Anda di halaman 1dari 8

EKONOMI KEUMATAN DALAM ISLAM.

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


ِ ‫ُور َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬
‫ت‬ ِ ‫ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬،ُ‫ـح ْم ُد هّلِل ِ الَّ ِذيْ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬ َ ‫اَ ْل‬
ُ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َده‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم‬،‫َأ ْع َمالِنَا‬
‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َرسُوْ ِل‬ َّ ‫ َوال‬. ُ‫ي بَ ْع َده‬ َّ ِ‫ـح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُهُ الَنَب‬ َ ‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم‬َ ‫اَل َش ِر ْي‬
‫ي بِتَ ْق َوى‬ ِ ْ‫اعبَ َدهللاِ ُأو‬
َ ‫ص ْي ُك ْم َوِأيَّا‬ ِ َ‫ نَبِيِّنَا ُم َح َّمد َو َعلَى اَلِهَ َو اَصْ َحبِهَ َو َم ْن َّوااَل هُ اَ َّما بّ ْع ُد فَي‬ ِ‫هللا‬
ْ َ‫ق تُقَاتِ ِه فَقَ ْد ف‬
َ‫ازَال ُمتَّقُوْ ن‬ َّ ‫ اهللاِ َح‬  
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوال تَ ُموتُ َّن ِإال َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬ َّ ‫ يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬:‫ال تَ َعالَى‬ َ َ‫ق‬
‫ال يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ ال َس ِديدًا * يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن‬ َ َ‫َوق‬
‫ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا َع ِظي ًما َأ َّما بَعْد‬
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah.
Marilah kita senantiasa berupaya dengan sungguh-sungguh menjadikan pribadi
kita, masyarakat kita, bangsa dan Negara kita menjadi pribadi, masyarakat, bangsa
dan Negara yang sungguh-sungguh beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
Iman dan taqwa adalah kunci untuk menggapai rahmah, berkah serta ridla Allah,
keberhasilan , kesuksesan dan kejayaan hidup akan berkah , mudah, lancar dan
tercapai kalau didasari iman dan taqwa kepada Allah.
Suatu Keniscayaan bahwa untuk mencapai kasuksesan dan kejayaan hidup pasti
akan dihadapkan berbagai kesulitan, masalah, ujian dan cobaan. Mulai dari yang
sangat sederhana hingga yang rumit dan sulit terpecahkan. Hal itu akan selalu
menghiasi ritme perjalanan hidup kita baik secara pribadi, keluarga ,
bermasyarakat, berbangsa dan Bernegara. Iman dan taqwa kuncinya, Allah
berfirma QS. ath-Thalaq 2-3 :
           
        
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan
keluar.dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya)”

Takwa selain melaksanakan kewajiban-kewajiban ibadah ritual seperti


sholat ,zakat, puasa, haji dan lainnya tak kalah pentingnya adalah keharusan
melakukan kesalihan sosial, berakhlak mulia, berbuat benar, berkata benar, jujur,
tanggung jawab, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas, berbuat adil,
1
produktif amal sholih dan menjauhi semua bentuk kedzaliman dan ketidak adilan,
serta menjahui kemungkaran.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah


Tugas, kewajiban serta fungsi manusia
Sekarang saatnya khususnya kita ummat Islam lebih menyadarkan diri kembali
mereposisi diri tentang tugas, kewajiban, serta fungsi kita, sebagai makhluk
ciptaan Allah sebagai khalifah Allah, wakil Allah, duta Allah di bumi ini. Allah
berfirman QS. Yunus : 14
        
 
“ kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti/kolifah-kholifah (mereka) di
muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu
berbuat.”
QS. Hud : 61
     
“ Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya ,”

Memakmurkan bumi dengan mengelola sebaik-baiknya, agar kehidupan


masyarakat menjadi sejahtera, tentram, damai adil dan makmur adalah bagian
tugas utama manusia, siapa saja, dimana saja. Mengabaikannya berarti
mengabaikan tugas dari Allah SWT.
Dalam tafsir Jawahir, Thanthawi Jauhari menjelaskan bahwa manusia merupakan
pemelihara alam, Allah telah menakdirkan manusia untuk mengelola segala hal
yang ada di muka bumi dengan sebaik-baiknya.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah


Salah satu upaya memakmurkan bumi adalah pembangunan ekonomi, khususnya
ekonomi berbasis kerakyatan/keumatan,
Ekonomi berbasis kerakyatan/keumatan bisa menjadi konglomerasi baru dengan
mengedepankan ekonomi yang berkeadilan, sesuai sila kelima Pancasila Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, maka Koperasi menjadi sangat penting
untuk itu semua, karena koperasi akan mampu memberdayakan ekonomi ummat,
pemerataan ekonomi ummat dan kemandirian ekonomi ummat, menjauhkan
terjadinya kesenjangan ekonomi yang akan membahayakan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Allah berfirman QS. Al Hasyer : 7

2
        
“ supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. “

Koperasi merupakan lembaga usaha yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia
sekaligus sesuai dengan kontitusi kita. Koperasi akan memberikan stimulus
berupa modal usaha untuk mendorong dan meningkatkan perekonomian
masyarakat/ummat, agar mereka berdaya.
Prof. Dr. Mubyarto: Guru Besar FE – UGM pernah mengatakan :”Srategi
pembangunan yang memberdayakan ekonomi rakyat merupakan strategi
melaksanakan demokrasi ekonomi, yaitu produksi dikerjakan oleh semua, untuk
semua, dan di bawah pimpinan dan pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran masyarakat lebih diutamakan ketimbang kemakmuran orang
seorang. Maka kemiskinan tidak dapat ditoleransi, sehingga setiap kebijakan dan
program pembangunan harus memberi manfaat pada mereka yang paling miskin
dan paling kurang sejahtera. Inilah pembangunan generasi mendatang sekaligus
memberikan jaminan sosial bagi mereka yang paling miskin dan tertinggal.”

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah


Salah satu masalah yang harus dihindari oleh bangsa ini terutama , adalah masalah
kemiskinan dan kefakiran. Dan hal ini semakin besar akibat dari Pandemi Covid
19. Menurut data Suryahadi (April 2020) diproyeksikan jumlah orang miskin akan
meningkat 12,37% atau sekitar 33,24 juta jiwa. Angka Pengangguran pun dari data
Bapenas (2020) diprediksi akan bertambah 4,22 juta atau akan meningkat 7,8
hingga 8,5 dari total angkatan kerja (setara 6,88 juta jiwa).
Rasulullah SAW mengingatkan bahaya dari kemiskinan dan kefakiran ini. dalam
sebuah hadits riwayat Anas bin Malik Radhiallahu’anhu bahwa beliau bersabda:
“Hampir-hampir kefakiran (kemiskinan) itu menjadi kekafiran”. Juga ungkapan
beliau dalam sebuah do’a: “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran
dan kefakiran”.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah


Secara implisit QS Al Baqarah 275-278 memberikan solusi untuk mengatasi
bahaya kemiskinan tersebut. yaitu Sektor Riil, sektor moneter dan sektor Ziswaf.
Ketiga pilar tersebut harus selalu diintegrasikan satu dengan yang lainnya.
Pertama, Sektor Riel seperti Sektor perdagangan, sektor industri, dan yang
lainnya. Jika melihat sejarah kegiatan ekonomi para sahabat Nabi saw, mereka
banyak bergerak dibidang sektor riel ini, terutama perdagangan, seperti Ustman bin
3
Affan, Abdurrahman bin Auf dan lain lain. Allah SWT memuji kegiatan mereka
seperti termaktub dalam QS. Annur [24] ayat 37,
          
       
 
“ laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan
zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan
menjadi goncang.”
Mereka memadukan antara kesungguhan dalam melakukan kegiatan ekonomi di
pasar-pasar dengan kegiatan ibadah secara berjamaah di masjid-masjid. Yang
menarik dan yang harus kita pelajari adalah kebiasaan dari para pedagang dari
generasi sahabat ini yang menjadikan keuntungan dari kegiatan dagangnya untuk
sebagian besar dipergunakan untuk infaq atau shadaqah dalam menguatkan
kehidupan umat, sekaligus kegiatan dakwah amar makruf nahyi munkar.
Kedua, Sektor moneter seperti Lembaga Keuangan Syari’ah, baik bank maupun
non bank seperti koperasi-koperasi, BMT-BMT walaupun masih banyak
kekurangan dan kelemahan, apalagi menghadapi dampak Covid 19, harus terus
menerus mendapat dukungan dari pemerintah, utamanya kaum muslimin. Kaum
muslimin harus memiliki keberpihakan yang kuat terhadap institusi keuangan
syariah, sehingga diharapkan market sharenya akan semakin besar dari waktu ke
waktu.
Ketiga, Sektor Zakat, infak/shadaqah dan wakaf (ZISWAF) memiliki potensi yang
sangat besar. Ini dibuktikan dengan besarnya potensi yang dimiliki umat Islam
Indonesia yang perlu digali dengan penuh kesungguhan, dan dengan manajemen
yang rapi oleh Amil Zakat (seperti BAZNAS dan LAZNAS) yang dipercaya ole
umat. Peta  potensi  zakat  di  Indonesia  menurut  penelitian  (Puskas  BAZNAS, 
2019) adalah sebagai berikut: a). Zakat perusahaan = 6,71 triliun/tahun, b). Zakat
penghasilan = 139,07 triliun/tahun, c). Zakat pertanian = 19,79 triliun/tahun, d).
Zakat peternakan = 9,51 triliun/tahun, dan e). Zakat tabungan/deposito = 58,76
triliun/tahun.
Adapun potensi wakaf di Indonesi juga sangat besar, seperti tergambar dalam
penelitian tersebut di atas, yaitu: a). Aset wakaf (bangunan, tanah) = 2000 triliun,
dan b). Wakaf Uang = 188 triliun/tahun. Sementara realisasinya 400 milyar/tahun.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah.


Sejalan dengan potensi-potensi tersebut di atas, maka perlu dilakukan langkah-
langkah strategis dalam rangka penguatan ekonomi umat, antara lain sebagai
berikut:

4
Pertama, Melakukan sosialisasi dan edukasi pada umat tentang pentingnya
membangun ekonomi yang  merupakan  salah  satu  inti  ajaran  Islam;  penguatan
akhlak dalam kegiatan ekonomi serta menguatkan etos kerja dan etos usaha.
Firman Allah QS. At-Taubah : 105.
       
      
  
“ dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Kedua, Penguatan kelembagaan ekonomi umat (LKS, BAZNAS, LAZNAS,


Koperasi, BMT dan lain-lain) seperti penguatan SDM, IT, Manajemen, dan lain-
lain sehingga semakin berkembang dan semakin dipercaya umat.
Ketiga, Sinergi  antar  berbagai  simpul  masyarakat  dalam  bentuk  kemitraan 
strategis  seperti UMKM dengan masjid, dengan lembaga ZISWAF, dengan
lembaga pendidikan termasuk pondok pesantren yang jumlahnya cukup banyak
dan besar.
Keempat, Menjadikan masjid disamping tempat berjamaah dalam ibadah juga
berjamaah dalam mu’amalah.   Jamaah   masjid   dijadikan   produsen   atau  
konsumen.   Rasulullah   SAW bersabda:
َّ ِ‫ َوِإ َّن نَب‬،‫ َخ ْيرًا ِم ْن َأ ْن يَْأ ُك َل ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه‬،‫ط‬
‫ي هَّللا ِ َدا ُو َد َعلَ ْي ِه‬ َ ‫َما َأ َك َل َأ َح ٌد‬
ُّ َ‫ط َعا ًما ق‬
‫ان يَْأ ُك ُل ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه‬
َ ‫ َك‬،‫ال َّسالَ ُم‬
“Tidaklah seseorang memakan (mengkonsumsi) makanan yang lebih baik dari
hasil usahanya sendiri. dan sesungguhnya Nabi Dawud AS mengkonsumsi dari
hasil kerjanya sendiri" (HR. al-Bukhari)
‫ك ِإالَّ تَقِ ٌّي‬ َ ْ‫َوالَ يَْأ ُكل‬
َ ‫ط َعا َم‬
“ Janganlah memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa.(HR. Abu Dawud,
Tirmidzi dan Ahmad)
Ini adalah membangun semangat berpihak kepada sesama masyarakat khususnya
kaum muslimin dalam bidang ekonomi, seperti juga dinyatakan dalam QS. An-
Nisa’ : 29.
         
     
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu.”

5
Kelima, Menguatkan peran amil zakat untuk menyalurkan dana zakatnya,
disamping yang sifatnya konsumtif juga yang bersifat produktif, untuk kepentingan
pemberdayaan ekonomi umat, seperti banyak dilakukan sekarang oleh lembaga
zakat.
Keenam,Mendorong  pemerintah  pusat  maupun  daerah  untuk  memberikan 
kemudahan,  baik dalam  aturan  maupun  bantuan  permodalan  pada  UMKM 
atau  pengusaha  kecil  atau mikro lainnya.
Jika hal ini dilaksanakan dengan manajemen yang baik dan penuh tanggungjawab,
serta mendapatkan dukungan kuat dari berbagai elemen umat Islam, maka insya
Allah akan terjadi penguatan ekonomi umat dalam berbagai pilarnya seperti
tersebut di atas. Kemiskinan dan kefakiran, apalagi kemiskinan materi yang
menyatu dengan kemiskinan rohani, bisa diatasi dengan sebaik-baiknya, atau
paling tidak bisa diperkecil atau diminimalisir.
Umat Islam harus kuat dalam kehidupan dunia untuk meraih kebahagiaan
kehidupan sekarang (dunia) maupun kehidupan nanti (akhirat). Semoga.
ِ ‫ ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر الر‬،ُ‫ فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬. َ‫اَقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هَ َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬
‫َّحيْم‬
Khutbah Kedua

ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللا‬.‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َعل َى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ َعل َى تَ ْوفِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‬
َ ‫ اللهُ َّم‬.‫إلى ِرضْ َوانِ ِه‬
‫ص ِّل‬ َ ‫أن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ ال َّدا ِعى‬ َّ ‫ْك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد‬َ ‫َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬
‫َعلَى ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا‬
‫َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَه ُْوا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُم ْوا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر‬
‫بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا‬
َ ‫لى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا‬
َ ‫ُصلُّ ْو َن َع‬
َ ‫ال تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ ي‬
َ َ‫ َوق‬ 
.‫تَ ْسلِ ْي ًما‬
،‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‬ َ ‫صلَّي‬
ِ ‫ْت َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬
ِ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
َ ‫ َك َما‬،‫آل ُم َح َّم ٍد‬
َ ‫ َك َما بَا َر ْك‬،‫آل ُم َح َّم ٍد‬
‫ فِي‬،‫ت َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
ِ َ‫َوب‬
َ َّ‫ال َعالَ ِمي َْن ِإن‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
ِ ‫ اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا‬،‫ت‬
َ َّ‫ ِإن‬،‫ت‬
‫ك‬ ِ ‫ َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما‬،‫ت‬
ِ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬
.‫َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال ُّد َعا ِء‬
6
‫اللَّهُ َّم اجْ َعلْ َج ْم َعنَا هَ َذا َج ْمعا ً َمرْ ح ُْوماً‪َ ،‬واجْ َعلْ تَفَرُّ قَنَا ِم ْن بَ ْع ِد ِه تَفَرُّ قا ً َم ْعص ُْوماً‪َ ،‬وال تَ َد ْع‬
‫فِ ْينَا َوال َم َعنَا َشقِيًّا َوال َمحْ ر ُْوماً‪.‬‬
‫الغنَى‪.‬‬ ‫ك ْالهُ َدى َوالتُّقَى َوال َعفَ َ‬
‫اف َو ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُ َ‬
‫صفُ ْوفَهُ ْم‪َ ،‬وَأجمع كلمتهم َعلَى الحق‪،‬‬
‫اللَّهُ َّم َأ ِع َّز اِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن‪َ ،‬و َوحِّ ِد اللَّهُ َّم ُ‬
‫ب ال َّسالَ َم َواَأل ْم َن لِ َعبادك أجمعين‪.‬‬
‫َوا ْك ِسرْ َش ْو َكةَ الظالمين‪َ ،‬وا ْكتُ ِ‬
‫ار ْك لَنَا في‬ ‫ت اَألرْ ِ‬
‫ض‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫ت ال َّس َماء َوَأ ْخ ِرجْ لَنَا ِم ْن َخي َْرا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َأ ْن ِزلْ َعلَ ْينَا ِم ْن بَ َر َكا ِ‬
‫ارنَا َو ُزر ُْو ِعنَا يَا َذا ْال َجالَ ِل َواِإل ْك َر ِام‪.‬‬ ‫ثِ َم ِ‬
‫اللَّهُ َّم الَ تَ َد ْع لَنَا َذ ْنبا ً ِإالَّ َغفَرْ تَهُ‪َ ،‬والَ َعيْبا ً ِإالَّ َستَرْ تَهُ‪َ ،‬والَ هَ ّما ً ِإالَّ فَرَّجْ تَهُ َوالَ َديْنا ً َإالَّ‬
‫ض ْيتَهَا‬‫صالَ ٌح ِإالَّ قَ َ‬ ‫ك ِرضا َ َولَنَا فِ ْيهَا َ‬ ‫ض ْيتَهُ‪َ ،‬والَ َحا َجةً ِم ْن َح َواِئ ِ‬
‫ج ال ُّد ْنيَا َواآل ِخ َر ِة ِه َي لَ َ‬ ‫قَ َ‬
‫يَا َأرْ َح َم الرَّا ِح ِمي َْن‬
‫لوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َح َن َوس ُْو َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َح َن َما ظَهَ َر ِم ْنهَا‬ ‫اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْا َ‬
‫ان ْال ُم ْسلِ ِمي َْن عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِمي َْن‪.‬‬ ‫صةً َو َساِئ ِر ْالب ُْل َد ِ‬
‫َو َما بَطَ َن َع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِي ِْسيَّا خآ َّ‬
‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫َربَّنَا آتِنَا في ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفي ِ‬
‫ك َأ ْن َ‬
‫ت ال َوهَّابُ ‪.‬‬ ‫َربَّنَا ال تُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ هَ َد ْيتَنَا‪َ ،‬وهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْن َ‬
‫ك َرحْ َمةً‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫اس ِري َْن‪.‬‬ ‫َربَّنَا ظَلَ ْمنَا َأ ْنفُ َسنَا َوِإ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُك ْونَ َّن ِم َن َ‬
‫الخ ِ‬
‫بى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِـء َو ْال ُم ْن َك ِر‬ ‫ان َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ َ‬ ‫ِعبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُواهللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ‬
‫لى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‬
‫َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬

‫‪7‬‬
8

Anda mungkin juga menyukai