Nesparnas 2017 Buku 1
Nesparnas 2017 Buku 1
KATA PENGANTAR
ISBN : 978-602-51081-3-6
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....………….……….............……......……………… i
TIM PENYUSUN …….............…………….....................……………........ ii
DAFTAR ISI …….............………….……….....................……………........ iii
DAFTAR TABEL ...............………….......………………...………………… v
Halaman
Tabel 4.1. Peranan Pariwisata terhadap PDB Indonesia dari Sisi Neraca
Penggunaan, Tahun 2016 (triliun rupiah) ..............…................ 53
Tabel 4.2. Peranan Pariwisata dalam Investasi Nasional, Tahun 2016 ...... 54
Tabel 4.3. Ringkasan Pengeluaran Terkait Pariwisata Indonesia, Tahun
2016 (miliar rupiah) .................................................................. 55
Tabel 4.4. Dampak Ekonomi Pariwisata Tahun 2016 …........................ 58
Tabel 5.1. Jumlah Tenaga Kerja pada Industri Pariwisata Menurut Status
Pekerjaan Utama, Tahun 2016 ................................................... 67
Tabel 5.2. Jumlah Tenaga Kerja pada Industri Pariwisata Menurut Jenis
Kelamin, Tahun 2016 ................................................................. 68
Tabel 6.3. Sepuluh Negara Tujuan Wisata Utama di Dunia Tahun 2015
dan 2016 .................................................................................... 81
PENDAHULUAN
Pariwisata sekarang telah menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar dan
mempunyai tingkat pertumbuhan paling pesat dan menjadi salah sumber utama
pendapatan bagi banyak negara di dunia. Melalui penerimaan devisa, penciptaan
lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha, serta pembangunan infrastruktur
menjadikan pariwisata sebagai salah satu penggerak utama (key driver) kemajuan
sosio-ekonomi suatu negara. Berdasar laporan World Travel and Tourism Council
(WTTC) pada tahun 2016 sumbangan pariwisata terhadap produk domestik bruto
(PDB) dunia mencapai 10 persen. Sementara penerimaan dari kunjungan wisatawan
internasional menyumbang tujuh persen dari total ekspor barang dan jasa dunia.
Dilihat dari penciptaan lapangan kerja, satu dari 10 tenaga kerja diciptakan oleh
sektor pariwisata (UNWTO, 2017).
Organisasi Pariwisata Dunia (World Tourism Organization, UNWTO)
memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional akan mencapai 1,8
miliar pada tahun 2030 dengan tingkat pertumbuhan kunjungan per tahun sebesar
3,3 persen. Perkiraan UNWTO tersebut sudah tentu menggiurkan pelaku usaha
pariwisata di berbagai negara. Sekarang muncul banyak daerah tujuan wisata baru
di dunia di luar negara tujuan wisata yang secara tradisional menjadi tujuan favorit
seperti Eropa dan Amerika Utara. Wilayah Asia dan Pasifik diperkirakan
mempunyai pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding kawasan lain, bahkan di
negara tertentu pertumbuhannya jauh lebih tinggi. Bagi Indonesia, ini merupakan
peluang sekaligus tantangan dalam pengembangan kepariwisataan nasional.
Di tengah kompetisi dunia yang semakin ketat, ditambah dengan ancaman
keamanan, perekonomian dunia yang belum sepenuhnya pulih, dan gejolak politik
global yang masih terjadi dibeberapa negara, maka dibutuhkan inovasi dan strategi
yang tepat, serta produktif untuk merebut pasar pariwisata. Menangani pariwisata
bukanlah hal yang mudah karena pariwisata bukan sektor yang berdiri sendiri.
Pembangunan pariwisata melibatkan hampir semua sektor ekonomi baik industri
yang berkarakter pariwisata (tourism characteristic industry), seperti hotel dan
restoran, maupun industri yang sepintas tidak berkaitan langsung dengan industri
1.2. Permasalahan
1.3. Tujuan
1.5. Metodologi
B. Pelaksanaan Lapangan
Pengumpulan data lapangan dalam hal ini, akan dilakukan oleh petugas yang
telah dilatih dengan menggunakan kuesioner yang telah terstruktur.
C. Pengolahan
1) Pengolahan data pengeluaran wisnus dan dunia usaha untuk pariwisata
Untuk mempercepat hasil studi ini dilakukan pengolahan dengan sistem
komputer dimana dilakukan tahapan-tahapan standar seperti: editing,
coding, entry data, tabulasi, dan analisa.
2) Pengolahan Nesparnas
Pengolahan pada tahap ini menggunakan Tabel Input Ouput. Data
permintaan akhir dari pariwisata yang telah dikumpulkan pada tahap awal,
PARIWISATA
PERMINTAAN PENAWARAN
Bangunan dan
Pengeluaran konstruksi
Wisnas Biro
(Pre+Post Trip) Perjalanan
Rekreasi dan
Hiburan
Cenderamata
Kesehatan.
Kecantikan dan
Jasa lainnya
Produk industri
bukan makanan
Produk pertanian
a. Klasifikasi
Dengan demikian maka konsep dan definisi wisatawan apabila dilihat dari
sisi permintaan adalah sebagai berikut:
Konsep wisatawan Indonesia yang pergi ke luar negeri atau wisatawan nasional
(wisnas) adalah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri bukan
untuk bekerja atau memperoleh penghasilan di luar negeri dan tinggal tidak lebih dari
12 bulan dengan maksud kunjungan antara lain: (a) berlibur, (b) bisnis, (c) kesehatan,
(d) pendidikan, (e) misi/pertemuan/kongres, (f) mengunjungi teman/keluarga, (g)
keagamaan, (h) olahraga, dan (i) lainnya.
Ada 10 (sepuluh) jenis tabel ikhtisar dan tabel subneraca yang digunakan
sebagai bagian analisis dalam kerangka Neraca Pariwisata (Tourism Satellite Account)
yang direkomendasikan oleh UNWTO. Tabel-tabel standar ini disusun sedemikian
rupa agar kinerja sektor pariwisata dan posisinya dalam ekonomi makro daerah dapat
dijelaskan secara terukur dan memadai. Namun demikian struktur tabel dalam
Nesparnas ini berbeda dengan sepuluh tabel yang direkomendasikan oleh UNWTO,
karena keterbatasan data di Indonesia dan adanya perbedaan klasifikasi dari produk
pariwisata. Sebagai contoh data same day visitors tidak tersedia secara rinci.
Berdasarkan hasil kajian data yang tersedia, tabel-tabel yang dapat disusun adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1. Input-Output Untuk Sistem Perekonomian dengan Tiga Sektor Produksi
Alokasi
Permintaan Antara
Output
Permintaan Jumlah
Sektor Produksi Akhir Output
Struktur Input 1 2 3
1 x11 x12 x31 F1 X1
Input Sektor
2 x21 x22 x32 F2 X2
Antara Produksi
3 x31 x23 x33 F3 X3
Input Primer V1 V2 V3
Jumlah Input X1 X2 X3
Nilai tambah bruto (NTB) merupakan bagian dari nilai output sektor
ekonomi. Sebagai balas jasa atas faktor produksi, NTB mencakup kompensasi
tenaga kerja, surplus usaha, dan pajak dikurangi subsidi lainnya atas produksi (pajak
atas produksi neto). Sebagaimana model I-O untuk menghasilkan nilai output akibat
konsumsi pariwisata, nilai tambah yang diciptakan juga berbanding lurus dengan
permintaan atau konsumsi kepariwisataan. Formulasi yang menunjukkan hubungan
tersebut adalah sebagai berikut:
Vi = v (I-Ad)-1. C i
= v . Xi ...................................... (2)
dimana:
Salah satu komponen nilai tambah bruto adalah kompensasi tenaga kerja
dan pajak kurang subsidi lainnya atas produksi (pajak atas produksi neto). Pajak
lainnya atas produksi adalah pajak yang dikenakan dalam rangka proses produksi.
Pajak lainnya atas produksi mencakup pajak yang dibayar atas lahan, aset, tenaga
kerja, dan lainnya dalam aktivitas produksi. Dari model I-O dapat diturunkan
hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan kepariwisataan. Hubungan tersebut
dapat disajikan sebagai berikut:
Vji = vj (I-Ad)-1. C i
= vj . Xi ...............................................(3)
dimana:
Vji = Kompensasi tenaga kerja dan pajak atas produksi neto akibat
konsumsi kepariwisataan.
vj = matriks diagonal koefisien kompensasi tenaga kerja dan pajak atas
produksi neto, yaitu rasio antara upah/gaji dan pajak tak langsung
sektor tertentu dengan outputnya.
j = 1) kompensasi tenaga kerja, 2) pajak atas produksi neto.
Ci = konsumsi kepariwisataan, mencakup 1) inbound, 2) outbound, 3)
wisnus, 4) investasi pariwisata, dan 5) pengeluaran pemerintah untuk
pariwisata
i = 1, 2, 3, 4, 5.
Jumlah perjalanan 245 290 250 036 251 237 256 419 264 338
Sumber: BPS
Bila dilihat travel balance menurut provinsi, jumlah perjalanan wisnus yang
masuk ke suatu provinsi tidak berbeda jauh dengan mereka yang keluar dari
provinsi tersebut. Pola ini juga terjadi pada deerah-daerah yang jumlah
Nilai
Distribusi
Jenis Produk (miliar
(%)
rupiah)
(1) (2) (3)
1. Hotel dan akomodasi 25.135,02 10,40
2. Restoran dan sejenisnya 54.702,62 22,63
3. Angkutan domestik 88.265,44 36,52
4. Biro perjalanan, operator &
5.022,17 2,08
Pramuwisata
5. Jasa seni budaya, rekreasi & hib 6.394,87 2,65
6. Jasa pariwisata lainnya 5.063,63 2,10
7. Cenderamata 11.928,35 4,94
8. Kesehatan dan kecantikan 142,90 0,06
9. Produk industri non makanan 36.310,52 15,02
10. Produk pertanian 8.709,39 3,60
Nilai Distribusi
Provinsi Asal
(miliar rupiah) (%)
(1) (2) (3)
Tabel 3.6. Struktur Pengeluaran Wisman Menurut Produk Barang dan Jasa yang
Dikonsumsi, Tahun 2016
Nilai Distribusi
Jenis Produk
(miliar rupiah) (%)
(1) (2) (3)
1. Hotel dan akomodasi 71.940,48 40,82
2. Restoran dan sejenisnya 33.776,79 19,17
3. Angkutan domestik 18.538,92 10,52
4. Biro perjalanan, operator dan
pramuwisata
4.161,92 2,36
Nilai Distribusi
Moda Angkutan
(miliar rupiah) (%)
(1) (2) (3)
1. Udara 9.611,5 89,99
2. Air 1.057,4 9,90
3. Darat 11,2 0,10
Total Pengeluaran 10.680,1 100,00
Sumber: Kementerian Pariwisata, 2016 (diolah kembali)
Sumber: BPS
Tabel 3.10. Struktur Investasi Pariwisata Baik yang Bersifat Langsung maupun
Tidak Langsung, Tahun 2016 (miliar rupiah)
Swasta/RT/ Pemerintah
Jenis Barang Modal BUMN/ Jumlah
BUMD Pusat Daerah
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Bangunan Hotel &
27 865,44 27 865,44
Akomodasi lainnya - -
2. Bangunan Restoran &
9 794,65 9 794,65
sejenisnya - -
3. Bangunan Bukan Tempat
23 450,86 23 464,00
Tinggal 5,31 7,83
4. Bangunan OR, rekreasi,
12 661,33 11,89 18,43 12 691,64
hiburan, seni & budaya
5. Infrastuktur
(Jalan,Jembatan, 34 712,03 10,09 13,21 34 735,33
Pelabuhan)
Pemerintah
Jenis Aktivitas Dist (%)
Pusat Daerah Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Tabel 4.2. Peranan Pariwisata dalam Investasi Nasional Tahun 2016 (persen)
Investasi Pariwisata
Bangunan hotel dan
27 865,44 27 865,44
akomodasi
Bangunan restoran dan
9 794,65 9 794,65
sejenisnya
Bangunan bukan tempat
23 464,00 23 464,00
tinggal
Bangunan OR, rekreasi,
12 691,64 12 691,64
hiburan,seni & budaya
Infrastruktur 34 735,33 34 735,33
Bangunan lainnya 14 972,15 14 972,15
Mesin dan peralatan 7 388,38 7 388,38
Alat angkutan 7 969,24 7 969,24
Barang modal lainnya 10 076,02 10 076,02
Tabel 4.5. Dampak Pariwisata terhadap PDB Menurut Sektor, Tahun 2016
PDB akibat
PDB Nasional
Industri Pariwisata Share (%)
(miliar Rp)
(miliar Rp)
(1) (2) (3) (4)
01. Pertanian 62 246,3 1 638 645,5 3,80
02. Pertambangan dan Penggalian 24 663,2 897 116,1 2,75
03. Industri Manufaktur 116 819,7 2 609 421,9 4,48
04. Listrik, Gas, Air, dan Daur ulang 3 815,4 152 233,6 2,51
05. Bangunan 46 384,1 1 314 252,5 3,53
06. Perdagangan 36 519,9 1 620 593,1 2,25
07. Penyediaan akomodasi 60 365,7 87 235,2 69,20
08. Penyediaan makan minum 41 279,6 279 630,2 14,76
09. Angkutan Kereta Api 992,0 6 907,7 14,36
10. Angkutan Darat 18 773,3 297 653,1 6,31
11. Angkutan Air 2 861,4 49 772,6 5,75
12. Angkutan Udara 15 721,1 157 842,6 9,96
13. Jasa Penunjang angkt. 9 113,2 105 043,1 8,68
14. Komunikasi 14 061,2 450 600,1 3,12
15. Jasa Lainnya 42 123,7 2 338 983,8 1,80
Jumlah 495 739,8 12 005 931,2 4,13
Sumber: BPS
STRUKTUR
EKONOMI
NASIONAL
Pengeluaran Wisnus
(241,67)
Dampak terhadap 4,32 % Produksi Nasional
produksi barang & jasa
(23.916,47)
(1.033,93)
Investasi Sektor
Pariwisata
(148,46)
Dampak terhadap 4,13 % PDB Indonesia
PDB sektoral
(12.005,93)
(495,74)
Pengeluaran Wisnas
(pre+post)
(7,51)
Dampak terhadap 3,86 % Total Kompensasi
kompensasi TK TK Nasioanal
(157,01) (4.068,12)
Pengeluaran
Anggaran Pemerintah
untuk Pariwisata
(10,51) Dampak terhadap pajak 3,84 % Total Pajak
atas produksi neto Nasional
(3,86) (100,64)
TENAGA KERJA
INDUSTRI PARIWISATA
Tabel 5.1. Jumlah Tenaga Kerja pada Industri Pariwisata Menurut Status Pekerjaan
Utama, Tahun 2016
Jumlah
Status Pekerjaan Distribusi (%)
(000 org)
(1) (2) (3)
01. Berusaha sendiri 3.213,4 26,17
02. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh
3.144,3 25,61
tidak dibayar
03. Berusaha dibantu buruh tetap/brh dibayar 507,7 4,14
04. Buruh/karyawan 2.901,1 23,63
05. Pekerja bebas 109,9 0,89
06. Pekerja tak dibayar 2.402,6 19,57
Jumlah 12.279,0 100,00
Sumber: BPS, 2016
Jumlah
Jenis Kelamin Distribusi (%)
(000 org)
(1) (2) (3)
01. Laki-laki 4.979,9 40,56
02. Perempuan 7.299,1 59,44
Tabel 5.3. Jumlah Tenaga Kerja pada Industri Pariwisata Menurut Kelompok
Umur, Tahun 2016
Jumlah
Kelompok Umur Distribusi (%)
(000 org)
(1) (2) (3)
01. 15-24 1.893,5 15,42
02. 25-54 8.519,3 69,38
03. 55-59 832,7 6,78
04. 60+ 1.033,5 8,42
Tabel 5.4. Jumlah Tenaga Kerja pada Industri Pariwisata Menurut Pendidikan
Terakhir yang Ditamatkan, Tahun 2016
Jumlah
Pendidikan Distribusi (%)
(000 org)
(1) (2) (3)
01. ≤ SMP 7.025,6 57,22
02. SMA 4.398,7 35,82
03. Diploma I/II/III 350,1 2,85
04. Universitas 504,6 4,11
Dilihat menurut lapangan usaha sebagai mana dapat dilihat pada Tabel 5.5,
industri pariwisata yang menyerap tenaga kerja paling besar adalah usaha penyedia
makan minum dan perdagangan yang masing-masing mempunyai share mencapai
45,87 persen dan 40,79 persen. Usaha lain yang cukup besar kontribusinya dalam
penyerapan tenaga kerja adalah usaha penyediaan akomodasi dan kegiatan olah raga
dan rekreasi lainnya yang masing-masing menyumbang 5,03 persen dan 1,69
persen. Sementara kegiatan hiburan, kesenian dan kreativitas menyumbang 0,88
persen. Usaha angkutan dan jasa agen perjalanan wisata mempunyai kontribusi
masing-masing sebesar 0,40 persen dan 0,63 persen.
Jumlah
Lapangan Usaha Distribusi (%)
(000 org)
(1) (2) (3)
01. Perdagangan 5.008,6 40,79
02. Angkutan 49,0 0,40
03. Penyediaan Akomodasi 617,4 5,03
04. Penyediaan Makan minum 5.632,0 45,87
05. Jasa Agen Perjalanan 77,7 0,63
06. Kegiatan Hiburan, Kesenian dan
108,6 0,88
Kreativitas
07. Perpustakaan, Arsip, Museum dan
29,1 0,24
Kegiatan Kebudayaan Lainnya
08. Kegiatan Olahraga dan Rekreasi
207,1 1,69
Lainnya
09. Lainnya 549,4 4,47
Jumlah 12.279,0 100,00
Sumber: BPS, 2016
Tabel 5.6. Distribusi Pekerja pada Usaha Akomodasi menurut Jenis Pekerjaan,
Tahun 2016 (Persen)
Akomodasi
Jenis Pekerjaan Hotel Bintang Total
Lainnya
(1) (2) (3) (4)
01. Direktur 1,71 6,59 3,59
02. Manajer 5,27 7,38 6,08
03. Asisten Manajer 3,93 2,19 3,26
04. Penyelia 11,97 4,10 8,94
05. Teknis 43,09 46,29 44,32
06. Administrasi 7,93 8,96 8,32
07. Lainnya 26,10 24,49 25,48
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS, 2016
Tabel 5.7. Struktur Pekerja pada Usaha Hotel Berbintang menurut Tingkat
Pendidikan dan Jenis Kejuruan, Tahun 2016 (Persen)
Kejuruan
Tingkat Pendidikan Lainnya Jumlah
Pariwisata
(1) (2) (3) (4)
01. ≤ SMP - 14,91
10,56
02. SMA 66,39
49,13 61,36
03. Diploma I/II/III 8,54
40,55 17,88
04. Universitas 10,15
10,32 10,20
Jumlah 100,00
100,00 100,00
Distribusi 70,83
29,17 100,00
Sumber: BPS, 2016
Dilihat menurut jenis kelamin, pada usaha akomodasi jumlah pekerja laki-
laki lebih banyak dibanding jumlah pekerja perempuan. Tenaga kerja di usaha
akomodasi sampai saat ini masih didominasi oleh pekerja laki-laki yaitu 70,23
persen, sedangkan tenaga kerja perempuan hanya berperan 29,77 persen dari total
pekerja usaha akomodasi lainnya. Dilihat menurut jenjang pendidikan, baik tenaga
kerja laki-laki maupun perempuan didominasi oleh mereka yang menamatkan
pendidikan pada jenjang SMA diikuti Diploma I/II/III. Sedikit berbeda untuk
Tabel 5.8. Struktur Pekerja pada Usaha Akomodasi Lainnya Menurut Tingkat
Pendidikan dan Jenis Kelamin, Tahun 2016 (Persen)
(1) (2)
01. WNI 99,85
a. Tetap 74,43
b. Tidak Tetap 24,56
c. Tidak Dibayar 0,86
02. WNA 0,15
Jumlah 100,00
Sumber: BPS, 2015
Tabel. 5.12. Persentase Pekerja WNI pada Usaha SPA menurut Pendidikan,
Tahun 2015
Pendidikan Distribusi
(1) (2)
01. ≤ SMP 11,51
02. SMA 78,72
03. Diploma I/II/III 5,12
04. Universitas 4,65
Jumlah 100,00
Sumber: BPS, 2016
Tabel 6.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Dunia Tahun 2015 dan 2016
(juta orang)
Tabel 6.2. Jumlah Penerimaan dari Wisman Dunia Tahun 2015 dan 2016
Devisa Perubahan
(miliar US$) (%) Share
Perubahan
Kawasan (mata uang 2016
(%)
2016 2015 lokal, (%)
konstan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Afrika 34,8 32,8 6,1 8,3 2,9
Amerika 313,2 305,6 2,5 2,7 25,7
Asia Pasifik (tanpa Indonesia) 354,3 337,2 5,1 4,8 29,1
Eropa 447,3 449,6 -0,5 0,9 36,7
Timur Tengah 57,6 58,2 -1,0 -1,6 4,7
Indonesia 12,4 12,2 1,8 1,0
Total 1.219,6 1.195,6 2,0 2,6 100,0
Sumber: Tourism Highlights, 2017 edition, UNWTO
Dari Tabel 6.2 terlihat bahwa dalam dolar Amerika Serikat sebagian besar
kawasan mengalami kenaikan penerimaan devisa dari pariwisata kecuali Eropa dan
Timur Tengah yang mengalami penurunan penerimaan devisa masing-masing
sebesar sebesar 0,5 persen dan 1,0 persen. Penerimaan devisa di Indonesia juga
mengalami kenaikan sebesar 1,8 persen. Namun jika dilihat berdasar nilai konstan,
semua kawasan menunjukkan nilai yang positif, kecuali Timur Tengah yang
mengalami penurunan. Peningkatan terbesar terjadi di kawasan Afrika yang
mencapai 8,3 persen.
Jika dilihat menurut negara tujuan wisata utama, berdasarkan dua
komponen utama, yaitu jumlah kunjungan dan penerimaan devisa, delapan negara
masuk dalam daftar keduanya. Untuk sepuluh negara besar penerima kunjungan
wisatawan, tidak banyak pergeseran posisi. Perubahan yang terjadi hanya perubahan
Tabel 6.3. Sepuluh Negara Tujuan Wisata Utama di Dunia Tahun 2015 dan 2016
Wisman (juta orang)
Negara Perubahan (%)
2016 2015
(1) (2) (3) (4)
1. Perancis 82,6 84,5 -2,2
2. Amerika 75,6 77,5 -2,4
3. Spanyol 75,6 68,5 10,3
4. Tiongkok 59,3 56,9 4,2
5. Itali 52,4 50,7 3,2
6. Inggris 35,8 34,4 4,0
7. Jerman 35,6 35,0 1,7
8. Meksiko 35,0 32,1 8,9
9. Thailand 32,6 29,9 8,9
10. Turki - 39,5 -
Sumber: Tourism Highlights, 2017 edition, UNWTO
Tabel 6.4. Sepuluh Negara Penghasil Devisa Utama di Dunia Tahun 2015 dan 2016
Badan Pusat Statistik, Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input Output, Jakarta,
November 2008
World Travel and Tourism Council, Update Principles for Travel and Tourism
National Satellite Account, September 1998,
Negara Asal
Jenis Produk
Tiongkok Malaysia Singapura Australia Jepang India
a. Jumlah wisatawan 1 556 771 1 541 197 1 515 701 1 302 292 545 392 422 045
a. Jumlah wisatawan 386 789 352 017 316 782 298 910 3 281 379 11 519 275
b. Lama Tinggal (hari) 7,34 12,07 11,45 5,47 9,31 8,39
Provinsi Asal
Jenis Pengeluaran
Sumut Sumbar DKI Jabar Jateng Yogya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Hotel dan 429,93 332,75 3 644,23 3 854,84 1 228,05 440,66
akomodasi
a. Jumlah perjalanan 9 398 998 5 019 290 24 046 943 43 619 718 40 120 408 6 436 655
Lanjutan
Provinsi Asal
Jenis Pengeluaran Jumlah
Jatim Bali Sulut Jatim Bali
(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Hotel dan 1 856,23 258,39 559,63 647,89 11 882,43 25 135,02
akomodasi
2. Restoran dan 5 818,71 1 210,47 707,31 1 550,67 22 251,22 54 702,62
sejenisnya
Total Pengeluaran 23 994,60 4 348,09 3 948,95 7 038,94 109 328,23 241 674,91
a. Jumlah perjalanan 43 207 169 8 465 669 2 722 230 8 692 154 72 608 284 264 337 518
Provinsi Tujusn
Jenis Pengeluaran
Sumut Sumbar DKI Jabar Jateng Yogya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Hotel dan 590,53 293,72 6 564,63 4 648,05 2 149,65 1 485,76
akomodasi
a. Jumlah 10 305 972 5 921 182 13 779 837 44 611 468 42 433 954 13 081 408
perjalanan
Lanjutan
Provinsi Tujuan
Jenis Pengeluaran Jumlah
Jatim Bali Sulut Sulsel Lainnya
(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Hotel dan 3 003,78 1 517,79 299,94 888,64 3 692,54 25 135,02
akomodasi
a. Jumlah 44 379 219 9 090 015 2 628 569 9 465 868 68 640 026 264 337 518
perjalanan
Outbound
Jenis Pengeluaran Wisman Wisnus Jumlah
Pre Trip Post Trip
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Hotel dan akomodasi 71 940,48 25 135,02 64,85 30,55 97 170,90
lainnya
2. Restoran dan sejenisnya 33 776,79 54 702,62 725,06 341,60 89 546,08
3. Transpot lokal 18 538,92 88 265,44 1 041,64 490,75 108 336,74
4. Transpot internasional 10 680,06 - - - 10 680,06
5. Biro perjalanan, tur 4 161,92 5 022,17 1 395,49 657,46 11 237,04
operator dan pemandu
wisata
6. Seni, budaya, rekreasi dan 9 646,66 6 394,87 - - 16 041,52
hiburan
7. Jasa pariwisata lainnya 1 060,35 5 063,63 - - 6 123,98
8. Suvenir 11 524,39 11 928,35 - - 23 452,75
9. Kesehatan dan kecantikan 3 265,05 142,90 - - 3 407,94
10. Produk industri bukan 9 395,59 36 310,52 1 879,04 885,27 48 470,42
makanan
11. Produk Pertanian 2 238,29 8 709,39 - - 10 947,68
Total Pengeluaran 176 228,50 241 674,91 5 106,08 2 405,63 425 415,12
a. Jumlah 11 519 275 264 337 518 8 340 408 8 340 408
Perjalanan/kunjungan
b. Rata-rata Lama Tinggal / 8,39 2,91 - -
bepergian (hari)
c. Rata-rata Pengeluaran per 15 298,58 914,27 612,21 288,43
kunjungan/perjalanan
(000 rp)
Sektor Pariwisata
Lanjutan
Sektor Pariwisata
Penanam Modal
Swasta/ Pemerintah
Jenis Barang Modal
BUMN/ Jumlah
Pusat Daerah
BUMD
(1) (2) (3) (4) (5)
Banyaknya Distribusi
Sektor
(orang) (%)
(1) (2) (3)
Pemerintah
Jenis Aktivitas
Pusat Daerah Jumlah
(1) (2) (3) (4)
Lanjutan
Pajak Atas
PDB Kompensasi TK
Produksi Neto
SEKTOR PRODUKSI
Total Total Total
% %
% Par
(Milyar Rp) Par (Milyar Rp) (Milyar Rp) Par