Anda di halaman 1dari 2

Kebudayaan Melayu Kompang di Desa Pangkalan Batang Barat

Sebelum mendefinisikan apa itu Kompang, terlebih dahulu saya akan berbicara tentang budaya
atau kebudayaan. Banyak ahli mendefinisikan tentang kebudayaan, di mana kebudayaan adalah
bagian dari kehidupan manusia. Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang
berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta budhayah yaitu bentuk
jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal.

Kebudayaan akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Kebudayaan akan
selalu berdampingan dengan cara pandang masyarakat di sekitar dan akan terus berkembang atau
tidak tergantung manusia itu mau menjalankan kebudayaan yang ada atau tidak.

Salah satu budaya melayu di desa pangkalan batang barat yaitu Kompang. Kompang adalah seni
budaya melayu. Khususnya di Bengkalis biasanya diadakan kompang untuk perhelatan
perkawinan, termasuk di Desa Pangkalan Batang Barat

Kompang adalah sejenis alat musik tradisional yang paling popular bagi masyarakat melayu. Ia
tergolong dalam kumpulan alat musik gendang. Kulit kompang biasanya dibuat dari kulit
kambing betina. Namun akhir-akhir ini, kulitnya juga dibuat dari kulit lembu, kerbau.

Pada kebiasaannya, seurat rotan akan diselit dari bagian belakang antara kulit dan bingkai kayu
bertujuan menegangkan permukaan kompang dan menguatkan bunyi kompang.

Terdapat dua bagian kompang yaitu bagian muka (ada kulit) dipanggil belulang, sedangkan
bagian badan (kayu) dipanggil baluh. Kompang perlu diletakkan penegang atau disebut sedak
yaitu sejenis rotan yang diletakkan antara belulang dan baluh, sedak ini diletakkan bertujuan
untuk menegangkan bagian belulang dan menyedapkan bunyi kompang apabila dipalu.

Alat musik ini berasal dari dunia Arab dan dipercayai dibawa masuk ke Tanah Melayu ketika
zaman Kesultanan Melaka oleh pedagang India Muslim, atau melalui Jawa pada abad ke-13 oleh
pedagang Arab.
Kompang biasanya berukuran enam belas inci ukur lilit dan ditutup dengan kepingan kulit pada
sebelah permukaan. Ia mempunyai bukaan cetek dan dimainkan dengan memegang dengan
sebelah tangan sementara dipalu dengan sebelah tangan yang lain.

Cara memalu kompang adalah dengan menepuk kulit kompang dengan bagian jari-jari atau
telapak tangan mengikut rentak. Bunyi yang berlainan dihasilkan dengan membedakan cara
bukaan telapak tangan. Bunyi 'bum' didapati dengan tepukan di sisi kompang dan telapak tangan
dikuncup/rapat. Bunyi 'pak' didapati dengan tepukan di tengah kompang dengan jari tangan yang
terbuka. 

Kompang biasanya dimainkan pada saat berarak pengantin, kenduri dan upacara-upacara tradisi
lain. Kompang dimainkan secara beregu dalam keadaan duduk, berdiri atau berjalan. Jika
kompang dimainkan dalam acara berzanji, pemain akan duduk bersila atau duduk di atas kursi.
Jika dimainkan dalam acara pernikahan dan pawai menyambut pejabat daerah atau pejabat
negara, pemain kompang ini berjalan mengiringi pengantin atau pejabat daerah, atau pejabat
negara tersebut.

Di Pangkalan Batang Barat, kompang sering dimainkan pada acara pernikahan untuk
memartabatkan kembali kesenian Melayu yang telah hampir punah ini. 

Anda mungkin juga menyukai