Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

PELAYANAN INSTALASI GIZI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDI RAHAYU


Jalan Urip Sumoharjo No 13 Wates Magelang Utara Kota Magelang

TAHUN 2022
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai
aspek, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar
mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor
penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di
suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia
harapan hidup, dan tingkat pendidikan. SDM yang berkualitas tinggi hanya
dapat dicapai oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu
diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan
status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi di dalam keluarga dan
pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi kesehatannya harus
dirawat di suatu sarana pelayanan kesehatan misalnya Rumah Sakit.
Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses
penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi
(nutrition-related disease) pada semua kelompok rentan mulai dari ibu
hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (Lansia), memerlukan
penatalaksanaan gizi secara khusu. Oleh karena itu, dibutuhkan pelayanan
gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang
optimal dan mempercepat pertumbuhan.
Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan sebuah
pedoman sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat
proses penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat, dan
menghemat biaya perawatan. Pedoman pelayanan gizi rumah sakit ini
merupakan penyempurnaan Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2006. Pedoman ini
telah disesuaikan dengan perkembangan peraturan perundang-undangan,
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang gizi, kedokteran, dan
kesehatan, dan standar akreditasi rumah sakit 2012 untuk menjamin
keselamatan pasien yang mengacu pada The Joint Comission Internasional
(JCI) f or Hospital Accreditation. Sejalan dengan dilaksanakannya program
akreditasi pelayanan gizi di rumah sakit, diharapkan pedoman ini dapat
menjadi acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan kegiatan pelayanan
gizi yang berkualitas.
B. TUJUAN
Untuk mengatur pelaksanaan pelayanan gizi di RSUD Budi Rahayu, sehingga
dapat berjalan dengan baik dan benar, serta dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan secara optimal.

C. RUANG LINGKUP
Pelayanan gizi : penyelenggaran makanan bagi pasien, melaksanakan asuhan
gizi pasien rawat inap, asuhan gizi pasien rawat jalan serta pengembangan &
penelitian gizi terapan.
BAB II TATA LAKSANA

A. DEFINISI

1. DPMP : Daftar Permintaan Makanan Pasien


2. HCU : High Intensive Care Unit
3. RM : Rekam Medis
4. IBS : Instalasi Bedah Sentral
5. RS : Rumah Sakit
Jasabog
6. a : Pihak ketiga yang ditunjuk untuk
melaksanakan penyelenggaraan makanan.
7. SDM : Sumber Daya Manusia
8. MST : Malnutrition Screening Tools

B. ACUAN
1. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, 2015.
2. Penuntun Diet, Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesi, 2007.
C. KEBIJAKAN
1. Penyelenggaraan Makanan
a. Penyelenggaraan makanan rumah sakit, meliputi makanan pasien.
b. Bentuk penyelenggaraan makanan di RSUD Budi Rahayu dapat
menggunakan jasa pihak ketiga (outsourcing) atau secara swakelola
c. Penyelenggaraan Makanan oleh Jasaboga
1. Semua aturan kerjasama dituangkan dalam kontrak kerjasama,
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Pengawasannya
dilakukan oleh gizi.
2. Bentuk penyelenggaraan makanan menggunakan sistem
outsourcing.
3. Semua proses penerimaan bahan makanan, persiapan,
pengolahan hingga pendistribusian makanan yang dilakukan di
dapur, dilakukan oleh pihak catering.
4. Proses produksi yang dilakukan di luar rumah sakit, akan
dilakukan penilaian langsung ke tempat produksi 1 (satu) kali
sebulan dengan menggunakan checklist penilaian yang ada yang
dilakukan oleh wakil dari dietisien RSUD Budi Rahayu.
5. Distribusi makanan untuk pasien bisa dilaksanakan secara
sentralisasi atau desentralisasi, tergantung kondisi dan
kebutuhan.

2. Standar Makanan Pasien


a. Zat gizi yang diberikan kepada pasien sesuai dengan Angka
Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan per orang per hari atau sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi setiap pasien.
b. Jenis makanan pasien :
1. Makanan Standar Rumah Sakit
Bentuknya berupa makanan biasa, makanan lunak, cincang,
saring dan cair. Indikasi pemberiannya adalah :
▪ Bila pasien dapat mencukupi asupan gizi melalui oral sesuai
dengan kebutuhan makro dan mikro nutrient
▪ Bila pasien tidak memerlukan makanan khusus yang
berhubungan dengan penyakitnya
2. Makanan Khusus
Makanan yang diberikan untuk pasien-pasien dalam kondisi
khusus, contoh dengan penyakit degeneratif, gagal ginjal, luka
bakar, kanker dsb. Komposisi dan bentuk nutrient disesuaikan
dengan kondisi pasien secara perorangan (individu) sesuai
dengan derajat penyakitnya. Tujuan pemberiannya adalah
memberi asupan/dukungan nutrisi yang optimal sesuai
kemampuan dan kondisi pasien. Makanan khusus dapat
diberikan melalui oral dan enteral.

3. Standar Porsi Bahan Makanan Untuk Pasien


a. Standar porsi bahan makanan untuk jenis makanan standar rumah
sakit adalah:
Nasi : 150 gr
Bubu
r : 300 gr
Nasi
Tim : 250 gr
Roti : 4 potong
Kenta
ng : 300 gr
Buah : 100 – 125 gr tanpa kulit
: 75 gr matang (Khusus untuk menu
matang)
Hewa
ni : Eropa: 125 gr
Naba
ti : 50 - 75 gr matang
Sayu
ran : 100 gr matang
b. Untuk makanan khusus, porsi bahan makanan dihitung dan
disusun terlebih dahulu oleh dietisien RSUD Budi Rahayu. Formula
tersebut disusun berdasarkan instruksi diet dari dokter, hasil
anamnesis gizi, hasil klinik pasien maupun kondisi umum pasien.
4. Standar Menu Pasien RSUD Budi Rahayu
a. Menu yang disediakan adalah menu khusus untuk pasien, yang
disusun berdasarkan kebutuhan gizi, fleksible untuk jenis-jenis
diet, kesesuaian menu, dan cita rasa.
b. Jenis dan pilihan menu yang disediakan untuk pasien tergantung
kesepakatan antara pihak RSUD Budi Rahayu, dengan pihak
jasaboga.
c. Kualitas bahan makanan untuk menu pasien terdiri dari bahan
makanan yang baik dan sesuai dengan spesifikasi bahan makanan
yang telah ditetapkan.
d. Menu pasien diperbaharui minimal 1 tahun sekali dengan jumlah
siklus harian sesuai dengan perjanjian Antara RSUD Budi Rahayu
dan pihak jasaboga. Harus disusun standar resep untuk setiap
menu yang berlaku.
e. Penggantian menu oleh pihak catering karena sesuatu hal, harus
mendapat persetujuan dari ahli gizi rumah sakit. Dan pasien yang
harus diinformasikan menu penggantinya.

5. Standar Penyajian Makanan Pasien


Standar Penyajian makanan pasien harus terdiri dari :
1. Sumber Karbohidrat
2. Sumber protein ( hewani dan nabati )
3. Sayur
4. Buah/dessert
5. Makanan selingan
Ketentuan standar penyajian lainnya disesuaikan dengan perjanjian
kerjasama antara RSUD Budi Rahayu dengan pihak jasaboga.

6. Standar Makanan Cair untuk Pasien


a. Makanan cair bagi pasien dapat menggunakan makanan cair
komersial, formula blenderized atau kombinasi antara
keduanya,tergantung instruksi dokter yang merawat atau sesuai
kondisi dan kebutuhan pasien.
b. Pihak RSUD Budi Rahayu menetapkan standar makanan cair
komersial yang digunakan, sesuai dengan kebutuhannya.
c. Penyediaan makanan cair komersial standar sesuai dengan
ketetapan RSUD Budi Rahayu.
d. Bila dokter menginstruksikan makanan cair formula bahan makanan
biasa/alami (blenderized), maka makanan cair tersebut akan
disediakan oleh jasaboga/dapur, dengan komposisi yang telah
disiapkan oleh dietisien rumah sakit, berdasarkan jumlah kebutuhan
gizi yang diperlukan oleh pasien dan instruksi dokter.
e. Apabila dokter yang merawat, menginstruksikan makanan cair
komersial lain, diluar standar yang telah ditetapkan oleh pihak
rumah sakit, maka dokter menuliskan resep di RM pasien untuk
dipesankan ke bagian farmasi. Untuk selanjutnya makanan cair
disiapkan di dapur sesuai dengan perhitungan yang telah disusun
oleh dietisien rumah sakit.

7. Pemesanan Makanan Pasien


a. Informasi pasien baru atau pasien yang boleh mulai makan
dilakukan oleh perawat ke bagian dapur. Informasi ini menggunakan
form pemesanan diet pasien yang harus diisi dengan lengkap.
Informasi diet/makanan dapat dilakukan secara verbal atau melalui
sistem, kemudian form diserahkan ke bagian dapur.
b. Jika pasien dapat memilih menu, maka pemilihan menu pasien
selanjutnya akan dilakukan oleh petugas jasaboga/ petugas dapur.

8. Pemberian Makanan Pasien


a. Pembagian makanan sehari untuk pasien
disesuaikan dengan kebutuhan gizi dan kondisi masing-
masing pasien, sesuai dengan aturan yang berlaku.
b. Jadwal standar pemberian makanan pasien adalah sebagai berikut :
07.00 – 08.00 : Sarapan Pagi
10.00 – 10.30 : Selingan/Snack Pagi
12.00 – 13.00 : Makan Siang
14.00 – 14.30 : Selingan/Snack Sore
16.30 – 17.30 : Makan Sore
Jadwal standar pemberian makanan pasien ini dapat disesuaikan
dengan kebutuhan masing – masing unit.
c. Untuk pasien yang jadwal pemberian makanannya khusus, diluar
standar yang ada, maka jasaboga harus menyediakannya, sesuai
dengan komposisi yang telah disusun oleh dietisien RSUD Budi
Rahayu.
d. Pasien tidak dianjurkan mendapat makanan dan minuman dari luar
rumah sakit tanpa sepengetahuan staff keperawatan atau staff gizi.
Apabila pasien membawa atau akan mengkonsumsi makanan dari
luar, perawat menginformasikan hal tersebut ke dietisien, untuk
diberikan edukasi terlebih dahulu oleh dietisien. Edukasi meliputi
pengaturan makan yang harus dijalani oleh pasien, cara
penyimpanan makanan yang dibawa dari luar oleh pasien/
keluarganya, dan hal lainnya yang dianggap perlu untuk
disampaikan ke pasien dan keluarganya.
e. Dalam proses penyelenggaraan makanan pasien, sangat penting
dilakukan beberapa upaya agar makanan yang disajikan tepat nama,
tepat nomor kamar dan tepat diet, yaitu antara lain :
- Penulisan stiker makanan pasien secara komputerisasi Dibuat
sistem komputerisasi untuk penulisan DPMP dan stiker makan
pasien, untuk meminimalkan kesalahan penulisan nomor kamar,
nomor rekam medis / tanggal lahir, nama pasien, jenis diet, dan
keterangan-keterangan lainnya yang berkaitan dengan pelayanan
makanan dan minuman pasien. Untuk diet tertentu diperjelas
kembali dengan spidol berwarna.
- Proses verifikasi DPMP (Daftar Permintaan Makanan Pasien) ke
Perawat
Yaitu melakukan pengecekan kembali nomor kamar, nama dan
jenis diet pasien maupun keterangan lainnya, oleh perawat, yang
dapat dilakukan secara sistem maupun secara manual. Proses
verifikasi dilaksanakan pada waktu yang telah disepakati bersama
antara pihak dapur dengan bagian keperawatan.
- Pengecekan ulang DPMP oleh dietisien rumah sakit
Dietisien rumah sakit melakukan pengecekan ulang DPMP.
Pengecekan meliputi nomor kamar, nama pasien dan jenis diet yang
tertera di DPMP apakah sesuai dengan data yang tercantum di
daftar rawat inap pasien. Dietisien juga melakukan konfirmasi
lainnya ke perawat, berkaitan dengan informasi yang tertera di
DPMP seperti informasi puasa, dan sebagainya.
- Identifikasi pasien saat pengiriman makanan
Pada saat petugas mengantarkan makanan harus melakukan
identifikasi dengan cara: meminta pasien untuk menyebutkan nama
lengkap dan mencocokkan dengan label pada nampan makanan
pasien.
BAB III PENYUSUNAN MAKANAN

1. Penyusunan Menu di RSUD Budi Rahayu


a. Pihak jasaboga menyusun usulan menu dan standar resep, baik
menu untuk pasien, maupun menu karyawan. Usulan menu
diajukan ke bagian Nutrition & Dietetic untuk dikoreksi dan
mendapat persetujuan. Siklus menu untuk pasien dan karyawan
diperbaharui setiap minimal 1 kali dalam 1 (satu) tahun, atau sesuai
dengan ketetapan masing-masing RSUD Budi Rahayu. Untuk yang
swakelola penyusunan menu dilakukan oleh dietisien dan chef cook.
b. Penyusunan menu berdasarkan :
1. Input atau masukan akan menu yang berlaku sebelumnya.
Masukan bisa berasal dari pasien, dietisien RS, karyawan RS
maupun dari pihak lain yang terkait di lingkungan RS.
2. Harga makan yang telah disetujui antara pihak RS dengan pihak
jasaboga atau yang telah ditetapkan manajemen RS.
3. Variasi penggunaan bahan makanan, keserasian warna, bentuk
makanan, rasa dan konsistensinya.
4. Ketersediaan bahan makanan di pasar, dan musimnya, contoh :
buah.
Pelaksanaan Higiene dan Sanitasi dalam Penyelenggaraan Makanan
a. Dalam proses penyelenggaraan makanan baik secara swa kelola
maupun menggunakan jasaboga harus menerapkan prinsip higiene
dan sanitasi yang telah ditetapkan.
b. Dietisien RSUD Budi Rahayu akan memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan higiene dan sanitasi dalam penyelenggaraan makanan,
secara rutin, dengan menggunakan form chek list evaluasi dapur /
jasaboga. Monitoring dan evaluasi kegiatan ini juga dilaksanakan
oleh infection control team RSU Budi Rahayu.
c. Pihak jasaboga juga harus memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan higiene dan sanitasi makanan, dan dilaporkan ke nutrition
& dietetic departmen setiap 3 bulan sekali
2. Penyusunan Formula Makanan Pasien Rawat Inap
a. Penyusunan formula makanan bagi pasien rawat inap dilakukan oleh
dietisien RSD Budi Rahayu, baik formula makanan standar maupun
makanan khusus.
b. Formula makanan standar terdiri dari formula makanan padat
standar dan formula makanan cair standar.
c. Formula makanan standar tersebut, dapat direvisi sewaktu-waktu
sesuai kebutuhan dan kondisi yang ada.
d. Penyusunan formula makanan khusus, berdasarkan instruksi diet
dari dokter yang merawat dan kebutuhan gizi pasien serta hasil
anamnesis pasien.
e. Formula makanan khusus juga bisa berupa formula makanan padat
khusus dan formula makanan cair khusus
3. Pelayanan Gizi Pasien Rawat Inap
a. Pelayanan gizi rawat inap pada dasarnya merupakan proses asuhan
gizi, yang dimulai dengan proses skrining, pengkajian, penegakan
diagnosa gizi, pemberian intervensi gizi, dan monitoring & evaluasi
pelaksanaannya.
b. Proses asuhan gizi ini harus terintegrasi dan terkoordinasi dengan
bagian lainnya yang memberikan perawatan ke pasien, seperti
dokter, perawat, bagian farmasi, laboratorium, dan yang lainnya.
c. Instruksi diet pasien ditentukan oleh dokter. Perawat dan dietisien
memberi masukan kepada dokter akan kondisi pasien, sebagai
bahan pertimbangan bagi dokter dalam menentukan jenis dietnya.
Jika dokter tidak menentukan jenis dietnya, maka dietisien akan
mengkajinya dan menentukan diet pasien
d. Semua informasi diet pasien diteruskan ke bagian gizi untuk diatur
pemberian makanan dan minumannya, Semua pelayanan pemberian
makanan dan minuman pasien dibawah pengawasan dietisien RSUD
Budi Rahayu.
e. Dietisien harus melakukan kunjungan pada semua pasien rawat
inap maksimal 1 x 24 jam setelah pasien masuk. Dietisien
melakukan verifikasi hasil skrining gizi awal yang sudah dilakukan
oleh perawat, memberikan informasi/edukasi yang berkaitan dengan
perencanaan gizi yang akan diterima pasien selama perawatan.
f. Dietisien menuliskan hasil kunjungan ke pasien rawat inap pada
formulir Catatan Perkembangan Terintegrasi dalam bentuk SOAP.
g. Jika pasien masuk dalam kategori malnutrisi atau ada resiko
terjadinya malnutrisi dan terdapat masalah gizi lainnya, sesuai
dengan hasil skrining gizi awal oleh perawat, maka dietisien akan
melakukan pengkajian gizi lanjutan dan melakukan proses asuhan
gizi sesuai kebutuhan. Proses asuhan gizi selanjutnya terdiri dari
proses penetapan diagnosa gizi, pemberian intervensi gizi serta
monitoring dan evaluasinya.
h. Dietisien rumah sakit akan mendiskusikan hasil evaluasi gizi pasien
rawat inap, baik daya terima, jumlah asupan gizinya maupun
keluhan pasien, dengan perawat dan dokter, untuk rencana tindak
lanjut dan program perbaikan status gizi yang diperlukan.
4. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
a. Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan
asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai dari
asesmen/pengkajian, pemberian diagnosis, intervensi gizi dan
monitoring evaluasi kepada klien/pasien di rawat jalan. Asuhan gizi
rawat jalan pada umumnya disebut kegiatan konseling gizi dan
dietetik atau edukasi/penyuluhan.
b. Pemberian konsultasi gizi bagi pasien rawat jalan dapat dilaksanakan
oleh dokter spesialis gizi atau oleh dietisien RSUD Budi rahayu,
tergantung surat rujukan dari dokter pemilik pasien..
c. Pemberian penyuluhan/pengetahuan gizi secara massal untuk suatu
kelompok, dilaksanakan sesuai dengan program yang ada. Program
ini dapat bekerjasama dengan departemen lain, atau dilaksanakan
secara mandiri. Kelompok pasien di lingkungan rumah sakit yang
dapat diberikan penyuluhan gizi adalah kelompok pasien stroke,
kelompok pasien diabetes, kelompok pasien hemodialisis, dan
sebagainya
5. Program Kerja, Sistem Komunikasi dan Laporan
a. Program Kerja disusun setiap tahunnya meliputi sekurang – kurang
nya :
1. Program kerja asuhan gizi rawat inap
2. Program kerja asuhan gizi rawat jalan
3. Program kerja di bidang penyelenggaraan makanan
4. Program kerja di bidang penelitian dan pengembangan ilmu gizi
5. Program kerja ketenagaan meliputi jumlah tenaga, orientasi staf
baru, pendidikan dan pengembangan staf gizi.
6. Program pengawasan dan pengendalian mutu
7. Program infection control
8. Program pemeliharaan dan perbaikan sarana
b. Sistem komunikasi di bagian Nutrition & Dietetic meliputi:
1. Rapat koordinasi dengan manajemen RS
2. Rapat dengan jasaboga (bagi RS yang menggunakan jasaboga)
3. Rapat internal bagian Nutrition & Dietetic
4. Rapat Insidental
5. Briefing harian
6. Buku komunikasi harian
c. Laporan yang disusun oleh Nutrition & Dietetic adalah laporan
bulanan dan laporan tahunan.
d. Isi dari laporan bulanan sekurang-kurangnya berisi tentang :
1. Prosentase jenis diet tiap bulan, dibagi dalam kategori jenis diet
Biasa, Lunak/Lunak Cincang, Khusus dan diet Cair.
2. Jumlah pasien yang dilakukan skrining dan asuhan gizi
3. dibandingkan dengan program kerja/target
4. Jumlah pasien yang diberikan konsultasi gizi rawat inap dan
konsultasi /penyuluhan gizi rawat jalan dibandingkan dengan
program kerja/target
5. Pencapaian sasaran mutu dan Key Performance Indicator, analisa
dan tindakan koreksi
6. Incident report, analisa dan tindakan koreksi
7. Jumlah SDM dan jenis training yang diikuti pada bulan tersebut.
8. Dan hal lainnya yang dianggap perlu untuk dimasukkan dalam
laporan bulanan, seperti pengembangan pelayanan gizi, dan
pengadaan/pembelian alat.
e. Isi laporan tahunan sekurang – kurangnya berisi rangkuman dari
laporan bulanan dan pencapaian dari setiap program kerja yang
telah disusun, analisa, evaluasi dan tindak lanjut.
BAB IV Dokumentasi

1. Form Skrining Gizi


2. Form Asessment Gizi
3. Brosur Diit

Anda mungkin juga menyukai