Anda di halaman 1dari 7

TEORI DASAR

Arus Geostropik adalah arus skala besar yang terbentuk akibat adanya
keseimbangan antara gaya gradien tekanan dan gaya Coriolis. Arus geostropik bergerak
di interior laut (tidak bergerak di permukaan atau di dasar laut) dan tidak dipengaruhi
oleh gaya gesekan, baik gesekan dasar maupun gesekan angin.
Keseimbangan antara gaya gradien tekanan dengan gaya coriolis ini dikenal dengan
sebutan Keseimbangan Geostropik. Dalam keseimbangan geostropik terdapat interaksi
antara tekanan, densitas dan arus. Untuk mempermudah, maka dapadt digambarkan
secara vertikal dengan mengamati 2 stasiun pengamatan A dan B. Tekanan di A lebih
besar daripada di B, dengan gaya gradien tekanan (G). Kemudian adanya gaya coriolis
(Fc) membuat adanya pembelokkan arah arus (ke kiri di BBU) dengan kecepatan v.

Gambar (a) : Grafik isobar dan isopnikal yang menghubungkan 2 stasiun A dan B
dengan HH adalah garis horizontal dengan gradien tekanan horizontal = 0.
Gambar (b) : Grafik komposisi dari gradien tekanan berdasarkan slope pemukaan G 1
dan densitas non-homogen G2.
Gambar (c) : Grafik vektor dari gaya dan arus geostropik.

1. Gaya Gradien Tekanan


Gaya gradien tekanan merupakan gaya yang ditimbulkan akibat adanya perbedaan
tekanan diantara 2 titik di suatu perairan, dimana adanya perbedaan tekanan ini akan
mengakibatkan adanya slope dengan sudut tertentu.
Gaya tekanan tekanan horizontal akan menggerakkan arus secara horizontal dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Gerakan arus ini terjadi karena komponen horisontal
dari gaya gradien tekanan yang tidak diimbangi oleh gravitasi .
Persamaan gaya gradien tekanan dapat ditulis sebagai berikut :

dimana : p = tekanan hidrostatik


ρ = densitas air laut
g = percepatan gravitasi

2. Gaya Coriolis
Gaya coriolis merupakan gaya yang terbentuk akibat kecepatan sudut rotasi
bumi. Gaya ini bekerja di semua wilayah laut dengan gaya penyeimbang yang berbeda –
beda di tiap wilayahnya. Di wilayah interior laut, gaya coriolis diimbangi oleh gaya
gradien tekanan. Hal ini dapat terlihat dari pembagian wilayah dinamika laut dibawah ini.

EL : Ekmann Layer
WBC : Western Boundary Current
OI : Ocean Interior

Di bagian interior laut, terdapat gaya gradien tekanan akibat adanya perbedaan
tekanan diantara 2 daerah, air akan bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Gaya coriolis yang bekerja disini besarnya sebanding dengan
kecepatan aliran air dan arahnya tegak lurus dari arah aliran. Gaya coriolis akan
membelokkan arus ke kiri di BBU dan ke kanan di BBS. Adanya perbedaan ini dapat
dijelaskan oleh prinsip kekekalan Momentum Sudut.
Persamaan gaya coriolis dapat ditulis sebagai berikut :

dimana : Ω = kecepatan sudut rotasi bumi


Φ = posisi lintang perairan
V = kecepatan arus
Perhitungan Arus Geostropik dari Medan Gravitasi
Metoda ini ditulis oleh Pond & Pickard (1938), dimana pada metoda ini kecepatan
arus laut diperoleh dengan menggunakan data temperatur dan salinitas laut. Dari hasil
pengolahan data ini, dapat diperoleh besarnya kecepatan relatif arus geosstropik
diantara 2 stasiun.
Sebagai hasil keseimbangan antara gaya coriolis dengan gaya gradien tekanan,
persamaan arus geostropik dapat ditulis sebagai berikut :

2Ωsin φ .V =g tani
karena yang kita cari adalah kecepatan relatif, maka V = V1-V2. Sehingga persamaannya
menjadi :
2Ω sin φ ( V 1−V 2 ) =g ( tan i 1−tan i 2 )

g
L [ ( 1 3) ( 2 4)]
2Ω sin φ ( V 1−V 2 ) = z −z − z −z

dengan meninjau persamaan hidrostatik g.dz=−α .dP

[ ]
P P
2 2

g ( z 3 −z1 )=− ∫ α B dP+∫ δ B dP


35 , 0 , P
P1 P1

[∫ ]
P P
2 2

g ( z 4 −z 2 ) =− αA dP+∫ δ A dP
35 , 0 , P
P1 P1

keduanya dikalikan dengan -1/L

[∫ ]
P P
2 2
g 1
( z 1−z 3 )= αB dP+∫ δ B dP
L L P1
35 , 0 , P
P1

[∫ ]
P P
2 2
g 1
( z −z ) = αA dP+∫ δ A dP
L 2 4 L P1
35 , 0 , P
P1

maka diperoleh selisih dari dua persamaan diatas, yaitu:

[ ]
P P
2 2
g 1
L[ 1 3
( z −z ) −( z 2−z 4 ) ]= L ∫ δ B dP−∫ δ A dP
P1 P1

Setelah dilakukan substitusi, maka diperoleh hasil akhir persamaan arus


geostropik, yaitu:

[∫ ]
P P
2 2
1
V 1 −V 2= δ B dP−∫ δ A dP
L 2Ω sin φ P1 P1

1
L 2Ωsin φ [ B
V 1 −V 2= ΔΦ −ΔΦ A ]
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

DATA AWAL
Posisi Stasiun :
Stasiun 11 Stasiun 12

Longitude : 38o 9’ 0,31” Longitude : 39o 37’ 27,52”


Latitude : 7o 12’ 53,03” Latitude : 7o 13’ 8,76”

Data CTD :
STASIUN d T S 11 d T S
STASIUN 12 24,795 35,021 26,284 35,233
0 8 6 0 3 5
24,729 35,018 26,265 35,233
10 8 2 10 6 9
19,280 34,903 24,630 35,220
50 6 5 50 9 2
16,842 34,712 22,030 35,265
100 2 9 100 3 3
15,177 34,534 19,850 35,138
150 4 6 150 6 7
13,256 17,257 34,869
200 6 34,356 200 9 3
12,204 34,289 34,532
250 5 3 250 14,751 1
10,772 34,159 34,247
300 9 1 300 12,096 7
350 9,8435 34,127 10,259 34,155
34,090 350 5 1
400 9,0511 7 34,069
34,007 400 8,588 2
500 7,0594 2 500 6,8769 34,032
34,029 34,112
600 5,6903 9 600 5,2714 3
34,117 700 4,8315 34,234
700 4,7082 2 34,362
800 4,3157 34,208 800 4,4635 1
34,314 34,439
900 3,8934 6 900 4,231 2
100 34,380 100 34,483
0 3,6755 9 0 3,8762 9
PENGOLAHAN DATA
Stasiun 11 pada d=100m
1. Menghitung densitas pada tekanan atmosfer (σt)
2 3
σ o=−0 , 093+0 , 8149 s−0 , 000482 s +0 , 0000068 s
2 3
σ o=−0 , 093+(0 , 8149 .34 ,7129 )−(0 , 000482. 34 , 7129 )+(0 , 0000068. 34 , 7129 )=27 ,8982

 Menentukan nilai AT

A T =T ( 4 ,78670−0 , 098185 T +0 ,0010843 T 2 ) 10−3

A T =16 , 8422 ( 4 , 78670−(0 , 098185. 16 , 8422)+(0 ,0010843 . 16 , 84222 ) 10−3 =0 , 05795


 Menentukan nilai BT

B T =T ( 18 , 030−0 , 8164 T +0 , 0166 T 2 ) 10−6

B T =16 ,8422 ( 18 , 030−(0 , 8164 .16 ,8422 )+(0 , 0166 .16 ,84222 ) 10−6 =0 , 00015
 Menentukan nilai ∑T
2
−( T −3 , 98 ) T +283
ΣT =
503 , 570 T +67 , 26
2
−( 16 , 8422−3 ,98 ) 16 , 8422+283
ΣT= =−1 ,1713
503 ,570 16 , 8422+67 ,26
 σt diperoleh dari persamaan :

σ t =Σ T + ( σ o +0 , 1324 ) [ 1− AT + BT ( σ o −0 , 1334 ) ]

σ t =−1, 1713+ ( 27 , 8982+0 , 1324 ) [ 1−0 ,05795+(−1 , 1713) ( 27 , 8982−0 , 1334 ) ] =25 , 35282
2. Menghitung faktor anomali densitas yang tidak bergantung pada tekanan (Δs,t)

Δ s ,t =0 , 02736−
( 10−3 σ t
1−10−3 σ t )
Δ s ,t =0 , 02736−
(10−3 . 25 ,35282
1−10−3 . 25 ,35282 )
=0 , 001348

3. Menghitung faktor anomali densitas yang tidak bergantung pada temperatur (δs,p)
Nilai δs,p pada S=34,7129 dapat dicari dengan menggunakan interpolasi

34 -0,2
34,712
9 δs,p
35 0
δ s , p= ([ 3435−34
,7129−34
) .( 0−(−0,2))+(−0,2 )] . 10 −5
=−5 , 742. 10−7

4. Menghitung anomali densitas yang tidak bergantung pada salinitas (δt,p)


Nilai δs,p pada T=16,8422 dapat dicari dengan menggunakan interpolasi

15 2,8
16,842
2 δt,p
20 3,5

δ t , p=
[( 16 ,8422−15
20−15 ) ]
. ( 3,5−2,8 )+(2,8) . 10−5 =3 , 058. 10−5

5. Menghitung anomali densitas (δ)

δ=Δ s , t +δ s , p +δ t , p
δ=0 ,001348+(−5 , 742. 10−7 )+(3 , 058 . 10−5 )=0 ,001378

6. Menghitung anomali densitas rata-rata ( δ )


δ z + δ z+1
δ=
2
0 , 001844+0 , 01378
δ= =0 , 001611
2
7. Menghitung gradien geopotensial ( ΔΦ )

ΔΦd =( Δδ . ΔP ) +ΔΦ d−1


ΔΦ A ( d=100)= ( 0 , 001611.(150−100 ) ) +0 , 047403=0 ,127944
8. Menghitung selisih gradien geopotensial dua stasiun pada kedalaman yang sama

( ΔΦ 12−ΔΦ11 )=0 ,254998−0 , 127944=0 ,007


v −v
9. Menghitung kecepatan arus geostropik relatif diantara dua stasiun ( 1 2 )
 Menghitung jarak antara stasiun 11 dan stasiun 12

√ 2 2
L= ((39o 36'87,52 - 38 rSup { size 8{o} } 9'0 . 31 ).111) +((7o 12'68,76 - 7 rSup { size 8{o} } 12'53,03 ).111 )

√ 2
L= ( (1 , 474225 o .111 ) + ( 0 , 004369o .111 )
2

L=163 ,6396938 km
L=163639 ,6938 m
 Menghitung sudut antara stasiun 11 dan stasiun 12
sin φ11 +sin φ12
sin φ=
2
sin(7o 12' 53,03 \) +sin \( 7 rSup { size 8{o} } 13'8,76 ) 0,125588+0,12566
sin φ= = =0,12563
2 2
 Kecepatan relatif arus geostropik

1 1
v 1 −v2 =
fL ( ΔΦ B−ΔΦ A ) =
2Ωsin φL ( 12
ΔΦ −ΔΦ 11)

1
v 1 −v2 = −5
( 0, 007 )=0 , 023
2. 7 , 29 .10 .0 , 12563 .163639 , 638

Anda mungkin juga menyukai