Anda di halaman 1dari 21

AIR & SANITASI

NIKIE ASTORINA YD
AIR & SANITASI
• Air yang aman dan sehat merupakan hal mendasar bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Penyediaan
akses terhadap air bersih merupakan salah satu instrumen yang paling efektif dalam mempromosikan
kesehatan dan mengurangi kemiskinan. Namun demikian, hingga saat ini, akses.
• isu yang berhubungan dengan air
• siklus dan suplai air
• peran air dalam penularan penyakit
• pengolahan air bersih
• pengolahan air limbah
• pencegahan polusi air
• Sanitasi yang aman telah diketahui secara luas sebagai pondasi esensial bagi peningkatan kesehatan,
kesejahteraan dan produktivitas ekonomi, namun kemajuan dalam penurunan beban penyakit yang
berhubungan dengan masalah sanitasi yang dialami oleh penduduk miskin di negara-negara berkembang
masih lambat.
• definisi higiene dan sanitasi serta kaitannya dengan kesehatan
• Dampak kesehatan yang berhubungan dengan sanitasi
• Sanitasi total berbasis masyarakat.
AIR
ISU AIR BERSIH
• Tahun 2007, WHO memperkirakan setiap tahun,
lebih dari 1,6 juta penduduk, 90% di antaranya
adalah balita, meninggal karena penyakit
bawaan air yang bisa dicegah, antara lain diare,
demam tifoid dan hepatitis.
• Saat ini diperkirakan sekitar 2,4 milyar penduduk
dunia tidak memiliki akses terhadap sanitasi dan
663 juta tidak memiliki akses terhadap sumber
air bersih.
• Pengambilan air permukaan dan air tanah yang
berlebihan serta adanya pencemaran air
sehingga mengakibatkan menurunnya muka air,
menyusutnya aliran dan tercemarnya air sungai,
menurunnya kualitas air, populasi ikan, kepunahan
spesies tertentu dan degradasi fungsi ekosistem
akuatik
SIKLUS DAN SUPLAI AIR
• Lebih dari 97% air yang ada di bumi
berupa air asin yang terdapat di lautan
dan samudra. Sisanya yang berupa air
tawar, lebih dari dua pertiganya terdapat
dalam bentuk es di kutub utara dan
selatan.
• Tanpa evaporasi terus-menerus dari lautan,
presipitasi pada daratan dan limpasan
kembal ke lautan, tidak terjadi pengisian
kembali air permukaan atau air tanah Air selalu mengalami perpindahan kontinyu antara berbagai
yang terisi kembali, sehingga dapat lokasi yang berbeda, yang dikenal dengan nama siklus
berakibat pada habisnya suplai air tawar. hidrologis.
• Dua sumber utama air bersih yang
digunakan oleh manusia adalah air tanah
dan air permukaan → kualitas berbeda
PERAN AIR DALAM PENULARAN
PENYAKIT
• Waterborne diseases (penyakit bawaan air), antara lain meliputi kholera, demam
typhoid, dan disentri, yang disebabkan oleh air minum yang mengadung virus atau
bakteri infeksius, yang seringkali berasal dari kotoran manusia maupun hewan.
• Water-washed diseases, seperti infeksi kulit dan mata, yang disebabkan oleh
kurangnya air yang aman untuk membersihkan diri.
• Water-based diseases, seperti schistosomiasis, disebarkan oleh organisme yang
berkembang di air dan menjadi parasit pada manusia. Organismeorganisme ini
tersebar Melalui airyang tercemar dan Dengan mengkonsumsi Ikan yang tidak
benar-benar matang atau tidak dimasak.
• Water-related insect vectors diseases → berbagai penyakit bawaan vektor, antara
lain yang disebarkan oleh nyamuk (malaria, DBD, chikungunya dll), yang
berkembang biak dalam air atau dekat dengan badan air dan menyebarkan
penyakit.
KONTAMINASI AIR MINUM

• Kontaminasi dapat dibedakan menjadi sumber berupa titik (point source) dan
sumber yang tersebar (diffuse source)
• Dasar keamanan air minum ditetapkan berdasarkan standar nasional
ataupun panduan internasional. Salah satu yang terpenting adalah panduan
WHO untuk kualitas air minum (WHO Guidelines for Drinking-Water Quality).
Kontaminasi Mikroba
• Escherichia coli dan faecal streptococci sebagai indikator kontaminasi tinja/kotoran
(faecal contamination)
• Asumsi yang digunakan adalah jika organisme indikator tersebut terdeteksi, maka
berarti patogen, termasuk virus, juga mungkin terkandung di dalamnya sehingga
diperlukan tindakan antisipatif.
• Namun, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan analisis mengakibatkan bahwa jika
terdeteksi organisme indikator, berarti bahwa air terkontaminasi segera akan
diterima oleh konsumen bahkan mungkin telah dikonsumsi
• volume contoh air yang sedikit (biasanya 100 ml) menunjukkan bahwa pemantauan
seperti ini tidak cukup menjamin keamanan air minum
• patogen oportunis seperti Pseudomonas aeruginosa dan Aeromonas spp dapat
berkembang-biak selama distribusi pada kondisi yang sesuai
Kontaminan Kimiawi
• Arsenik bawaan air (waterborne arsenic) → kanker pada kulit, paru, kandung
• kemih dan mungkin hati, arsenik menyebabkan berbagai efek merugikan seperti hiperkeratosis dan
penyakit vaskuler peripheral (WHO →<10 mg/l)
• Fluorida bawaan air → meningkatnya densitas tulang dan dapat menyebabkan patah tulang dan
kelainan bentuk skeletal (WHO →<10mg/lt)
• Selenium dan uranium → Pada area dengan kadar seleniferous, air minum dapat menyumbangkan
asupan selenium yang tinggi, yang dapat menyebabkan kerontokan rambut, lemahnya kuku dan lesi
pada kulit, dan yang lebih serius adalah perubahan pada saraf periferal. Uranium ditemukan pada air
tanah yang berhubungan dengan batuan granit dan deposit mineral lainnya. Uranium merupakan
toksikan pada ginjal dan berhubungan dengan peningkatan ekskresi fraksi kalsium dan juga
meningkatnya mikroglobulinurea.
• Besi (Fe) dan mangan (Mn)
• Zat-zat kimia bersumber dari aktivitas pertanian, salah satunya adalah nitrat (<50 mg/l) →
methaemoglobinaemia, atau blue-baby syndrome
• hidrokarbon aromatik dengan BM rendah dapat meningkatkan masalah odor yang berlebihan pada
konsentrasi kurang dari 30 µg/l
• Produk samping pengolahan air → oksidan kimia → trihalometana → < 100 µg/l.
• Endocrine disrupter → Phthalates, bisphenols, alkyl phenols, alkyl phenol ethoxylates, polyethoxylates,
pestisida, hormon-hormon manusia dan obat-obatan → efek-efek kesehatan reproduksi
PENGOLAHAN AIR BERSIH
PENGOLAHAN AIR LIMBAH
• Padatan tersuspensi (partikel-partikel fisik yang dapat menyumbat selokan dan
sungai karena dapat mengendap karena gaya gravitasi
• Bahan organik dapat terurai (biodegradable organics) misalnya BOD yang dapat
berfungsi sebagai makanan bagi mikroorganisme. Microorganisme bergabung
dengan bahan ini dengan oksigen dalam air menghasilkan energi yang dibutuhkan
untuk tumbuh dan berlipat-ganda.
• Bakteri patogen dan organisme penyebab penyakit lainnya. ini merupakan hal
yang paling penting karena air olahan digunakan sebagai air minum atau untuk
keperluan lain yang mana menyebabkan konsumen kontak dengannya
• Nutrien, seperti nitrat dan fosfat. Nutrien ini dapat menyebabkan alga yang tidak
diinginkan dalam konsentrasi tinggi, sehingga menjadikannya sebagai beban muatan
organik dapat terdegradasi.
Pengolahan primer (mekanis) didesain untuk
menghilangkan padatan-padatan besar, tersuspensi dan
mengapung dari limbah.
Prosesnya meliputi penyaringan (screening) untuk
menangkap padatan dan sedimentasi oleh gravitasi untuk
menghilangkan padatan tersuspensi. Tahap ini terkadang
disebut sebagai pengolahan mekanis. Pengolahan primer
dapat mengurangi BOD sebanyak 20-30% dan padatan
tersuspensi total sekitar 50-60%.

Pengolahan tersier → pengolahan tambahan yang


dapat menghilangkan lebih dari 99 % pencemar, sehingga
menghasilkan efluen yang hamper memenuhi kualitas air
Pengolahan sekunder (biologis) menghilangkan materi organik bersih.
terlarut yang dapat lolos dari pengolahan primer → oleh mikroorganisme Teknologi yang digunakan mungkin sangat mahal,
yang memakan materi organik dan mengubahnya menjadi CO2, air dan membutuhkan teknik tingkat tinggi dan operator yang terlatih
energi untuk keperluan pertumbuhan dan reproduksinya → Proses baik, suplai energi yang tetap, serta zat-zat kimia dan
biologis diikuti dengan tangki pengendapan tambahan (sedimentasi peralatan tertentu yang mungkin jarang tersedia atau
sekunder) untuk menghilangkan lebih banyak lagi padatan tersuspensi bahkan belum ada. Sebagai contoh adalah modifikasi IPAL
→ sekitar 85% padatan tersuspensi dan BOD dapat dihilangkan dengan sekunder konvensional untuk menghilangkan fosfor dan
proses ini. nitrogen.
Teknologi ini meliputi proses dasar lumpur aktif (activated sludge),
berbagai kolam/bak dan sistem constructed wetland, trickling filters dan
aktivitas biologis lainnya.
Disinfeksi, biasanya dengan klorin, dapat menjadi
tahap terakhir sebelum efluen dibuang.
PENCEGAHAN POLUSI AIR
• Tujuan → mengurangi, mengeliminasi atau mencegah polusi dari sumbernya → disebut pula
sebagai pengurangan dari sumber (source reduction), adalah pendekatan pencegahan dalam
manajemen limbah
• Hal yang dapat dilakukan:
• merancang-ulang proses manufaktur sehingga menggunakan lebih sedikit air
• mendaur-ulang air industry
• menata kemiringan halaman dengan tanaman yang membutuhkan lebih sedikit air
• memperbaiki kebocoran saluran air
• menggunakan meteran air
• meningkatkan harga air
• menggunakan toilet yang memerlukan lebih sedikit Air
• mengumpulkan dan mendaur-ulang air buangan rumah tangga untuk mengairi taman dan tanaman non-
pangan
• memurnikan dan menggunakan kembali air untuk perumahan, perkantoran dan apartemen
SANITASI
HIGIENE DAN SANITASI SERTA KAITANNYA
DENGAN KESEHATAN
• Higiene → kumpulan praktek-praktek yang • Sanitasi → pemeliharaan kondisi higinis, melalui
berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan dan penyediaan fasilitas dan jasa seperti penyediaan
gaya hidup sehat kebersihan menstrual. air bersih, penyediaan fasilitas pembuangan feses
Peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan dan urin, fasilitas pembuangan sampah dan air
praktek yang mengubah perilaku individu menuju limbah yang memenuhi syarat kesehatan.
ke praktek yang lebih sehat merupakan fokus dari
promosi higiene.
• Sanitasi → pencegahan kontak antara manusia
dengan sampah/kotoran. Sanitasi juga berarti
• Praktek higiene yang aman mencakup perilaku mempromosikan kesehatan melalui pencegahan
kesehatan yang luas, seperti cuci tangan pakai kontak antara manusia dengan bahaya yang
sabun sebelum makan, dan setelah BAB atau berhubungan dengan makanan yang tidak sehat,
membuang sampah. air yang tidak bersih dan aman, serta rumah yang
tidak memenuhi syarat kesehatan, juga
keberadaan vektor (organisme yang
mentransmisikan penyakit) dan lingkungan yang
kotor.
MANFAAT AKAN DIPEROLEH DENGAN MENINGKATKAN
SANITASI

• Mengurangi risiko diarea


• Mengurangi penyebaran cacing usus, schistosomiasis dan trachoma, yang
merupakan penyakit tropis yang terabaikan (neglected tropical diseases) yang
menyebabkan jutaan penderita;
• Mengurangi keparahan dan dampak malnutrisi;
• Meningkatkan kehadiran siswa di sekolah, dll
DAMPAK KESEHATAN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN SANITASI
• Feses yang tidak dikelola dengan baik
merupakan salah satu penyebab utama
masalah kesehatan, terutama diare.
Satu gram feses segar dari seseorang
yang terinfeksi dapat mengandung
sekitar 106 virus pathogen, 106–108
bakteri pathogens, 104 protozoa cysts
atau oocysts, dan 10–104 telur helminth
(cacing parasit). Transmisi utama
penyakit melalui jalur faecal-oral

Jalur transmisi faecal-oral dan intervensi


untuk mencegahnya (www.ehp.niehs.nih.gov)
• Diare → peningkatan sanitasi dapat mengurangi kejadian penyakit diare sekitar 32 – 37 %
• Studi kohort longitudinal yang dilakukan di Salvador, Brazil, menemukan bahwa peningkatan cakupan saluran air
limbah dari 26% menjadi 80% pada populasi target menyebabkan penurunan 22% prevalensi diare pada anak usia
batita (bawah 3 th); sedangkan pada areaarea di mana prevalensi diare Tertinggi dan cakupan sanitasi terendah,
prevalensi diare turun sebanyak 43%.
• Dapat disimpulkan bahwa prevalensi penyakit diare dapat diturunkan secara signifikan melalui intervensi yang didesain
untuk meningkatkan sanitasi dan kondisi umum kualitas hidup rumah tangga.

• Penyakit tropis terabaikan (neglected tropical diseases) → jalur transmisi faecal-oral


• Trachoma suatu penelitian dengan desain clusterrandomised control trial di Ghana menemukan bahwa penyediaan toilet
mengurangi jumlah lalat Musca sorbens (yang merupakan vektor trachoma) secara signifikan, yang ditangkap dari mata
anak-anak dan menurunkan sebanyak 30% prevalensi trachoma
• Cacing parasit (helminth) → dampak buruk pada status gizi individu yang terinfeksi, dengan konsekuensi terhambatnya
pertumbuhan pada anak-anak, dan anaemia, terutama pada ibu hamil. Telur-telurnya kemudian dibuang melalui feses
pejamu terinfeksi, sehingga melalui BAB sembarangan (open defecation), berpindah dan menginfeksi orang lain.
Praktek BAB dengan sanitasi yang baik dapat memutus rantai penularan.
• Schistosomiasis → intervensi pada fasilitas sanitasi (dan air) merupakan hal esensial bagi pengendalian dan eliminasi
jangka panjang schistosomiasis

• Infeksi saluran pernafasan akut (acute respiratory infections)


• Infeksi saluran pernafasan akut merupakan penyebab utama mortalitas di negara-negara berkembang, yang
menyebabkan sebanyak 4,2 juta kematian setiap tahun (sekitar 1,6 juta di antaranya balita). Meskipun sanitasi tidak
berhubungan langsung dengan semua infeksi saluran pernafasan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sebanyak
26% infeksi saluran pernafasan bagian bawah akut yang terjadi pada anak-anak kurang gizi di pedesaan Ghana
berhubungan dengan diare yang dialaminya.

• Kekurangan gizi (undernutrition)


• Sanitasi, higiene dan air yang berkualitas buruk berkontribusi terhadap sekitar 50% konsekuensi masa kanak-kanak
dan ibu yang memiliki berat badan kurang, terutama melalui sinergi antara penyakit diare dan kurang gizi, di mana
paparan terhadap salah satu meningkatkan kerentanan terhadap yang lain.
STBM (SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT)
• pendekatan dan paradigma baru pembangunan sanitasi di Indonesia yg
mengedepankan pemberdayaan masyarakat
• Tujuan: untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter
secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
• Indikator outcome STBM → menurunnya kejadian penyakit diare dan
penyakit berbasis lainnya
• Indikator output STBM →
• Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar
sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang
tempat (open defecation free/ODF).
• Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan
yang aman di rumah tangga.
• Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas
(seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia
fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang
mencuci tangan dengan benar.
• Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
• Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.
TERIMA KASIH

Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai