Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASPEK ASPEK PENGGUNAAN BAHASA

DOSEN PEMBIMBING
Shabrina Rasyid Munthe M.S

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2

Roman Jaya

Afrizal Mahdi

Pinta Apriani Siagian

Febrina Rizky Hasibuan

Faisal Azhari Sahputra Hasibuan

UNIVERSITAS ALWASHLIYAH LABUHANBATU


FAKULTAS TEHNIK INFORMATIKA
2022
            KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah
memberikan kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah “Bahasa Indonesia” dalam bentuk makalah,
Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabiyullah Muhammad, SAW.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan


kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul
“Aspek Aspek Penggunaan Bahasa” ini, masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini, kami berharap dari makalah yang kami susun ini dapat
bermamfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Rantau Prapat, September 2022

Penyusun

      
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2

D. Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Asal Mula Bahasa Indonesia............................................................ 3

B. Proses Pengesahan Bahasa Indonesia...............................................

C. Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar.....................

D. Aspek Bahasa...................................................................................

BAB II.PENUTUP .............................................................................................

A. Kesimpulan ...................................................................................

B. Saran .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa merupakan kebutuhan vital manusia dalam  berkomunikasi dengan manusia


atau sekelompok manusia lainnya. Sifat dasar manusia yang selalu saling membutuhkan satu
dengan lainnya menjadikan bahasa menjadi kebutuhan mutlak dalam berinteraksi.
Kemampuan manusia menciptakan bahasa untuk berkomunikasi mendukung
keberadaanya sebagai makhluk sosial semakin menonjolkan perbedaan manusia dengan
makhluk Tuhan lainnya. Meskipun tidak hanya bahasa yang menjadi alat komunikasi, tidak
dapat dipungkiri bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang sederhana dan sangat mudah
dipahami dalam kehidupan bermasyarakat.
Bahasa merupakan asset yang paling berharga dimiliki oleh suatu kelompok,seperti
bangsa Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Indonesia terdiri
dari banyak suku dan kelompok yang memiliki bahasa dan budaya berbeda-beda, dengan
adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional telah mencerminkan persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia yang majemuk.
Akan tetapi banyak yang tidak mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar,
khususnya remaja zaman sekarang. Dengan semakin berkembangnya bahasa gaul dan
berbagai modifikasi dari bahasa asing, bahasa Indonesia yang sesungguhnya mulai luntur dan
dilupakan.
Berbahasa adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek
bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut Sebagai salah satu keterampilan yang
harus dikuasai, keterampilan menulis tidak hanya melibatkan unsur kebahasaan, tetapi juga
unsur di luar bahasa. Kreativitas dan wawasan yang dimiliki penulis ikut berpengaruh
terhadap hasil tulisan.
Menulis juga merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peran penting dalam
dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi,
mengemukakan gagasan baik dari dalam maupun luar dirinya, dan mampu memperkaya
pengalamannya. Melalui kegiatan menulis pula orang dapat mengambil manfaat bagi
perkembangan dirinya. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat
mekanistis. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi
dilaksanakan melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang
tersusun dengan baik. Kejelasan organisasi tulisan bergantung pada cara berpikir, penyusunan
yang tepat, dan struktur kalimat yang baik sangat menentukan keberhasilan dalam proses
komunikasi. Aspek-aspek tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan antara satu dengan
yang lain.
Memasuki era globalisasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang cepat dan persaingan sumber daya manusia yang tinggi mulai merambah dan
mempengaruhi dunia pendidikan. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia manusi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah asal mula munculnya bahasa indonesia?
2. Bagaimanakah proses disahkannya bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan
indonesia?
3. Bagaimanakah perkembangan ejaan bahasa indonesia sampai saat ini?
4. Bagaimana pentingnya aspek dalam bahasa indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui asal mula munculnya bahasa indonesia.
2. Untuk mengetahui proses disahkannya bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan
indonesia.
3. Mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Untuk mengetahui pentingnya aspek dalam bahasa indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Mula Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah
sebuah variasi dari bahasa Melayu. Dalam hal ini dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu
Riau, tetapi telahr mengalami perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan
proses pembakuan pada awal abad ke-20. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan
bahasa yang hidup dan terus berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui
penciptaan maupun melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa Melayu (bahasa Melayu
Kuno) dipakai sebagai bahasa kenegaraan. Hal itu dapat diketahui, dari empat prasasti berusia
berdekatan yang ditemukan di Sumatra bagian selatan peninggalan kerajaan tersebut. Prasati
tersebut di antaranya adalah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun
683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka
tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu
bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu yang
digunakan bercampur kata-kata bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan, di
Kepulauan Nusantara, para pedagangnya membuat orang-orang yang berniaga terpaksa
menggunakan bahasa Melayu walaupun dengan cara kurang sempurna. Hal itu melahirkan
berbagai varian lokal dan temporal pada bahasa Melayu yang secara umum dinamakan
bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti.
Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun abad ke-
9) dan prasasti di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan penyebaran
penggunaan bahasa itu di Pulau Jawa. Penemuan keping tembaga Laguna di dekat Manila,
Pulau Luzon, berangka tahun 900 Masehi juga menunjukkan keterkaitan wilayah tersebut
dengan Sriwijaya.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu
karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi.
Penggunaanya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan
Semenanjung Malaya. Kemudian, Malaka merupakan tempat bertemunya para nelayan dari
berbagai negara dan mereka membuat sebuah kota serta mengembangkan bahasa mereka
sendiri dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari bahasa di sekitar daerah tersebut. Kota
Malaka yang posisinya sangat menguntungkan (strategis) menjadi bandar utama di kawasan
Asia Tenggara. Bahasa Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling tepat di kawasa
timur jauh. Ejaan resmi bahasa Melayu pertama kali disusun oleh Ch. A. van Ophuijsen yang
dibantu oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer yang dimuat
dalam kitab Logat Melayu pada tahun 1801.

B. Proses Pengesahan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan


Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad-20, Pemerintah Kolonial Hindia
Belanda melihat pegawai pribumi memiliki kemampuan memahami bahasa Belanda yang
sangat rendah. Hal itu yang menyebabkan pemerintah kolonial Belanda ingin menggunakan
bahasa Melayu untuk mempermudah komunikasi, yakni dengan patokan bahasa Melayu
Tinggi yang sudah mempunyai kitab-kitab rujukan.
Sarjana Belanda mulai membuat standarisasi bahasa, mereka mulai menyebarkan
bahasa Melayu yang mengadopsi ejaan Van Ophusijen dari Kitab Logat Melayu. Penyebaran
bahasa Melayu secara lebih luas lagi dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur
(Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun 1908. Pada 1917 namanya diganti menjadi Balai
Poestaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah
Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang
membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
Pada 16 Juni 1927, saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo
pertama kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di sinilah bahasa
Indonesia mulai berkembang. Pada 28 Oktober 1928, Muhammad Yamin mengusulkan
bahasa Melayu sebagai bahasa nasional dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah
Pemuda.Muhammad Yamin berkata, "Jika mengacu pada masa depan bahasa- bahasa yang
ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi
bahasa persatuan, yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Namun, dari dua bahasa itu, bahasa
Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."
Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya
sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Tiga tahun kemudian,
Sutan Takdir Alisyahbana menyusun “Tata bahasa Baru Bahasa Indonesia”. Pada tanggal 25-
28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Kongres tersebut
menghasilkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan
secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah Undang-
Undang Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa bahasa Indonesia
adalah bahasa negara.

C. Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar


Sering kita dengar ungkapan “gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar.”
Terhadap ungkapan itu timbul banyak reaksi. Pertama, orang mengira bahwa kata baik dan
benar dalam ungkapan itu mengandung arti atau makna yang sama atau identik. Sebenarnya
tidak! Justru ungkapan itu memberikan kesempatan dan hak kepada pemakai bahasa untuk
menggunakan bahasa secara bebas sesuai dengan keinginannya dan kemampuannya dalam
berbahasa.mari kita tinjau arti kedua kata itu.
Berbahasa yang baik ialah berbahasa sesuai dengan “lingkungan” bahasa itu digunakan.
Dalam hal ini beberapa faktor menjadi penentu. Pertama, orang yang berbicara; kedua orang
yang diajak berbicara; ketiga, situasi pembicaraan apakah situasi itu formal atau nonforml;
keempat, masalah atau topik pembicaraan.
Sedangkan bahasa yang benar ialah bahasa yang sesuai dengan kaidahnya, aturannya, bentuk,
strukturnya. Kalau berbahasa Indonesia baku harus seperti bahasa yang kaidahya tertulis
dalam buku-buku tata bahasa
Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang-orang
terdidik dan yang dipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang dianggap benar.
Ragam bahasa Indonesia yang baku ini biasanya ditandai oleh adanya sifat kemantapan
dinamis dan ciri kecendekiaan.Yang dimaksud dengan kemantapan dinamis ini ialah bahwa
bahasa tersebut selalu mengikuti kaidah atau aturan yang tetap dan mantap namun terbuka
untuk menerima perubahan yang bersistem. Ciri kecendekiaan bahasa baku dapat dilihat dari
kemampuannya dalam mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai bidang
kehidupan dan ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam:
1. komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan pengumuman 
instansi resmi atau undang-undang
2. tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan buku-buku    
ilmu pengetahuan.
3. pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah pidato dan
4. pembicaraan dengan orang yang dihormati atau yang belum dikenal.

D. Aspek Bahasa
Bahasa dapat ditinjau melalui beberapa aspek berikut :

a. Bahasa merupakan sebuah sistem, artinya bahasa susunan kata-kata yang teratur
dan jika kehilangan salah satu unsur akan merubah atau merancukan sebuah arti
dalam kalimat.

b. Bahasa merupakan sistem tanda, artinya sudah ada kesepakatan atau konvensi
bahwa sebuah bahasa dapat mewakili suatu hal atau peristiwa yang dipahami
bersama dalam satu.

c. Bahasa merupakan sistem bunyi karena dasar dari bahasa adalah bunyi dan tulisan
merupakan aspek atau alternatif kedua yang tidak kalah pentingnya.

d. Bahasa merupakan konvensi atau kesepakatan dari pengguna suatu bahasa.

e. Bahasa itu produktif, artinya bahasa intensitas penggunanya sangat tinggi dan
vital.

f. Bahasa itu unik setiap bahasa mempunyi sistem yang berbeda dan beragam
penamaan dan penggunaannya. Contoh : Dalam bahasa Indonesia, sarang bisa
berarti tempat unggas atau beberapa binatang lain untuk meletakkan telurnya,
atau tempat untuk menagkap mangsa (pada laba-laba).

g. Bahasa merupakan identitas suatu kelompok sosial yang menggambarkan ciri


budaya.

Fungsi bahasa terbagi atas 2 kategori, yaitu :

Fungsi bahasa secara umum

– Sebagai alat untuk berkespresi

Contoh : mampu menggungkapkan gambaran, maksud ,gagasan, dan perasaan.

Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di
dalam dada dan pikiran kita, sekurang-kurangnya dapat memaklimkan keberadaan kita.
Misalnya seperti seorang penulis buku, mereka akan menuangkan segala seseuatu yang
mereka pikirkan ke dalam sebuah tulisan tanpa memikirkan si pembaca, mereka hanya
berfokus pada keinginan mereka sendiri.

– Sebagai alat komunikasi

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita,


melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama
warga.Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki
tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan
pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap
pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain.

– Alat untuk mengadakan imtegrasi dan adaptasi sosial

Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih
bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita
akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda.Misalnya,Dalam
mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara menggunakan
bahasa tersebut.Misalnya, pada situasi apakah kita akan menggunakan kata tertentu, kata
manakah yang sopan dan tidak sopan. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara
berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita
dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.

– Sebagai alat kontrol sosial

Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat.
Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-
buku pelajaran, buku-buku instruksi, ceramah agama (dakwah), orasi ilmiah atau politik
adalah contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.

Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di
dalam dada dan pikiran kita, sekurang-kurangnya dapat memaklimkan keberadaan kita.
Misalnya seperti seorang penulis buku, mereka akan menuangkan segala seseuatu yang
mereka pikirkan ke dalam sebuah tulisan tanpa memikirkan si pembaca, mereka hanya
berfokus pada keinginan mereka sendiri.

– Sebagai alat komunikasi


Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama
warga.Pada sa…

Fungsi bahasa secara khusus

– Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari

Manusia adalah mahkluk sosial yang tak akan pernah mungkin dapat terlepas dari
hubungan (komunikasi) dengan mahluk sosialnya.

– Mewujudkan seni (sastra)

Bahasa yang dipakai untuk menyampaikan atau mengungkapkan perasaan melalui


media seni, misalnya puisi, syair, prosa,dll. Terkadang bahasa yang dipergunakan merupakan
bahasa yang memiliki makna arti denotasi atau memiliki makna yang tersirat.

– Mempelajari bahasa-bahasa kuno

Dengan kita mempelajari bahasa-bahasa kuno ini, kita akan dapat mengetahui
kejadian atau peristiwa yang sudah di masa lampau, untuk mengantisipasi kejadian yang
mungkin atau dapat terjadi di masa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa
keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khaidir.1995.Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah


Bahasa.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Badudu, J.S.1994.Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul. 1993.Pembakuan Bahasa Indonesia.Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Charlie, Lie.1999.Bahasa Indonesia yang Baik dan Gimana Gitu.Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama.
Rahardi, R. Kunjana. 2000.Imperatif dalam Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Duta Wacana
University Press.
Rahmatarifin,2011.Dampak positif dan negatif penggunaan bahasa gaul dan
asing.dalam   Rahmatarifin.wordpress.com.

Salliyanti.2003. Bahasa Prokem Di Kalangan Remaja. Dalam Salliyanti.blogspot.com.

Samsuri.1985.Tata Kalimat Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Sastra Hudaya.


Sugihastuti.2003.Bahasa Indonesia Dari Awam Mahasiswa sampai Wartawan.
Yogyakarta:Gama Media.

Witriani.2012. English Made Simple.Yogyakarta:SUKA Press.

Anda mungkin juga menyukai