id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac1.1i1d
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Inkuiri
a. Model Pembelajaran
Secara umum “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Model dapat
dipahami sebagai: (1) suatu tipe desain; (2) suatu deskripsi atau analogi yang
dipergunakan untuk membantu proses visualisasi secsesuatu yang tidak dapat
diamati secara langsung; (3) suatu asumsi-asumsi, data-data, dan referensi-
referensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau
peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu
terjemahan realitas yng disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang
mungkin imajiner, dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan
menunjukkan sifat bentuk aslinya. Dalam istilah selanjutnya, istilah model
digunakan untuk menunjukkan pengertian yang pertama sebagai kerangka
konseptual. Model juga diartikan sebagai gambaran kecil atau miniatur dari sebuah
konsep yang besar (Syaiful Sagala, 2011: 175).
Kata pembelajaran dipakai sebagai padanan kata dari kata bahasa Inggris
“Instruction” yang memiliki pengertian lebih luas dibandingkan pengajaran.
Pengajaran ada dalam konteks guru-murid secara formal di kelas, sedangkan
pembelajaran mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru
secara fisik. Penekanan dalam pembelajaran adalah proses belajar, sehingga usaha-
usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi
proses belajar mengajar dalam diri siswa disebut sebagai pembelajaran (Sadiman
dkk: 1993)
Pembelajaran menurut Corey (1986) dalam Majid (2013) merupakan suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Pembelajaran merupakan
co m m i t t o u s e r
subjek khusus dari pendidikan. P e ng e r ti a n p e m belajaran menurut
Oemar Hamalik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac1.1i2d
dalam Majid (2013) merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling
memengaruhi dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga bisa
diartikan sebagai kegiatan terencana yang mengkondisikan. Menurut Gagne dan
Bringga (1979) dalam Majid (2013) pembelajaran adalah rangkaian peristiwa
(events) yang memengaruhi pembelajaran sehingga proses belajar dapat
berlangsung dengan mudah.
Menurut Arends (1997) dalam Majid (2013) menyatakan “the term
teaching model refers to a particular approach to instruction that includes its
goals, syntax, environment, and management system” (istilah model pengajaran
mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,
sintaksnya, lingkungan, dan sistem pengelolaannya). Model pembelajaran memilki
makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode, atau prosedur.
Menurut Joyce (1992) dalam Majid (20l3) pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagi pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas, atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Dengan demikian model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran.
Pembelajaran dalam hal ini meliputi penggunaan media pembelajaran secara
umum seperti buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain sebagainya.
b. Pembelajaran Inkuiri
Carin dan Sund (1975) dalam Gulo (2008) mengemukakan bahwa Inkuiri
adalah the process of investigating a problem. Inkuiri dalam bahasa Inggris
“Inquiry” artinya adalah pertanyaan, atau pemerikasaan, penyelidikan. Inkuiri
berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis logis,
analitis, sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya
diri. commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.i
perpustakaan.uns.ac.id d
b. Seluruh aktivitas siswa dalam mencari inti dari meteri pelajaran diharapkan
mampu menunjang rasa percaya diri serta sikap kritis terhadap materi.
c. Tujuan dari strategi inkuiri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir
sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual
sebagai bagian dari proses.
Pembelajaran Inkuiri lebih menekankan pada pengembangan mental atau
intelektual peserta didik. Perkembangan mental tersebut, menurut Piaget
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
a. Maturation atau kematangan merupakan proses perubahan fisiologis dan
anatomis yaitu pertumbuhan fisik, yang meliputi perkembangan tubuh,
perkembangan otak, dan perkembangan sistem saraf. Perkembangan otak
menjadi salah satu yang paling berpengaruh terhadap kemampuan berpikir
(intelektual) anak. Otak merupakan miniatur bola dunia yang merupakan pusat
perkembangan dan fungsi kemanusiaan.
b. Physical experience adalah tindakan-tidakan fisik yang dilakukan individu
terhadap benda-benda yang ada di lingkugan sekitarnya. Aksi atau tindakan fisik
yang dilakukan pada akhirnya akan bisa ditransfer menjadi gagasan-gagasan
atau ide. Maka pembelajaran yang murni tidak akan terjadi tanpa adanya
interaksi berbagai pegalaman personal maupun sosial.
c. Social experience adalah aktifitas pembelajaran yang berhubungan dengan
orang lain. Melalui pengalaman sosial, peserta didik bukan hanya dituntut untuk
mempertimbangkan atau mendengarkan pandangan orang lain teteapi juga akan
menumbuhkan kesadaran bahwa ada atura lain disamping aturannya sendiri.
Ada dua aspek pengalaman sosial yang dapat membantu perkembangan
intelektual. Pertama adalah pengalaman sosial dapat meningkatkan kemampuan
bahasa. Kedua, melalui pengalaman sosial peserta didik akan mampu
mengurangi egocentric-nya. Kelak akan muncul kesadaran bahwa ada orang lain
yang berbeda pandangan dengan dirinya. Pengalaman tersebut akan mampu
membentuk konsep mental antara lain kerendahan hati, toleransi, kejujuran,
etika, dan sebagainya.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac1.2i2d
Belajar merupakan suatu proses berpikir (Learning How to Think) yaitu proses
mengembangkan seluruh otak baik kanan ataupun kiri. Penggunaan inkuiri
merupakan suatu pemanfaatan dan penggunaan otak yang maksimal
e. Prinsip Keterbukaan
Dalam sebuah proses belajar, peserta didik diberi kebebasan untuk mecoba
sesuai dengan kemampuan logis dan nalar mereka. Pembelajaran yang
bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan
karena dalam proses tersebut segala seuatu mungkin bisa saja terjadi. Tugas
guru adalah menyediakan ruang untuk peserta didik dalam pengembangan
hipotesis, dan membuktikan kebenaran hipotesis (Suyadi, 2012: 118-121).
Sun and Trowbridge (1973) dalam Mulyasa (2009) mengemukakan tiga
macam model Inkuiri sebagai berikut: (1) Inquiry terpimpin (Guided Inquiry),
peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan; (2) Inquiry
Bebas (Free Inquiry), peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang
ilmuwan; (3) Inquiry bebas yang dimodifikasi (Modified free Inquiry), pada model
ini guru memberikan permasalahan atau problem, kemudian peserta didik
memecahkan masalah tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur
penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran Inkuiri
Terpimpin (Guided Inquiry), peserta didik memperoleh pedoman sesuai yang
dibutuhkan. Pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
Pendekatan ini digunakan terutama bagi peserta didik yang kurang berpengalaman
belajar dengan Inkuiri. Sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru beserta
petunjuknya (Mulyasa, 2009: 109).
Secara umum langkah-langkah dalam proses pembelajaran Inkuiri adalah
sebagai berikut :
1. Orientasi
Merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
resposive. Pada langkah ini guru atau pendidik mengkondisikan peserta didik
agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dilakukan
c ommit to user
pada tahapan orientasi adalah :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac1.2i4d
a. menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh peserta didik.
b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik untuk mencapai tujuan.
c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik pada
satu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan merupakan
persoalan yang menantang peserta didik untuk berpikir memecahkan teka-teki
tertentu. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah
antara lain:
a. Masalah hendakanya dirumuskan sendiri oleh peserta didik
b. Masalah yang disajikan merupakan masalah yang mengandung teka-teki
dengan jawaban pasti
c. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui
terlebih dahulu oleh peserta didik.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis harus di uji kebenarannya.
Hipotesis yang dimaksud adalah ketika guru mengajukan pertanyaan kepada
peserta didik yang mendorongnya untuk merumuskan jawaban sementara atau
dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu masalah
yang dibahas. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi
harus memiliki landasan berpikir yang kuat, sehingga hipotesis dimunculkan
bersifat rasional dan logis.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulakn data adalah aktifitas mencari informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran Inkuiri,
mengumpulkaan merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual.
5. Menguji Hipotesis commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac1.2i5d
ntan siswa menjelajahi informasi atau data yang menguji praduga baik
Siswa
secara
tidak
individu
banyakataupun
berusahasecara
mencari informasi untuk membuktikan praduga
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac1.2i6d
b. Peta Konsep
Novak, J. D dan Grown D.B dalam Bintoro (2014) memberikan gambaran
peta konsep seperti peta jalan. Konsep dijadikan sebagai nama tempat sedang
hubungan digambarkan sebagai jalan, maksudnya adalah hubungan diantara
konsep seperti rute perjalanan antar tempat. Lebih lanjut, peta konsep juga
digambarkan sebagai jaring. Hal ini merupakan kiasan yang sangat tepat dan
menarik terutama jika seseorang berpiki tentang keterkaitan simpul (konsep) dan
ikatan penghubung (hubungan) yang tidak hanya menggambarkan peta konsep
tetapi pengetahuan secara umum. Spesifiknya peta konsep adalah suatu bagian
contoh yang representatif dari jaringan pengetahuan yang tidak terbatas.
Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara
konsep-konsep dalam bentuk proporsi-proporsi. Proporsi-proporsi merupakan dua
atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam bentuk suatu unit
tematik. Peta konsep sebagai salah satu alat pembelajaran dalam belajar bermakna
mempunyai ciri, diantaranya commit to user
:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac1.2i8d
miliki dalam menghadapi pelajaran baru ini. Tujuam akhir adalah siswa mampu
untuk belajar bermakna.
2. Mempelajari Cara Belajar
Dalam tingkat satuan SMP atau SMA, guru dapat memberikan tugas membaca
seluruh judul dalam buku teks, kemudian mengungkapkan sari judul itu dengan
membuat peta konsep. Dengan melatih membuat peta konsep untuk mengambil
sari dari apa yang mereka baca, baik buku teks mauapun bacaan-bacaan lain,
berarti kita meminta merekan untuk membaca secara seksama. Mereka tidak
bisa disebut tidak berpikir karena dalam menghubungkan konsep-konsep
dengan kata penghubung menjadi proporsi yang bermakna bukanlah tugas yang
sambil lalu dapat dilakukan.
3. Mengungkapkan Miskonsepsi
Dalam pembuatan peta konsep. Ada kalanya ditemukan miskonsepsi yang
terjadi dari dikaitkannya dua peta konsep atau lebih yang membentuk proporsi
yang salah. Miskonsepsi sering kali mengangggu belajar seterusnya,
miskonsepsi sedapat mungkin ditiadakan melalui proses konseptual.
4. Alat Evaluasi
Selama ini evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah melalui tes onjektif atau
tes esai. Walaupun cara evaluasi ini memegang peranan penting dalam dunia
pendidikan, teknik evaluasi baru perlu dipikirkan untuk memecahkan masalah
evaluasi. Peta konsep menjadi salah satu alternatif untuk memecahkan masalah
evaluasi. Dalam menilai peta konsep yang dibuat oleh pelajarsecara ringkasi
dikemukakan empat kriteria penilaian yaitu: (1) kesahihan proporsi; (2) adanya
hierarki; (3) adanya ikatan silang; (4) adanya contoh-contoh (Ratna Willis
Dahar, 2006: 111-112).
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peta konsep
merupakan pemetaan dari peta-peta konsep utama. Konsep utama yang telah ada
dihubungkan sesuai dengan keterkaitan antar konsep sehingga hubungan antar
konsep mampu dijelaskan, sedangkan media peta konsep merupakan alat untuk
menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima pesan melalui konsep-konsep
c o m m it t o u s e r
utama yang telah dihubungkan se s u a i k et e k a it a n konsep.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.i
perpustakaan.uns.ac.id d
3. Pemahaman Kesejarahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) , kata Pemahaman berasal
dari kata “paham” yang artinya pengertian atau pemahaman banyak. Pemahaman
merupakan (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan
(mempelajari baik-baik supaya paham). Jadi pemahaman merupakan suatu proses,
perbuatan, cara untuk memahami atau memahamkan. Menurut Winkel (1996)
dalam Burhanuddin (1999) menyatakan bahwa pemahaman mencakup makna dan
arti yang dipelajari. Ia mengambil dari taksonomi Bloom, suatu taksonomi yang
dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan isntruksional (taksonomi
objectives). Bloom dalam Burhanudin (1999) membagi ke dalam tiga kategori
yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pemahaman termasuk dalam ranah
kognitif tersebut terdapat dalam aspek-aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesia dan evaluasi.
Kata kesejarahan berasal dari kata sejarah yang Artinya asal-usul
(keturunan) silsilah, atau kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau. Menurut Sidi Gazalba (1966) dalam Burhanuddin (1999) sejarah
merupakan gamabaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk
sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa lalu
dengan tafsiran dan penjelasan, yang memberi pengertian dan pemahaman tentang
apa yang telah berlalu.
Pemahaman sejarah sangat erat kaitannya dengan kesadaran sejarah. Dalam
konteks kesadaran sejarah, antara pemikiran, pemahaman, rasa dan kehendak
ataupun kecenderungan bertindak sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan. Kesadaran sejarah memiliki pengertian yang luas dari pada sekedar
memahami, memperhatikan, dan mengingat suatu obyek sejarah (Sardiman, 1989:
23)
Pemahaman kesejarahan didefinisikan sebagai apa yang harus diketahui
oleh siswa tentang sejarah (keluarga, masyarakat, negara dan dunia). Pemahaman
digambarkan dari catatan (aspirasi, usaha, perlakuan,kegagalan) aktifitas manusia
c o m m i t t o use r
dalam aspek sosial, politik, eko n o m i , s a in d an teknologi, ekonomi
dan budaya,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac1.3i1d
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar
memang bukan sesuatu yang mudah untuk
c o mm it t o u se r
mendapatkannya. Dibutuhkan k e m am p u a n y ang luar biasa serta
kesungguhan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac1.3i2d
C. Kerangka Berpikir
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac1.3i4d
Awal
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac1.3i5d
Siklus I:
Tindakan Penggunaanmodel pembelajaran Inkuiri -Planning
dan media peta konsep
-Tindakan
-Observasi
D. Hipotesis
Memperhatikan landasan teori dan kerangka berpikir tersebut diatas, maka hipotesis
tindakan dirumuskan sebagai berikut: “Dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri
dengan media peta konsep akan meningkatkan pemahaman kesejarahan dan prestasi belaja
siswa kelas X-MIA 5 SMA Negeri 5 Surakarta”
commit to user