Anda di halaman 1dari 9

Muamalah merupakan bagian dari hukum Islam yang mengatur hubungan antara seseorang dan orang lain, baik

seseorang itu pribadi tertentu maupun berbentuk badan hukum, yang menyangkut ekonomi dan bisnis. Contoh hukum Islam yang termasuk muamalah, seperti jual beli, sewa menyewa, serta usaha perbankan dan asuransi yang islami.

Muamalah merupakan aspek hukum islam yang ruang lingkupnya luas. Pembahasan aspek hukum islam yang bukan termasuk ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji bisa di sebut muamalah. Namun, dalam perkembangannya, hukum islam dibidang muamalah dapat dibagi lagi menjadi munakahat (perkawinan), jinayah (pidana), dan muamalah dalam arti khusus mengenai urusan ekonomi dan bisnis dalam islam.

Menurut Mustafa Ahmad az-Zarqa, materi fiqih muamalah terbatas pada aspek ekonomi dan hubungan kerja (bisnis) yang lazim dilakukan, seperti jual beli dan sewa-menyewa.

Ekonomi adalah sesuatu yang berkaitan dengan citacita dan usaha manusia untuk meraih kemakmuran, yaitu untuk mendapatkan kepuasan dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Transaksi ekonomi maksudnya perjanjian atau akad dalam bidang ekonomi, misalnya dalam jual beli, sewamenyewa, kerjasama di bidang pertanian dan perdagangan. Contohnya transaksi jual beli.

Dijelaskan bahwa dalam setiap transaksi ada beberapa prinsip dasar (asas-asas) yang diterapkan syara, yaitu:
Setiap transaksi pada dasarnya mengikat orang (pihak) yang melakukan transaksi, kecuali apabila transaksi itu menyimpang dari hukum syara, misalnya memperdagangkan barang haram. Pihak-pihak yang bertransaksi harus memenuhi kewajiban yang telah disepakati dan tidak boleh saling mengkhianati. (Lihat Q. S. Al-Maidah, 5: 1!)

Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan secara bebas tetapi penuh tanggung jawab, tidak menyimpang dari hukum syara dan adab sopan santun. Setiap transaksi dilakukan secara sukarela, tanpa ada paksaan dari pihak mana pun. (Lihat Q.S. An-Nisa 4: 29!)
Islam mewajibkan agar setiap transaksi, dilandasi dengan niat yang baik dan ikhlas karena Allah SWT, sehingga terhindar dari segala bentuk penipuan, kecurangan, dan penyelewengan. Hadis Nabi SAW menyebutkan: Nabi Muhammad SAW melarang jual beli yang mengandung unsur penipuan. (H.R. Muslim) Adat kebiasaan atau urf yang tidak menyimpang dari syara, boleh digunakan untuk menentukan batasan atau kriteria-kriteria dalam transaksi. Misalnya, dalam akad sewa-menyewa rumah. Pihak yang menyewakan boleh menuntut penyewa untuk memperbaiki rumah sewaan.

Dalam Al-Quran atau hadis, terdapat beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam bermuamalah. Prinsip-prinsip dasar yang di maksudkan, yaitu sebagai berikut: Asas suka sama suka, yaitu kerelaan yang sebenarnya, bukan kerelaan yang bersifat semu dan seketika. Oleh karena itu, Rosulullah mengharamkan bai al garar (jual beli yang mengandung unsure spekulasi dan penipuan). Asas keadilan, yaitu adanya keseimbangan, baik produksi, cara memperolehnya, maupun distribusinya.

Asas saling menguntungkan, yaitu tidak ada satu pihak pun yang dirugikan.

Asas saling menolong dan saling membantu.

Dalam kehidupan di era modern dan globalisasi saat ini, banyak transaksi ekonomi yang tidak mengindahkan azas-azas islam tersebut, misalnya jual beli barang haram, terjadinya pemalsuan produksi, pelanggaran hak cipta, pembajakan dan lain sebagainya. Jika ditelusuri lebih seksama, akibat transaksi yang melanggar normatersebut sangat merugikan. Adapun yang dirugikan segabian besar adalah konsumen terutama dari lkalangan masyarakat awam. Oleh karena itu, penerapan azas-azas islam dalam transaksi ekonomi sangat dibutuhkan. Ajaran aslam menerapkan azas kejujuran dan suka sama suka dalam bertransaksi ekonomi sehingga akan tercipta tingkat kepuasan (satisfaction) yang tinggi pada orang-orang yang bertransaksi. Dengan adanya tingkat kepuasan yang tinggi, maka akan terjalin hubungan harmonis antar pihak dengan dasar saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Insya Allah jika asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam dilaksanakan, maka tujuan filosofis yang luhur dari sebuah transaksi, yakni memperoleh mardatillah (keridaan Allah SWT) akan terwujud.

Terima Kasih! Wassalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai