Anda di halaman 1dari 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peranan sekretariat di lembaga Pemerintahan ataupun tempat Dinas
sangatlah penting, karena di tempat tersebut berbagai macam pekerjaan
dilakukan yang berfungsi untuk menunjang kegiatan Dinas, Di ruang
sekretariat ada berbagai macam Sub bagian dan kegiatan yang dilakukan.
Tempat Dinas pasti memerlukan banyak sekali perlengkapan alat kantor
untuk menunjang kelancaran pekerjaan, Dalam mengelola perlengkapan
tersebut dibutuhkan bagian atau seseorang yang mengatur urusan yang
menyangkut tentang perlengkapan alat, fasilitas ataupun kebutuhan yang
dibutuhkan untuk kelancaran pekerjaan Dinas.
Di tempat Dinas yang di kelola adalah barang milik pemerintah
yang diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri (PERMENDAGRI),
karena semua barang yang di beli oleh suatu Dinas atas Beban Anggaran
Pendapatan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah,
kemudian dalam pengurusan dan pengelolaan barang milik pemerintah
daerah tersebut harus dilakukan berdasarkan aturan pemerintah yang
berlaku berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, efisiensi dan
transparasi. Untuk barang-barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBN dapat lebih mudah identifikasinya sebagai bagian dari BMN.
Sedangkan untuk barang-barang yang berasal dari perolehan yang sah
perlu adanya batasan yang lebih jelas, mana yang termasuk sebagai
Barang Milik Negara (BMN). Dalam hal ini, batasan pengertian barang-
barang yang berasal dari perolehan yang sah adalah barang-barang yang
menurut ketentuan perundang-undangan, ketetapan pengadilan, dan/atau
perikatan yang sah ditetapkan sebagai Barang Milik Negara .
Semua sudah diatur dengan adanya Undang Undang Nomor 32
Tahun 2004 yang mengatur tentang pemerintah daerah dan Undang

commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Undang Nomor 33 Tahun 2004 yang Menetapkan Undang-Undang


Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan
Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan sejak diterapkan Undang
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara maka
Pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2006
Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
Pengelolaan barang milik daerah merupakan sesuatu yang harus di
laksanakan dengan baik agar dapat memberikan gambaran tentang
kekayaan daerah, pada umumnya dan mampu memenuhi kebutuhan
barang di lingkungan suatu instansi terutama di lingkungan Dinas
Perindustrian Dan Perdagangan Kota Surakarta. Dengan pertimbangan itu
maka Menteri Dalam Negeri Membuat Peraturan Nomor 17 Tahun 2007
(Permendagri No.17 Tahun 2007), sehingga bisa diharapkan dapat
memperbaiki Administrasi Pengelolaan Barang Milik Daerah yang ada.
Setelah penjelasan diatas maka Administrasi Pengelolaan Barang
Milik Daerah, khususnya di Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota
Surakarta di atur oleh Sub Bagian keuangan yang kemudian di serahkan
untuk dikelola kepada Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Bagian
Umum dan Kepegawaian di Disperindag sangat penting, Karena keperluan
Dinas yang berupa barang habis pakai disimpan dan dikelola di Sub
Bagian Tersebut. Dalam administrasi pengelolaaan barang milik daerah
dilaksanakan dengan aturan yang telah ada, yaitu semacam siklus
pengelolaan barang. Siklus pengelolaan barang tersebut terdiri dari
perencanaan kebutuhan dan penganggaran, Pengadaan, Penerimaan,
Penyimpanan, Penyaluran, Pelaporan. Semua yang telah dilakukan harus
dibuat laporan supaya pengelolaan barang jelas dan menghindarkan dari
korupsi, sedangkan barang milik daerah yang ada di Disperindag surakarta
ada dua macam, barang habis pakai dan barang tidak habis pakai. Dalam
tugas akhir ini saya akan membahas tentang barang habis pakai yang ada
di Disperindag Kota Surakarta, Barang Habis Pakai tersebut adalah alat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tulis kantor. Barang habis pakai yaitu barang yang hanya bisa sekali pakai,
setelah itu minta di ganti dengan yang baru. dalam pengelolaan barang
milik daerah tersebut harus melalui siklus yang sudah di tuliskan di atas.
Di Disperindag Kota Surakarta pengelolaan barang habis pakai yang sudah
ada di tempat penyimpanan harus sesuai siklus yang sudah di tetapkan
demi tercapainya sistem administrasi yang baik dan benar karena barang
tersebut adalah milik pemerintah daerah. Administrasi pengelolaan barang
ini meliputi penerimaan, penyimpanan, penyaluran dan pelaporan.
Kegiatan tersebut harus lakukan oleh Sub Bagian umum dan kepegawaian
yang lebih di fokuskan pada penyimpanan barang. Kegiatan tersebut di
lakukan dengan teliti dan benar, supaya tidak ada tuduhan ada kesalahan
pengalokasian dana, oleh karena itu kegiatan tersebut harus mencatat
semua aktifitas yang terjadi dalam pengelolaan barang habis pakai milik
daerah tersebut untuk dilaporkan sebagai dasar pembuatan laporan barang
habis pakai yang ada di Disperindag Kota Surakarta. Kegiatan
penyimpanan tersebut harus dilaporkan dari penerimaan sampai dengan
pengeluaran barang habis pakai tersebut.
Barang habis pakai yang ada di Sub bagian Umum dan
Kepegawaian di Diserindag Kota Surakarta ini jelas di butuhkan untuk
menunjang kebutuhan dalam kegiatan dan ruang lingkup Disperindag Kota
Surakarta dan digunakan oleh semua unit bagian, kerena pentingnya
kegiatan ini maka adminsitrasi pengelolaan barang habis pakai ini
dilakukan, administrasi tersebut meliputi, pencatatan barang masuk,
barang keluar, barang sisa dan membuat laporan tiga bulanan dan
Tahunan, hal ini di lakukan sebagai cara untuk perencanaan kebutuhan,
penganggaran dan perencanaan pengadaan barang selanjutnya dan juga
demi mencatat pengeluaran yang di keluarkan. Pengadaan barang
selanjutnya bisa di perkirakan dengan menganalisis laporan sebelumnya,
karena jika stok barang masih ada sisa selanjutnya pengadaan pembelian
barang bisa di kurangi dari pengadaan berikutnya begitupu sebaliknya, jika
barang yang direncanakan masih kurang maka bulan selanjutnya bisa di

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perkirakan dan melakukan penambahan barang yang akan di beli untuk


selanjutnya. oleh karena itu akan lebih mempermudah bagi bagian atau
pegawai yang menekuni pekerjaan tersebut.
Berdasarkan uraian yang saya tuliskan diatas maka penulis akan
melakukan pengamatan untuk penyelesaian tugas akhir yang berjudul
ADMINISTRASI PENGELOLALAN BARANG HABIS PAKAI DI
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DISPERINDAG

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang
akan penulis selesaikan dalam Tugas Akhir saya adalah
Bagaimana Administrasi Pengelolalan Barang Habis Pakai di Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian

C. Tujuan Pengamatan
Dalam pengamatan yang dilakukan oleh penulis mempunyai
beberapa tujuan, Tujuan pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Oprasional
Tujuan Oprasional adalah untuk mengetahui kegiatan Administrasi
Pengelolaan Bahan Habis Pakai di Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian di Disperindag Kota Surakarta.
2. Tujuan Fungsional
Tujuan Fungsional pengamatan ini semoga bisa bermanfaat bagi
penulis ataupun Kantor Disperindag Kota Surakarta, baik pengetahuan,
masukan ataupun tambahan pengetahuan untuk melakukan
melaksanakan kegiatan Administrasi Pengelolaan Barang Habis Pakai
di Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Disperindag Surakarta dan
untuk melengkapi jika ada kekurangan dalam kegiatan Administrasi di
Kantor Disperindag Surakarta.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Tujuan Indvidu
Tujuan Individu pengamatan ini adalah untuk menyelesaiakan tugas
akhir demi memperoleh gelar Profesional Ahli Madya (A.Md) Pada
Progam Manajemen Administrasi di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Pengamatan
Untuk manfaat pengamatan ini maka yang saya harapkan adalah
sebagai berikut
1. Diharapkan penulis bisa menjadikan wahana sebagai pembelajaran
langsung yang diperoleh selagi melakukan pengamatan langsung di
Disperindag surakarta.
2. Untuk lebih mengerti, mengetahui dan memahami bagaimana sistem
Administrasi Pengelolaan Barang Habis Pakai di Disperindag Kota
Surakarta.
3. Penulis dapat memberikan tambahan manfaat bagi sistem administrasi
di Disperindag Kota Surakarta, karena supaya jika ada suatu
kekurangan dalam sistem administrasinya maka bisa di jadikan refrensi
bagi instansi yang bersangkutan jika ada ilmu baru yang bisa diambil
dan dimanfaatkan oleh instansi tersebut.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai