Anda di halaman 1dari 26

PROTOKOL PENELITIAN

PENINGKATAN FAKTOR RISIKO OSTEOPOROSIS AKIBAT


STRES PADA PEREMPUAN LANSIA

QATTRUNNADA KRITYA DHIA THUURES


1910211059

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
2022

HALAMAN PENGESAHAN
PROTOKOL PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Peningkatan Faktor Risiko

1
Osteoporosis Akibat Stres pada
Perempuan Lanisa
2. Ketua Peneliti
a. Nama : Qattrunnada Kritya Dhia Thuures
b. Pangkat/ Golongan :-
c. Jabatan Akademik : Mahasiswa
Anggota Peneliti 1 :-
Anggota Peneliti 2 :-
3. Bidang Ilmu Yang diteliti : Bedah Ortopedi
4. Lokasi Penelitian : Kecamatan Cimanggis
5. Lama Penelitian : September-Desember 2022
6. Jumlah Biaya yang Diusulkan :-
7. Program TA. : 2022

Jakarta, 27 Agustus 2022


Mengetahui

Dekan Ketua Peneliti

(Dr. dr. Taufiq Fredrik Pasiak,


M.Kes. M.Pd.I) (Qattrunnada Kritya Dhia Thuures)

Pembimbing I Pembimbing 2

2
( Dr. dr. Basuki Supartono, Sp.OT, (Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, Sp. KJ (K).,
FICS, MARS) MARS)

PROTOKOL PENELITIAN

I. RINGKASAN

1. PENGUSUL
a. Nama : Qattrunnada Kritya Dhia Thuures
b. Jabatan : Mahasiswa
c. Instansi/Kantor : FK UPN Veteran Jakarta
d. Alamat dan telepon : Jl. RS Fatmawati Raya, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota
Kantor Depok, Jawa Barat

2. PROYEK PENELITIAN
a. Judul Penelitian : Peningkatan Faktor Risiko Osteoporosis Akibat Stres pada
Perempuan

b. Ringkasan Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada perempuan lansia dan pra
lansia di Kecamatan Cimanggis dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur
derajat stres dan ultrasonografi kalkaneus untuk mengukur kekuatan tulang.
Penelitian ini diadakan sebagai upaya untuk mendeteksi kejadian osteoporosis pada
perempuan lansia yang bertujuan untuk mewujudkan healthy aging. Data yang
digunakan berupa data primer langsung dari subjek penelitian dan pengambilan
data dilakukan setelah permohonan etik penelitian disetujui. Hasil penelitian
diharapkan dapat memberi wawasan dan informasi bagi penelitian berikutnya
mengenai stres sebagao faktor risiko osteoporosis

c. Tempat Penelitian : Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat

3
d. Lama Penelitian : September-Desember 2022
3. RENCANA BIAYA
Sumber Pembiayaan :
a. Dikti Rp. -
b. UPN Rp. -
c. Lain-lain Rp. 2.000.000,00

Rp. 2.000.000,00

4
II. PENDAHULUAN

3. LATAR BELAKANG
Peningkatan jumlah penduduk lansia di Indonesia disebabkan oleh penurunan angka kelahiran
dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup. Peningkatan angka harapan hidup
merupakan indikator kemajuan suatu bangsa dan menunjukkan bahwa status kesehatan di Indonesia
cukup baik. Hal ini dapat berdampak positif maupun negatif terhadap kondisi penduduk di Indonesia.
Lansia yang sehat, tetap aktif, dan produktif akan membawa dampak positif, sementara lansia yang
mengalami penurunan kesehatan dapat menambah beban dengan peningkatan biaya pelayanan kesehatan
dan penurunan penghasilan (Ekasari, 2019).
Lansia mengalami penurunan fungsi fisik, kognitif, dan psikososial sebagai akibat dari proses
penuaan. Menurut Constantinides yang dikutip dalam Dahlan (2018:7), proses penuaan merupakan
kondisi hilangnya kemampuan jaringan secara perlahan untuk memperbaiki dan mengganti diri serta
mempertahankan fungsi dan struktur normalnya sehingga tidak dapat bertahan melawan jejas dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses penuaan meningkatkan risiko lansia untuk mengalami
masalah kesehatan, misalnya penyakit kronis. Hal tersebut dapat berkontribusi dalam proses timbulnya
stres pada lansia (Hanum et al., 2018).
Stres merupakan faktor risiko bagi terjadinya berbagai macam penyakit, seperti hipertensi,
penyakit kardiovaskular, penyakit inflamasi, obesitas, diabetes, atherosklerosis, kanker, dan penyakit
neurodegeneratif. Di masa kini, penelitian-penelitian juga mulai menghubungkan stres dengan timbulnya
osteoporosis pada lansia.
Osteoporosis dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kualitas hidup pasien akibat
komplikasi yang menyertainya. Salah satu komplikasi yang paling penting adalah fraktur patologis yang
dapat terjadi pada panggul atau tulang belakang. Oleh karena komplikasi yang ditimbulkannya,
diperlukan biaya tinggi untuk menangani osteoporosis, yaitu mencapai 300 triliun per tahun, sehingga
menjadikannya lebih besar dibandingkan dengan stroke, infark jantung, dan kanker payudara
(Supartono, et al., 2021).
Beberapa penelitian terdahulu, yaitu penelitian Hong (2018) dan Hong Jhe (2016) telah meneliti
hubungan antara stres dan osteoporosis pada pasien yang terdiagnosis dengan gangguan kecemasan dan
post-traumatic disorder (PTSD), namun penelitian pada masyarakat umum tanpa riwayat masalah
kesehatan jiwa belum dilakukan. Di samping itu, perempuan dikatakan memiliki risiko terhadap stres

5
dan osteoporosis tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian pada perempuan lansia (Azuma et al., 2015). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peningkatan faktor risiko osteoporosis akibat stres pada
lansia.
2. RUMUSAN MASALAH (RATIONALE)
a. Bagaimana gambaran stres pada perempuan lansia?
b. Bagaimana gambaran osteoporosis pada perempuan lansia?
c. Apakah terdapat hubungan antara stres dan osteoporosis pada perempuan lansia?

3. TUJUAN PENELITIAN

TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui peningkatan faktor risiko osteoporosis akibat stres pada perempuan lansia

TUJUAN KHUSUS
a. Untuk mengetahui gambaran stres pada perempuan lansia.
b. Untuk mengetahui gambaran osteoporosis pada perempuan lansia.
c. Untuk mengetahui hubungan antara stres dan osteoporosis pada perempuan lansia.

4. MANFAAT PENELITIAN
MANFAAT TEORITIS
Menambah wawasan ilmu pengetahuan kedokteran khususnya di bidang ortopedi dan psikiatri
MANFAAT PRAKTIS
a. Bagi Responden
Menyediakan informasi mengenai hubungan antara stres dan osteoporosis sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya osteoporosis.
b. Bagi Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta

Menyediakan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan ilmu ortopedi dan
psikiatri, terutama mengenai hubungan antara stres dengan osteoporosis pada perempuan lansia.
c. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan mengenai hubungan antara stres dan osteoporosis pada perempuan
lansia, menambah pengalaman dalam melakukan penelitian, dan mengukur densitas tulang

6
dengan menggunakan alat ultrasonografi kalkaneus
d. Bagi Tenaga Medis
Menyediakan referensi bagi dokter, perawat, dan tenaga medis lain terkait hubungan stres dengan
osteoporosis pada perempuan lansia yang dapat digunakan sebagai cara untuk meningkatkan
kualitas hidup lansia

III. LANDASAN TEORI

7
1. KAJIAN TEORI
II.1 Osteoporosis

II.1.1 Definisi
Osteoporosis merupakan masalah kesehatan dunia yang ditandai oleh penurunan massa tulang
dan perubahan dari arsitektur tulang yang mengganggu kekuatan tulang dan meningkatkan risiko
fraktur (Akkawi & Zmerly, 2018). Walaupun osteoporosis dapat terjadi di segala usia, baik pada laki-
laki maupun perempuan, osteoporosis paling sering terjadi pada lansia dan perempuan (Föger-
Samwald et al., 2020).
II.1.2 Faktor Risiko
Mekanisme dasar yang menyebabkan terjadinya osteoporosis adalah ketidakseimbangan
antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Berbagai penelitian telah meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya osteoporosis, dan terbagi menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak
dapat dimodifikasi (Pouresmaeili et al., 2018):
a. Defisiensi Nutrisi dan Gaya Hidup Sedentari
Konsumsi makanan bernutrisi dengan kandungan protein, kalsium, vitamin D, susu, buah,
dan sayur yang cukup memiliki pengaruh yang positif terhadap kesehatan tulang, sedangkan
makanan yang mengandung kalori tinggi dan konsumsi alkohol dihubungkan dengan penurunan
massa tulang dan peningkatan risiko fraktur. (Barnsley et al., 2021)
b. Glukokortikoid

Glukokortikoid dapat menyebabkan gangguan pada fungsi osteoblast, merangsang apoptosis


dari osteoblast dan osteosit, serta meningkatkan pembentukan osteoklast yang akhirnya akan
berakibat pada supresi pembentukan tulang (Barnsley et al., 2021)
c. Obat Antiepileptik
Fenobarbiturat, topiramat, dan fenitoin dapat merangsang reseptor pregnane-X yang terdapat
di ginjal, usus, dan hepar sehingga meningkatkan metabolisme vitamin D menjadi metabolit inaktif
dan menyebabkan terjadinya defisiensi vitamin D (Barnsley et al., 2021)
d. Diabetes
Diabetes Mellitus Tipe 1 menyebabkan defisiensi insulin dan IGF-1 yang berperan dalam
pencapaian puncak massa tulang, terutama pada usia remaja dan dewasa awal. Diabetes Mellitus
Tipe 2 menyebabkan pembentukan Advanced Glycation End-Products (AGEs) yang mengganggu

8
pembentukan kolagen di matriks tulang sehingga menurunkan kualitas dan kekuatan tulang. Pasien
dengan diabetes juga memiliki risiko tinggi untuk terjatuh yang dikaitkan dengan faktor-faktor
seperti neuropati perifer, penurunan fungsi fisik, dan hipotensi ortostatik yang disebabkan oleh
obat-obatan DM (Barnsley et al., 2021).
e. Faktor Genetik
Variasi densitas tulang dipengaruhi oleh faktor genetik yang tidak dapat dimodifikasi.
Beberapa polimorfisme genetik telah dikaitkan dengan osteoporosis, dan yang paling banyak
diteliti adalah gen reseptor vitamin D (VDR), gen kolagen tipe I1 (COLIA1), dan gen reseptor-
estrogen (ER). Faktor-faktor risiko lain dari osteoporosis dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini
(Pouresmaeili et al., 2018).
Tabel 1. Faktor Risiko Osteoporosis
Kategori Risiko Faktor Risiko
Faktor yang dapat dimodifikasi a. IMT rendah
b. Merokok
c. Konsumsi alkohol
d. Stres
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi a. Riwayat patah tulang panggul
b. Riwayat patah ulang panggul
pada orang tua
c. Penyakit komorbid
d. Konsumsi obat
II.2 Stres

II.2.1 Definisi
Stres merupakan kondisi perasaan seseorang berupa rasa cemas atau tertekan yang disebabkan
oleh situasi yang tidak dapat dikontrol olehnya, seperti kemacetan di jalan raya, beban kerja yang
berat, atau hutang. Stres dapat menimbulkan kecemasan, ketakutan, depresi, dan PTSD. Selain itu,
stres juga memiliki dampak buruk terhadap kesehatan organ-organ tubuh yang lain seperti
kardiovaskular dan serebrovaskular (Fink, 2016).
II.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres pada Lansia
Stres yang dialami oleh lansia dapat menurunkan kualitas hidup apabila tidak dapat diatasi.
Stres yang timbul akan mengakibatkan pikiran dan persepsi yang buruk pada lansia terhadap
perubahan yang terjadi pada mereka sehingga mengakibatkan penurunan fungsi fisik. Selain itu, stres

9
juga mengganggu hubungan antara lansia dengan keluarga. Mengingat banyaknya dampak negatif
yang ditimbulkan oleh stres, maka perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi stres pada lansia,
antara lain (Issalillah & Aisyah, 2022):
a. Faktor individu merupakan faktor yang berasal dari kepribadian seseorang, meliputi motivasi,
kemampuan intelektual, dan karakteristik kepribadian.
b. Faktor lingkungan berasal dari perubahan yang terjadi pada seseorang ketika memasuki usia tua.
Kondisi ini terdiri atas kondisi fisik dan psikologis yang disebut dengan stressor. Sumber-sumber
stres dapat berasal dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas (Issalillah & Aisyah, 2022).

II.2.4 Potensi Osteoporosis Akibat Stres pada Lansia


Stres mempengaruhi kesehatan tulang melalui dua mekanisme utama, yaitu perubahan
fisiologis dan perubahan sikap ke arah perilaku tidak sehat yang menyertai stres. Proses tersebut akan
dijelaskan pada uraian di bawah ini (Ng & Chin, 2021).
a. Faktor Fisiologis
Stres berhubungan dengan disregulasi dari sistem endokrin, yaitu kortisol dan
noradrenalin. Hipersekresi kortisol terjadi akibat disregulasi HPA axis pada pasien dengan stres.
Kortisol akan meningkatkan aktivitas osteoklast dan menurunkan aktivitas osteoblast.
Stres juga dihubungkan dengan hiperaktivasi dari sistem saraf simpatis yang akan
melepaskan adrenalin dan noradrenalin. Osteoblast dan osteoklast memiliki reseptor untuk
noradrenalin, yang menunjukkan efek langsung dari sistem saraf simpatis terhadap tulang.
Penelitian Yirmiiya et al., menyatakan bahwa terdapat peningkatan resorpsi tulang akibat stres
yang ditandai dengan peningkatan level noradrenalin pada tulang.
Inflamasi juga meningkat pada kondisi stres sehingga dapat terjadi peningkatan mediator-
mediator inflamasi seperti TNF-⍺ dan IL-1. Mediator inflamasi tersebut akan meningkatkan
pembentukan osteoklast dengan menstimulasi produksi ligan RANK dan menurunkan produksi
OPG oleh osteoblast.
b. Faktor Perubahan Sikap
Stres berhubungan dengan merokok, kebiasaan makan yang tidak sehat, dan konsumsi
alkohol sebagai mekanisme koping terhadap stressor. Rokok mengandung nikotin yang dapat
menginhibisi proliferasi dan diferensiasi stem cell menjadi osteoblast. Kebiasaan makan yang
buruk dapat berpengaruh terhadap IMT. IMT yang rendah berbanding lurus dengan densitas

10
tulang (Resnasari, Supartono and Ekapurwani, 2020). Hal ini dihubungkan dengan jaringan
adiposa yang lebih sedikit, padahal adiposa berperan untuk menyekresi estrogen yang memiliki
efek protektif terhadap tulang. Sementara itu, obesitas sentral menyebabkan aktivasi dari HPA
axis sehingga terjadi disregulasi dari sistem saraf simpatis dan kondisi inflamasi yang berakibat
pada penurunan densitas tulang (Kusumaningayu, Supartono and Suciati, 2021). Konsumsi
alkohol menurunkan ekspresi IGF yang berperan untuk meningkatkan maturasi dan proliferasi
dari osteoblast. Selain itu, alkohol juga meningkatkan mediator inflamasi yang menstimulasi
resorpsi tulang.
II.3 Penelitian Terkait

Tabel 2. Penelitian Terkait


No. Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian Intervensi Kesenjangan
Peneliti,
Tahun
1. (Supartono, Skrining Densitas tulang Perbedaan: Penelitian ini
2022) Osteoporosis di semua peserta Tidak mencari telah meneliti
Masa Pandemi menurun dan hubungan antara faktor risiko
COVID-19: lebih banyak stres dengan dari
Dengan Protokol terjadi pada osteoporosis osteoporosis,
Kesehatan, peserta dengan Persamaan: namun belum
Pengukuran faktor risiko. Menganalisis meneliti
Densitas Tulang, faktor-faktor tentang
dan Identifikasi yang hubungan stres
Faktor Risiko mempengaruhi dan
osteoporosis osteoporosis
2. (Supartono et Skrining Densitas tulang Perbedaan: Penelitian ini
al., 2021) Osteoporosis peserta secara Tidak mencari telah meneliti
dengan umum semakin hubungan antara faktor risiko
Ultrasonografi menurun dengan stres dengan dari
Kalkaneus bertambahnya osteoporosis osteoporosis,
Sebagai Upaya usia Persamaan: namun belum
Pencegahan Menganalisis meneliti
Patah Tulang faktor-faktor tentang
pada Usia Lanjut yang hubungan stres
mempengaruhi dan
osteoporosis osteoporosis
4. (Hong-Jhe et The incidence Pasien dengan Perbedaan: Meneliti
al., 2016) and risk of gangguan Merupakan studi hubungan stres
osteoporosis in kecemasan cohort dan
patients with memiliki risiko retrospektif osteoporosis
anxiety disorder: 1.79 kali lebih dengan waktu pada pasien
A population- tinggi untuk follow up selama yang
based mengalami 13 tahun dan terdiagnosis
retrospective osteoporosis menggunakan gangguan
cohort study data sekunder kecemasan,

11
dari rekam medis namun belum
Persamaan: meneliti
Meneliti hubungan
hubungan antara tersebut pada
stres dengan masyarakat
osteoporosis umum
5. (Hong et al., Post-traumatic Pasien dengan Perbedaan: Meneliti
2018) stress disorder PTSD memiliki Studi longitudinal hubungan stres
and risk of risiko lebih yang dan
osteoporosis: A tinggi 2.66 kali meggunakan osteoporosis
nationwide untuk analisis data pada pasien
longitudinal mengalami dengan uji T yang
study osteoporosis independen dan terdiagnosis
dibandingkan uji korelasi PTSD, namun
pasien yang Pearson belum meneliti
sehat Persamaan: hubungan
Meneliti tersebut pada
hubungan antara masyarakat
stres dengan umum
osteoporosis

2. KERANGKA BERFIKIR
Variabel Independen Variabel Dependen
Stres Osteoporosis

Variabel Perancu Variabel Perancu

Bagan 2. Kerangka Konsep

Pada skema di atas,, variabel stres dipilih karena hubungannya dengan variabel osteoporosis
berdasarkan penelitian sebelumnya. Secara teori, hal ini dikaitkan dengan perubahan fisiologis
remodeling tulang dan perubahan sikap serta gaya hidup tidak sehat yang disebabkan oleh stres.
Fungsi remodeling tulang dapat berubah dengan meningkatnya hormon kortisol dan katekolamin yang
diakibatkan oleh stres sehingga terjadi peningkatan aktivitas osteoklast dan penurunan aktivitas

12
osteoblast yang berperan dalam penurunan kekuatan tulang. Selain itu, kortisol juga menghambat
absorpsi kalsium dan meningkatkan ekskresinya di dalam urin. Stres juga berakibat pada perubahan
perilaku seseorang yang cenderung menerapkan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok,
mengonsumsi alkohol, pola makan buruk, dan inaktivitas fisik. Hal ini berdampak pada disregulasi
sel-sel tulang sehingga terjadi peningkatan aktivitas osteoklast dan penurunan aktivitas osteoblast
yang berakibat pada penurunan kekuatan tulang. Variabel-variabel lain dipilih sebagai variabel
perancu karena merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis pada lansia
dan sulit untuk dikontrol melalui restriksi pada kriteria inklusi dan eksklusi. Oleh karena itu, peneliti
akan mengontrol variabel tersebut dengan menggunakan analisis multivariat.
Hipotesis Penelitian

a. Proporsi osteoporosis pada perempuan lansia yang mengalami stres berat dan sedang lebih tinggi
daripada proporsi osteoporosis pada lansia dengan stres ringan
b. Terdapat hubungan antara stres dengan osteoporosis pada perempuan lansia

IV. METODOLOGI PENELITIAN

1. BAHAN DAN METODE


Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang bertujuan untuk
menghubungkan variabel independen dengan variabel dependen. Desain penelitian yang digunakan
adalah cross sectional yang dilakukan dengan cara mengambil variabel independen dan variabel
dependen pada satu satuan waktu tanpa memperhatikan hubungan antar variabel berdasarkan perjalanan
waktu
Besar Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian analitik kategorikal tidak berpasangan sehingga besar sampel dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

13
(Dahlan, 2018)
Keterangan:
n = jumlah sampel minimal
Z1-α/2 = nilai z pada interval kepercayaan 95% (α = 0,05), diperoleh nilai Z1-α/2 =1,96
P1 = estimasi proporsi pada kelompok 1 (0,37)
P2 = estimasi proporsi pada kelompok 2 (0,14)
P 1+ P 2
P =
2
Z1-ß = nilai z pada kekuatan uji 0,20, diperoleh Zß = 0,84.
Nilai jumlah sampel minimal adalah 56 untuk masing-masing kelompok, kemudian dikalikan dua dan
ditambah 10% untuk mencegah drop out sampel sehingga total sampel yang diperlukan adalah 126
orang.
Metode Pengumpulan Sampel

Metode sampling yang digunakan adalah stratified random sampling, yaitu dengan mengambil
sampel melalui proses pembagian populasi ke dalam strata, memilih acak dari setiap strata, dan
menggabungkannya ke dalam sebuah sampel (Syapitri, 2021). Pada penelitian ini, sampel diambil
dari populasi perempuan lansia dan pra lansia di Kecamatan Cimanggis yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Kecamatan Cimanggis memiliki 6 kelurahan, yang masing-masing terbagi ke
dalam beberapa RW, dan setiap RW memiliki beberapa posbindu. Peneliti akan mengundi posbindu
dari masing-masing kelurahan, kemudian posbindu yang terpilih akan diundang anggotanya untuk
mengikuti kegiatan penelitian yang terdiri atas kegiatan pengisian kuesioner stres dan pengukuran
densitas tulang

Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi kuesioner Perceived Stress Scales dari Cohen

14
(1983) untuk mengukur derajat stres, kuesioner data sosio-demografis yang menjelaskan usia,
pendidikan terakhir, status pernikahan, dan pekerjaan, kuesioner faktor risiko yang menjelaskan IMT,
riwayat penurunan tinggi badan, riwayat patah tulang panggul, riwayat patah tulang panggul pada
orang tua, konsumsi alkohol dan rokok, konsumsi obat dalam jangka panjang, dan penyakit
komorbid, serta ultrasonografi kalkaneus untuk mengukur densitas tulang.
Cara Kerja
Penelitian ini dilakukan pada perempuan lansia dan pra lansia yang menjadi anggota posbindu di
Kecamatan Cimanggis yang bertempat di Depok, Jawa Barat. Subjek dipilih berdasarkan kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi yang sudah ditentukan. Subjek yang memenuhi kriteria akan dijelaskan
mengenai prosedur, maksud, dan tujuan penelitian terlebih dahulu. Subjek yang bersedia untuk
mengikuti penelitian diminta untuk menandatangani lembar informed consent. Setelah itu, subjek
diminta untuk mengisi kuesioner yang sudah disediakan kemudian densitas tulang subjek akan diukur
dengan alat ultrasonografi kalkaneus.
Alat ultrasonografi kalkaneus merupakan alat yang digunakan untuk skrining osteoporosis yang
mempunyai beberapa keunggulan, yaitu hasil ukur cukup akurat, bebas radiasi, murah, mudah
penggunaannya, dan mudah untuk dipindah-pindahkan. Sebelum mengukur densitas tulang dengan
alat ini, dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Setelah itu, jel diberikan secukupnya pada pergelangan
kaki subjek di bagian dalam dan luar. Kemudian, kaki subjek diletakkan di area pengukuran dan
ditekan sedemikian rupa supaya sensor alat dapat mendeteksi densitas tulang. Proses pengukuran
berlangsung selama kurang lebih 1 menit, dan akan ditandai dengan munculnya gambar hasil
pengukuran. Subjek dapat menerima hasil cetakan gambar tersebut untuk selanjutnya dikonsultasikan
kepada dokter secara lebih lanjut (Supartono et al., 2021).
Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk menentukan apakah alat ukur atau instrumen
penelitian tersebut valid (salih) atau tidak. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuesioner. Validitas suatu kuesioner dilihat dari kemampuan pertanyaan-pertanyaan yang ada
di dalam kuesioner untuk mengungkapkan hal yang diukur oleh kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid apabila r hitung > r tabel (Miftahul Janna & Pembimbing, 2021).

15
Penelitian ini menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale untuk mengukur derajat stres yang
sebelumnya juga pernah digunakan pada lansia. Berdasarkan penelitian Koerniawan dan
Candrawulan (2018) yang dilakukan pada 118 lansia di Palembang, didapatkan bahwa validitas
kuesioner PSS berada di rentang 0,507-0,621 yang menunjukan bahwa r hitung > r tabel sehingga
kuesioner dikatakan valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang ditujukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan cukup
dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat pengumpul data. Pengujian reliabilitas pada kuesioner
dapat dilakukan dengan uji Alfa Cronbach. Menurut Nunnally dalam Yusup (2018), suatu kuesioner
dikatakan reliabel jika koefisien Alfa Cronbach lebih dari 0,70 dan Steiner (2003) menyatakan
bahwa koefisien Alfa Cronbach tidak boleh lebih dari 0,90. Pada penelitian ini, kuesioner yang
digunakan adalah Perceived Stress Scale yang sebelumnya pernah digunakan pada penelitian
Koerniawan dan Candrawulan (2018) pada pasien lansia, dan didapatkan hasil uji reliabilitasnya
adalah 0,75, dimana nilai koefisien Alfa Cronbach >0,70 dan <0,90 sehingga kusioner dapat
dikatakan reliabel.
Analisis Data

Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan
suatu variabel, baik variabel independen maupun dependen. Pada penelitian ini, variabel yang
dideskripsikan adalah variabel data sosio-demografis yang menjelaskan usia, pendidikan terakhir,
status pernikahan, dan pekerjaan, variabel faktor risiko yang menjelaskan IMT, riwayat penurunan
tinggi badan, riwayat patah tulang panggul, riwayat patah tulang panggul pada orang tua, konsumsi
alkohol dan rokok, konsumsi obat dalam jangka panjang, dan penyakit komorbid, serta variabel hasil
pengukuran derajat stres dan densitas tulang. Analisis univariat dilakukan dengan komputerisasi
menggunakan aplikasi SPSS.
Analisis Bivariat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (stres) dengan
variabel dependen (osteoporosis) pada perempuan lansia, sehingga analisis data yang digunakan
adalah uji beda proporsi dengan uji Chi Square. Analisis tersebut digunakan pada penelitian ini sebab

16
variabel penelitian keduanya termasuk ke dalam variabel kategorik. Apabila syarat uji Chi Square
tidak terpenuhi, maka dilakukan uji alternatifnya yaitu dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hubungan
dinyatakan signifikan jika p value <0,05.
Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui odds ratio dan mengontrol variabel perancu yang
mempengaruhi densitas tulang. Pada penelitian ini, digunakan uji regresi logistik karena variabel
dependen berupa data kategorik (Dahlan, 2019).

2. PROSEDUR
Identifikasi masalah, perumusan, dan penyusunan hipotesis

Membuat proposal penelitian dari bab I-III

Sidang proposal

Pengajuan protokol penelitian kepada KEPK

Persetujuan pengajuan protokol penelitian

17
Pengambilan data primer

Penyusunan bab IV-V dan presentasi hasil penelitian

3. POPULASI DAN SUBYEK


Subjek Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah semua perempuan lansia dan pra lansia di Kecamatan Cimanggis.
Sampel pada penelitian ini diambil dari populasi perempuan lansia dan pra lansia anggota posbindu di
Kecamatan Cimanggis yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria Inklusi
a. Perempuan lansia berusia 60 tahun ke atas yang menjadi anggota posbindu di Kecamatan
Cimanggis dan bersedia untuk menghadiri kegiatan penelitian.
b. Perempuan pra lansia berusia 45-59 tahun yang menjadi anggota posbindu di Kecamatan
Cimanggis dan bersedia untuk menghadiri kegiatan penelitian

Kriteria Eksklusi

a. Perempuan lansia dan pra lansia yang memiliki gangguan kognitif sehingga tidak mampu untuk
mengisi kuesioner.
b. Perempuan lansia dan pra lansia yang terdiagnosis dengan masalah kejiwaan sebelum penelitian
dilakukan atau sedang dalam perawatan

4. WAKTU PENELITIAN
Lokasi Penelitian.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Cimanggis yang bertempat di Depok, Jawa Barat. Peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian di Kecamatan Cimanggis karena berdasarkan data Badan Pusat
Statistik Kota Depok, terdapat banyak warga lansia di Kecamatan Cimanggis, yaitu sebanyak 17.064

18
jiwa (14,7%). Penelitian Hanum (2018) juga menunjukkan bahwa angka harapan hidup di Kota
Depok adalah 73 tahun, yang melebihi angka harapan hidup nasional, yaitu 70.7 tahun. Penelitian
Supartono (2021) di Kecamatan Cimanggis menunjukkan bahwa seluruh perempuan lansia
mengalami penurunan densitas tulang.

Waktu Penelitian
Kegiatan Bulan Ke-
1 2 3 4 5 6
Pemilihan
Topik
Penelitian
&
Pembimbin
g
Penyusuna
n Proposal
penelitian
Sidang
proposal
Pengajuan
permohona
n protokol
penelitian

Pengambila
n data
primer
setelah
permohona
n protokol

19
20
dapat dikontrol 2021). stres sedang
(Fink, 2016). c. Skor 27-40 =
stres tinggi
(de Witte et
al., 2021).

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. SISTEM PENGACUAN
Akkawi, I., & Zmerly, H. (2018). Osteoporosis: Current concepts. In Joints (Vol. 6, Issue 2, pp. 122–127).
CIC Edizioni Internazionali s.r.l. https://doi.org/10.1055/s-0038-16607908
Azuma K, Adachi Y, Hayashi H, Kubo KY. Chronic Psychological Stress as a Risk Factor of Osteoporosis.
J UOEH. 2015 Dec 1;37(4):245-53. doi: 10.7888/juoeh.37.245. PMID: 26667192.
Badan Pusat Statistik [BPS]. 2021. Statistik Daerah Kecamatan Cimanggis 2021: Badan Pusat Statistik
Kota Depok

Barnsley, J., Buckland, G., Chan, P. E., Ong, A., Ramos, A. S., Baxter, M., Laskou, Dennison, E. M.,
Cooper, C., & Patel, H. P. (2021). Pathophysiology and treatment of osteoporosis: challenges for
clinical practice in older people. In Aging Clinical and Experimental Research (Vol. 33, Issue 4, pp.
759–773). Springer Science and Business Media Deutschland GmbH.
https://doi.org/10.1007/s40520-021-01817-y 

Basuki Supartono. Penggunaan ultrasonografi kalkaneus sebagai alat skrinning osteoporosis. Prosiding
Senapenmas2020. Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Kepada
Masyarakat 2 Desember 2020. Universitas Tarumanegara. ISBN: 978-623-92498-4-7.
https://Bit.Ly/Prosidingserina2020

Basuki Supartono, Sofia Wardhani, Prita Kusumaningsih. Skrinning osteoporosis dengan ultrasonografi
kalkaneus sebagai upaya pencegahan patah tulang usia lanjut. Society, Jurnal Pengabdian
Masyarakat Dan Pemberdayaan Masyarakat, Edisi April, Volume 1, Nomor 2 Tahun 2021, Hal 122-
134. https://doi.org/10.37802/Society.Vli2.132

Basuki Supartono. Skrining osteoporosis di masa pandemik covid-19: Dengan protokol kesehatan,
pengukuran densitas tulang dan identifikasi faktor risiko. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, Vol. 5,
No.1, Edisi Mei, 2022. Hal. 104-115. E-ISSN: 2621-0398, ISSN (Cetak): 2620-7710. Sinta 5.

21
https://journal.untar.ac.id/index.php/baktimas/article/view/18219/10580

Bernabei, R., Martone, A. M., Ortolani, E., Landi, F., & Marzetti, E. (2014). Screening, diagnosis and
treatment of osteoporosis: a brief review. In Clinical Cases in Mineral and Bone Metabolism (Vol.
11, Issue 3). https://doi.org/10.11138/ccmbm/2014.11.3.201

Carr, D., & Umberson, D. (2013). The Social Psychology of Stress, Health, and Coping. In Handbooks of
Sociology and Social Research (pp. 465–487). Springer Science and Business Media B.V.
https://doi.org/10.1007/978-94-007-6772-0_16

Dahlan. 2018. Kesehatan Lansia: Kajian Teori Gerontologi dan Pendekatan Asuhan pada Lansia. Malang:
Intimedia

Dahlan. 2018. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta.
Sagung Seto. 177 hal

Denina Kusumaningayu Puspitarini, Basuki Supartono, Yuli Suciati. Hubungan antara kelebihan berat
badan dengan kekuatan tulang perempuan lansia. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma.
Volume 10 Nomor 2 Edisi September 2021. e-ISSN 2580 – 5967. Sinta 4.
https://journal.uwks.ac.id/index.php/jikw/article/view/1197/pdf_1

de Witte, M., Kooijmans, R., Hermanns, M., Hooren, S. van, Biesmans, K., Hermsen, M., Stams, G. J., &
Moonen, X. (2021). Self-Report Stress Measures to Assess Stress in Adults With Mild Intellectual
Disabilities—A Scoping Review. In Frontiers in Psychology (Vol. 12). Frontiers Media S.A.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.742566

Dinas Kesehatan Kota Depok 2021: Profil Kesehatan Kota Depok 2020

Ekasari, MF. 2019. Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia: Konsep dan Berbagai Strategi Intervensi.
Malang: Wineka Media

Fink, G. (2016). Stress, Definitions, Mechanisms, and Effects Outlined: Lessons from Anxiety. In Stress:
Concepts, Cognition, Emotion, and Behavior: Handbook of Stress (pp. 3–11). Elsevier.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-800951-2.00001-7

Föger-Samwald, U., Dovjak, P., Azizi-Semrad, U., Kerschan-Schindl, K., & Pietschmann, P. (2020).

22
Osteoporosis: Pathophysiology and therapeutic options. EXCLI Journal, 19, 1017–1037.
https://doi.org/10.17179/excli2020-2591

Hanum, L., Utoyo, D. B., & Jaya, E. S. (2018). Indonesian Older Adults’ Mental Health: An Overview.
Psychological Research on Urban Society, 1(2), 74. https://doi.org/10.7454/proust.v1i2.33 

Hong-Jhe, C., Chin-Yuan, K., Ming-Shium, T., Fu-Wei, W., Ru-Yih, C., Kuang-Chieh, H., Hsiang-Ju, P.,
Ming-Yueh, C., Pan-Ming, C., & Chih-Chuan, P. (2016). The incidence and risk of osteoporosis in
patients with anxiety disorder: A Population-based retrospective cohort study. Medicine, 95(38),
e4912. https://doi.org/10.1097/MD.0000000000004912

Huang WS, Hsu JW, Huang KL, Bai YM, Su TP, Li CT, Lin WC, Chen TJ, Tsai SJ, Liou YJ, Chen MH.
Post-traumatic stress disorder and risk of osteoporosis: A nationwide longitudinal study. Stress
Health. 2018 Aug;34(3):440-445. doi: 10.1002/smi.2806. Epub 2018 Apr 15. PMID: 29656531.

Issalilah, F., & Aisyah, N. (2022). The Elderly and the Determinants of Stress. In Journal of Social Science
Studies (Vol. 2, Issue 1). 

Indira, I. (2015). Stress Questionnaire: Stress Investigation from Dermatologist. Psychoneuroimmunology


in Dermatology.

Kelly, R. R., McDonald, L. T., Jensen, N. R., Sidles, S. J., & LaRue, A. C. (2019). Impacts of psychological
stress on osteoporosis: Clinical implications and treatment interactions. In Frontiers in Psychiatry
(Vol. 10). Frontiers Media S.A. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2019.00200 

Kerr, C., Bottomley, C., Shingler, S., Giangregorio, L., de Freitas, H. M., Patel, C., Randall, S., & Gold, D.
T. (2017). The importance of physical function to people with osteoporosis. Osteoporosis
International, 28(5), 1597–1607. https://doi.org/10.1007/s00198-017-3911-9

Laras Bani Waseso, Basuki Supartono, Cut Fauziah. 2018. Physical Activity and The Strength of Bone in
Menopause Patients in National Sports Hospital in 2017. Jurnal Berkala Kedokteran. 14(1).
Vol.14.No.1p. 69-74, Feb 2018. Sinta 4

Ning, L., Guan, S., & Liu, J. (2018). An investigation into psychological stress and its determinants in
Xinjiang desert oil workers. Medicine (United States), 97(15).

23
https://doi.org/10.1097/MD.0000000000010323

Ng, J. S., & Chin, K. Y. (2021). Potential mechanisms linking psychological stress to bone health.
International Journal of Medical Sciences, 18(3), 604–614. https://doi.org/10.7150/ijms.50680

Miftahul Janna, N., & Pembimbing, D. (n.d.). KONSEP UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS DENGAN
MENGGUNAKAN SPSS.

Porter JL, Varacallo M. Osteoporosis. [Updated 2022 Jun 21]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441901/

Pouresmaeili, F., Kamalidehghan, B., Kamarehei, M., & Goh, Y. M. (2018). A comprehensive overview on
osteoporosis and its risk factors. In Therapeutics and Clinical Risk Management (Vol. 14, pp. 2029–
2049). Dove Medical Press Ltd. https://doi.org/10.2147/TCRM.S138000 

Prihatini, S., Mahirawati, V. K., Jahari, A. B., & Sudiman, H. (n.d.). FAKTOR DETERMINAN RISIKO
OSTEOPOROSIS DI TIGA PROVINSI DI INDONESIA DETERMINANT FA CTORS OF RISK OF
OSTEOPOROSIS IN THREE PRO VINCES IN INDONESIA.
https://doi.org/10.36457/gizindo.v30i1.35

Ribka Carolin, Basuki Supartono, Yanto Sandy Tjang. Efficacy of osteoporosis drugs anabolic and
antiresorptive classes in post menopause women. Jurnal Saintika Medika, Jurnal Ilmu Kesehatan dan
Kedokteran Keluarga, Faculty of Medicine UMM. Volume 17 Nomor 2 Edisi Desember 2021. e-
ISSN 2614 – X476X.Sinta4 https://doi.org/10.22219/sm.Vol17.SMUMM2.15595
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/15595. Sinta4

Seangpraw, K., Auttama, N., Kumar, R., Somrongthong, R., Tonchoy, P., & Panta, P. (2019). Stress and
associated risk factors among the elderly: A cross-sectional study from rural Thailand [version 1;
peer review: 2 approved with reservations]. F1000Research, 8.
https://doi.org/10.12688/F1000RESEARCH.17903.1

Sozen, T., Ozisik, L., & Calik Basaran, N. (2017). An overview and management of osteoporosis. European
Journal of Rheumatology, 4(1), 46–56. https://doi.org/10.5152/eurjrheum.2016.048 

24
Shafira Dwi Resnasari, Basuki Supartono, Luh Eka Purwani. 2020. The Correlation Between Low Body
Mass Index (Underweight) With Bone Strength On Elderly Women. Saintika Medika. Vol. 16. No. 1
p. 14-20, June 2020. https://doi.org/10.22218/sm.Vol16.SMUMM1.10598. Sinta 4

Sh, R., & Diagnosis, F. J. (2015). Diagnosis and management of osteoporosis. In Practitioner (Vol. 259).
www.thepractitioner.co.uk

Surahman. 2016. Metodologi Penelitian. Jakarta Selatan: Pusdik. SDM Kesehatan

Syapitri, H. 2021. Metodologi Penelitian Kesehatan. https://zlibrary.org/ireader/18499958 [diakses 3


Agustus 2022]

Wahab, A. (2021). SAMPLING DALAM PENELITIAN KESEHATAN. Jurnal Pendidikan Dan Teknologi
Kesehatan, 4.

Wiliyanarti, PF. 2018. Buku Ajar Lansia: Lanjut Usia, Perspektif, dan Masalah. Surabaya: UMSurabaya
Publishing.

Yong EL, Logan S. Menopausal osteoporosis: screening, prevention and treatment. Singapore Med J. 2021
Apr;62(4):159-166. doi: 10.11622/smedj.2021036. PMID: 33948669; PMCID: PMC8801823.

Yusup Program Studi Tadris Biologi, F., & Tarbiyah dan Keguruan, F. (2018). UJI VALIDITAS DAN
RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN KUANTITATIF. Januari-Juni, 7(1), 17–23.

2. Gunakan sumber pustaka primer dari jurnal hasil penelitian 5 tahun terakhir.
Syapitri, H. 2021. Metodologi Penelitian Kesehatan. https://zlibrary.org/ireader/18499958 [diakses 3
Agustus 2022]

Wahab, A. (2021). SAMPLING DALAM PENELITIAN KESEHATAN. Jurnal Pendidikan Dan Teknologi
Kesehatan, 4.

Wiliyanarti, PF. 2018. Buku Ajar Lansia: Lanjut Usia, Perspektif, dan Masalah. Surabaya: UMSurabaya
Publishing.
Ng, J. S., & Chin, K. Y. (2021). Potential mechanisms linking psychological stress to bone health.
International Journal of Medical Sciences, 18(3), 604–614. https://doi.org/10.7150/ijms.50680

25
Basuki Supartono. Penggunaan ultrasonografi kalkaneus sebagai alat skrinning osteoporosis. Prosiding
Senapenmas2020. Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Kepada
Masyarakat 2 Desember 2020. Universitas Tarumanegara. ISBN: 978-623-92498-4-7.
https://Bit.Ly/Prosidingserina2020

Basuki Supartono, Sofia Wardhani, Prita Kusumaningsih. Skrinning osteoporosis dengan ultrasonografi
kalkaneus sebagai upaya pencegahan patah tulang usia lanjut. Society, Jurnal Pengabdian
Masyarakat Dan Pemberdayaan Masyarakat, Edisi April, Volume 1, Nomor 2 Tahun 2021, Hal 122-
134. https://doi.org/10.37802/Society.Vli2.132

Basuki Supartono. Skrining osteoporosis di masa pandemik covid-19: Dengan protokol kesehatan,
pengukuran densitas tulang dan identifikasi faktor risiko. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, Vol. 5,
No.1, Edisi Mei, 2022. Hal. 104-115. E-ISSN: 2621-0398, ISSN (Cetak): 2620-7710. Sinta 5.
https://journal.untar.ac.id/index.php/baktimas/article/view/18219/10580

Shafira Dwi Resnasari, Basuki Supartono, Luh Eka Purwani. 2020. The Correlation Between Low Body
Mass Index (Underweight) With Bone Strength On Elderly Women. Saintika Medika. Vol. 16. No. 1
p. 14-20, June 2020. https://doi.org/10.22218/sm.Vol16.SMUMM1.10598. Sinta 4

Ribka Carolin, Basuki Supartono, Yanto Sandy Tjang. Efficacy of osteoporosis drugs anabolic and
antiresorptive classes in post menopause women. Jurnal Saintika Medika, Jurnal Ilmu Kesehatan dan
Kedokteran Keluarga, Faculty of Medicine UMM. Volume 17 Nomor 2 Edisi Desember 2021. e-
ISSN 2614 – X476X.Sinta4 https://doi.org/10.22219/sm.Vol17.SMUMM2.15595
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/15595. Sinta4

26

Anda mungkin juga menyukai