Bab 4 Standart Teknis Pelayanan
Bab 4 Standart Teknis Pelayanan
Pemakaian air yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan air adalah sebagai
berikut:
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap pemakai
setelah ditambahkan 20% sebagai factor kehilangan air (kebocoran). Kebutuhan total ini
dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih dapat digunakan. Kebutuhan air
ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:
1. Hitung kebutuhan air dengan persamaan
berikut: Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian:
Qmd = Kebutuhan air (liter/hari)
q = Konsumsi air per orang per hari (liter/orang/hari)
P = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan
(jiwa). f = Factor maksimum (1.05-1.15)
2. Hitung kebutuhan air total dengan persamaan:
3. Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat mencukupi
kebutuhan ini. Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku lain.
Kriteria dan standar kebutuhan air yang merupakan pedoman dari Departemen
Pekerjaan Umum – Cipta Karya dapat dilihat pada Tabel IV.3 dan Tabel IV.4.
Tabel IV.3.
Standard Dan Kriteria Kebutuhan Air
Kategori Kota
Uraian Metro Besar Sedang Kecil Desa
No.
Kriteria ( >1jt (500rb-1jt) (100-500) rb (20-100)rb (<20 rb)
) jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa
1 Cakupan 90 90 90 90 70
Pelayanan Perpipaan Perpipaan Perpipaan Perpipaan Perpipaan
(%) 60 60 60 60 25
BJP 30 BJP 30 BJP 30 BJP 30 BJP 45
2 Konsumsi SR 190 170 150 130 30
(L/o/h)
3 Konsumsi HU 30 30 30 30 30
(L/o/h)
4 Jumlah jiwa 5 5 6 6 10
/SR
5 Jumlah jiwa 100 100 100 (100-200) 200
/HU
6 SR : HU (50:50) s/d (50:50) s/d 80:20 70:30 70:30
(80:20) (80:20)
7 Konsumsi (20-30) (20-30) (20-30) (20-30) (20-30)
Non Domestik
(%)
8 Kehilangan (20-30) (20-30) (20-30) (20-30) 20
Air (%)
9 Faktor max 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
day
10 Faktor peak 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
hour
11 Tekanan air 10 & 70 10 &70 10 &70 10 & 70 10 & 70
dalam pipa
min & max
(mka)
12 Jam operasi 24 24 24 24 24
13 Vol.reservoir 20 20 20 20 20
(%) (max day
demand)
14 Kecepatan Tr (0.6 - Tr (0.6 - Tr (0.6 - 4.0) Tr (0.6 - Tr (0.6 -
Tabel IV.4.
Alokasi Dan Prosentasi Pelayanan Air
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan
1 Hidran Umum Tergantung dari hasil studi Tergantung dari hasil studi dan
dan kebijakan daerah kebijakan daerah yaitu berkisar
yaitu berkisar antara 20- antara 50-100 jiwa/HU
40% daerah pelayanan
2 Sambungan Tergantung dari hasil studi Tingkat pemakaian air berdasarkan
Rumah dan kebijakan daerah kategori kota yaitu :
yaitu berkisar antara 60- Metropolitan 190 l/org/hari
80% pelayanan Kota Besar 170 l/org/hari
Kota Sedang 150 l/org/hari
Kota Kecil 130 l/org/hari
Kecamatan 100 l/org/hari
Dengan perkiraan 1 SR melayani 4-6
jiwa.
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20% dari
kapasitas reservoir atau 5%
dari kebutuhan domestik
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18/ PRT/M/2007
a. Kebutuhan Rata-rata
Kebutuhan rata-rata adalah penjumlahan dari kebutuhan domestik dan non domestik
yaitu banyaknya air yang dibutuhkan selama satu tahun dibagi dengan banyaknya
hari dalam satu tahun (365 hari).
365
Q n
Qrh n1
365
Besarnya kebutuhan air rata-rata harian ini digunakan untuk perencanaan pada
pembangunan instalasi pengolahan air bersih.
Kebutuhan maksimum adalah Kebutuhan air debit terbesar dalam satu hari pada satu
Kebutuhan Air Harian Maksimum adalah banyaknya air yang dibutuhkan terbesar
pada hari tertentu dalam waktu satu tahun.
Qhm = Fhm * Qrh
Fhm 1 atau Fhm = (115-120)%
Kebutuhan puncak adalah kebutuhan air terbesar pada jam tertentu pada satu hari
maksimum, kebutuhan puncak dihitung dengan cara sebagai berikut:
Kebutuhan air jam maksimum (Qjm) merupakan banyaknya air yang dibutuhkan
terbesar pada jam tertentu pada kondisi kebutuhan air hari maksimum.
Fhm = 1,5-3,5
Besarnya kebutuhan air jam maksimum ini digunakan untuk menentukan dimensi
pipa induk distribusi.
Tabel IV.5.
V Peninjauan Ulang Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggung Jawab Penyelenggar/ Penyelenggara/ Penyelenggar/P Penyelenggar/P
Pemerintah Pemerintah emerintah emerintah
Daerah Daerah Daerah Daerah
VII Sumber Pendanaan Hibah LN Hibah LN Hibah LN Hibah LN
Pinjaman LN Pinjaman LN Pinjaman LN Pinjaman LN
Pinjaman DN Pinjaman DN Pinjaman DN Pinjaman DN
APBD APBD APBD APBD
PDAM PDAM PDAM PDAM
Swasta Swasta Swasta Swasta
Sumber: Permen PU No. 18 Tahun 2007
9. Rencana pengembangan
Setelah alternatif terbaik ditentukan, maka dapat disimpulkan:
a. Rencana kegiatan utama pentahapan;
b. Rencana pengembangan sumber daya manusia;
c. Dimensi-dimensi pokok dari sistem;
d. Rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air baku;
e. Rencana pentahapan 5 tahun;
f. Rencana tingkat lanjut.
Saluran tertutup, berbentuk saluran terbuka yang ditutup, atau saluran pipa
yang dibuat ditempat. Juga mampu mengalirkan air dengan kapasitas besar. Cara
pengalirannya biasanya juga system gravitasi. Akan tetapi sebagian system
mungkin
bekerja di bawah tekanan, atau dengan tekanan lebih besar dari tekanan atmosfir.
Terhadap gangguan dari luar, saluran ini lebih aman dibandingkan dengan saluran
terbuka.
Melihat kemungkinan letaknya terhadap garis tekan atau garis energi suatu
saluran tertutup, sering juga disebut aquaduct, dapat terdiri saluran tertutup dan
terowongan (tunnel) pada tekanan atmosfir dan saluran tertutup dan terowongan di
bawah tekanan tergantung topografi yang dilaluinya. Sebagaimana juga saluran
terbuka, saluran tertutup ini pemeliharaannya cukup berat dan memerlukan biaya yang
cukup tinggi pula.
Pipa dapat dipergunakan untuk membawa air minum maupun air baku.
Pengaliran berlangsung dengan tekanan lebih besar dari tekanan atmosfir. Apabila
head atau tekanan yang tersedia tinggi aliran dapat berlangsung dalam kecepatan
tinggi, sehingga ukuran pipa lebih hemat. Dengan sifat pengaliran seperti di atas, maka
pipa dapat dipergunakan untuk sistem gravitasi ataupun pemompaan.
Dalam keadaan pengaliran secara grafitasi, perlu diperhatikan bahwa ada tiga
kemungkinan letak jalur pipa terhadap garis tekanan tinggi (H.G.L) dan garis
piezometris, yaitu suatu garis hidaraulis, 10 m lebih tinggi, sejajar dengan HGL.
Kemungkinan pertama, seluruh pipa berada dibawah HGL; dalam kondisi seperti itu,
pengaliran dapat berjalan dengan lancar, tampa hambatan. Bila sebagian pipa letak
diatas garis HGL, tetapi masih dibawah garis piezometris sebagian pipa berada dalam
tekanan negatif; system berada dalam pengaruh syphone. Masih dapat dioperasikan,
dengan terlebih dahulu, diupayakan seluruh pipa terisi air, sebelum dioperasikan untuk
pertama kali. Kemungkinan lain sebagian pipa berada di atas garis piezometris, pipa
Sistem produksi yang dipunyai oleh suatu system penyediaan air minum
tergantung pada macam sumber yang dipergunakan, letak dan elevasi atau tinggi
diatas permukaan laut. Untuk air tanah, pengambilan air tanah dapat melalui mata air
atau dengan membuat sumuran. Dengan demkian, apabila mempergunakan air tanah,
sistem produksinya mugkin berupa bangunan penangkap mata air (bron captering)
atau dapat berbentuk sumur dalam.
Sistem produksi untuk air permukaan terdiri bangunan pengambilan air baku
(intake) dari sungai atau danau dan bangunan atau intalasi pengolahan air minum
(IPAM). Intake dan IPAM tidak selalu harus pada suatu lokasi. Pertimbangan segi
ekonomis sistem, menyangkut biaya energi, pengadaan bahan kimia, sumberdaya
rnanusia dan lain-lain, seringkali pula Ietak IPAM berada dalam daerah distribusi.
Sungai biasanya letak lebih rendah dari daerah distribusi atau pelayanan.
Karena itu hampir semua instalasi mempergunakan pompa untuk pengalirannya ke
daerah distribusi. Begitu pula dari intake ke IPAL, pompa sering harus digunakan,
apabila letak muka air jauh di bawah muka tanah.
Sistem jaringan pipa distribusi dapat berbentuk cabang, sistim tertutup atau
kombinasi yang lebih dikenal gret system, bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan
oleh kondisi topografi, lokasi reservoar, luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan dan
jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.
1. Pipa Primer
Jaringan pipa primer dapat membentuk suatu zone distribusi dengan wilayah
pelayanan yang terdiri dari 5-6 seltprimer.
2. Pipa Sekunder
Jaringan pipa sekunder membentuk sebuah elementary zone yang terdiri dari
diameter 250 mm sampai dengan 200 sampai 150 mm. Setiap elementary zone
Ukuran diameter pipa pembawa (pipa primer dan pipa sekunder) maksimum
100 mm. Ukuran diameter pipa pembagi atau tersier minimum 50 mm.
2) Panjang Pipa Primer
Panjang pipa primer maksimum enter node pelayanan dalam 1 (satu) PC,
tidak melebihi 1,500 m.
3) Panjang Pipa Sekunder
Panjang pipa sekunder dibatasi oleh luas area pelayanan di dalam satu zone
elementer.
4) Panjang Pipa Tersier
Panjang pipa tersier dibatasi oleh kehilangan tekanan maksimum yang terjadi
sepanjang pipa saat terjadi pemakaian secara bersama, yaitu sebesar 3,5 m
dengan perhitungan kehilangan yang terjadi sebesar:
Pada pipa tersier atau feeder 100 mm 1 m
Pada pipa tersier atau feeder 75 mm 1 m
Pada pipa tersier 1 m
Pada fitting dan slat plumbing : 0,5' m; total kehilangan tekanan yang
diijinkan adalah 3,5 m.
Berdasarkan ketentuan diatas, maka panjang pipa tersier maksimum yang
diperbolehkan dapat dilihat pada Tabel IV.7.
Tabel IV.7.
Panjang Pipa Tersier yang Dijinkan
Diameter Pipa Panjang maksud yang
Tabel IV.8.
Ukuran Panjang dan Diameter Pipa Sambungan Pelayanan
V = 0,38464 C . D 0.63.I°'54..........................(2)
Debit aliran dihitung dengan rumus:
Tabel IV.9.
Nilai C Hazen Williams Setiap Jenis Pipa
Nilai "C"
Janis Pipa
Perencanaan
Asbes Cement (ACP) 120
UPVC 120
High HDPE 130
Medium DPE 130
Ductile (DCIP) 110
Besi tuang (C1P) 110
GIP 110
Baja 110
Pre-streessm (PSC) 120
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18/ PRT/M/2007
Perpompaan
a. Kriteria Perencanaan
Kecepatan aliran air dalam pipa hisap kurang atau sama dengan 1 m/detik.
Kecepatan aliran air dalam pipa tekan kurang atau sama dengan 2 m/detik.
Kecepatan aliran air dalam pipa header kurang atau sama dengan 3 m/detik.
Kehilangan tekanan pada pipa kurang dari 5 m/km.
Memiliki sarana pengaman untuk menghindari kerusakan.
Memiliki alat pengatur kapasitas aliran air.
Memiliki sarana untuk perawatan dan perbaikan.
b. Kriteria Pemilihan Pompa
Jumlah operasi sesuai dengan kapasitas instalasi dan memperhatikan faktor
kontuinitas operasi.
Jenis sudu pompa sesuai dengan kualitas air.
Material Padat
Tipe Pompa Bentuk Sekunder
(Terbawa)
Vortex Abrasif Viskositas tinggi
Non-clogging
Shrouded chanel Serat panjang
summersible
Air Permukaan Serat Panjang Viskositas
karena fluktuasi Open impeller
tinggi Sampah
muka air tinggi
Axial Viskositas tinggi
Summersible Bebas benda padat.
Sentrifugal Impeller
Deep Well Pump. Viskositas rendah
Air Tanah
Deep well turbine Aliran campur Bebas Benda Padat
Dalam
pump (kedalaman (mixed flow Viskositas Rendah
< 40 m). impeller)
Sumber: Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98), Departemen Pekerjaan Umum.
Tabel IV.11.
Pemilihan Jenis Pompa Distribusi atau Booster
Kapasitas
Instalasi Fluida Jenis Pompa
Pompa
Kurang dari 200L/ Centrifugal Single Suction
det
Distribusi/ Booster Air Bersih
Lebih dari 200L/ Centrifugal Double
det Suction
Sumber: Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98), Departemen Pekerjaan Umum.
c. Prosedur Perhitungan
Pada tahap ini dilakukan perancangan instalasi yang meliputi:
Penentuan jumlah pompa.
Penentuan diameter pipa.
Penentuan komponen perpipaan.
Penentuan dilakukan dengan menggunakan Tabel IV.12 dan Tabel IV.13
Tabel IV.12.
Pemilihan Diameter Pipa Discharge, Reducer dan
Header Instalasi Perpompaan
Tabel IV.13.
Pemilihan Diameter Pipa Discharge, Reducer dan Header Instalasi Perpompaan Sumur
Dalam Deep Well Submersible Pump
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebutuhan pompa air baku
adalah:
Jumlah pompa adalah pompa operasi (tidak termasuk pompa cadangan).
Difuser pada prinsipnya sama dengan reducer (yang berbeda hanya pada
arah aliran).
Diameter pada pipa discharge sesuai dengan aplikasi pompa.
Diameter difuser dirancang atas dasar kecepatan air kurang dari 3 m/det.
Diameter header dirancang atas dasar kecepatan air dalam pipa kurang dari
2,5 m/det.
N
Uraian Kriteria
o.
Kapasitas Sistem
Periode perencanaan 15 tahun
1 >80% dari jumlah penduduk, perpipaan
Cakupan penduduk daerah
pelayanan dan non perpipaan
Kapasitas Aliran Debit maksimum harian (Qmax)
Unit produksi (sumber, Qmax = fmax x Qrata-rata
transmisi, pengolahan, fmax = 1,10 – 1,25
2 reservoar) Debit jam puncak (Qpeak hour) Debit
Unit distribusi induk : primer dan sekunder jam puncak (Qpeak hour)
Qpeak = fpeak x Qrata-rata
Unit pelayanan: retikulasi dan
fpeak = 1,5 – 2,0
sambungan pelayanan
Instalasi Pengolahan Air SNI 19-6774-2002 tentang Tata
3 Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Penjernihan Air.
Konstruksi dan Material SNI, ISO, AWWA dan setara Setara
Spesifikasi teknis : Material yang berlaku di DPU CK
& konstruksi 30 tahun
Keawetan : 10 tahun
4
Konstruksi sipil dan perpipaan Peralatan M & E 5 tahun
Peralatan bahan kimia Cadangan daya listrik 15 tahun
Steel HDPE
Material Pipa
tranmisi