Disusun Oleh :
Nim : 22030037
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………….i
Daftar isi……………………………………………………………………………………..ii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………..……iii
1.1. Latar
belakang…………………………………………………………………...….iii
1.2. Rumusan
Masalah………………………………………………………………..…iii
1.3. Tujuan
Penelitian…………………………………………………………………...iii
Bab II Pembahasan………………………………………………………………………….iv
Kesimpulan………………………………………………………………………………xxi
Saran………………………………………………………………………………………xxi
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….xxii
BAB I
PENDAHULUAN
Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Namun demikian, terdapat beberapa jenis penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak
Penghasilan, di antaranya adalah:
1. a. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat dan sumbangan keagamaan lainnya yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan
b. harta hibahan yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di
antara pihak-pihak yang bersangkutan;
2. warisan;
3. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura
dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, apabila diberikan oleh bukan
Wajib Pajak atau Wajib Pajak tertentu akan menjadi Penghasilan); dan
Tujuan pokok dari penelitian ini, untuk mengetahui besaran pajak yang di bayarkan oleh pelaku
usaha tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Usaha
1. Siapa pendiri usaha ?
2. Tahun berapa usaha ini didirikan?
3. Penghasilan kisaran perhari, Perbulan dan pertahun?
4. Apa yang menginspirasi pemilik usaha hingga mendirikan usaha tsb?
5. Siapa saja yang ikut andil dalam perkembangan usaha?
B. Stategi
1. Ketika usaha ini pertama kali didirikan, bagaimana upaya untuk memperkelkan usaha
ini kepada masyarakat/konsumen?
2. Bagaimana perkembangan usaha café rekreasi ini?
3. Bagaimana cara pelaku usaha agar tetap bertahan di era sekarang dengan banyaknya
pesaing yang serupa ?
4. Dari segi produk yang di jual, apa yang menyakinkan usaha ini dapat bersaing dengan
pesaing yang serupa?
C. Inovasi
1. Inovasi apa yang di lakukan usaha ini untuk tetap bertahan?
2. Seberapa banyak inovasi yang sudah di lakukan pelaku usaha?
3. Apa saja produk yang di jual?
4. Dengan perkembangan teknologi apakah tertarik atau sudah menggunakan mesin
produksi?
D. Produk
1. Apakah dari produk yang di buat ada perbedaan khusus dengan pesaing yang lain?
2. Apa saja produk andala usaha inia, sehingga bisa bertahan sampai saat ini?
3. Apa saja proses pembuatan produk untuk mempertahankan kualitas rasa?
4. Apa saja yang diakibatkan jika inovasi produk yang di jual di pasaran tidak
maksimal?
E. Pajak penghasilan
F. Pedoman Obervasi
Obsevasi atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni melakukan
pengamatan tetntang gambaran pemilik usaha, meliputi
1. Mengamati lokasi keadaan Usaha
a. Dapur Produksi
b. Tempat Pembuatan Minuman
c. Tempat Pembuatan Makanan
d. Tempat Nongkrong Konsumen Untuk menikmati Makanan dan Minuman
e. Situasi Pada Waktu konsumen membeli
P : Peneliti
I : Informan
Pertanyaan yang di ajukan sesuai dengan jawaban informan, namun tetap menggunakan
instrument wawancara.
Berikut hasil wawancara dengan Muhammad Rezky Amanah yang merupakan pemilik
sekaligus pendiri dari Rekreasi Coffeeshop.
I : Februari 2019
lapangan kerja untuk seluruh masyarakat Indonesia dinilai tidak efektif, basis
keilmuan tentang ekonomi, pengaruh internal, Kebebsan dalam mengatur jam kerja.
2kan tentang rasa dari produk ini dan lebih memilih empati untuk produk local, dalam
hal ini saya lihat bahwa orang-orang ingin agar bagaimana caranya produk lokal
I : 2019 adalah tahun dimana awal mulanya coffeshop ini berdiri dengan Nama Mr.A
coffee masih dalam bentuk bentuk box 2x2 meter, di salah 1 pelataran fakultas
ekonomi, universitas Tadulako. Setelah itu berlangsung selama Jalan 7 bulan sdan
upaya untuk melobi dekanat fakultas di bagain smoking Area. Disinilah hal yang
tombolotutu, Pada tahun 2020 maret – juni dan kami sempat tutup dari bulan juli
seterusnya, dan mulai buka Kembali di bulan desember tahun 2020 akhirnya kami
P : Bagaimana cara pelaku usaha agar tetap bertahan di era sekarang dengan
yang sangat canggih di zaman ini, seperti memposting di akun social media kami
untuk menarik perhatian konsumen , kami juga memperlajari hal-hal marketing dalam
P : Dari segi produk yang di jual, apa yang menyakinkan usaha ini dapat bersaing
meningkatkan kualitas dari produk yang kami jualkan, seperti melakukan evaluasi
setiap minggunya. Untuk melihat apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan
I : seperti yang saya bilang tadi , bahwa kami mempertahankan cita rasa dalam setiap
I : Spekulasi menu, bagian penamaan produk yang limited agar menadakan kopi
tersebut khas dari rekreasi coffeeshop, serta meningkatkan pengemasan yang lebih
I : kami menjual berbagai macam makanan dan minuman, dan juga menyediakan
tempat konsumen untuk bersantai, dan juga menyediakan meeting room untuk
P : Apakah dari produk yang di buat ada perbedaan khusus dengan pesaing yang lain?
I : mungkin untuk ukuran café atau coffeeshop yang ada di palu sendiri, produk yang
kami jualkan sama seperti menjual minuman kopi dan minuman non kopi, kami juga
menjual makan ringan dan berat. Tapi untuk varian menu sendiri kami menyiapkan
resep yang kami buat sendiri. Dan resep-resep itulah yang membedakan penjualan
P : Apa saja produk andalan usaha ini, sehingga bisa bertahan sampai saat ini?
I : tentu saja produk Kopi, upaya untuk mengkampanyekan kopi hasil produk lokal,
untuk melestariakan produk lokal. Tapi tidak menutup kemunginan kami tetap
menjual minuman non kopi bagi konsumen yang tidak suka minum kopi.
I : kami melakukan evaluasi dengan cara melihat tingkatan penjuan perminggu apa
yang banyak laku terjual dan yang tidak banyak terjual. Dari situ bisa dilihat apakah
P : Kalau boleh tahu berapa besar biaya pajak yang dibayarkan pemilik usaha ini?
I : Untuk usaha seperti in ikan masuk ukm/umkm pajaknya sebesar 0,5%, karna rata-
rata penghasilan perbulan itu Rp. 24.000.000 jadi kalau di jumlahkan sekitar
Rp.120.000 perbulan.
I : yaaa, karna saya Lumayan sibuk jadi kelurga yang menyetor uang pajaknya.
P : ohiya, kalu dilihat memang tempat ini di kebanyakan anak sekolah dan anak
kampus yah?
I : iya, maka dari itu kami dengan kempampuan kami mencoba memberikan tempat
harga menu yang wajar agar mereka tidak merasa terbebani dengan harga yang ada.
P : ohiya, sepertinya untuk saat ini pertanyaannya sampai sini saja, erima kasih untuk
Kaitan Materi Manajemen Pajak dengan hasil wawancara yang saya dapatkan yaitu
pada materi Tax Planning PPh Pasal 21 Petemuan 11. Dimana Setiap orang pribadi yang
menerima penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lainnya,
wajib dipotong pajak oleh pemberi imbalan. Pajak yang dimaksud merupakan Pajak
Penghasilan Pasal 21 atau PPh 21. Pengertian PPh 21 tersebut berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015.
A. Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau
bukan pegawai.
Pemberi kerja yang wajib melakukan pemotongan pajak adalah orang pribadi ataupun
badan yang merupakan induk, cabang, perwakilan, atau unit perusahaan yang membayar atau
terutang gaji, upah, tunjangan, honorarium, dan pembayaran lain dengan nama apa pun
kepada pengurus, pegawai atau bukan pegawai sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan.
Pemberi kerja termasuk juga organisasi internasional yang tidak dikecualikan dari kewajiban
memotong pajak. Yang dimaksud dengan “pembayaran lain” adalah pembayaran dengan
nama apa pun selain gaji, upah, tunjangan, honorarium, dan pembayaran lain, seperti bonus,
gratifikasi, dan tantiem.
Yang dimaksud dengan “bukan pegawai” adalah orang pribadi yang menerima atau
memperoleh penghasilan dari pemberi kerja sehubungan dengan ikatan kerja tidak tetap,
misalnya artis yang menerima atau memperoleh honorarium dari pemberi kerja.
Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang wajib melakukan pemotongan pajak adalah
kantor perwakilan negara asing dan organisasi-organisasi internasional.
B. Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.
Bendahara pemerintah termasuk bendahara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara lainnya, dan Kedutaan Besar
Republik Indonesia di luar negeri yang membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium, dan
pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Yang termasuk juga
dalam pengertian bendahara adalah pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi
yang sama.
C. Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan pembayaran
lain dengan nama apa pun dalam rangka pensiun.
Yang termasuk “badan lain”, misalnya, adalah badan penyelenggara jaminan sosial
tenaga kerja yang membayarkan uang pensiun, tunjangan hari tua, tabungan hari tua, dan
pembayaran lain yang sejenis dengan nama apa pun.
Yang termasuk dalam pengertian uang pensiun atau pembayaran lain adalah tunjangan-
tunjangan baik yang dibayarkan secara berkala ataupun tidak yang dibayarkan kepada
penerima pensiun, penerima tunjangan hari tua, dan penerima tabungan hari tua.
2.3.3. Peraturan Terkait dengan PPh 21
Peraturan terkait dengan PPh Pasal 21 yaitu:
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana terakhir telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas UU No. 7 tentang Pajak
Penghasilan Peraturan Pemerintah No. 68/2009 tentang Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas
Penghasilan berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan
Jaminan Hari Tua yang Dibayarkan Sekaligus.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemotongan Pajak atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang
Pribadi.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun,
Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua yang Dibayarkan Sekaligus.
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian Besarnya
Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.010/2016 tentang Penetapan Bagian
Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai
Tidak Tetap lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Menimbang Pajak Penghasilan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 231/PMK.03/2019 tentang Tata Cara Pendaftaran dan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, Serta Pemotongan dan/atau Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan
Pajak Bagi Instansi Pemerintah
Penghasilan Rp 50 juta - Rp 250 juta 15% Penghasilan Rp 60 juta - Rp 250 juta 15%
Penghasilan Rp 250 juta - Rp 500 juta 25% Penghasilan Rp 250 juta - Rp 500 juta 25%
Penghasilan di atas Rp 500 juta 30% Penghasilan Rp 500 juta - Rp 5 miliar 30%
Besarnya tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap
Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat dibuktikan oleh Wajib Pajak, antara
lain, dengan cara menunjukkan kartu NPWP.
Contoh:
Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp75.000.000,00
Pajak Penghasilan yang harus dipotong bagi Wajib Pajak yang memiliki NPWP adalah:
5% x Rp60.000.000,00 = Rp 3.000.000,00
15% x Rp15.000.000,00 = Rp 2.250.000,00 (+)
Jumlah Rp 5.250.000,00
Pajak Penghasilan yang harus dipotong jika Wajib Pajak tidak memiliki NPWP adalah:
5% x 120% x Rp 60.000.000,00 = Rp 3.600.000,00
15% x 120% x Rp 15.000.000,00 = Rp 2.700.000,00 (+)
Jumlah Rp 6.300.000,00
Status Kawin
TK/0 artinya telah menikah dan tidak mempunyai tanggungan
K/1 artinya telah menikah dan memiliki satu tanggungan
K/2 artinya telah menikah dan memiliki dua tanggungan
K/3 artinya telah menikah dan memiliki tanggungan
Status PTKP Digabung
K/1/0 artinya penghasilan suami dan istri digabung dan tidak mempunyai tanggungan
K/1/1 artinya penghasilan suami dan istri digabung serta memiliki satu tanggungan
K/1/2 artinya penghasilan suami dan istri digabung serta memiliki dua tanggungan
K/1/3 artinya penghasilan suami dan istri digabung serta memiliki tiga tanggungan
2.3.6. Tanggal Penyetoran dan Pelaporan PPh 21
Salah satu hal yang penting diketahui dalam melaksanakan kewajiban adalah
pengetahuan akan tanggal-tanggal penting pajak, seperti tanggal batas penyetoran dan batas
pelaporan pajak tiap bulannya.
2.4. Dokumentasi
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian saya bahwa disini sya melihat adanya keterkaitan
antara Materi Manajemen Pajak dengan Usaha yang saya Teliti, Melihat dari Usaha yang
telah di dirikan oleh pemilik usaha itu sendiri saya melihat bawha gagasan utama yang
pemilik usaha ini mengedepankan dan mengkampanyekan hasil karya – karya lokal yang ada
di Sulawesi tengah ini sendiri. Contoh utama yaitu biji kopi lokal yang menjadi bahan utama
pembuatan minuman kopi dari usaha ini sendiri yang beri brand nama yaitu kopi kreasi yang
memberi khas bahwa kopi kreasi tersebut hanya bisa di dapatkan di rekreasi coffee itu
sendiri. Tidak terlepas dari kopi, semangat dari pemilik usaha ini sendiri tidak luput dari
dorongan keluarga, teman dan organisasi, hingga berada di titik sekarang ini. Pemilik usaha
ini juga sangat ramah terhadap konsumen yang berkunjung, ia juga mengatakan berusaha
semaksimal mungkin untuk memberikan tempat ternyaman bagi konsumen yang datang,
karena Hampir semua konsumen yang datang itu berstatus Siswa(i) dan mahasiswa(i). saya
juga melihat sangat erat hubungan antara pajak dan usaha, karna di dalam psal Pph dan Ppn
sudah tertata jelas persenan dari pajak yang di kenakan untuk pelaku-pelaku usaha yang ada
di Indonesia. Seperti pemilik usaha dari penelitian saya kali ini yang memiliki kesadaran akan
pajak yang telah dibebakan kepada usahanya.
3.2 saran
1. Perencanaan pajak yang baik berguna bagi tugas seorang manajer untuk
ketentuan perpajakan.
Daftar Pustaka
Narasumber Pemilik usaha Rekreasi Coffee, Muhammad Rezky amanah,
https://konsultanku.co.id,
https://cermati.artikelpajakumkm.com,
https://ayopajak.com.