Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Islam telah mengatur perdagangangan di pasar agar persaingan antar pedagang di pasar dilakukan
dengan cara yang adil dan jujur. Segala bentuk transaksi yang menimbulkan ketidakadilan serta yang
dapat berakibat terjadi kecenderungan meningkatnya harga barang-barang secara zalim sangat dilarang
dalam Islam. Paper ini akan membahas mengenai transaksi-transaki yang dilarang islam. Dalam ibadah
kaidah hukum yang berlaku adalah bahwa semua hal dilarang, kecuali yang ada ketentuan berdasarkan
Al-Qur’an dan Al-Hadis. Sedangkan dalam urusan muamalah, semuanya diperbolehkan kecuali ada dalil
yang melarangnya. Ini berarti ketika suatu transaksi  baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam
hukum Islam, maka transaksi tersebut dianggap dapat diterima, kecuali terdapat implikasi dari dalil
Quran dan Hadis yang melarangnya, baik secara eksplisit maupun implicit. Dengan demikian, dalam
bidang muamalah, semua transaksi dibolehkan kecuali yang diharamkan.

Kata kunci: transaki yang dilarang islam, ekonomi islam

PENDAHULUAN

Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara
sukarela diantara kedua belah pihak, dimana pihak yang satu menerima benda-benda dan pihak lain
menerima sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan secara syara’ dan disepakati.
Sesuai dengan ketetapan hukum maksudnya ialah memenuhi persyaratan, rukun-rukun dan hal-hal lain
yang ada kaitanya dengan jual beli, sehingga bila syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti
tidak sesuai dengan kehendak syara’. Dari akad jual beli ini masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari seperti kebutuhan pokok (primer), kebutuhan tambahan (sekunder) dan kebutuhan
tersier. Suatu akad jual beli di katakan sebagai jual beli yang sah apabila jual beli itu disyariatkan,
memenuhi rukun dan syarat sah yang di tentukan, bukan milik orang lain, tidak tergantung pada hak
khiyar. Sebaliknya jual beli di katan batal apabila salah satu rukun atau seluruh rukunnya tidak
terpenuhi, atau jual beli itu pada dasarnya tidak disyariatkan, seperti jual beli yang di lakukan anak kecil,
orang gila, atau barang yang di jual itu barang-barang yang di haramkan oleh syara’, seperti bangkai,
darah, babi, dan khamar. Akan tetapi, dewasa ini, masyarakat melakukan transaksi jual beli dengan
menghalalkan segala cara hanya untuk meraup keuntungan yang besar tanpa memperhatikan apakah
transaksi jual beli yang diakukannya sudah sesuai apa yang telah disyariatkan atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai