Anda di halaman 1dari 13

Teks Khotbah Jum’at

Judul : Menggali Makna dari Surah Al-Jumu’ah


Oleh : Ustadz Muhammad Idris, Lc.

Khotbah pertama

ِ ‫ال َّسالَ ُم َع َل ْي ُك ْم َو َرحْ َم ُة‬.


‫هللا َو َبر َكا ُت ُه‬

ْ‫ت َأعْ َمالِ َنا َمن‬


ِ ‫شر ُْو ِر َأ ْنفُسِ َنا َو َس ّيَئ ا‬ ِ ‫هلل َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغ ِف ُرهُ َو َنع ُْو ُذ ِبا‬
ُ ْ‫هلل ِمن‬ ِ ِ َ‫ِإنّ ْال َحمْ د‬
‫ِي َل ُه‬
َ ‫َي ْه ِد ِه هللاُ َفالَ مُضِ ّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفالَ َهاد‬

َ ‫ َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ۧ ِإ ٰل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِري‬.


‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه‬،ُ‫ْك َله‬

‫ َأمَّا َبعْ ُد َف َياَأ ُّي َها‬.‫صحْ ِب ِه َأهْ ِل ال ُّت ٰقى َو ْال َو ٰفى‬ َ ‫اَل ٰلّ ُه َّم‬
َ ‫ َو َع ٰلى آلِ ِه َو‬،‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َع ٰلى َم َح َّم ِد ن ِْالمُجْ َت ٰبى‬
‫از َم ِن ا َّت َقى‬َ ‫اع ِت ِه َف َق ْد َف‬ ِ ‫ْالمُسْ لِم ُْو َن! ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى‬
َ ‫هللا َو َط‬

‫ َف َقا َل هللاُ َت َع ٰالى ِفيْ ِك َت ِاب ِه ْال َك ِري ِْم‬:

‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجااًل‬
َّ ‫س َواحِدَ ٍة َو َخ َل َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َب‬ ٍ ‫َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُوا َر َّب ُك ُم الَّذِي َخ َل َق ُك ْم ِمنْ َن ْف‬
َ ‫ون ِب ِه َواَأْلرْ َحا َم ِإنَّ هَّللا َ َك‬
‫ان َع َل ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َ ُ‫َك ِثيرً ا َون َِسا ًء َوا َّتقُوا هَّللا َ الَّذِي َت َسا َءل‬

Ma’asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan Allah.

Pertama-tama, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan


para jemaah sekalian agar senantiasa meningkatkan
ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Sungguh, takwa adalah
sebaik-baik harta perdagangan dan ia adalah harta
perdagangan yang paling menguntungkan.

Saudaraku yang dimuliakan Allah Ta’ala, kita berada pada hari


yang paling diberkahi, hari yang paling mulia, hari yang Allah
© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html
jadikan sebagai hari perayaan mingguan bagi kaum muslimin.
Hari ini adalah hari Jumat yang agung. Hari yang Allah
wajibkan di dalamnya pelaksanaan salat Jumat yang telah
Allah Ta’ala khususkan syiar ini dengan beberapa keutamaan
dan keistimewaan. Keistimewaan yang paling utama adalah
Allah turunkan di dalam Al-Qur’an surah khusus tentangnya,
yaitu surah Al-Jumu’ah.

Jemaah yang berbahagia.

Surah ini dibuka dengan tasbih, pujian, dan penyucian


terhadap Allah Ta’ala. Semua itu adalah hak-hak Allah yang
harus ditunaikan oleh para makhluk-Nya. Allah Ta’ala
berfirman,

َ ‫َو ِانْ مِّنْ َشيْ ٍء ِااَّل ي َُس ِّب ُح ِب َحمْ دِهٖ َو ٰل ِكنْ اَّل َت ْف َقه ُْو َن َتسْ ِبي َْح ُه ۗ ْم ِا َّن ٗه َك‬
‫ان َحلِ ْيمًا َغفُ ْورً ا‬

“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan


memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka.
Sungguh, Dia Mahapenyantun, Mahapengampun.” (QS.
Al-Isra’: 44)

Dialah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang berhak untuk diingat


dan tidak dilupakan, disyukuri nikmat-Nya dan tidak diingkari,
ditaati dan tidak boleh dikhianati dengan maksiat kepada-Nya.
Karena ialah Allah Yang Maharaja, Yang Mahasuci, Yang
Mahaperkasa, dan Yang Mahabijaksana. Semua sifat tersebut

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html
adalah pujian yang agung untuk Allah Ta’ala. Allah Ta’ala
berfirman,

‫س ْال َع ِزي ِْز ْال َح ِكي ِْم‬ ‫هّٰلِل‬


ِ ‫ض ْال َملِكِ ْالقُ ُّد ْو‬
ِ ْ‫ت َو َما فِى ااْل َر‬
ِ ‫ي َُس ِّب ُح ِ َما فِى الس َّٰم ٰو‬

“Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa
bertasbih kepada Allah, Maharaja, Yang Mahasuci, Yang
Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Al-Jumu’ah: 1)

Maasyiral Mukminin, yang dirahmati Allah Ta’ala.

Sungguh Allah Ta’ala telah mengutamakan kita dengan sebuah


karunia yang sangat besar, sebuah pemberian yang tidak bisa
dikalahkan dengan segala macam pemberian lainnya, yaitu
ketika Allah Ta’ala mengutus hamba-Nya dan Rasul-Nya
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita semua,
pendakwah kepada jalan yang benar, penyelamat manusia dari
kebodohan. Pada akhirnya, unggul dan jayalah umat Islam di
atas bumi karena cahaya risalah yang dibawa olehnya,
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Baginya
seutama-utamanya selawat dan seindah-indahnya ucapan
salam. Oleh karenanya, Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ث فِى ااْل ُ ِّم ٖ ّي َن َرس ُْواًل ِّم ْن ُه ْم َي ْتلُ ْوا َع َلي ِْه ْم ٰا ٰيتِهٖ َوي َُز ِّكي ِْه ْم َوي َُعلِّ ُم ُه ُم ْالك ِٰت‬
ْ‫ب َو ْالح ِْك َم َة َو ِان‬ َ ‫ه َُو الَّ ِذيْ َب َع‬

ٍ ۙ ‫ض ٰل ٍل م ُِّبي‬
‫ْن‬ َ ْ‫َكا ُن ْوا ِمنْ َق ْب ُل َل ِفي‬

“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta


huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan
© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html
mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (sunah),
meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan
yang nyata.” (QS. Al-Jumu’ah: 2)

Pilar dan pondasi terbesar dari dakwah beliau adalah


mengajarkan kitab Al-Qur’an, menyucikan jiwa, dan
membentuk karakter. Semuanya itu bisa dicapai dengan
membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan
mentadaburinya/menghayatinya dengan sepenuh-penuh
penghayatan.

Jemaah yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala.

Di dalam surah Al-Jumu’ah, Al-Qur’an telah membandingkan


dan mempertemukan antara 2 gambaran. Gambaran yang
pertama adalah gambaran yang cerah bagi siapa saja yang
mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
mendapatkan pengajarannya, cerah jiwanya, serta berjalan di
atas manhaj-nya. Gambaran lainnya adalah gambaran yang
mengerikan bagi mereka yang telah Allah Ta’ala berikan Taurat
dari kaum Nabi Musa ‘alaihissalam, namun mereka tidak
berpegang teguh di dalam membawanya. Mereka lebih
mendahulukan hawa nafsu mereka daripada hidayah yang ada
kitab Taurat tersebut, sehingga Allah Ta’ala permisalkan
mereka dengan permisalan yang buruk. Allah Ta’ala berfirman,

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html
َ ‫ار َيحْ ِم ُل اَسْ َفارً ۗا ِبْئ‬
‫س َم َث ُل ْال َق ْو ِم الَّ ِذي َْن‬ ُ
ِ ‫َم َث ُل الَّ ِذي َْن ُح ِّملُوا ال َّت ْو ٰرى َة ث َّم َل ْم َيحْ ِملُ ْو َها َك َم َث ِل ْال ِح َم‬
ّ ٰ ‫ت هّٰللا ِ َۗوهّٰللا ُ اَل َي ْهدِى ْال َق ْو َم‬
‫الظلِ ِمي َْن‬ ِ ‫َك َّذب ُْوا ِب ٰا ٰي‬

“Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa


Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak
mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa
kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang
mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Jumu’ah: 5)

Al-Imam As-Sa’di rahimahullah di dalam Tafsir-nya


mengatakan,

“Mereka tidak ubahnya seperti keledai yang membawa barang


berupa kitab-kitab ilmu di atas punggungnya. Bisakah keledai
memanfaatkan kitab-kitab yang dibawa di atas punggungnya
itu? Apakah karena sebab itu mereka berhak mendapatkan
keutamaan? Ataukah jatah mereka hanya sekedar membawa
saja. Inilah perumpamaan ulama ahli kitab. Mereka adalah
orang-orang yang tidak mengajarkan isi Taurat, yang di antara
perintah terbesar dan teragungnya adalah mengikuti
Muhammad serta kabar gembira bagi orang yang beriman
dengan Al-Qur’an yang dibawanya.”

Sungguh mereka tidak mendapatkan manfaat dari kitab Taurat


tersebut, padahal Allah Ta’ala berfirman,

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html
ِ ْ‫َو َل ْو اَ َّن ُه ْم اَ َقامُوا ال َّت ْو ٰرى َة َوااْل ِ ْن ِج ْي َل َو َمٓا ا ُ ْن ِز َل ِا َلي ِْه ْم مِّنْ رَّ ب ِِّه ْم اَل َ َكلُ ْوا ِمنْ َف ْوق ِِه ْم َو ِمنْ َتح‬
‫ت‬
‫اَرْ ُجل ِِه ۗ ْم‬

“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan


(hukum) Taurat, Injil, dan (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada
mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat
makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.” (QS.
Al-Ma’idah: 66)

Maasyiral Muslimin.

Sesungguhnya di antara yang dibuat-buat dan terus-menerus


didengung-dengungkan oleh mereka yang diberikan kitab suci
sebelum kita adalah ucapan, “Walaupun kami menyelisihi
aturan-aturan syariat, namun kami adalah manusia yang paling
dicintai oleh Rabb seluruh manusia dan kami adalah manusia
pilihannya, tidak seperti kaum muslimin.”

Sungguh ucapan yang penuh kedustaan. Oleh karenanya, di


dalam surah ini Allah Ta’ala menantang dan meminta mereka,
agar mengharapkan kematian yang disegerakan, sehingga
dengan itu mereka lebih cepat bertemu dengan Rabb yang
mereka anggap bahwa Dia telah mereka cintai, dan yang
mereka anggap bahwa Dia mencintai mereka. Sungguh
kematian adalah bukti apakah benar anggapan mereka
tersebut ataukah tidak.

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html
Al-Qur’an kemudian dengan jelas menyebutkan, bahwa
mereka tidak akan berani mengharapkan kematian tersebut,
karena dosa-dosa dan perbuatan buruk yang telah mereka
lakukan di dunia ini. Allah Ta’ala berfirman,

ّ ٰ ‫ت اَ ْي ِدي ِْه ۗ ْم َوهّٰللا ُ َعلِ ْي ۢ ٌم ِب‬


‫الظلِ ِمي َْن‬ ْ ‫َواَل َي َت َم َّن ْو َن ٗ ٓه اَ َب ًد ۢا ِب َما َق َّد َم‬

“Dan mereka tidak akan mengharapkan kematian itu


selamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat
dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui
orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Jumu’ah: 7)

Sungguh, akan kita dapati orang-orang Yahudi adalah manusia


yang paling tamak akan kehidupan dunia, bahkan lebih tamak
dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka, ingin
diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sama sekali
tidak akan menjauhkan mereka dari azab Allah Ta’ala.

Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Sesungguhnya kerinduan dan harapan berjumpa dengan Rabb


semesta alam ini hanya terwujud dari hati yang sudah
mempersiapkan amalan saleh. Ia berharap akan meraih apa
yang telah Allah janjikan kepadanya, berupa balasan yang baik
dan pahala yang dilipatgandakan. Allah Ta’ala berfirman,

‫اع ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْن َيا ُث َّم ه َُو َي ْو َم ْالق ِٰي َم ِة م َِن‬
َ ‫اَ َف َمنْ وَّ َع ْد ٰن ُه َوعْ ًدا َح َس ًنا َفه َُو اَل ِق ْي ِه َك َمنْ َّم َّتعْ ٰن ُه َم َت‬
‫ض ِري َْن‬ َ ْ‫ْالمُح‬

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html
“Maka, apakah sama orang yang Kami janjikan kepadanya
suatu janji yang baik (surga) lalu dia memperolehnya, dengan
orang yang Kami berikan kepadanya kesenangan hidup
duniawi, kemudian pada hari Kiamat dia termasuk orang-orang
yang diseret (ke dalam neraka)?” (QS. Al-Qasas: 61)

Di dalam hadis qudsi juga disebutkan,

ُ ‫كر‬
‫هت لقا َءه‬ ُ ‫ أح َب‬، ‫ إذا أحبَّ َعبدي لِقائي‬: ‫قال هَّللا ُ تعا َلى‬
َ ، ‫ وإذا َك ِره لِقائي‬، ‫بت لقا َءه‬

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Apabila hambaku senang berjumpa


denganku, aku pun senang berjumpa dengannya dan apabila
hambaku benci berjumpa denganku, maka aku pun benci
berjumpa dengannya.’” (HR. Bukhari no. 7504, Muslim no.
2685, dan Nasa’i no. 1834)

Bertakwalah kepada Allah Ta’ala, teruslah beramal saleh dan


berbuat kebaikan. Insya Allah semua itu akan menjadi penebus
bagi diri kita agar mendapatkan tempat tinggal di surga nanti,
tempat yang telah Allah ridai bagi orang yang beriman dan
bertakwa kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

ٍ ‫اِنَّ ْال ُم َّت ِقي َْن ِفيْ َج ٰ ّن‬


‫ت وَّ َن َه ۙ ٍر * ِفيْ َم ْق َع ِد صِ ْد ٍق عِ ْندَ َملِيْكٍ ُّم ْق َتد ٍِر‬

“Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada di taman-taman


dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang
Mahakuasa.” (QS. Al-Qamar: 54-55)

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html
Khotbah kedua

‫ َأ ْش َه ُد‬.‫ َو َع َلى آلِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه َأهْ ِل ْال َو َفا‬،‫َوُأ َسلِّ ُم َع َلى م َُح َّم ٍد ْالمُصْ َط َفى‬ ْ‫صلِّي‬ َ ‫ َوُأ‬،‫هلل َو َك َفى‬ ِ ‫اَ ْل َحمْ ُد‬
‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه َأمَّا َبعْ ُد‬،ُ‫ْك َله‬
َ ‫َش ِري‬ ‫َأنْ اَّل ِإل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل‬.

‫ِي لِلص َّٰلو ِة ِمنْ ي َّْو ِم ْال ُجم َُع ِة َفاسْ َع ْوا ا ِٰلى ذ ِْك ِر هّٰللا ِ َو َذرُوا ْال َبي ۗ َْع ٰذلِ ُك ْم‬
َ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْٓوا ا َِذا ُن ْود‬
‫َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ِانْ ُك ْن ُت ْم َتعْ َلم ُْو َن‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk


melaksanakan salat pada hari Jumat, maka segeralah kamu
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)

Hendaknya bagi setiap muslim yang beriman menaati dan


menjalankan apa yang telah Allah Ta’ala perintahkan ini,
bersegera menunaikan kemuliaan dan keberkahan salat Jum’at
setiap kali azan Jumat dikumandangkan. Dan wajib baginya
meninggalkan setiap perdagangan dan kesibukan duniawi yang
beragam rupa itu. Kemudian segera bergegas keluar untuk
melaksanakan salat Jumat dalam kondisi telah mandi,
mengenakan wewangian, dan mengenakan pakaian terbaik
yang ia miliki sebagaimana firman Allah Ta’ala,

‫ٰي َبن ِْٓي ٰادَ َم ُخ ُذ ْوا ِز ْي َن َت ُك ْم عِ ْندَ ُك ِّل َمسْ ِج ٍد‬

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus


pada setiap (memasuki) masjid.” (QS. Al-A’raf: 31)

Berdasarkan juga hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,


© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html
‫ُغسْ ُل َي ْو ِم ال ُجم َُع ِة َوا ِجبٌ َع َلى ُك ِّل مُحْ َتل ٍِم‬

“Mandi Jumat itu wajib atas setiap orang yang telah balig.” (HR.
Bukhari no. 879 dan Muslim no. 846)

Disunahkan juga baginya untuk berangkat di awal waktu.


Sangat disayangkan, kita dapati banyak dari kaum muslimin
yang terlambat di dalam menghadirinya. Saat khatib telah naik
mimbar dan memulai khotbahnya, jemaah yang hadir mungkin
baru sepertiga dari kapasitas masjid yang ada. Barulah ketika
salat akan dimulai, masjid tersebut menjadi penuh.

Ketahuilah wahai saudaraku, perbuatan semacam ini sangatlah


menyelisihi petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, menyelisihi juga apa yang telah dicontohkan para
sahabatnya. Karena bersegera menghadiri salat Jumat
termasuk dari sunah Nabi kita dan ada keutamaan khusus bagi
siapa saja yang mampu mengisi barisan-barisan terdepan.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫صفُ ْوفِ ْاُأل َو ِل‬


ُّ ‫ُصلُّ ْو َن َع َلى ال‬
َ ‫هللا َو َمالَِئ َك َت ُه ي‬
َ َّ‫ِإن‬

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat


kepada orang yang salat di saf pertama.” (HR. Ibnu Majah no.
823)

Jemaah salat Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala.

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html
Di antara perkara penting lainnya yang harus kita perhatikan
saat salat Jumat adalah tidak berbicara saat khatib telah naik
mimbar, karena yang wajib kita lakukan saat itu adalah
mendengarkan khotbah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,

ُ ‫ وا َما ُم َي ْخ‬،‫ت‬ َ ‫ِإ َذا قُ ْل‬


َ ‫ ف َق ْد َل َغ ْو‬، ُ‫طب‬
‫ت‬ ‫ أ ْنصِ ْ ِإل‬:ِ‫ك َيو َم ال ُجم َُعة‬ َ ‫تل‬
َ ‫ِصاح ِِب‬

“Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jumat,


‘Diamlah!’ ketika khatib sedang berkhotbah, sungguh engkau
telah berkata sia-sia.” (HR. Bukhari no. 934 dan Muslim no.
851)

Ucapan ‘diamlah’ saja telah diingatkan oleh Rasulullah untuk


tidak kita lakukan, lalu bagaimana dengan ucapan dan obrolan
selainnya?! Yang jelas-jelas tidak ada faedahnya.

Jemaah yang dirahmati Allah Ta’ala.

Itulah beberapa faedah dan makna yang bisa kita gali dari
surah Al-Jumu’ah, surah yang Allah turunkan khusus untuk
menunjukkan keutamaan hari Jumat yang mulia ini.

Akhir kata, marilah kita senantiasa bersemangat,


berlomba-lomba mendekatkan diri kita kepada Allah Ta’ala dan
berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari hal-hal yang
tidak disukai oleh-Nya.

‫ت َو ُه ْم اَل ي ُْظ َلم ُْو َن‬ ٰ ‫هّٰللا‬


ٍ ‫َوا َّتقُ ْوا َي ْومًا ُترْ َجع ُْو َن ِف ْي ِه ِا َلى ِ ُۗث َّم ُت َو ّفى ُك ُّل َن ْف‬
ْ ‫س مَّا َك َس َب‬

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html
‫‪“Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan‬‬
‫‪kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang‬‬
‫‪sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan‬‬
‫)‪mereka tidak dizalimi (dirugikan).” (QS. Al-Baqarah: 281‬‬

‫مْر‬ ‫هللا َأ َم َر ُك ْم ِبَأ ٍ‬ ‫َف َيا َأ ُّي َها ْالمُسْ لِم ُْو َن‪ُ ،‬أ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى ِ‬
‫هللا ْال َعلِيِّ ْال َعظِ ي ِْم َواعْ َلم ُْوا َأنَّ َ‬
‫ون َع َلى ال َّن ِبيِّ ‪،‬‬ ‫ُصلُّ َ‬‫هللا َو َماَل ِئ َك َت ُه ي َ‬ ‫َعظِ ي ٍْم‪َ ،‬أ َم َر ُك ْم ِبال َّ‬
‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َع َلى َن ِب ِّي ِه ْال َك ِري ِْم َف َقا َل‪ِ :‬إنَّ َ‬
‫صلُّوا َع َل ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِيمًا‬ ‫ِين آ َم ُنوا َ‬‫‪َ ،‬يا َأ ُّي َها الَّذ َ‬

‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إ َّن َ‬


‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ‫صلَّي َ‬
‫ْت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬
‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َ‬
‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إ َّن َ‬
‫ك‬ ‫ار ْك َ‬
‫ت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬ ‫اركْ َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬
‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬ ‫َم ِج ْي ٌد‪َ .‬و َب ِ‬
‫َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫ت‬ ‫ت اَأْلحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َواَأْل َ‬


‫مْوا ِ‬ ‫والمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬
‫ت ْ‬ ‫‪،‬اَل ٰلّ ُه َّم ْ‬
‫اغ ِفرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬

‫ف ْالم ُْخ َتلِ َف َة َوال َّشدَ اِئدَ‬


‫اللهم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َباَل َء َو ْال َغاَل َء َو ْال َو َبا َء َو ْال َفحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْال َب ْغ َي َوال ُّسي ُْو َ‬
‫ك َع َلى‬ ‫ان ْالمُسْ لِ ِمي َْن َعام ًَّة‪ِ ،‬إ َّن َ‬
‫َو ْالم َِح َن‪َ ،‬ما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن‪ِ ،‬منْ َب َل ِد َنا َه َذا َخاص ًَّة َو ِمنْ ب ُْلدَ ِ‬
‫ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْي ٌر‬

‫َر ّب َنا الَ ُتَؤ اخ ِْذ َنا ِإنْ َنسِ ْي َنا َأ ْو َأ ْخ َطْأ َنا َر ّب َنا َوالَ َتحْ ِم ْل َع َل ْي َنا ِإصْ رً ا َك َما َح َم ْل َت ُه َع َلى الّ ِذي َْن ِمنْ‬
‫ت َم ْوالَ َنا َفا ْنصُرْ َنا‬ ‫اغ ِفرْ َل َنا َوارْ َحمْ َنا َأ ْن َ‬ ‫َق ْبلِ َنا َر ّب َنا َوالَ ًت َحم ّْل َنا َماالَ َطا َق َة َل َنا ِب ِه َواعْ فُ َع ّنا َو ْ‬
‫‪َ .‬ع َلى ْال َق ْو ِم ْال َكاف ِِري َْن‬

‫اف ‪ ،‬وال ِغ َنى‬


‫والع َف َ‬ ‫اللَّ ُه َّم إ َّنا َنسْ َألُ َ‬
‫ك الهُدَ ى ‪ ،‬وال ُّت َقى ‪َ ،‬‬

‫ُور ُكلِّ َها‪َ ،‬وأ ِجرْ َنا ِمنْ خ ِْزيِ ال ُّد ْن َيا َو َع َذا ِ‬ ‫ُأل‬
‫ب اآلخ َِر ِة‬ ‫الله ّم أحْ سِ نْ َعا ِق َب َت َنا فِي ا م ِ‬

‫‪َ .‬ر َب َنا َءا ِت َنا فِي ال ّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي ْاَألخ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ َ‬
‫اب ال ّن ِ‬
‫ار‬

‫العا َل ِمي َْن‬ ‫َو ْال َحمْ ُد ِ‬


‫هلل َربِّ َ‬

‫‪© 2022 muslim.or.id‬‬


‫‪Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html‬‬
‫ان َوِإ ْي َتا ِء ذِي ْالقُرْ َبى و َي ْن َهى َع ِن ال َفحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر‬ ‫ْأ‬
‫هللا َي ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ‬
‫هللا‪ ،‬إنَّ َ‬‫عِ َبادَ ِ‬
‫هللا ْال َعظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم َو َلذ ِْك ُر ِ‬
‫هللا َأ ْك َب ُر‬ ‫َوال َب ْغي‪َ ،‬يع ُ‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‪َ .‬فاذ ُكرُوا َ‬ ‫ِ‬

‫‪© 2022 muslim.or.id‬‬


‫‪Sumber: https://muslim.or.id/76916-khotbah-jumat-menggali-makna-dari-surat-al-jumuah.html‬‬

Anda mungkin juga menyukai