Anda di halaman 1dari 25

4.1.

Standar Kebutuhan Air


Kebutuhan air minum yang dibutuhkan untuk suatu daerah pelayanan ditentukan
berdasarkan jumlah penduduk dan tingkat konsumsi air. Sedangkan besarnya kebutuhan air
diklasifikasikan menurut jenis kebutuhan, baik kebutuhan air domestik maupun non domestik.
Selanjutnya diuraikan pada sub bab di bawah ini.
4.1.1. Kebutuhan Domestik
Kegiatan domestik adalah kegiatan yang dilakukan di dalam rumah tangga,
sedangkan kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota terdiri dari kegiatan
komersial berupa industri, perkantoran, perniagaan dan kegiatan sosial seperti sekolah,
rumah sakit dan tempat-tempat ibadah. Pedoman pemakaian air domestik dapat dilihat
pada Tabel IV.1.
Tabel IV.1.
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
Tingkat
No Kategori Kota Jumlah Penduduk Sistem Pemakaian Air
(Lt/org/hr)
1 Kota Metropolitan > 1.000.000 Non Standar 190
2 Kota Besar 500.000 – 1.000.000 Non Standar 170
3 Kota Sedang 100.000 – 500.000 Non Standar 150
4 Kota Kecil 20.000 – 100.000 Standar BNA 130
5 Kota Kecamatan < 20.000 Standar IKK 100
Kota Pusat
6 < 3.000 Standar DPP 30
Pertumbuhan
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18/ PRT/M/2007

Pemakaian air yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan air adalah sebagai
berikut:

 Untuk SR SPAM eksisting: 80 -120 liter/org/hari

 Untuk SR SPAM pengembangan: 120 -150 liter/org/hari

 Untuk HU: 60 liter/org/hari

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-1


4.1.2. Kebutuhan Non Domestik
Pedoman pemakaian air non domestik dapat dilihat secara rinci disajikan pada
Tabel IV.2.
Tabel IV.2.
Tingkat Pemakaian Air Non Rumah Tangga

No Non Rumah Tangga (Fasilitas) Tingkat Pemakaian Air


1 Sekolah 10 liter/hari
2 Rumah Sakit 200 liter/hari
3 Puskesmas (0,5 - 1) m3/unit/hari
4 Peribadatan (0,5 - 2) m3/unit/hari
5 Kantor (1 - 2) m3/unit/hari
6 Toko (1 - 2) m3/unit/hari
7 Rumah Makan 1 m3/unit/hari
8 Hotel/Losmen (100 - 150) m3/unit/hari
9 Pasar (6 - 12) m3/unit/hari
10 Industri (0,5 - 2) m3/unit/hari
11 Pelabuhan/Terminal (10 - 20) m3/unit/hari
12 SPBU (5 - 20) m3/unit/hari
13 Pertamanan 25 m3/unit/hari
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18/ PRT/M/2007

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap pemakai
setelah ditambahkan 20% sebagai factor kehilangan air (kebocoran). Kebutuhan total ini
dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih dapat digunakan. Kebutuhan air
ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:
1. Hitung kebutuhan air dengan persamaan
berikut: Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian:
Qmd = Kebutuhan air (liter/hari)
q = Konsumsi air per orang per hari (liter/orang/hari)
P = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan
(jiwa). f = Factor maksimum (1.05-1.15)
2. Hitung kebutuhan air total dengan persamaan:

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-2


Qt = Qmd x 100/80
Dengan pengertian :
Qt = Kebutuhan air total dengan factor kehilangan air 20% (liter/hari).

3. Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat mencukupi
kebutuhan ini. Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku lain.
Kriteria dan standar kebutuhan air yang merupakan pedoman dari Departemen
Pekerjaan Umum – Cipta Karya dapat dilihat pada Tabel IV.3 dan Tabel IV.4.
Tabel IV.3.
Standard Dan Kriteria Kebutuhan Air
Kategori Kota
Uraian Metro Besar Sedang Kecil Desa
No.
Kriteria ( >1jt (500rb-1jt) (100-500) rb (20-100)rb (<20 rb)
) jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa
1 Cakupan 90 90 90 90 70
Pelayanan Perpipaan Perpipaan Perpipaan Perpipaan Perpipaan
(%) 60 60 60 60 25
BJP 30 BJP 30 BJP 30 BJP 30 BJP 45
2 Konsumsi SR 190 170 150 130 30
(L/o/h)
3 Konsumsi HU 30 30 30 30 30
(L/o/h)
4 Jumlah jiwa 5 5 6 6 10
/SR
5 Jumlah jiwa 100 100 100 (100-200) 200
/HU
6 SR : HU (50:50) s/d (50:50) s/d 80:20 70:30 70:30
(80:20) (80:20)
7 Konsumsi (20-30) (20-30) (20-30) (20-30) (20-30)
Non Domestik
(%)
8 Kehilangan (20-30) (20-30) (20-30) (20-30) 20
Air (%)
9 Faktor max 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
day
10 Faktor peak 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
hour
11 Tekanan air 10 & 70 10 &70 10 &70 10 & 70 10 & 70
dalam pipa
min & max
(mka)
12 Jam operasi 24 24 24 24 24
13 Vol.reservoir 20 20 20 20 20
(%) (max day
demand)
14 Kecepatan Tr (0.6 - Tr (0.6 - Tr (0.6 - 4.0) Tr (0.6 - Tr (0.6 -

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-3


Kategori Kota
Uraian Metro Besar Sedang Kecil Desa
No.
Kriteria ( >1jt (500rb-1jt) (100-500) rb (20-100)rb (<20 rb)
) jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa
pengaliran 4.0) 4.0) Di (0.6 - 2.0) 4.0) 4.0)
dalam pipa Di (0.6 - Di (0.6 - Di (0.6 - Di (0.6 -
(m/dt) 2.0) 2.0) 2.0) 2.0)
15 Koefisien HW PVC(120- PVC(120- PVC(120- PVC(120- PVC(120-
140), Steel 140), Steel 140), Steel 140), Steel 140), Steel
120, GIP 120, GIP 120, GIP 120, GIP 120, GIP
110 110 110 110 110
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18/ PRT/M/2007

Tabel IV.4.
Alokasi Dan Prosentasi Pelayanan Air
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan
1 Hidran Umum Tergantung dari hasil studi Tergantung dari hasil studi dan
dan kebijakan daerah kebijakan daerah yaitu berkisar
yaitu berkisar antara 20- antara 50-100 jiwa/HU
40% daerah pelayanan
2 Sambungan Tergantung dari hasil studi Tingkat pemakaian air berdasarkan
Rumah dan kebijakan daerah kategori kota yaitu :
yaitu berkisar antara 60- Metropolitan 190 l/org/hari
80% pelayanan Kota Besar 170 l/org/hari
Kota Sedang 150 l/org/hari
Kota Kecil 130 l/org/hari
Kecamatan 100 l/org/hari
Dengan perkiraan 1 SR melayani 4-6
jiwa.
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20% dari
kapasitas reservoir atau 5%
dari kebutuhan domestik
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18/ PRT/M/2007

a. Kebutuhan Rata-rata
Kebutuhan rata-rata adalah penjumlahan dari kebutuhan domestik dan non domestik
yaitu banyaknya air yang dibutuhkan selama satu tahun dibagi dengan banyaknya
hari dalam satu tahun (365 hari).

365

Q n
Qrh  n1
365

Besarnya kebutuhan air rata-rata harian ini digunakan untuk perencanaan pada
pembangunan instalasi pengolahan air bersih.

b. Kebutuhan Maksimum (Qmaks)

Kebutuhan maksimum adalah Kebutuhan air debit terbesar dalam satu hari pada satu

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-4


tahun, kebutuhan maksimum dihitung dengan cara sebagai berikut:

Qhari maks = Qrata-rata x Faktor hari maksimum

Faktor maksimum yang digunakan dalam perhitungan adalah 1,15

Kebutuhan Air Harian Maksimum adalah banyaknya air yang dibutuhkan terbesar
pada hari tertentu dalam waktu satu tahun.
Qhm = Fhm * Qrh
Fhm  1 atau Fhm = (115-120)%

c. Kebutuhan Puncak (Qpeak)

Kebutuhan puncak adalah kebutuhan air terbesar pada jam tertentu pada satu hari
maksimum, kebutuhan puncak dihitung dengan cara sebagai berikut:

Qpuncak = Qrata-rata x Faktor jam puncak

Faktor jam puncak yang digunakan dalam perhitungan adalah 1,75

Kebutuhan air jam maksimum (Qjm) merupakan banyaknya air yang dibutuhkan
terbesar pada jam tertentu pada kondisi kebutuhan air hari maksimum.

Qjm = Fhm * Qhm

Fhm = 1,5-3,5

Besarnya kebutuhan air jam maksimum ini digunakan untuk menentukan dimensi
pipa induk distribusi.

4.2. Kriteria Perencanaan


Suatu sistem penyediaan air minum harus direncanakan dan dibangun sedemikian
rupa, sehingga dapat memenuhi tujuan di bawah ini:
1. Tesedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi
persyaratan air minum.
2. Tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan.
3. Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.
4. Tersedianya pedoman operasi atau pemeliharaan dan evaluasi Kriteria perencanaan
untuk suatu wilayah dapat disesuaikan dengan kondisi setempat. Matriks kriteria
utama dapat dilihat pada Tabel IV.5.

Tabel IV.5.

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-5


Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota
Jenis Kota
No Kriteria Teknis Metro Besar Sedang Kecil
I Jenis Perencanaan Rencana Induk Rencana Induk Rencana Induk -
II Horison 20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun
Perencanaan
III Sumber Air Baku Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi

IV Pelaksana Penyedia jasa/ Penyedia jasa/ Penyedia jasa/ Penyedia jasa/


penyelenggar/ penyelenggara/ penyelenggar/ penyelenggar/
pemerintah pemerintah pemerintah pemerintah
daerah daerah daerah daerah

V Peninjauan Ulang Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggung Jawab Penyelenggar/ Penyelenggara/ Penyelenggar/P Penyelenggar/P
Pemerintah Pemerintah emerintah emerintah
Daerah Daerah Daerah Daerah
VII Sumber Pendanaan Hibah LN Hibah LN Hibah LN Hibah LN
Pinjaman LN Pinjaman LN Pinjaman LN Pinjaman LN
Pinjaman DN Pinjaman DN Pinjaman DN Pinjaman DN
APBD APBD APBD APBD
PDAM PDAM PDAM PDAM
Swasta Swasta Swasta Swasta
Sumber: Permen PU No. 18 Tahun 2007

Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) harus


memenuhi syarat sebagai berikut:
 Berorientasi ke depan;
 Mudah dilaksanakan atau realistis; dan
 Mudah direvisi atau fleksibel.
Kriteria penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
adalah sebagai berikut:
1. Kumpulkan data sekunder sebagai dasar perencanaan dalam penyusunan evaluasi
kondisi kota/kawasan, yang antara lain meliputi:
a. Fungsi strategis kota/kawasan (Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW).
b. Peta topografi, foto udara citra satelit skala 1:50.000, 1:5.000, tergantung luas
daerah studi/perencanaan.
c. Data dan peta gambaran umum hidrologi sumber air, topografi, klimatografi,
fisiografi dan geologi.
d. Data curah hujan dan tangkapan air.
e. Penggunaan lahan dan rencana tata guna lahan.
f. Data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran penduduk dan
kepadatan.
g. Data sosial ekonomi–karakteristik wilayah dan kependudukan ditinjau dari aspek
sosial, ekonomi dan budaya:
Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-6
1) Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB);
2) Mata pencaharian dan pendapatan;
3) Adat istiadat, tradisi dan budaya;
4) Perpindahan penduduk dan pengaruhnya terhadap urbanisasi dan kondisi
ekonomi masyarakat.
h. Data kesehatan–kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan Statistik kesehatan/
kasus penyakit;
1) Angka kelahiran, kematian dan migrasi;
2) Data penyakit akibat yang buruk (water borne disease);
3) Sarana pelayanan kesehatan.
i. Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur):
1) Air Minum;
2) Drainase;
3) Pembuangan limbah dan sampah;
4) Listrik;
5) Telepon;
6) Jalan dan sarana transportasi;
7) Kawasan strategis (pariwisata dan industri).
2. Evaluasi sistem eksisting menyangkut aspek-aspek sebagai berikut:
a. Teknis;
b. Kinerja pelayanan;
c. Tingkat pelayanan;
d. Periode pelayanan ;
e. Jangkauan pelayanan;
f. Kinerja instalasi;
g. Jumlah dan kinerja peralatan/perlengkapan;
h. Prosedur dan kondisi operasi dan perawatan;
i. Tingkat kebocoran;
j. Non teknis;
k. Kondisi dan kinerja keuangan;

l. Kondisi dan kinerja karyawan.

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-7


3. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan SPAM. Hal yang perlu
diidentifikasi antara lain:
a. Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada;
b. Kinerja pelayanan;
c. Tingkat kebocoran;
d. Jumlah langganan tunggu atau potensial;
e. Terdapat kapasitas belum dimanfaatkan (iddle capacity);
f. Kebutuhan penyambung jaringan distribusi dan/atau kapasitas pengolahan;
g. Kinerja kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan.
4. Perkiraan kebutuhan air
Perkiraan kebutuhan air hanya didasarkan pada data sekunder sosial ekonomi dan
kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan atau masyarakat, yaitu:
a. Domestik: rumah tangga dan sosial;
b. Nondomestik: komersial, perkotaan, fasilitas umum, industri, pelabuhan, dan lain-
lain (15% dari kebutuhan domestik).
5. Identifikasi air baku
Identifikasi air baku terutama dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai:
a. Jarak dan beda tinggi sumber-sumber air;
b. Debit optimum (safe yield) sumber air;
c. Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini (bila ada).
6. Kembangkan alternatif
Setiap alternatif harus dikaji aspek teknis dan ekonomis. Alternatif terpilih adalah
yang terbaik ditinjau dari berbagai aspek tersebut. Pradesain dan alternatif terpilih
merupakan dasar dalam prakiraan biaya investasi dan prakelayakan teknis.
7. Kembangkan kelembagaan dan sumber daya manusia Dalam operasi dan
pemeliharaan suatu sistem air minum diperlukan tenaga-tenaga ahli profesional yang
berpengalaman, maka diperlukan penilaian terhadap kemampuan karyawan yang

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-8


ada untuk menyusun suatu program pengembangan karyawan yang tercapai melalui
pendidikan dan pelatihan.
8. Pilih alternatif system Setiap alternatif harus dikaji kelayakan:
a. Teknis;
b. Ekonomis;
c. Lingkungan;
d. Angka prevalensi penyakit.

9. Rencana pengembangan
Setelah alternatif terbaik ditentukan, maka dapat disimpulkan:
a. Rencana kegiatan utama pentahapan;
b. Rencana pengembangan sumber daya manusia;
c. Dimensi-dimensi pokok dari sistem;
d. Rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air baku;
e. Rencana pentahapan 5 tahun;
f. Rencana tingkat lanjut.

4.2.1. Unit Air Baku


Untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagi kebutuhan
air minum diperlukan studi hidrologi dan studi hidrogeologi untuk memperoleh informasi
mengenai:
1. Jarak dan beda tinggi sumber air.
2. Debit optimum (safe yield) sumber air.
3. Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini (bila ada).
Alternatif sumber air terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi
dan kehandalan sumber. Pemilihan alternatif sumber air didasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut:
1. Air sungai, umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air minum,
sehingga sumber air sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya
apabila lokasi bangunan penyadap (intake) terletak dekat dengan daerah
pelayanan;
2. Danau atau rawa, pengisiannya (inflow) umumnya berasal dari satu atau beberapa
sungai. Alternatif sumber danau dapat diperbandingkan dengan air permukaan
sungai apabila volume air danau jauh lebih besar dari aliran sungai-sungai yang
bermuara kedalamnya, sehingga waktu tinggal yang lama (long detention time)
dari aliran sungai ke danau menghasilkan suatu proses penjernihan alami (self
purification);

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-9


3. Mata air, sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi yang walaupun
tidak banyak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh pada bahan
pipa (bersifat korosif);
4. Air tanah dalam, dapat diajukan sebagai alternatif sumber air dalam hal air
permukaan (sungai) telah terkontaminasi berat, mengingat kualitas air tanah
secara bakteriologis lebih aman daripada air permukaan;
5. Pertimbangan lain, berkaitan dengan kebijaksanaan pemerintah kabupaten/kota
mengenai peruntukan sumber.
Studi hidrologi dimaksudkan untuk menilai kehandalan sumber-sumber air di
suatu wilayah ditinjau dari siklus hidrologi: curah hujan, evaporasi, aliran permukaan
(run off), infiltrasi dan perkolasi dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data hidrologi;
2. Kaji ulang catatan data;
3. Menghitung rata-rata curah hujan;
4. Menghitung evaporasi potensial;
5. Analisis dan perhitungan debit optimal.
Prosedur pemilihan sumber dalam penyusunan rencana induk SPAM adalah
memberikan identifikasi sumber-sumber yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai waktu perencanaan, dengan penekanan pada:
1. Pengaruh yang ditimbulkan akibat pengambilan sumber air;
2. Investasi untuk biaya eksploitasi serta biaya pengoperasian dan pemeliharaan
dibuat yang terendah;
3. Dampak lingkungan yang mungkin timbul diusahakan sekecil mungkin.
Prosedur pemilihan sumber air baku yang direkomendasikan mengikuti
urutan sebagai berikut:
1. Identifikasi, termasuk aspek perizinan;
2. Evaluasi sumber dengan tujuan terhadap sektor-sektor lain yang menggunakan/
memakai sumber;
3. Evaluasi finansial.
4.2.2. Unit Transmisi
Jaringan transmisi air baku adalah jaringan perpipaan yang dipasang dari
Intake menuju instalasi pengolahan air (IPA) atau ke reservoir yang ada, sebelum
didistribusikan ke pelayanan. Pada saat ini Jaringan pipa transmisi di PDAM perlu ada
penambahan kapasitas karena masih dapat ditingkatkan lagi kapasitas debit yang
diolah. Hal ini disebabkan jaringan pipa yang terpasang secara teknis kurang
memenuhi syarat atau dapat ditambah kapasitas air yang masuk ke IPA yang ada. Dari
desain yang direncanakan adalah jaringan transmisi ini dapat mengakumulasi air yang

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-10


ada pada intake untuk didistribusikan ke instalasi pengolahan dengan kapasitas yang
besar.

Sistem transmisi berbentuk saluran terbuka, saluran tertutup atau pipa,


berfungsi untuk membawa air dari sumber atau unit produksi ke reservoir distribusi
atau IPA yang berada di daerah distribusi atau daerah pelayanan. Sistem transmisi
dapat berfungsi untuk membawa air minum atau air baku, dan system pengalirannya
dapat. secara gravitasi atau dengan pemompaan tergantung letak sumber terhadap
daerah pelayanan.

Saluran tertutup, berbentuk saluran terbuka yang ditutup, atau saluran pipa
yang dibuat ditempat. Juga mampu mengalirkan air dengan kapasitas besar. Cara
pengalirannya biasanya juga system gravitasi. Akan tetapi sebagian system
mungkin

bekerja di bawah tekanan, atau dengan tekanan lebih besar dari tekanan atmosfir.
Terhadap gangguan dari luar, saluran ini lebih aman dibandingkan dengan saluran
terbuka.

Melihat kemungkinan letaknya terhadap garis tekan atau garis energi suatu
saluran tertutup, sering juga disebut aquaduct, dapat terdiri saluran tertutup dan
terowongan (tunnel) pada tekanan atmosfir dan saluran tertutup dan terowongan di
bawah tekanan tergantung topografi yang dilaluinya. Sebagaimana juga saluran
terbuka, saluran tertutup ini pemeliharaannya cukup berat dan memerlukan biaya yang
cukup tinggi pula.

Pipa dapat dipergunakan untuk membawa air minum maupun air baku.
Pengaliran berlangsung dengan tekanan lebih besar dari tekanan atmosfir. Apabila
head atau tekanan yang tersedia tinggi aliran dapat berlangsung dalam kecepatan
tinggi, sehingga ukuran pipa lebih hemat. Dengan sifat pengaliran seperti di atas, maka
pipa dapat dipergunakan untuk sistem gravitasi ataupun pemompaan.

Dalam keadaan pengaliran secara grafitasi, perlu diperhatikan bahwa ada tiga
kemungkinan letak jalur pipa terhadap garis tekanan tinggi (H.G.L) dan garis
piezometris, yaitu suatu garis hidaraulis, 10 m lebih tinggi, sejajar dengan HGL.
Kemungkinan pertama, seluruh pipa berada dibawah HGL; dalam kondisi seperti itu,
pengaliran dapat berjalan dengan lancar, tampa hambatan. Bila sebagian pipa letak
diatas garis HGL, tetapi masih dibawah garis piezometris sebagian pipa berada dalam
tekanan negatif; system berada dalam pengaruh syphone. Masih dapat dioperasikan,
dengan terlebih dahulu, diupayakan seluruh pipa terisi air, sebelum dioperasikan untuk
pertama kali. Kemungkinan lain sebagian pipa berada di atas garis piezometris, pipa

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-11


sudah diluar tekanan hisap atau pengaruh siphon, system sama sekali tidak akan
dapat dijalankan kecuali ada kemungkinan system dibuat dengan satu atau lebih
segmen, yang masing- masingnya mempunyai sistem hidraulik sendiri-sendiri.
1. Perencanaan Pipa Transmisi
a. Bentuk
Bentuk jalur pipa transmisi ditentukan oleh kondisi topografi, wilayah
perencanaan, lokasi penempatan reservoar dan jaringan jalan dimana pipa
akan dipasang. Letak pipa transmisi harus memenuhi kriteria pada keandalan
hidrolika pipa transmisi. Jalur pipa transmisi berbentuk cabang pada kondisi
harus mensuplai 2 atau lebih reservoir.
b. Komponen
Komponen pipa transmisi terdiri dari:
1) Pipa
2) Perlengkapan pipa
 Alat pengukur debit air yang digunakan untuk mengukur debit
 Alat pengukur, dipasang pada bagian awal dan bagian akhir pipa
transmisi serta pada tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
 Katup pengatur aliran air, dipasang dibagian awal dan bagian akhir
pipa transmisi dan distribusi dan antara 2 jalur pipa transmisi.
 Katup penguras.
 Katup udara dipasang pada tempat-tempat yang relatif tinggi.
c. Perencanaan
1) Jalur Pipa
Perencanaan jalur pipa transmisi memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
 Jalur pipa sependek mungkin.
 Menghindari jalur yang mengakibatkan konstruksi sulit dan mahal.
 Tinggi hidrolis pipa minimum 5 m diatas pipa, sehingga cukup
menjamin operasi air valve.
 Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu besar sehingga tidak
ada perbedaan kelas pipa.
2) Dimensi Pipa
Penentuan dimensi pipa harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut:
 Pipa harus direncanakan untuk mengalirkan debit maksimum harian.
 Kehilangan tekanan pada pipa tidak lebih dari 30% dari total head
statis pada sistim transmisi dengan pemompaan. Untuk sistim
gravitasi, kehilangan tekanan maksimum 5 m/1000 m atau sesuai

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-12


dengan spesifikasi teknis pipa,
 Pemilihan bahan pipa harus memenuhi persyaratan teknis.
 Data yang diperlukan untuk perencanaan teknik pipa transmisi air
minum dan perlengkapannya adalah:
– Hasil survai dan pengkajian potensi dan kebutuhan air minum
– Hasil survai dan pengkajian topografi berupa:
o Peta situasi rencana jalur pipa transmisi skala 1 : 1000
o Potongan memanjang rencana jalur pipa transmisi skala
vertikal 1 : 1000, horizontal 1 : 1000
o Potongan melintang rencana jalur pipa transmisi skala 1 : 1000
o Peta situasi rencana lokasi bangunan perlintasan skala 1 :
100 dengan interval; 1 ketinggian 1 m.
2. Perhitungan Hidrolis Pipa Transmisi
Perhitungan hidrolis harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Kecepatan aliran maksimum dalam pipa adalah 3 m/det. Kecepatan minimum
dalam pipa hisap pompa 1,2 m/det.
 Kehilangan tekanan maksimum 30% dari total head statis dan memenuhi
persyaratan kemiringan hidrolis maksimum 5 m/1000 m atau sesuai dengan
spesifikasi jenis pipa .

4.2.3. Unit Produksi


Sistem produksi adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk
mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi dan/atau biologi,
meliputi bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat
pengukuran dan peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.

Sistem produksi yang dipunyai oleh suatu system penyediaan air minum
tergantung pada macam sumber yang dipergunakan, letak dan elevasi atau tinggi
diatas permukaan laut. Untuk air tanah, pengambilan air tanah dapat melalui mata air
atau dengan membuat sumuran. Dengan demkian, apabila mempergunakan air tanah,
sistem produksinya mugkin berupa bangunan penangkap mata air (bron captering)
atau dapat berbentuk sumur dalam.

Apabila air tanah mengandung sejumlah unsur kimiawi yang berlebihan,


seperti telah diuraikan terdahulu, mata air atau sumuran dilengkapi dengan intalasi
atau bangunan pengolahan air tanah. Proses dan tekonologi yang dipergunakan antara
lain proses pelunakan (water softening), pertukaran ion (ion exchanger) dan aerasi. Air

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-13


tanah yang perlu atau tidak perlu pengolahan, desinfeksi selalu harus dilakukan untuk
menjamin secara bakteriologis selalu terpenuhi, baik pada sumber maupun selama
perjalanannya dalam system perpipaan.

Unit-unit dalam system produksi sesuai dengan fungsinya masing-masing


biasanya dirancang dengan kapasitas had maksimum, agar dapat memenuhi
kebutuhan terbesar dalam sate had. Namun apabila diperlukan pengolahan, untuk
pengambilan air baku perlu ditarnbah lagi (7.5 -15) %, untuk mengatasi air yang
diperlukan atau terpakai selama proses produksinya. Dengan demkian produksi air
minum tetap sesuai dengan yang dibutuhkan. Apabila letak sumber lebih rendah dari
daerah distribusi, diperlukan pampa sebagai sumber energi untuk pengalirannya.
Pompa juga dipergunakan pada sumur dalam yang bukan artesis positif, untuk
menaikannya instalasi pengolahan dipermukaan tanah atau langsung kereservoir
distribusi.

Sistem produksi untuk air permukaan terdiri bangunan pengambilan air baku
(intake) dari sungai atau danau dan bangunan atau intalasi pengolahan air minum
(IPAM). Intake dan IPAM tidak selalu harus pada suatu lokasi. Pertimbangan segi
ekonomis sistem, menyangkut biaya energi, pengadaan bahan kimia, sumberdaya
rnanusia dan lain-lain, seringkali pula Ietak IPAM berada dalam daerah distribusi.

Sungai biasanya letak lebih rendah dari daerah distribusi atau pelayanan.
Karena itu hampir semua instalasi mempergunakan pompa untuk pengalirannya ke
daerah distribusi. Begitu pula dari intake ke IPAL, pompa sering harus digunakan,
apabila letak muka air jauh di bawah muka tanah.

4.2.4. Unit Distribusi

4.2.4.1. Pipa Distribusi

Sistem jaringan pipa distribusi dapat berbentuk cabang, sistim tertutup atau
kombinasi yang lebih dikenal gret system, bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan
oleh kondisi topografi, lokasi reservoar, luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan dan
jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.
1. Pipa Primer
Jaringan pipa primer dapat membentuk suatu zone distribusi dengan wilayah
pelayanan yang terdiri dari 5-6 seltprimer.
2. Pipa Sekunder
Jaringan pipa sekunder membentuk sebuah elementary zone yang terdiri dari
diameter 250 mm sampai dengan 200 sampai 150 mm. Setiap elementary zone

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-14


akan meliputi 1000 - 2000 sambungan pelanggan.
3. Pipa Tersier Jaringan pipa tersier terdiri dari pipa dengan 100 mm, 75 mm dan 50mm.
Komponen jaringan pipa distribusi, terdiri dari:
 Jaringan Pipa Primer yang dilengkapi dengan katup pengatur aliran. Katup
pengatur aliran dipasang pada setiap perubahan aliran jembatan pipa sebelum
dan sesudah jembatan.
 Jaringan Pipa Sekunder dilengkapi dengan katup pengatur aliran. Katup udara
dan katup penguras, manometer, distrik meter, dan waste meter distrik pada
saat pemantauan kehilangan air.
 Jaringan Pipa Tersier
Sistem Jaringan pipa tersier dilengkapi dengan katup pengatur aliran.
Perencanaan
a. Lay-out Jaringan Pipa Distribusi
Perencanaan lay-out jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan pertimbangan:
1) Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak saling
menyambung sistim cabang. Jalan-jalan yang berhubungan membentuk jalur
jalan melingkar atau tertutup, cocok untuk sistim tertutup, kecuali bila
konsumen jarang.
2) Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih layout pipa
berbentuk cabang,
3) Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan.
4) Tata guna lahan wilayah pelayanan.
b. Komponen Jaringan Distribusi
Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk memudahkan
pengendalian kehilangan air.
1) Jaringan primer yaitu jaringan pipa dengan diameter besar membentuk suatu
zone distribusi; yaitu wilayah pelayanan yang terdiri dari 5 sampai dengan 6
Primary Cell (PC). Sebuah zone distribusi dapat dibatasi oleh:
 Area yang tidak termasuk dalam rencana pengembangan, seperti taman--
taman umum.
 Batas-batas alam, termasuk yang ada maupun buatan, yaitu sungai, dan
saluran-saluran, jalan kereta api dan jalan raya utama.
2) Primary cell, yaitu area yang dibatasi pipa primer yang merupakan jaringan
tertutup yang terdiri dari lebih kurang 10.000 sambungan.
3) Elementary zone atau zone elementer, yaitu wilayah meter distrik atau area
suplai dari jaringan pipa sekunder yang direncanakan terdiri dari 1.000 - 2.000
sambungan pelanggan.

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-15


c. Dimensi dan Panjang Pipa Distribusi
1) Diameter Pipa
Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam
puncak dengan sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi
kebakaran, jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum
harian dan tiga buah hidran kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm
dengan jarak antar hidran maksimum 300 m. Faktor jam puncak terhadap
debit rata-rata tergantung pada jumlah penduduk wilayah terlayani. Sebagai
pendekatan dapat digunakan Tabel IV.6.
Tabel IV.6.
Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi

Faktor Primer Sekunder Tersier


1,15
Maksimum 1,15 1,15
_
Jam Puncak 1,15-1,7 2 3
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18/ PRT/M/2007

Ukuran diameter pipa pembawa (pipa primer dan pipa sekunder) maksimum
100 mm. Ukuran diameter pipa pembagi atau tersier minimum 50 mm.
2) Panjang Pipa Primer
Panjang pipa primer maksimum enter node pelayanan dalam 1 (satu) PC,
tidak melebihi 1,500 m.
3) Panjang Pipa Sekunder
Panjang pipa sekunder dibatasi oleh luas area pelayanan di dalam satu zone
elementer.
4) Panjang Pipa Tersier
Panjang pipa tersier dibatasi oleh kehilangan tekanan maksimum yang terjadi
sepanjang pipa saat terjadi pemakaian secara bersama, yaitu sebesar 3,5 m
dengan perhitungan kehilangan yang terjadi sebesar:
 Pada pipa tersier atau feeder 100 mm 1 m
 Pada pipa tersier atau feeder 75 mm 1 m
 Pada pipa tersier 1 m
 Pada fitting dan slat plumbing : 0,5' m; total kehilangan tekanan yang
diijinkan adalah 3,5 m.
Berdasarkan ketentuan diatas, maka panjang pipa tersier maksimum yang
diperbolehkan dapat dilihat pada Tabel IV.7.
Tabel IV.7.
Panjang Pipa Tersier yang Dijinkan
Diameter Pipa Panjang maksud yang

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-16


Supply Tersier (mm) diperbolehkan ketika
mensupply
50 65 40
Supply dan satu sisi akhir saja 75 155 100
100 280 185
50 130 80
Supply dari dua sisi akhir 75 310 200
100 560 370
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18/ PRT/M/2007

5) Panjang Pipa Sambungan Pelayanan


Ketentuan panjang pipa dan ukuran pipa pelanggan dapat dilihat pada Tabel
IV.8. Elevasi kran di lantai pertama 1 m, dan lantai kedua 4 m.

Tabel IV.8.
Ukuran Panjang dan Diameter Pipa Sambungan Pelayanan

Uraian Panjang (m) Diameter (mm)


Sambungan pelayanan 12 m maks 20
Pemasangan langganan 15 m maks 13-20
Ukuran meter air 13
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18/ PRT/M/2007

d. Alokasi Kebutuhan Air pada Node


Alokasi kebutuhan air pada setiap node jaringan pipa primer dan sekunder
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa wilayah pelayanan kecil atau
blok-- blok pelayanan.
 Untuk wilayah pelayanan yang tipikal, alokasi kebutuhan air disetiap node
diperkirakan besarnya sama sesuai dengan persentase bagian luas wilayah
pelayanan,
 Untuk daerah yang tidak tipikal secara umum, alokasi kebutuhan air harus
dihitung sesuai dengan peruntukan. Contohnya taman-taman umum, industri
besar, dan lain-lain.
e. Tekanan Minimum
Ketentuan besarnya tekanan air minimum di jaringan pipa distribusi adalah
sebagai berikut:
 Jaringan pipa primer : 15 - 20 m
 Jaringan sekunder : 11 m
 Sambungan pelanggan : 7,5 m
Diukur pada permukaan tanah, sedangkan pada sambungan pelanggan diukur

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-17


pada sambungan pipa pelayanan.
f. Bahan Pipa
Pemilihan bahan pipa harus memenuhi persyaratan teknis dalam standar No. S-
1.3.7.
g. Perlengkapan Jaringan Pipa Distribusi
 Katup/Valve
 Wash Out/Blow Off
 Katup Udara/Air Valve
 Hidran Kebakaran
 Meter Induk, Distrik Meter dan Waste Meter
 Pressure Reducing Valve (PRV)
 Hidran Kebakaran
h. Data yang Diperlukan
 Laporan hasil survai dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan
dilengkapi dengan peta dasar kota skala 1 : 500
 Laporan hasil survai dan pengkajian potensi dan kebutuhan pelayanan air minum
 Laporan hasil survai dan pengkajian lokasi sistim pelayanan air minum
 Peta tata guna lahan eksisting
 Peta tata guna lahan tahun periode perencanaan
 Peta topografi skala 1 : 1000 untuk garis permukaan tanah
 Peta situasi daerah pelayanan
 Peta jaringan jalan 1 :
1000 Analisa Jaringan Pipa
Distribusi
Analisa jaringan pipa distribusi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Jika jaringan pipa tidak lebih dari 4 (empat) loop, perhitungan dengan metoda
hardy-cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari 4 (empat) loop
harus dianalisa dengan bantuan program komputer.

 Perhitungan Kehilangan Tekanan

Kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung menggunakan rumus Hazel


Williams:
hf : 10,66-1,85 D-4,87 L.....................(1)

Kecepatan aliran dengan rumus:

V = 0,38464 C . D 0.63.I°'54..........................(2)
Debit aliran dihitung dengan rumus:

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-18


Q = 0,27853 C . D 2.63 .I0.54.......................(3)
Dimana:
Q = Debit air dalam pipa (m3/det)
C = Koefisien kekasaran pipa (lihat label
VI) D = Diameter pipa (m)
S = Slope/kemiringan hidrolis
Ah = Kehilangan tekanan
(m) L = Panjang pipa (m)
V = Kecepatan aliran dalam pipa
(m/det) A = Luas penampang pipa
(m3)

Tabel IV.9.
Nilai C Hazen Williams Setiap Jenis Pipa

Nilai "C"
Janis Pipa
Perencanaan
Asbes Cement (ACP) 120
UPVC 120
High HDPE 130
Medium DPE 130
Ductile (DCIP) 110
Besi tuang (C1P) 110
GIP 110
Baja 110
Pre-streessm (PSC) 120
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18/ PRT/M/2007

Perpompaan
a. Kriteria Perencanaan
 Kecepatan aliran air dalam pipa hisap kurang atau sama dengan 1 m/detik.
 Kecepatan aliran air dalam pipa tekan kurang atau sama dengan 2 m/detik.
 Kecepatan aliran air dalam pipa header kurang atau sama dengan 3 m/detik.
 Kehilangan tekanan pada pipa kurang dari 5 m/km.
 Memiliki sarana pengaman untuk menghindari kerusakan.
 Memiliki alat pengatur kapasitas aliran air.
 Memiliki sarana untuk perawatan dan perbaikan.
b. Kriteria Pemilihan Pompa
 Jumlah operasi sesuai dengan kapasitas instalasi dan memperhatikan faktor
kontuinitas operasi.
 Jenis sudu pompa sesuai dengan kualitas air.

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-19


 Tipe pompa sesuai dengan penggunaanya.
 Diameter pipa hisap dan tekan sesuai dengan pompa yang dibutuhkan.
 Mampu beroperasi pada kapasitas dan tekanan (head) yang ada untuk
jangka waktu yang direncanakan.
 Tersedia di pasaran.
 Mudah operasi dan perawatannya.
Pemilihan jenis pompa didasarkan pada kualitas air yang ditangani oleh pompa
tersebut. Jenis pompa dan kualitas air tertentu dapat dilihat pada Tabel IV.10.
Tabel IV.10.
Pemilihan Jenis Pompa Air Baku Sumber Air Permukaan

Material Padat
Tipe Pompa Bentuk Sekunder
(Terbawa)
Vortex Abrasif Viskositas tinggi
Non-clogging
Shrouded chanel Serat panjang
summersible
Air Permukaan Serat Panjang Viskositas
karena fluktuasi Open impeller
tinggi Sampah
muka air tinggi
Axial Viskositas tinggi
Summersible Bebas benda padat.
Sentrifugal Impeller
Deep Well Pump. Viskositas rendah
Air Tanah
Deep well turbine Aliran campur Bebas Benda Padat
Dalam
pump (kedalaman (mixed flow Viskositas Rendah
< 40 m). impeller)
Sumber: Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98), Departemen Pekerjaan Umum.

Tabel IV.11.
Pemilihan Jenis Pompa Distribusi atau Booster

Kapasitas
Instalasi Fluida Jenis Pompa
Pompa
Kurang dari 200L/ Centrifugal Single Suction
det
Distribusi/ Booster Air Bersih
Lebih dari 200L/ Centrifugal Double
det Suction
Sumber: Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98), Departemen Pekerjaan Umum.

c. Prosedur Perhitungan
Pada tahap ini dilakukan perancangan instalasi yang meliputi:
 Penentuan jumlah pompa.
 Penentuan diameter pipa.
 Penentuan komponen perpipaan.
Penentuan dilakukan dengan menggunakan Tabel IV.12 dan Tabel IV.13
Tabel IV.12.
Pemilihan Diameter Pipa Discharge, Reducer dan
Header Instalasi Perpompaan

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-20


Kapasitas
Kapasitas Unit Diameter Diameter Diameter
Pompa per
No. Produksi Discharge Difuser Header
unit.
L/det L/det L/det L/det L/det
1. 0-5 0-2,5 1 50 x55 65
2. 5-10 2,5-5 2 55 x 100 150
3. 10-50 5-25 2 80 x 150 200
4. 50-80 25-40 2 100 x 180 250
5. 80-150 40-75 2 150 x 200 300
6. 150-200 75-100 2 200 x 250 400
7. 200-300 100-150 2 200 x 250 500
8. 300-500 150-250 2 250 x 300 500
9. 500-800 250-400 2 300 x 350 500
10. 800-1000 400-500 2 350 x 400 500
11. 1000-1200 5000-800 2 500 x 700 1000
Sumber: Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98), Departemen Pekerjaan Umum.

Tabel IV.13.
Pemilihan Diameter Pipa Discharge, Reducer dan Header Instalasi Perpompaan Sumur
Dalam Deep Well Submersible Pump

Kapasitas Unit Diameter Diameter Diameter


No. Produksi Discharge Reducer Header
L/det L/det L/det L/det
1. 0-5 2 50
2. 5-7,5 2,5 80 x 80 80
3. 7,5-10 3 80 x 150 150
4. 10-15 4 80 x 150 150
5. 15-25 5 80 x 150 150
6. 25-40 5 100 x 200 200
7. 40-75 8 150 x 250 250
Sumber: Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98), Departemen
Pekerjaan Umum.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebutuhan pompa air baku
adalah:
 Jumlah pompa adalah pompa operasi (tidak termasuk pompa cadangan).
 Difuser pada prinsipnya sama dengan reducer (yang berbeda hanya pada
arah aliran).
 Diameter pada pipa discharge sesuai dengan aplikasi pompa.
 Diameter difuser dirancang atas dasar kecepatan air kurang dari 3 m/det.
 Diameter header dirancang atas dasar kecepatan air dalam pipa kurang dari
2,5 m/det.

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-21


1) Tekanan Yang Diperlukan
Tekanan yang diperlukan tergantung dari kapasitas operasi instalasi air bersih
dan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
Hreq = Hs + H1 (Q1/Q2)2.
Dengan pengertian:
Hreq = tekanan yang diperlukan (m)
Hs = tekanan statis, perbedaan tinggi muka air (m).
H1 = tekanan kerugian sistem perpipaan pada akhir
tahun rencana (Q2).

Q1 = Kapasitas pada akhir tahun rencana. Q2 Perhitungan tekanan yang


diperlukan sebaiknya menggunakan grafik yang dibuat berdasarkan
persamaan diatas.
2) Tekanan Pompa
Tekanan pompa yang disediakan harus lebih besar aripada tekanan yang
diperlukan. Dengan melihat tekanan yang diperlukan dan kapasitas pompa,
maka dapat ditentukan pompa yang akan digunakan. Setelah itu perlu dicari
kurva unjuk kerja dari pompa tersebut. Kurva ini kemudian diplot pada
grafik yang menunjukkan kurva tekanan yang diperlukan.
3) Pengecekan Daerah Kerja Pompa
Yang dimaksud dengan daerah kerja pompa adalah daerah kerja pompa yang
ada di pasaran. Pompa yang dirancang harus nasuk dalam kurva daerah kerja
yang ada sehingga dapat diketahui keberadaannya di pasaran. Jika pompa
yang direncanakan tidak masuk dalam kurva daerah kerja, maka harus
dilakukan penentuan ulang jenis pompa.
4) Perhitungan Daya Pompa
Daya pompa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut: P = ρ . g . Q . H/n. SF.
Dengan pengertian:
P = Daya pompa (watt)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3).
g = Percepatan gravitasi (m/detik2). Q= Kapasitas pompa
(L/detik).
H= Tekanan yang diperlukan maksimum (m). N = Efisiensi total pompa.
SF= Faktor Keamanan (Safety Factor).= Kapasitas Aliran.

4.2.5. Unit Pelayanan

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-22


4.2.5.1. Daerah Pelayanan
Daerah pelayanan air minum meliputi daerah pelayanan perkotaan dan daerah
pelayanan perdesaan. Untuk wilayah perkotaan direncanakan akan dilayani oleh
sistem perpipaan PDAM, sedangkan untuk wilayah perdesaan akan dilayani oleh
sistem non PDAM.

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-23


4.2.5.2. Cakupan Pelayanan
Cakupan pelayanan air minum direncanakan sebagai berikut:
1. Target pelayanan sesuai periode perencanaan selama 20 tahun yaitu pada akhir
perencanaan sebesar 100%.
2. Sasaran dan prioritas pengembangan pelayanan ditujukan pada daerah
berkepadatan tinggi dan rawan air minum, kawasan strategis dan daerah
pengembangan sesuai dengan arahan pengembangan kota/wilayah.
4.2.5.3. Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan air minum di Kabupaten Cilacap direncanakan sebagai
berikut:
1. Tingkat pelayanan sambungan rumah direncanakan 80%, plat dari awal tahun
perencanaan sampai dengan akhir tahun perencanaan.
2. Tingkat pelayanan sambungan umum (KU/HU) direncanakan 20% sampai dengan
akhir tahun perencanaan.
4.3. Periode Perencanaan
Kriteria teknis dalam periode perencanaan pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) meliputi:
1. Periode perencanaan (15–20 tahun).
2. Sasaran dan prioritas penanganan Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas
harus ditujukan pada daerah yang belum mendapat pelayanan air minum dan
berkepadatan tinggi serta kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan
diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan
induk kota.
3. Strategi penanganan Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang optimum,
maka strategi pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum di
suatu kota diatur sebagai berikut:
 Pemanfaatan air tanah dangkal yang baik.
 Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau idle capacity.
 Pengurangan jumlah air tak berekening (ATR).
 Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem).
4. Kebutuhan air
Kebutuhan air ditentukan berdasarkan:
 Proyeksi penduduk Proyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5
tahun selama periode perencanaan.
 Pemakaian air (L/o/h) Laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5 tahun.

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-24


 Ketersediaan air.
5. Kapasitas sistem
Komponen utama sistem air minum harus mampu untuk mengalirkan air pada
kebutuhan air maksimum, dan untuk jaringan distribusi harus disesuaikan dengan
kebutuhan jam puncak.
 Unit air baku direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang
besarnya berkisar 130% dari kebutuhan rata-rata.
 Unit produksi direncanakan, berdasarkan kebutuhan hari puncak yang
besarnya berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata.
 Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang
besarnya berkisar 115%-300% dari kebutuhan rata-rata.

4.4. Kriteria Daerah Layanan


Kriteria perencanaan yang digunakan dalam merencanakan Pengembangan
SPAM Wilayah Kabupaten Cilacap adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
18/PRT/M/2007. Tapi dalam penerapannya disesuaikan dengan kondisi lapangan yang
direncanakan sebagaimana disajikan pada Tabel IV.14.
Tabel IV.14.
Kriteria Perencanaan Teknis

N
Uraian Kriteria
o.
Kapasitas Sistem
 Periode perencanaan 15 tahun
1 >80% dari jumlah penduduk, perpipaan
 Cakupan penduduk daerah
pelayanan dan non perpipaan
Kapasitas Aliran Debit maksimum harian (Qmax)
 Unit produksi (sumber, Qmax = fmax x Qrata-rata
transmisi, pengolahan, fmax = 1,10 – 1,25
2 reservoar) Debit jam puncak (Qpeak hour) Debit
 Unit distribusi induk : primer dan sekunder jam puncak (Qpeak hour)
Qpeak = fpeak x Qrata-rata
 Unit pelayanan: retikulasi dan
fpeak = 1,5 – 2,0
sambungan pelayanan
Instalasi Pengolahan Air SNI 19-6774-2002 tentang Tata
3 Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Penjernihan Air.
Konstruksi dan Material SNI, ISO, AWWA dan setara Setara
 Spesifikasi teknis : Material yang berlaku di DPU CK
& konstruksi 30 tahun
 Keawetan : 10 tahun
4
Konstruksi sipil dan perpipaan Peralatan M & E 5 tahun
Peralatan bahan kimia Cadangan daya listrik 15 tahun
Steel HDPE
 Material Pipa
tranmisi

Penyusunan Review Dokumen RISPAM Kabupaten Cilacap 4-25

Anda mungkin juga menyukai