm.
[1] J. E. Bowless, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah),
Namun, opsi perkuatan ini tidak disarankan karena 2nd ed. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1984.
pelaksanaannya yang susah di lapangan. (6) Perencanaan [2] B. G. Look, Handbook of Geotechnical Investigation and Design
gabion + geotextile, geometri lereng diubah menjadi teras Tables, 1st ed. London: Taylor & Francis Group, 2007.
lereng (3 tingkat). Dimensi bronjong yang digunakan yaitu 50 [3] SNI, SNI 8460 Perancangan Geoteknik, 1st ed. Jakarta: Standar
Nasional Indonesia, 2017.
x 100 x 200 cm yang diisi dengan batu kali pecah. Untuk [4] E. Hoek and J. W. Bray, Rock Slope Engineering, 3rd ed. London: The
lereng bawah dan tengah (H=4m), digunakan 4layer Institution of Mining and Metallurgy, 1981.
geotextile dengan panjang 4 m dan Tult sebesar 55,79 kN/m. [5] M. N.E. and M. I.B., Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknik), 2nd ed. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011.
Untuk lereng atas (H=5,3m). digunakan 6layer geotextile [6] J. M. Duncan and S. G. Wright, Soil Strength and Slope Stability, 1st
ed. New Jersey: Jwiley & Sons, inc., 2005.