Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

JOURNAL READING
BLOK EMERGENCY
Perbandingan Efek Klinis Diagnosis CT dan Diagnosis Film Polos
Sinar- X pada Anak dengan Osteomielitis Akut selama Perawatan
Darurat

Disusun Oleh :
Kelompok VI
Novia Arista Cahyani 019.06.0072
Nur fitrinaa zahra 019.06.0073
Pande Kadek Deva Widya Iswara Oka 019.06.0075
Putu Putri Megamahayani 019.06.0081
Putu Shanti Ayudiana Budi 019.06.0082
Radiatam Mardiah 019.06.0083

Tutor : dr. Irsandi Risky Farmananda, S.Ked


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karenaatas rahmat-Nya penyusun dapat melaksanakan dan menyusun makalah
yang berjudul “Perbandingan Efek Klinis Diagnosis CT dan Diagnosis Film
Polos Sinar-X pada Anak dengan Osteomielitis Akut selama Perawatan
Darurat” tepat pada waktunya.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi prasyarat sebagai syarat nilai
Journal Reading. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :
1 dr. Irsandi Risky Farmananda, S.Ked selaku tutor Journal Reading
kelompok 6
2 Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Al-Azhar yang telah memberikan
masukan terkait makalah yang penulis buat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak.

Mataram, 6 Oktober 2022

Penyusun

Jurnal Reading “Osteomielitis” 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

IDENTITAS JURNAL....................................................................................... 5

ABSTRACT ....................................................................................................... 6

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 9

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 9

1.2 Tujuan .................................................................................................. 9

1.3 Manfaat .............................................................................................. 10

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 11

2.1 Introduksi ............................................................................................... 11

2.2 Metode..................................................................................................... 13
2.2.1 Data Umum ...................................................................................... 13

2.2.1.1 Populasi Penelitian ........................................................................ 13

2.2.1.2 Sampel Penelitian .......................................................................... 13

2.2.1.3 Kriteria Inklusi .............................................................................. 13

2.2.1.4 Kriteria Eksklusi ........................................................................... 13

2.3 Metode Penelitian ................................................................................... 14


2.3.1 Pemindaian Film Polos Sinar-X ...................................................... 14

2.3.2 Pemeriksaan CT Scan ...................................................................... 14

2.3.3 Indeks Evaluasi ................................................................................ 14

2.4 Analisis Statistik ..................................................................................... 14

2.5 Hasil ........................................................................................................ 15


2.5.1 Analisis karakteristik X-ray ............................................................ 15

Jurnal Reading “Osteomielitis” 3


2.5.2 Analisis Karakteristik CT-Scan....................................................... 15

2.5.3 Perbandingan Tingkat Deteksi Semua Jenis Kerusakan Tulang


Dalam Dua Metode Diagnostik ................................................................ 17

2.5.4 Perbandingan Tingkat Deteksi Periosteum dan Korteks pada Dua


Metode Diagnostik .................................................................................... 17

2.5.5 Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas pada Dua Metode


Diagnostik ................................................................................................. 18

2.6 Diskusi ..................................................................................................... 18

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 22

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 23

Jurnal Reading “Osteomielitis” 4


IDENTITAS JURNAL
I. Judul
Comparison of Clinical Effect of CT diagnosis and X-Ray Plain Film
Diagnosis In Children With Acute Osteomyelitis During Emergency Treatment

II. Tahun terbit


2021

III. Pengarang
Jing FAN, Yanyan GUO, Jin LI, Li HE, Junfen ZHOU

IV. Penerbit

Food Sci. Technol, Campinas, Food Science and Technology

Jurnal Reading “Osteomielitis” 5


ABSTRACT

Background : Acute osteomyelitis has great harmfulness. To conduct comparative


analysis on the difference of clinical effect of CT diagnosis and X-ray plain film
diagnosis in children with acute osteomyelitis during emergency treatment, to
provide guidance for the diagnosis and treatment of this disease.

Methods : The study subjects were 32 children with acute osteomyelitis. All the
children were examined by X-ray and CT before surgery. Image characteristics
and detection rates of bone destruction, changes in periosteum and cortex were
compared.

Funding : X-ray scanning image: for the children with acute osteomyelitis in the
early stage, the symptoms were demonstrated as that the submuscular space
disappeared, and the boundary between subcutaneous and muscle tissues was
blurred.

CT scanning image : the images in early stage showed hyperemia and edema of
soft tissue, with a slightly lower density of lesion, disappearance of interfascicular
space, and a low-density abscess cavity in the center. The detection rate of bone
destruction in CT scan was obviously higher than that in plain X-ray, in terms of
bone destruction in special morphology, bone shell destruction in residual
expansion, circular bone destruction, and peripheral bone defect, and the
detection rate of periosteum and cortex changes was higher than that in plain X-
ray, The diagnostic sensitivity and specificity of CT in children with acute
osteomyelitis during emergency treatment were better than that of X-ray plain
film.

Interpretation : CT scan has good diagnostic accuracy, sensitivity and specificity


during emergency treatment of this disease.

Keyword : children with acute osteomyelitis; emergency treatment; CT


examination; X-ray plain film; diagnosis; clinical effect.

Practical Application : CT scan has good diagnostic accuracy, sensitivity and


specificity for children with acute osteomyelitis during emergency treatment.

Jurnal Reading “Osteomielitis” 6


ABSTRAK

Latar Belakang : Osteomielitis akut memiliki bahaya yang besar. Untuk


melakukan analisis komparatif tentang perbedaan efek klinis diagnosis CT dan
diagnosis film polos sinar-X pada anak dengan osteomielitis akut selama
perawatan darurat, untuk memberikan panduan diagnosis dan pengobatan
penyakit ini.

Metode : Subyek penelitian adalah 32 anak dengan osteomielitis akut. Semua


anak diperiksa dengan X-ray dan CT sebelum operasi. Karakteristik gambar dan
tingkat deteksi kerusakan tulang, perubahan periosteum dan korteks
dibandingkan.

Pendanaan : Gambar pemindaian sinar-X, untuk anak-anak dengan osteomielitis


akut pada tahap awal, gejalanya ditunjukkan ketika ruang submuskular
menghilang, dan batas antara jaringan subkutan dan otot kabur.

Gambar pemindaian CT : gambar pada tahap awal menunjukkan hiperemia dan


edema jaringan lunak, dengan kepadatan lesi yang sedikit lebih rendah, hilangnya
ruang interfascicular, dan rongga abses dengan kepadatan rendah di tengah.
Tingkat deteksi kerusakan tulang di CT scan jelas lebih tinggi daripada di X-ray
biasa, dalam hal kerusakan tulang di morfologi khusus, kerusakan cangkang
tulang di sisa ekspansi, kerusakan tulang sirkular, dan cacat tulang perifer, dan
tingkat deteksi kerusakan tulang. perubahan periosteum dan korteks lebih tinggi
dibandingkan dengan foto rontgen polos. Sensitivitas diagnostik dan spesifisitas
CT pada anak dengan osteomielitis akut selama perawatan darurat lebih baik
daripada foto polos rontgen.

Interpretasi : CT scan memiliki akurasi diagnostik yang baik, sensitivitas dan


spesifisitas selama perawatan darurat penyakit ini. dengan densitas lesi yang
sedikit lebih rendah, hilangnya ruang interfascicular, dan rongga abses dengan
densitas rendah di tengah. Tingkat deteksi kerusakan tulang di CT scan jelas lebih
tinggi daripada di X- ray biasa, dalam hal kerusakan tulang di morfologi khusus,
kerusakan cangkang tulang di sisa ekspansi, kerusakan tulang sirkular, dan cacat
tulang perifer, dan tingkat deteksi kerusakan tulang. perubahan periosteum dan

Jurnal Reading “Osteomielitis” 7


korteks lebih tinggi dibandingkan dengan foto rontgen polos. Sensitivitas
diagnostik dan spesifisitas CT pada anak dengan osteomielitis akut selama
perawatan darurat lebih baik daripada foto polos rontgen.

Kata Kunci : Anak - anak dengan osteomielitis akut; perawatan darurat;


pemeriksaan CT; film polos sinar-X; diagnosa; efek klinis. Aplikasi praktis:CT
scan memiliki akurasi diagnostik, sensitivitas dan spesifisitas yang baik untuk
anak dengan osteomielitis akut selama perawatan darurat.

Jurnal Reading “Osteomielitis” 8


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum
dan atau kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau
hemotogen (infeksi yang berasal dari dalam tubuh). Osteomyelitis akut adalah
infeksi tulang panjang yang disebabkan oleh infeksi lokal akut atau trauma tulang,
biasanya disebabkan oleh escherichia coli, staphylococcus aureus, atau
streptococcus pyogenes. Osteomyelitis paling sering disebabkan oleh
staphylococcus aureus. Organisme penyebab yang lain yaitu salmonella,
streptococcus, dan pneumococcus (Momodu et al, 2022).

Istilah osteomielitis berasal dari kata osteo yang berarti tulang dan myelo
yang berarti jaringan mieloid sumsum tulang. Angka insidens osteomielitis di
Indonesia dan secara global belum diketahui; studi di Amerika Serikat
menunjukkan insidens mencapai 21,8 kasus per 100.000 penduduk per tahun.
Osteomielitis dapat menimbulkan gangguan fungsional irreversibel dan
disabilitas. Pengobatan osteomielitis juga telah menjadi tantangan tersendiri di
dunia medis. Masih belum ada guideline khusus diagnosis dan manajemen tata
laksana osteomielitis secara komprehensif (Houghton Mifflin. 2017).

1.2 Tujuan

1) Pembaca dapat memahami pengertian, konsep dari Ostemielitis Akut


2) Pembaca dapat memahami pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis Ostemielitis Akut
3) Pembaca dapat memahami analisis komparatif tentang perbedaan efek
klinis diagnosis CT dan diagnosis film polos sinar-X dalam
kegaatdaruratan Ostemielitis Akut.

Jurnal Reading “Osteomielitis” 9


1.3 Manfaat
1) Untuk memahami pengertian, konsep dari Ostemielitis Akut

2) Untuk memahami pemeriksaan penunjang untuk menegakkan


diagnosis Ostemielitis Akut

3) Untuk memahami analisis komparatif tentang perbedaan efek klinis


diagnosis CT dan diagnosis film polos sinar-X dalam kegaatdaruratan
Ostemielitis Akut.

Jurnal Reading “Osteomielitis” 10


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Introduksi
Osteomielitis merupakan peradangan tulang dan sumsum tulang yang
biasanya disebabkan infeksi bakteri. Istilah osteomielitis berasal dari kata osteo
yang berarti tulang dan myelo yang berarti jaringan mieloid sumsum tulang.
Angka insidens osteomielitis di Indonesia dan secara global belum diketahui;
studi di Amerika Serikat menunjukkan insidens mencapai 21,8 kasus per 100.000
penduduk per tahun (Solomon L, 2010).

Osteomielitis hematopoietik akut juga dikenal sebagai osteomielitis akut,


yang tidak umum di klinik anak tetapi memiliki bahaya yang besar. Sebagian
besar anak dengan osteomielitis akut terinfeksi bakteri piogenik melalui invasi
hematogen ke jaringan ikat sumsum tulang untuk menyebabkan respons inflamasi,
sementara beberapa menyebar dari infeksi jaringan lunak yang berdekatan atau
sekunder dari fraktur terbuka. Penyakit ini selalu menjadi salah satu masalah
klinis pediatrik yang sulit, terutama osteomielitis akut non-traumatik yang
gejalanya mirip dengan mieloma, yang lebih rentan terhadap kesalahan diagnosis
atau kesalahan diagnosis, dan menunda pengobatan (Hidayati et al, 2018).

Data osteomielitis pasca – trauma terjadi sebanyak 47% osteomielitis dalam


beberapa kasus. Osteomielitis hematogenous utamanya merupakan penyakit pada
anak–anak, dengan 85% kasus terjadi pada pasien yang lebih muda dari 17 tahun,
dan hal ini menyumbang sekitar 20% dari kasus osteomielitis secara keseluruhan.
Sekitar 20% kasus pada pasien osteomielitis dewasa adalah hematogenous, yang
lebih sering terjadi pada laki–laki untuk alasan yang tidak diketahui (Kowalak,
dkk. 2014).

Osteomielitis dapat disebabkan karena patogen yang menginokulasi trauma


akibat pembedahan, penyebaran lokal dari sendi atau jaringan lunak terdekat, atau
secara hematogenik dari fokus infeksi. Osteomielitis hematogenik tulang panjang
biasanya memengaruhi daerah metafisis tulang. Stasis aliran darah di pembuluh
darah metafisis akan menimbulkan deposisi mikroba dan menyebabkan infeksi

Jurnal Reading “Osteomielitis” 11


daerah tersebut. Insufisiensi vaskular ini juga sering terjadi pada individu
penderita diabetes melitus. Infeksi dapat menyebabkan hancurnya korteks tulang
yang bisa menyebar hingga periosteum; hal ini dapat mengurangi suplai darah ke
periosteum dan menimbulkan nekrosis tulang. Fragmen nekrosis tulang disebut
sequestrum, yang dapat terlihat pada pencitraan radiografi; juga dapat ditemukan
pertumbuhan tulang baru di sekitar periosteum yang rusak, disebut involucrum.
Infeksi pada osteomielitis akut terjadi sebelum terbentuknya sequestrum. Laju
pembentukan sequestrum berbeda-beda. Pada osteomielitis tulang belakang,
cenderung lambat, sedangkan pada osteomielitis akibat penggunaan alat prostetik,
cenderung cepat (Kowalak, dkk. 2014).

Diagnosis dini selama pengobatan darurat osteomielitis akut pada anak-anak


sangat penting untuk pemilihan rencana pengobatan dan efek prognosis. Telah
dilaporkan bahwa keterlambatan diagnosis dan pengobatan dapat menyebabkan
tingkat kecacatan dan angka kematian sebesar 20% dan 1% pada anak-anak
dengan osteomielitis akut (Sjamsuhidajat, de Jong. 2014).

Pemeriksaan pencitraan merupakan sarana utama untuk mendiagnosis


berbagai penyakit ortopedi dan juga merupakan metode penting untuk
mendiagnosis osteomielitis akut pada anak. Pemindaian film polos sinar-X adalah
metode diagnostik pencitraan tradisional, yang terutama menggunakan panjang
gelombang dan frekuensi sinar-X tertentu dan interaksi antara konversi energi
terjadi, sehingga untuk mendapatkan gambar dari bagian tubuh manusia, patah
tulang dan tulang degeneratif penyakit, arthritis, banyak digunakan dalam
mendiagnosis perubahan bentuk tubuh vertebral, namun data citra yang diperoleh
relatif terbatas, demikian juga akurasi identifikasi beberapa perubahan struktur
minor (Kalyoussef, S. 2022).

Penelitian ini akan melakukan analisis komparatif tentang perbedaan efek


klinis diagnosis CT dan diagnosis sinar-X pada anak dengan osteomielitis akut
selama perawatan darurat, untuk memberikan panduan diagnosis dan pengobatan
penyakit ini (Theola, J, 2021).

Jurnal Reading “Osteomielitis” 12


2.2 Metode

2.2.1 Data Umum

2.2.1.1 Populasi Penelitian


Populasi penelitian ini adalah anak dengan osteomielitis akut yang dirawat
di rumah sakit dari bulan Juni 2017 sampai bulan Desember 2019 dan
dikonfirmasi melalui pemeriksaan patologi operasi tusukan.

2.2.1.2 Sampel Penelitian


Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 32 anak yang meliputi 24 pasien
berjenis kelamin laki laki dan 8 pasien berjenis kelamin perempuan dan usia
berkisar antara 3 bulan sampai 12 tahun. Manifestasi gejala klinis anak-anak
seperti demam pada 32 pasien, nyeri lokal pada 29 pasien, pembengkakan lokal
pada 23 pasien, kemerahan di kulit pada 15 pasien. Secara patologis, semua lesi
terletak di tulang panjang, dengan 17 pasien tulang paha (53. 13%) dan 15 pasien
tibia (46,87%).

2.2.1.3 Kriteria Inklusi


1. Dikonfirmasi melalui patologi operasi tusukan;
2. Pasien osteomyelitis yang diperiksa dengan x-ray film polos dan ct scan
sebelum operasi,
3. Melengkapi data gambar;
4. Pasien osteomyelitis dengan usia 3 bulan sampai 12 tahun
5. Orang tua dari pasien osteomielitis mengetahui dan menyetujui isi dan
tujuan penelitian ini.

2.2.1.4 Kriteria Eksklusi


1. Anak-anak dengan osteoporosis dan penyakit tulang berat lainnya;
2. Tidak diobati dengan antibiotik;
3. Patologi operasi tusukan menegaskan bahwa lokasi lesi bukanlah tulang
panjang;
4. Kurangnya data klinis dan persetujuan penelitian yang tidak
ditandatangani.

Jurnal Reading “Osteomielitis” 13


2.3 Metode Penelitian

2.3.1 Pemindaian Film Polos Sinar-X


Ambil posisi yang tepat dari anak-anak, gunakan mesin film polos sinar-X
digital (Philips Digital Diagnost TH+VT500mA) untuk melakukan pemindaian
normal dan lateral pada tulang yang sakit dan tulang sendi yang berdekatan
diproses dengan sistem DR (Direct Radiography) untuk mendapatkan hasil
pemindaian gambar.

2.3.2 Pemeriksaan CT Scan


Ambil posisi yang tepat dari anak-anak, Gunakan 64-raw spiral CT
(Siemens) untuk pemindaian CT konvensional dan pemindaian CT yang
ditingkatkan pada tulang pada posisi lesi dan tulang sendi yang berdekatan,
dengan ketebalan 4,0mm dan jarak 4,0mm. Rentang pemindaian termasuk
panjang penuh lesi dan 10,0 mm di atas dan di bawah lesi, dan gambar aksial
jendela tulang dan jendela jaringan lunak diperoleh untuk analisis dan diagnosis.

2.3.3 Indeks Evaluasi


1. Data pemeriksaan dikumpulkan, dan karakteristik radiologis X-ray polos
dan CT scan pada anak-anak dengan osteomielitis akut pada tahap yang
berbeda diringkas melalui observasi dan analisis;
2. Hasil diagnosis patologis diambil sebagai gold standart, dan dua metode
diagnostik dicatat oleh departemen radiologis rumah sakit dan seorang
dokter senior untuk membandingkan tingkat deteksi kerusakan tulang,
periosteum, dan perubahan kortikal dari setiap jenis.
3. Membandingkan dan menganalisis tingkat deteksi, sensitivitas dan
spesifisitas dari dua metode diagnostik dalam pengobatan darurat anak
dengan osteomielitis akut.

2.4 Analisis Statistik


Data yang telah terkumpul akan diolah dan dianalisis dengan program
komputer yaitu The Statistical Product and Solutions version 23 (SPSS v.23).Data
pengukuran dinyatakan sebagai mean ± standar deviasi.Dalam analisis ini uji

Jurnal Reading “Osteomielitis” 14


statistik yang digunakan adalah Uji Chisquare dan P<0,05 menunjukkan
perbedaan yang signifikan secara statistik.

2.5 Hasil

2.5.1 Analisis karakteristik X-ray

Gambar pemindaian dengan X-ray: untuk anak-anak dengan osteomielitis


akut pada tahap awal, gejalanya ditunjukkan sebagai ruang submuskular
menghilang, batas antara jaringan subkutan dan otot kabur, trabekula tulang
longgar dan menghilang selama perjalanan penyakit lebih dari satu minggu.
Beberapa anak menunjukkan kerusakan tulang, tepi kabur, atau kepadatan rendah
atau bahkan area transparan, korteks tulang secara bertahap menyerap dan
berdifusi. Gambar pemindaian dari X-ray dari osteomielitis supuratif akut tibia
ditunjukkan pada Gambar 1: tibia superior rusak.

Gambar 1. Hasil radiologi dengan X-ray osteomyelitis supuratif akut tibia:


tibia superior rusak.

2.5.2 Analisis Karakteristik CT-Scan

Gambaran CT osteomielitis akut pada anak ditandai dengan adanya


hiperemia jaringan lunak dan edema pada stadium awal penyakit, lesi
menunjukkan densitas sedikit rendah, ruang saluran intermuskular menghilang,

Jurnal Reading “Osteomielitis” 15


rongga abses densitas rendah dapat terlihat di tengah, serta terdapat abses. lapisan
dinding ditemukan di sekitar cincin jaringan lunak, dan CT scan yang
ditingkatkan menunjukkan peningkatan cincin jaringan lunak tersebut. Daerah
destruksi tulang menunjukkan bayangan densitas rendah terbatas marginal yang
tidak teratur, atau terdapat daerah cairan, disertai gangguan kortikal, dan densitas
rongga sumsum tulang sedikit meningkat. Tanda - tanda CT dari densitas mineral
tulang aksial tidak berubah secara signifikan, densitas periosteum meningkat, dan
ketebalan jaringan lunak di antara kulit menunjukkan bayangan densitas rendah
yang tidak merata. Gambar CT scan osteomielitis supuratif akut tibia ditunjukkan
pada Gambar 2 : tibia superior rusak.

Gambar 2. Hasil radiologi dengan CT-Scan osteomyelitis supuratif akut


tibia: tibia superior rusak.

Jurnal Reading “Osteomielitis” 16


2.5.3 Perbandingan Tingkat Deteksi Semua Jenis Kerusakan Tulang Dalam
Dua Metode Diagnostik

Rincian data ditunjukkan pada Tabel 1. Tingkat deteksi kerusakan tulang


pada CT scan jelas lebih tinggi daripada di X-ray, dalam hal kerusakan tulang
dalam morfologi khusus, kerusakan tulang dalam ekspansi residual, kerusakan
tulang melingkar, dan defek tulang perifer lebih tinggi dibandingkan dengan foto
rontgen polos, dengan perbedaan yang signifikan secara statistik (P<0,05).

2.5.4 Perbandingan Tingkat Deteksi Periosteum dan Korteks pada Dua


Metode Diagnostik

Rincian data ditunjukkan pada Tabel 2. Tingkat deteksi perubahan


periosteum dan korteks dengan CT scan lebih tinggi daripada dengan pemindaian
polos X-ray, dan perbedaannya signifikan secara statistik (P<0,05).

Jurnal Reading “Osteomielitis” 17


2.5.5 Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas pada Dua Metode Diagnostik

Rincian data ditunjukkan pada Tabel 3. Sensitivitas dan spesifisitas


diagnostik CT-Scan pada anak dengan osteomielitis akut selama perawatan
darurat lebih baik daripada X-ray, dan perbedaannya signifikan secara statistik
(P<0,05).

2.6 Diskusi
Osteomielitis akut merupakan penyakit infeksi tulang dengan insiden
klinis yang rendah. Namun, anak - anak yang lebih muda berada dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, dan anatomi vaskular tulang
memiliki spesifisitas tertentu, sehingga kejadian osteomielitis akut secara
signifikan lebih tinggi daripada orang dewasa. Infeksi yang ditularkan melalui
darah adalah penyebab utama osteomielitis akut infantil yang diinduksi, dengan
pria lebih banyak daripada wanita, sekitar 40% pasien dengan sepsis atau infeksi
purulen jaringan lunak, dan bakteri pathogen biasanya diprioritaskan pada
staphylococcus aureus. Dalam beberapa tahun terakhir, ada juga toksisitas
hemolitik staphylococcus putih yang kuat, spesies salmonella kadang - kadang
terlihat, pneumokokus atau bakteri bernanah lainnya, dan sebagian besar bakteri
patogen resisten terhadap penisilin dan streptomisin. Pustula, abses gingiva dan
infeksi saluran pernapasan atas adalah akar penyebab umum osteomielitis akut
pada anak - anak. Dengan meningkatnya trauma, penyalahgunaan antibiotik dan
bakteri patogen menghasilkan resistensi obat, dan kasus klinis osteomielitis akut
pada anak juga meningkat. Jika pengobatan terlambat, angka kematian dan
kecacatan penyakit ini akan meningkat secara signifikan, yang dapat

Jurnal Reading “Osteomielitis” 18


menyebabkan komplikasi serius dan bahkan menjadi osteomielitis kronis,
menghambat pertumbuhan dan perkembangan normal anak - anak. Diagnosis
yang akurat pada stadium dini merupakan kunci untuk menurunkan angka
kematian dan kecacatan akibat osteomielitis akut pada anak dan memperbaiki
prognosis (Nopriantha, M. 2019).

Osteomielitis sering terjadi pada tulang yang panjang dan paling sering
terjadi pada bagian ujung bawah tulang femur dan di bagian ujung atas tulang
tibia, selain kedua tempat tersebut terdapat bagian tulang lainnya yang sering
terserang osteomielitis, yaitu bagian atas ujung femur, humerus, dan pada bagian
radius distal humerus, sedangkan lokasi lainnya jarang ditemukan (Kalyoussef,
2022; Momodu & Vipul Savaliya, 2022). Tanda dan gejala pada anak dengan
osteomielitis akut berbeda dilihat dari seberapa berat infeksinya, lokasi,
persebaran inflamasi, penyebab terjadinya infeksi, usia, resistensi tubuh terhadap
gejala klinis baik itu sepsis, tipe komplikasi artritis, lokasi destruksi atau tipe
abses tulang. Adapun gejala yang didapat pada anak, yaitu adanya edema, daerah
yang lebih hangat, kemerahan, nyeri pada bagian yang terlihat adanya infeksi,
namun pada kasus lainnya tidak didapatkan gejala yang signifikan, selain itu
gejala akan terlihat pada minggu pertama namun beberapa kasus dapat lebih
lambat (Woods & dkk, 2021). Adapun tipe kasus osteomielitis akut yang
menyerang anak dan menyebabkan kondisi yang berat, yaitu tipe sepsis
osteomielitis akut dengan kasus 80% mengalami demam tinggi, koma, delirium,
syok, gejala terlokalisir pada tubuh, dan disertai gangguan sistemik (Groll ME et
al, 2018).

Dalam mendiagnosa penyakit osteomielitis diawali dengan identifikasi


klinis, pemeriksaan penunjang, biopsi tulang, dan kultur tulang (Theola et al.,
2021). Pemeriksaan penunjang dalam kejadian penyakit ortopedi salah satunya
osteomielitis dilakukan pemeriksaan X-ray dan CT-scan untuk melihat adanya
fraktur, osteoartritis, rematik, inflamasi dan penyakit tulang degeneratif, tumor
tulang dan sendi, dan perubahan morfologoi tulang belakang hingga melihat
sistem muskuloskeletal. Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk mengindikasikan

Jurnal Reading “Osteomielitis” 19


osteomielitis, yaitu periosteal elevasi, kerusakan korteks tulang, kelainan sumsum
tulang, dan osteolisis (Theola et al., 2021).

Sebanyak 32 anak dengan kondisi pediatrik osteomielitis akut yang


didiagnosis dengan patologi, akan dianalisis secara retrospektif dalam penelitian
ini. Dimana, didapatkan hasil berupa gambaran karakteristik lesi dan tulang di
sekitarnya melalui pemindaian sinar-X: menyatakan tidak ada perubahan
substansi tulang pada tahap awal, ruang submuskular menghilang, dan batas
antara jaringan subkutan dan otot kabur, diikuti dengan keadaan trabekula tulang
longgar dan tidak jelas selama perjalanan penyakitnya yang lebih dari satu
minggu. Pada beberapa anak menunjukkan adany kerusakan tulang, didaerah tepi
tulang tampak kabur, atau berada dikondisi dengan kepadatan yang rendah atau
bahkan area tersebut menjadi transparan, dikarenakan korteks tulang secara
bertahap menyerap difusi (Adidharma, 2020).

Adapun karakteristik gambar lesi dan tulang di sekitarnya melalui CT


pemindaian didapatkan hasil berupa adanya indikasi awal yakni kondisi hiperemia
dan edema jaringan lunak beserta hilangnya ruang intermuskular, dan rongga
abses densitas rendah di bagian tengah. Di sekitar 6 hari setelah onset, lesi
menunjukkan densitas yang sedikit lebih rendah, dengan dinding abses di jaringan
lunak berbentuk cincin di sekitarnya. Adapun peningkatan CT scan menunjukkan
peningkatan gambaran cincin tersebut. Lalu, di sekitar 10 hari setelah onset, reaksi
periosteal diamati, dan kerusakan tulang terlihat dalam 2 minggu. Hal ini akan
menunjukkan bayangan densitas rendah terlokalisasi secara marginal yang tidak
teratur, atau zona cairan, disertai dengan gangguan kortikal dan sedikit
peningkatan densitas rongga sumsum tulang (Nadhirah, et al. 2020).

Tanda - tanda CT scan dari densitas mineral tulang aksial tidak berubah
secara signifikan, densitas periosteum meningkat, dan ketebalan jaringan lunak di
antara kulit menunjukkan bayangan densitas rendah yang tidak merata. Tingkat
deteksi CT scan pada berbagai jenis kerusakan tulang dan perubahan periosteum
dan korteks secara signifikan lebih tinggi daripada film sinar-X , menunjukkan
bahwa CT scan akan memperoleh data gambar lesi yang lebih jelas selama
perawatan darurat osteomielitis akut pada anak, yang kondusif untuk membantu

Jurnal Reading “Osteomielitis” 20


dokter membuat diagnosis banding yang akurat. Selain itu, CT scan memiliki
sensitivitas dan spesifisitas yang baik dalam diagnosis stadium awal penyakit ini,
menunjukkan bahwa metode pencitraan ini dapat secara akurat mencerminkan
proses patologis dan karakteristik osteomielitis akut pada anak. Meskipun biopsi
patologis operasi tusukan adalah standar baku emas untuk diagnosis osteomielitis
akut pada anak-anak, metode ini dinilai agak traumatis, rumit, serta akan
memakan banyak waktu (Nadhirah, et al. 2020).

Jurnal Reading “Osteomielitis” 21


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari jurnal dapat disimpulkan osteomielitis
hematopoietik akut juga dikenal sebagai osteomielitis akut, yang tidak umum di
klinik anak tetapi memiliki bahaya yang besar. Sebagian besar anak dengan
osteomielitis akut terinfeksi bakteri piogenik melalui invasi hematogen ke
jaringan ikat sumsum tulang untuk menyebabkan respons inflamasi, sementara
beberapa menyebar dari infeksi jaringan lunak yang berdekatan atau sekunder dari
fraktur terbuka. Penyakit ini selalu menjadi salah satu masalah klinis pediatrik
yang sulit, terutama osteomielitis akut non-traumatik yang gejalanya mirip dengan
mieloma, yang lebih rentan terhadap kesalahan diagnosis atau kesalahan
diagnosis, dan menunda pengobatan. Pemindaian CT dan pemindaian film polos
sinar- X memiliki perbedaan tertentu dalam karakteristik gambar pada yang
berbeda periode selama perkembangan osteomielitis akut pada anak-anak;
Pemindaian CT memiliki akurasi diagnostik, sensitivitas dan spesifisitas yang
baik selama perawatan darurat osteomielitis akut pada anak-anak,
mempertahankan nilai aplikasi yang lebih tinggi.

Jurnal Reading “Osteomielitis” 22


DAFTAR PUSTAKA
Adidharma, Bagus., Asmara Yudha., Dusak, Suryanto. 2020. Gambaran Tata
Laksana Terapi Pasien Osteomielitis di RSUP Sanglah April 2015- Oktober
2016 : Sebuah Studi Deskriptif. ISSN: 2597-8012 Jurnal Medika Udayana,
Vol. 9 No.4

Groll ME, Woods T, Salcido R. 2018. Osteomyelitis: A context for wound


management. Adv Skin Wound Care. 31(6):253-62.

Hidayati, Hafif., Akbar Muhamad., Rosyid A. 2018. Gawat Darurat Medis dan
Bedah. Buku Ajar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
https://repository.unair.ac.id/95073/3/Buku%20Gawat%20Darurat%20Medi
s%20dan%20Bedah.pdf (Dikutip pada tanggal 6 Oktober 2022)

Houghton Mifflin. 2017. Osteomyelitis. The American Heritage Science


Dictionary. [cited 2021 Jan 22]. Available from:
www.dictionary.com/browse/ osteomyelitis.

Kalyoussef, S. (2022). Pediatric Osteomyelitis: Practice Essentials,


Pathophysiology, Etiology. Medscape.
https://emedicine.medscape.com/article/967095-overview#a1

Kowalak, dkk. 2014. Buku Ajar Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC

Momodu, I. I., & Vipul Savaliya. (2022). Osteomyelitis. Medicine (Spain),


13(52), 3041–3049. https://doi.org/10.1016/j.med.2022.03.012

Nadhirah, et al. 2020. Hasil Pemeriksaan Sinar-X pada Pasien Osteomielitis


Kronis Ekstermitas.. Bagian Ilmu Radiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung. 40116.

Nopriantha, M. 2019. Radiological Finding In Chronic Osteomyelitis. Rumah


Sakit Umum Pusat Sanglah.

Sjamsuhidajat, de Jong. 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah; Sistem Organ dan Tindak
Bedahnya (2). Penerbit EGC. Edisi 4. Vol. 3

Jurnal Reading “Osteomielitis” 23


Solomon L, Srinivasan H. Tuli S. Cavender S. Infection. Dalam: Solomon L.
Warwick D. Nayagam S, penyunting. Apley's system of orthopaedics and
fractures. Edisi ke-9. London: Hodder Arnold: 20 I 0. h.29-43.

Theola, J., Suryoadji, K dan Yudianto V. 2021. Osteomielitis: Diagnosis, Tata


Laksana Bedah, dan Medikamentosa. CDK-298/ vol. 48 no. 11

Woods, C. R., & dkk. (2021). Clinical Practice Guideline by the Pediatric
Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America :
2021 Guideline on Diagnosis and Management of Acute Hematogenous
Osteomyelitis in Pediatrics. Journal of The Pediatric Infection Diseases
Society, 10(8), 801–844. https://doi.org/10.1093/jpids/piab027

Jurnal Reading “Osteomielitis” 24

Anda mungkin juga menyukai