DisusunOleh :
Kelompok Pembimbing Akademik Prof. Dr. RifdaNaufalin, S.P., M.P
Adi Harmony
Laila Sausan El Islmi
Nabila Ayu Sekarini
Niti
Siti Mutoharoh
A1F016054
A1F016070
A1F016038
A1F016022
A1F016006
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
Disusunoleh :
Kelompok
Adi Harmony
Laila Sausan El Islmi
Nabila Ayu Sekarini
Niti
Siti Mutoharoh
A1F016054
A1F016070
A1F016038
A1F016070
A1F016070
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air pada awal mulanya merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui.
Namun, pada masa sekarang ini banyak permasalahan yang muncul karena
keterbatasan air dari segi kuantitas maupun kualitas air sebagai air bersih. Hal itu
dikarenakan sumber daya alam yang jumlahnya tidak bertambah namun
penggunaannya yang semakin bertambah banyak. Indonesia merupakan salah satu
negara yang sedang menghadapi krisis air bersih. Sejumlah kota besar di
Indonesia menghadapi krisis air baku atau air bersih dalam beberapa tahun
mendatang. Kota-kota besar itu diantaranya Jakarta, Bandung, Semarang,
Surabaya, Denpasar, Medan, Makassar, dan Balikpapan. Swastanisasi dan
perubahan cara pandang masyarakat terhadap air, dianggap sebuah upaya untuk
melestarikan air dan memperpanjang daya gunanya.
Krisis air bersih di perkotaan umumnya berbentuk tercemarnya sungaisungai oleh limbah rumah tangga dan industri. Padahal air sungai itu dijadikan
bahan baku pengolahan air kotor oleh Perusahaan Air Minum (PAM) menjadi air
bersih. Dalam hal ini, peran dari PDAM sangatlah penting karena pemenuhan
akan kebutuhan air bersih masyarakat sangt bergantung pada kinerja dari PDAM.
Semakin tercemar air baku yang ada, semakin mahal biaya pengolahannya.
Di antara banyak hal yang harus dibiayai oleh PDAM dalam kegiatan proses
produksi dan distribusi air kepada para pelanggan, proses pengolahan air paling
banyak membutuhkan biaya operasional. Situasi ini memaksa masyarakat
membayar lebih mahal air bersih yang mereka gunakan. Seiring kemajuan dan
kemampuan mengoperasionalkan peralatan dan mesin mutakhir, PDAM dalam
melakukan proses pengolahan air menggunakan teknik pengolahan lengkap yang
secara garis besar terdiri dari intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan
klorinasi. Pengolahan lengkap tersebut diberlakukan pada air baku yang berasal
dari air permukaan atau sungai.
B. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
flokulen
(kelas
2),
pengendapan
zone,
pengendapan
(straining), flokulasi antar butir, sedimentasi antar butir, dan proses biologis.
Dilihat dari segi desain kecepatan, filtrasi dapat digolongkan menjadi saringan
pasir cepat (filter bertekanan dan filter terbuka) dan saringan pasir lambat (Martin
D, 2001). Setelah filter digunakan beberapa saat, filter akan mengalami
penyumbatan. Untuk itu perlu pembersihan, yang dapat dilakukan dengan
pencucian dengan udara dan pencucian dengan air (pencucian permukaan filter
dengan penyemprotan dan pencucian dengan backwash). Sedangkan tenaga untuk
pencucian dapat dilakukan dengan cara pompa (memompa air yang ada di
reservoir penampung ke dasar filter), menggelontor air yang ada di reservoir atas
(elevated tank) secara gravitasi ke dasar filter, dan menggelontor air yang ada di
filter
sebelahnya
ke
filter
yang
sudah
jenuh
(interfilter).
Hal
yang
dipertimbangkan dalam mendesain proses filtrasi adalah media filter dan hidrolika
filtrasi.
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air
minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Air adalah
materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun mahluk hidup yang berada
di planet bumi ini, yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup, baik pada
tumbuh tumbuhan ataupun pada hewan ( termasuk di dalam nya manusia ) akan
terkandung sejumlah air, yaitu lebih dari 75 % kandungan sel tumbuh tumbuhan
atau lebih dari 67 % kandungan sel hewan terdiri dari air. Jika kandungan tersebut
kurang, misalnya dehidrasi pada manusia yang di akibatkan muntaber, kalau tidak
cepat di tanggulangi akan mengakibatkan kematian, tanaman yang lupa tidak di
siram pun akan layu dan kalau di biarkan akan mati. ( Suriawiria, 2005 ).
Tubuh manusia sebagian terdiri dari air, kira kira 60 70 % dari berat
badan nya. Untuk kelangsungan hidup manusia, tubuh manusia memerlukan air
yang jumlah nya antara lain tergantung berat badan nya. Untuk orang dewasa
kira kira memerlukan air 2.200 gram setiap harinya. Kegunaan air bagi tubuh
manusia antara lain untuk proses pencernaan, kebersihan, mengatur keseimbangan
suhu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan. Apabila kekurangan
banyak air, maka akan mengakibatkan kematian. ( Sutrisno, 2004 ).
III.
A. Tempat Pelaksanaan
METODE PRAKTIKUM
Waktu pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan pada Hari Kamis, 24 November 2016. Lama
waktu praktikum dimulai pada pukul 11.45 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB
C. Metode pelaksanaan
1. Wawancara
Wawancara yang di lakukan di sini berupa tanya jawab dengan pihak terkait
untuk memperoleh informasi yang lengkap dan efektif
2. Observasi
Observasi di lakukan secara langsung pada obyek kunjungan industri yaitu
PDAM Tirta Kesugihan ,Cilacap.
D. Alat danBahan
Alat
-
Pompa air
Pengaduk
Bak penampungan
Penyaring
Bahan
-
Air sungai
Larutan kapur tohor
Gas chloor
Kaporit
Tawas
E. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum pengantar teknologi pertanian dilaksanakan di PDAM Tirta
Wijaya Cilacap. Metode yang digunakan untuk pengambilan data adalah dengan
melakukan obeservasi, yaitu semua anggota kelompok turun langsung kelapangan
melakukan pengamatan, wawancara dan dokumentasi berupa pengambilan foto
atau gambar untuk mengumpulan bahan bahan yang dibutuhkan untuk
melengkapi
laporan
yang
ada
dibuat
ini.
Dalam praktikum ini kami melakukan pengamatan mengenai alat-alat yang berada
di
PDAM
kemudian
memperhatikan
lingkungan
yang
ada
IV.
A. Hasil
Pre sedimentasi (pre sedimentation operation)
koagulasi
flokulasi
desinfeksi
filtrasi
pengendapan
Unit proses dan operasi pada sistem pengolahan air minum pada umumnya adalah
sebagai berikut :
1
Unit
operasi
pre-sedimentasi
bermanfaat
Tahapan awal dari proses penjernihan air adalah proses koagulasi. Proses
koagulasi adalah peristiwa pengikatan partikel koloid dalam air menjadi flokulan
dengan menggunakan bahan kimia koagulan. Partikel flokulan memiliki bobot
jenis yang lebih berat daripada air. Bahan kimia yang digunakan pada umumnya
Tahapan akhir dari proses produksi air minum adalah proses desinfeksi.proses
desinfeksi adalah proses pemusnahan bakteri secara kimiawi dengan dosis yang
telah ditentukan. Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi pada umumnya
menggunakan chlorine. Proses chlorinasi dibagi menjadi tiga macam yaitu :
Pre-chlorinasi
Pre-chorinasi adalah pembubuhan chlorin yang dilakukan sebelum air baku
mengalami pengolahan koagulasi. Tujuannya antara lain adalah menurunkan
sebagian senyawa organik dalam air baku, mengoksidasi logam-logam terlarut
juga mengontrol pertumbukan algae dan lumut dalam tangki-tangki pengolah air.
Dengan penerapkan pre-chlorinasi maka proses koagulasi dapat berjalan optimal.
Dosis chlor untuk prechlorinasi dioperasikan pada kisaran 0.2 0.4 mg/l.
Post chlorinasi
Post chlorinasi adalah proses pembubuhan senyawa chlor pada akhir proses
produksi didalam CWS. Untuk membasmi kandungan mokroorganisme pathogen
dalam air dilakukan proses disinfeksi senyawa chlor. Efektifitas desinfeksi
bergantung pada beberapa variable diantaranya : jenis desinfektan, pH air, waktu
Super chlorinasi
Super chlorinasi diartikan sebagai proses pembubuhan senyawa chlor dengan
dosis lebih untuk keperluan keamanan jaringan distribusi air minum dalam pipa
yang diberlakukan secara insidentil. Proses tersebut dilakukan untuk mengatasi
penurunan sisa chlor dititik-titik terjauh selama periode jangka lebih lama. Dosis
chlor maksimal dibubuhkan berkisar antara 1 -2 mg/l selama 24 jam.
B. Pembahasan
Sistem penyediaan air bersih di Kesugihan Cilacap direncanakan, dirancang,
dibangun, serta dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan bantuan
keuangan dan teknik dari Pemerintah Australia. Rencana induk penyediaan air
bersih Cilacap yang dibiayai oleh Pemerintah Australia dimulai tahun 1975
merupakan bagian dari rencana perbaikan prasarana yang diperlukan untuk
menunjang pengembangan Cilacap sebagai kota industri. Perencanaan secara
terinci dimulai pada tahun 1980/1981 dan pelaksanaan konstruksi dimulai tahun
1981. Semua bahan dan peralatan pada umumnya disediakan sebagai bantuan dari
Pemerintah Australia yaitu konstruksi dan instalasi, terkecuali peralatan proses
instalasi pengolahan dibiayai oleh pemerintah Indonesia. Proyek Penyediaan
Sarana Air Bersih (PPSAB) Cilacap Instalasi Kesugihan selesai dibangun pada
tahun 1985 dan dibuka secara resmi oleh Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Suyono
Sosrodarsono pada tanggal 15 Oktober 1985. Selanjutnya setelah mengalami
beberapa perubahan pengelolaan, Instalasi Pengolahan Air Kesugihan akhirnya
dikelola oleh pemerintah kabupaten melalui salah satu Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) yaitu PDAM Cilacap dan sekarang menjadi PDAM Tirta Wijaya
Kabupaten Cilacap.
Keberadaan intake 3 terus dikembangkan hingga kapasitas pompa yang ada dapat
memenuhi kebutuhan produksi secara maksimal. Hingga saat ini hanya ada satu
intake yang beroperasi secara kontinyu yaitu intake 3 sebagai sumber utama air
baku pada IPA 400 maupun 50 l/dt.
b. Unit Proses Penjernihan Air (clearator)
Unit proses penjernihan air terdiri dari tiga kompartemen pengolahan air yaitu,
diffuser, floculator dan settler. Diffuser didesain untuk mendifusikan bahan kimia
ke dalam air baku agar koagulasi dapat berjalan secara homogen. Floculator
adalah tempat pembentukan flok-flok air yang mengandung lumpur terdestabilisasi oleh koagulant. Sedangkan pada zona settler air yang mengandung flok
akan mengalami pengendapan secara kontinyu sehingga didapat air bebas flok.
Flok-flok akan mengendap ke bawah dan sisanya adalah air yang lebih jernih
menuju ke arah vertikal dan masuk ke clarifier.
c. Unit Operasi Filtrasi (Filtration Operation)
Operasi filtrasi adalah operasi penyaringan air clarifier hasil pengendapan
dengan menggunakan media filter untuk menghilangkan sisa flok dalam bentuk
float yang halus untuk mendapatkan kualitas air yang lebih jernih. Perbedaan
kejernihan air sebelum dan sesudah filtrasi dapat diukur dengan turbidimeter.
Secara periodik filter harus dicuci balik atau backwash menggunakan air BWS
supaya akumulasi lumpur pada media filter dibuang sehingga filter dapat
beroperasi normal. Spesifikasi umum filter cepat adalah sebagai berikut :
d. Unit Operasi Pompa Transmisi
Unit bangunan transmisi terdiri dari Clear Water Storage 1 dan 2 (CWS) serta
Unit Pompa transmisi 1, 2 dan 3. Bangunan CWS berfungsi sebagai penyimpanan
sementara produk air jernih dan juga sebagai reaktor pada proses chlorinasi.
Selama proses chlorinasi sebagian dosis chlor akan berkurang akibat adanya
proses desinfeksi. Dosis chlor yang tersisa sering disebut sisa chlor bebas. Sisa
chlor bebas dalam air harus mencukupi hingga perjalanan ait ke titik pipa terjauh.
V.
A. Simpulan
PDAM Tirta Wijaya sebagai penyuplai kebutuhan air masyarakat kota
Cilacap, Kecamatan Jeruklegi dan sebagian wilayah Kecamatan Kesugihan area
selatan dan barat. Kecamatan Maos, Kroya, Adipala dan Sampang pada
umumnya.
Tahapan pengolahan IPA di PDAM Tirta Wijaya adalah : pre-sedimentasi,
koagulasi, flokulasi, settling, filtrasi, dan chlorinasi.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan antara lain :
Untuk menilai kualitas dari air PDAM tersebut sudah baik atau tidak tidak dapat
dilihat secara visual saja, namun harus dilakukan analisa terhadap air bersih
sehingga air bersih layak dikonsumsi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno T., dkk, 2001. Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta : Rineka Cipta.
Muhammad, Agus. 2004. PengantarTeknologiPengolahanHasilPertanian.
UniversitasDipenogoro: Semarang.
Hasan, Urip Muhammad. 2001. TeknologiPertanian Modern. PT. Soeroengan,
Jakarta.
Profil instalasi pengolahan air bersih kesugihan pdam tirta wijaya kabupaten
cilacap. Bagian produksi 2013
LAMPIRAN
a.
b.
Gambar a dan b Fasilitas Intake 3
c.
Gambar c. Unit Clearator
d.
Gambar d. Unit filter cepat
e.
Gambar e.. Panel Energi listrik Berkapasitas 750 kw