TAHUN 2022
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai
aspek, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar
mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor
penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di
suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia
harapan hidup, dan tingkat pendidikan. SDM yang berkualitas tinggi hanya
dapat dicapai oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu
diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan
status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi di dalam keluarga dan
pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi kesehatannya harus
dirawat di suatu sarana pelayanan kesehatan misalnya Rumah Sakit.
Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses
penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi
(nutrition-related disease) pada semua kelompok rentan mulai dari ibu
hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (Lansia), memerlukan
penatalaksanaan gizi secara khusu. Oleh karena itu, dibutuhkan pelayanan
gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang
optimal dan mempercepat pertumbuhan.
Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan sebuah
pedoman sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat
proses penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat, dan
menghemat biaya perawatan. Pedoman pelayanan gizi rumah sakit ini
merupakan penyempurnaan Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2006. Pedoman ini
telah disesuaikan dengan perkembangan peraturan perundang-undangan,
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang gizi, kedokteran, dan
kesehatan, dan standar akreditasi rumah sakit 2012 untuk menjamin
keselamatan pasien yang mengacu pada The Joint Comission Internasional
(JCI) f or Hospital Accreditation. Sejalan dengan dilaksanakannya program
akreditasi pelayanan gizi di rumah sakit, diharapkan pedoman ini dapat
menjadi acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan kegiatan pelayanan
gizi yang berkualitas.
B. TUJUAN
Untuk mengatur pelaksanaan pelayanan gizi di RSUD Budi Rahayu, sehingga
dapat berjalan dengan baik dan benar, serta dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan secara optimal.
C. RUANG LINGKUP
Pelayanan gizi : penyelenggaran makanan bagi pasien, melaksanakan asuhan
gizi pasien rawat inap, asuhan gizi pasien rawat jalan serta pengembangan &
penelitian gizi terapan.
BAB II TATA LAKSANA
A. DEFINISI
B. ACUAN
1. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, 2015.
2. Penuntun Diet, Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesi, 2007.
C. KEBIJAKAN
1. Penyelenggaraan Makanan
a. Penyelenggaraan makanan rumah sakit, meliputi makanan pasien.
b. Bentuk penyelenggaraan makanan di RSUD Budi Rahayu dapat
menggunakan jasa pihak ketiga (outsourcing) atau secara swakelola
c. Penyelenggaraan Makanan oleh Jasaboga
1. Semua aturan kerjasama dituangkan dalam kontrak kerjasama,
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Pengawasannya
dilakukan oleh gizi.
2. Bentuk penyelenggaraan makanan menggunakan sistem
outsourcing.
3. Semua proses penerimaan bahan makanan, persiapan,
pengolahan hingga pendistribusian makanan yang dilakukan di
dapur, dilakukan oleh pihak catering.
4. Proses produksi yang dilakukan di luar rumah sakit, akan
dilakukan penilaian langsung ke tempat produksi 1 (satu) kali
sebulan dengan menggunakan checklist penilaian yang ada yang
dilakukan oleh wakil dari dietisien RSUD Budi Rahayu.
5. Distribusi makanan untuk pasien bisa dilaksanakan secara
sentralisasi atau desentralisasi, tergantung kondisi dan
kebutuhan.