Anda di halaman 1dari 5

Makalah

Manejemen Berbasis Sekolah

Dosen Pengampuh : Meylan Saleh S.Pd,M.Pd

Mata kuliah : pendidikan lingkungan hidup

151420171

FARHAN ABDULAH SUWELE

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2022
DAFTAR ISI

BAB 1 PEMBAHASAN …………………………………………………………………..1

1.1 Lingkungan hidup……………………..………………….…………………….….2


1.2 Perkembangan lingkungan hidup di (ASEAN)………………………………….2

1.3 masalah lingkungan hidup di Indonesia…………………………………………3


1.4 Perkembangan lingkungan hidup di Indonesia…………………………………4
1.5 Tujuan ,sasaran dan ruang lingkup kebijakan …………………………………5
1.6 strategi pelaksanaan………………………………………………………………5

Daftar pustaka……………………………………………………………………………..6
PEMBAHASAN

BAB I

Latar belakang dan perkembangan pendidikan lingkungan hidup

1.1 Lingkungan hidup


Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan berhubungan
timbal balik. Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang antara
makhluk hidup dan komponen abiotik lainnya. Interaksi antar lingkungan alamiah dan
sekitarnya membentuk sistem ekologi (ekosistem) Lingkungan memegang peranan sebagai
habitat bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi.
1.2 Perkembangan lingkungan hidup di (ASEAN)
Seluruh anggota Perhimpunan Negara Negara Asia Tenggara (ASEAN) sepakat mendukung
program perlindungan dan pengelolaan lingkungan dalam rangka pembangunan
berkelanjutan seperti tertuang dalam World Summit on Sustainable Development dan
mencapai pembangunan millenium atau (Millenium Development Goals /MGDs). Hal itu
merupakan salah satu butir ASEAN Declaration Environmental Sustainability yang
dihasilkan KTT ASEAN ke-13, di Singapura, Selasa. Deklarasi tersebut memuat 29 butir
kesepakatan yang ditandatangani seluruh kepala negara dan pemerintahan ASEAN. Selain
program perlindungan dan pengelolaan lingkungan, ASEAN juga bertekad bekerja keras
dalam merespon isu perubahan iklim (climate change), dan keharusan konservasi sumber-
sumber daya alam. Dalam dokumen tersebut juga terdapat poin penting mendukung
penyelenggaraan sidang antar-pihak Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim (United Nations
Framework Convention on Climate Change/UNFCCC), di Bali. Dukungan tersebut
merupakan bagian dari upaya ASEAN mendukung ASEAN Climate Change Initiative, dan
prioritas 10 kawasan lingkungan hidup berkelanjutan yang disepakati dalam pertemuan
informal ke-7 Menteri Lingkungan Hidup se ASEAN yang tertung dalam kerangka
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam periode 2004-2010, yang
dicanangkan dalam Vientiane Action Programme (VAP). Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono mengatakan, Indonesia termasuk negara-negara di dunia berharap lahirnya suatu
gagasan baru pasca Protokol Kyoto yang lebih adil dan diterima semua pihak. Menurut
Presiden, Indonesia dan seluruh anggota ASEAN menaruh perhatian yang sangat besar
terhadap masalah lingkungan hidup terutama pergantian iklim yang menyebabkan
pemanasan bumi. Sementara itu, Menlu Hassan Wirajuda menilai diperlukan suatu gerakan
perubahan secara menyeluruh di tingkat nasional, kawasan dan internasional untuk
membendung pemanasan global.

1.3 masalah lingkungan hidup di indonesia

Kejahatan lingkungan dikatagorikan sebagai kejahatan di bidang ekonomi dalam arti yang
luas, karena cakupan kriminalitas dan pelanggagaran lingkungan lebih luas dari kejahatan
konvensional lainnya, dampaknya mengakibatkan kerugian ekonomi negara yang luar biasa,
selain juga berdampak pada rusaknya lingkungan. Sebagai contoh pembalakan liar yang
dilakukan oleh pengusaha kayu asal Medan Adelin Lis, telah merugikan keuangan negara
hampir sekitar Rp.227,02 trilyun, sedangkan kerusakan lingkungan dapat dilihat adanya
penggundulan hutan secara liar yang berlangsung dari tahun 1967 telah mengakibatkan
kerusakan hutan di Indonesia mencapai 1,8 juta hektar per tahunnya meskipun disisi yang
lain dapat meningkatkan devisa negara. Salah satu penyebabnya adalah sistem perizinan
pertambangan yang dikelola secara tersentralisasi, sehingga menciptakan ketidakadilan bagi
masyarakat adat/lokal. Managemen pertambangan yang sentralistis juga menimbulkan
benturan kepentingan antara pertambangan dengan sektor lain. Wilayah pertambangan yang
diberikan kepada para investor melalui sistem kontrak karya sebagian besar terletak dalam
kawasan hutan lindung atau bahkan dalam kawasan taman nasional, sehingga menimbulkan
kerusakan kawasan hutan dan taman nasional.

1.4 Perkembangan lingkungan hidup di indonesia

Pendidikan Lingkungan Pada Jenjang Pendidikan Dasar Sebagai makhluk yang memiliki
kemampuan untuk menyebar dan mengatur permukaan bumi sesuai dengan keinginannya,
manusia memiliki kecenderungan untuk mendominasi bumi baik dilihat dari sudut tata ruang,
fungsional maupun struktural. Kerusakan alam yang terjadi pada dasarnya lebih
dititikberatkan pada kemampuan manusia untuk melihat dengan jangkauan jauh melampaui
batas kepentingan sendiri di samping kemampuan dalam melihat kenyataan yang sebenarnya
dalam kehidupan (Soerjani, 1992:19). Kerusakan lingkungan merupakan manifestasi
pengembangan dari permasalahan sosial dan lingkungan yang saling terkait. Pengertian yang
mendalam mengenai lingkungan alam merupakan isu sosial dan ekologis, sehingga krisis
lingkungan dapat dikatakan sebagai hasil interaksi dari berbagai keprihatinan global (Van
Rensburg, 1994:1). Perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan menjadi
perhatian yang serius. Apabila perilaku seseorang ditentukan oleh setting di mana ia tinggal,
maka perilaku itu termasuk ke dalam behavior all setting (Fishben dan Ajzen, 1975:351).
Pola tersebut dapat membedakan perilaku seseorang dengan orang lain terhadap obyek pada
tempat dan waktu tertentu (Krech &Ballachey, 1988:15). Dengan demikian, perilaku
manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan merupakan fokus perhatian yang serius

1.5 Tujuan ,sasaran dan ruang lingkup kebijakan

Ruang lingkup dari kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai bidang dan


sektor seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, dan sebagainya.

Kebijakan Substantif: Kebijakan yang menyangkut apa yang akan dilakukan oleh


pemerintah. Kebijakan Prosedural: Kebijakan mengenai bagaimana kebijakan substantif
dapat dijalankan. Kebijakan Distributif: Kebijakan yang menyangkut distribusi pelayanan
atau kemanfaatan pada masyarakat. Pengendalian Dampak Lingkungan bertujuan untuk
mewujudkan keserasian antara pembangunan dan daya dukung lingkungan yang seimbang,
selaras dan lestari serta dinamis dalam menunjang pembangunan yung berkelanjutan.

1.6 strategi pelaksanaan

Pengelolaan lingkungan hidup sebagai usaha sadar untuk memelihara dan atau melestarikan
serta memperbaiki mutu lingkungan agar dapat memenuhi kebutuhan manusia sebaik-
baiknya. Pengelolaan lingkungan hidup mempunyai ruang lingkup yang secara luas dengan
cara beraneka ragam pula.

Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai