PENDAHULUAN
menunjang. Dalam Negara agraris tanah merupakan harta berharga bagi pertanian,
perkebunan, perumahan, serta tempat usaha yang dikelola individu maupun oleh
kepentingan soal tanah sehingga hukum akan melindungi hak seseorang yang
pemerintah dan masyarakat dalam bidang tanah yang semakin bertambah banyak.
dapat dikatakan setiap saat manusia berhubungan dengan tanah. Setiap orang
1
memerlukan tanah tidak hanya pada masa hidupnya, tetapi sudah meninggalpun
masih tetap berhubungan dengan tanah. Oleh sebab itu tanah adalah merupakan
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
kegiatan usaha misalkan membuat suatu perkebunan kelapa sawit yang tentunya
usahanya, Perseroan Terbatas ini membeli tanah dari masyarakat yang membuka
lahan guna untuk dijual kepada Perseroan Terbatas tersebut yang pastinya tanah
Tanah yang dibuat antara pemilik lahan / pihak penjual dengan pihak Perseroan
serta akta ini dibuat dalam bentuk akta notaris yang dibuat dihadapan Pejabat
Jabatan Notaris, Pasal 1 angka (1) bahwa Notaris adalah Pejabat Umum yang
2
berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya
Akta, memberikan grosse, Salinan dan kutipan Akta. Akta itu juga tidak
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan
oleh Undang-Undang.
hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti rugi atas
dasar musyawarah. pelepasan hak atas tanah dilakukan di atas surat atau akta yang
Akta pelepasan hak atas tanah tersebut harus dibuat di hadapan notaris
tangan. Dengan adanya pelepasan hak, maka tanah yang bersangkutan menjadi
permohonan hak atas tanah yang baru ke Kantor Pertanahan setempat sesuai
sesuai keperluannya. Dalam hal ini tanah yang diberikan oleh Pemerintah kepada
3
Perseroan dalam bentuk Hak Guna Usaha dikarenakan tanah tersebut nantinya
akad dipergunakan untuk lahan perkebunan sawit. Akan tetapi biasanya pihak
Perseroan meletakkan langsung klausul permohonan hak atas tanah yang baru
didalam Akta Pelepasan Hak Atas Tanah tersebut sehingga Perseroan tersebut
tidak terlalu sulit guna melakukan pendaftaran tanah pada Kantor Pertanahan yang
Pasal 1 angka (7), Akta Notaris adalah akta autentik yang dibuat oleh atau di
hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan oleh Undang-
Undang.
atas tanah bagi yang menguasainya. Oleh karena itu tanah harus didaftarkan di
4
3. Terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.1
tersebut biasanya melakukan pendaftaran tanah setelah izin lokasi keluar atau
sudah di beli dari masyarakat dan untuk mengatasi hal itu maka Perseroan tersebut
menjual aset Perseroan tersebut yang berupa tanah. Tentu saja ini menimbulkan
sedikit permasalahan sebab tanah tersebut belum dilakukan pendaftaran tanah atau
peralihan hak atas tanah kepada orang lain misalnya melalui transaksi jual beli.
Dalam jual beli sebidang tanah yang belum disertipikatkan, pihak Perseroan
menjual kepada pihak lain atas dasar Akta Pelepasan Hak Atas Tanah yang dibuat
oleh Notaris.
Akta Pelepasan Hak Atas Tanah Pada PT. Bumi Inti Sari Raya di
1
Budi Harsono, Hukum Agraria Nasional Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2006, hlm 165.
5
B. Perumusan Masalah
berikut :
bersertipikat pada PT. Bumi Inti Sari Raya berdasarkan Akta Pelepasan
hak atas tanah yang belum bersertipikat pada PT. Bumi Inti Sari Raya
pelaksanaan pengalihan hak atas tanah yang belum bersertipikat pada PT.
Bumi Inti Sari Raya berdasarkan Akta Pelepasan Hak kepada pihak
ketiga?
Adapun yang menjadi tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian
yang belum sertipikat oleh PT. Bumi Inti Sari Raya berdasarkan Akta
hak atas tanah yang belum bersertipikat oleh PT. Bumi Inti Sari Raya
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Hukum
2. Dengan penulisan skripsi ini akan menambah wawasan penulis dalam bidang
teori ilmu hukum umumnya serta dalam prakteknya khususnya mengenai Akta
D. Kerangka Konseptual
pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah atau cara
pengertian tanah dipakai dalam arti yuridis sebagai suatu pengertian yang
3. Sertipikat hak atas tanah adalah suatu tanda bukti kepemilikan atas tanah
7
4. Pelepasan Hak Atas Tanah adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum
antara pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
pelaksanaannya
6. PT. Bumi Inti Sari Raya adalah Perseroan terbatas yang usahanya bergerak
8. Akta Notaris adalah akta autentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris
9. Akta Pelepasan Hak Atas Tanah adalah Akta yang menyatakan pihak
E. Landasan Teori
Teori Tujuan Hukum yang digunakan oleh penulis adalah teori tujuan
hukum yang merupakan ajaran Gustav Radbruch. Dimana teori tujuan hukum
mempunyai hal yang ingin dicapai yaitu Kepastian hukum. Kepastian berasal daru
kata pasti, yang artinya tentu, sudah tetap, tidak boleh tidak, suatu hal yang sudah
8
tentu. Kepastian hukum memilik arti perangkat hukum suatu Negara yang mampu
Jika mengaitkan teori ini dengan apa yang dikaji oleh penulis maka
penulis berpendapat, bahwa teori kepastian hukum membantu penulis untuk lebih
menekankan akan kepastian hukum dari pelaksanaan pengalihan hak atas tanah
yang belum bersertipikat berdasarkan akta pelepasan hak atas tanah pada PT.
F. Metodologi Penelitian
9
gejala / merupakan cara untuk memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari
Agar dapat terlaksananya penulisan skripsi ini sesuai dengan topik yang
telah diuraikan diatas dan mengandung kebenaran yang objektif untuk memenuhi
syarat sebagai karya ilmiah, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :
a) Tipe/Spesifikasi Penelitian.
masalah yang terkait dengan pelaksanaan pengalihan hak atas tanah yang
belum bersetipikat berdasarkan Akta Pelepasan Hak Atas Tanah pada PT.
b) Pendekatan Penelitian.
belum bersetipikat berdasarkan Akta Pelepasan Hak Atas Tanah pada PT.
lapangan tentang bagaimana PT. Bumi Inti Sari Raya dalam pelaksanaan
10
Pelepasan Hak Atas Tanah pada PT. Bumi Inti Sari Raya di Kabupaten
Sarolangun.
c) Penarikan Sampel.
d) Bahan Hukum.
maka bahan hukum yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah :
I. Penelitian kepustakaan.
Yaitu terdiri dari Akta Pelepasan Hak Atas Tanah serta Peraturan
ini.
Yaitu terdiri dari Kamus Hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
11
a. Pengamatan langsung penulis di lapangan.
b. Wawancara langsung penulis kepada Notaris dan Pihak PT. Bumi Inti
Sari Raya.
G. Sistematika Penulisan
isi atau uraian dalam skripsi ini, maka penulis menyusun suatu sistematika
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA : Bab ini berisikan tinjauan umum tentang
kajian.
Usaha.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PengertianTanah
pengertian yang telah dibatasi dalam UUPA, yakni tanah hanya merupakan
definisi terhadap istilah “tanah”, karena UUPA tidak hanya mengatur tanah saja
melainkan bertujuan pula untuk mengatur Sumber Daya Alam. Sumber daya alam
1945, yang meliputi : Bumi, Air, Kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi
dan air; Ruang Angkasa yang meliputi tenaga dan unsur-unsur dalam ruang
angkasa.
pengertiannya dirumuskan dalam UUPA Pasal 1 ayat 4 yaitu “bumi” terdiri dari
(sebagai tanah) dan dibawah air dimana terdapat kekayaan alam berupa “bahan-
bahan galian”, yang meliputi: minyak dan gas bumi, emas, perak, platina, timah,
14
tembaga, uranium sampai batu kapur dan asbes. Akan tetapi untuk pengambilan
danau dan rawa-rawa) maupun laut wilayah Indonesia, yaitu laut yang termasuk
untuk berbagai keperluan dan di dalam air terdapat kekayaan alam berupa hasil
laut, karena begitu besar ,amfaatnya maka pemanfaatan air termasuk dalam
pengaturan UUPA.
mengatur unsur-unsur lainnya, yaitu hutan dan ruang angkasa di atas bumi dan
diatas air, hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1 ayat 6 UUPA. Dalam ruang angkasa
terdapat tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa, yang dapat digunakan
disebutkan dalam Pasal 48 UUPA, antara lain unsur dalam ruang angkasa yang
Sampai saat ini sudah dimulai menggunakan ruang di atas tanah berupa
pembangunan jalan layang baik lalu lintas kendaraan maupun kereta api, juga
untuk pertokoan yang dibangun dengan menggunakan ruang di atas tanah yang
15
ketentuan hukum tanah nasional, karenan tiang-tiang pendukungnya masih dalam
lingkup pengertian memakai tanah dan hal ini berlaku pula untuk ruang bawah
Ruang bawah tanah ini belum ada peraturan yang tegas mengaturnya
sampai saat ini. Pengertian ruang bawah tanah adalah bangunan-bangunan yang
berada di dalam tubuh bumi yang secara fisik dan secara fungsional tidak ada
kaitannya dengan bangunan yang berada di atas tanah atau permukaan bumi.
Bangunan tersebut untuk usaha pertokoan, restoran, stasiun dan jalan kereta api di
bawah tanah yang biasanya dikenal dengan subway. Penggunaan runag di bawah
tanah dapat dilandasi dengan sesuatu hak, semacam hak atas tanah, yang disebut
Hak Guna Ruang Bawah Tanah, hal ini pernah diusulkan dan diuraikan oleh Prof.
Boedi Harsono.
dalam UUPA disebut dengan istilah “Agraria” dalam arti luas. Sehingga Hukum
Agraria dalam arti luas adalah bidang hukum positif yang mengatur unsur-unsur
sumber daya alam dan masing-masing unsur dijabarkan labih lanjut dalam bidang
agraria digunakan sinonim dari tanah atau pertanahan. Oleh karenanya istilah
agraria yang digunakan ini adalah dalam arti sempit, dan Hukum Agraria dalam
16
B. Hak Atas Tanah
berbuat sesuatu mengenai tanah yang dihaki. Jadi, hak atas tanah adalah hak yang
memberi wewenang untuk memakai tanah yang diberikan kepada orang dan
badan hukum.
Hak-hak atas tanah dalam hukum tanah nasional pada dasarnya meliputi
hak-hak atas tanah yang primer yaitu hak-hak atas tanah yang diberikan oleh
Negara dan bersumber langsung pada Hak bangsa Indonesia dan hak-hak atas
tanah yang sekunder yaitu hak-hak atas tanah yang diberikan oleh pemilik tanah
dan bersumber secara tidak langsung pada Hak Bangsa Indonesia atas tanah. Hak
atas tanah yang sekunder disebut pula hak baru yang diberikan di atas tanah Hak
Milik dan selalu diperjanjian antara tanah dan pemegang hak baru dan akan
Pada dasarnya tujuan memakai tanah adalah untuk memenuhi 2 (dua) jenis
lain-lain.
dalam arti menguasai, menggunakan dan mengambil manfaat dari suatu bidang
tanah tertentu yang dihaki. Dalam rangka memakai tanah mengandung kewajiban
17
untuk memelihara tanah termasuk menambah kesuburannya serta mencegah
Agraria.
Pemakaian tanah tersebut harus sesuai dengan tujuan pemberian dan isi hak
atas tanahnya serta menurut peruntukannya yang ditetapkan dalam Rencana Tata
Runag Wilayah yang berlaku di daerah letak hak berada baik kabupaten ataupun
kota.
untuk keperluan pribadi maupun untuk kegiatan usaha. Menurut Pasal 20 sampai
Warga Negara Indonesia adalah Hak Milik, sedangkan untuk keperluan usaha
adalah Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai yang dapat pula
Hak Milik adalah dan hak terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang
atas tanah. Pemberian sifat ini tidak berarti bahwa hak tersebut merupakan hak
mutlak, tidak terbatas dan tidak dapat diganggu gugat seperti Hak Eigendom. Kata
“terkuat dan terpenuh” itu bermaksud untuk membedakannya dengan hak guna
usaha, hak guna bangunan, hak pakai dan lain-lainnya yaitu untuk menunjukkan,
18
bahwa diantara hak-hak atas tanah yang dapat dipunyai orang, hak miliklah yang
ter paling kuat dan terpenuh2. Hak Milik mempunyai sifat turun temurun, artinya
dapat diwarisi oleh ahli waris yang mempunyai tanah. Adapun sifat terpenuh
maksudnya hak milik itu memberikan wewenang yang paling luas kepada yang
temurun artinya hak milik atas tanah dapat beralih karena hukum dari seseorang
pemilik tanah yang meninggal dunia kepada ahli waris. (Pasal 20 jo pasal 26
UUPA). Terkuat artinya bahwa hak milik atas tanah tersebut yang paling kuat
diantara hak-hak yang lain atas tanah, sehingga dapat dikatakan bahwa Hak Milik
merupakan induk dari hak atas tanah yang lain, sehingga harus didaftarkan (Pasal
20 UUPA). Dapat dialihkan dan dialihkan artinya bahwa Hak Milik atas tanah
yang dimaksud dapat beralih dan dialihkan melalui perbuatan hukum seperti
Dapat dijadikan jaminan dengan dibebani hak tanggungan artinya hak milik
dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani hak tanggungan. Pengertian hak
4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang
berkaitan dengan tanah. Dapat dilepaskan oleh yang mempunyai hak atas tanah
(Pasal 27 UUPA). Dapat diwakafkan (Pasal 49 ayat 3 UUPA) serta jangka waktu
perikanan dan peternakan selama jangka waktu tertentu, yaitu 25 (dua puluh lima)
tahun dan 35 (tiga puluh lima) tahun dan dapat diperpanjang sampai dengan 25
(dua puluh lima) tahun. Hak Guna Usaha ini jika masih diperlukan dapat
diperbaharui haknya dengan diberikan kembali 35 (tiga puluh lima) tahun. Sedang
(sembilan puluh lima) tahun. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 11 Peraturan
Pemerintah Nomor 40 tahun 1996. Dimana Hak Guna dapat diberikan kepada
di atas tanah kepunyaan pihak lain seperti Tanah Negara atau tanah Hak Milik,
selama jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun dan dapat diperpanjang sampai 20 (dua
puluh) tahun dan jika masih diperlukan hak tersebut diberikan sekaligus untuk 80
(delapan puluh) tahun. Hak Guna Bangunan ini diatur dalam Pasal 28 Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. Hak Guna Bangunan ini hanya dapat
pihak lain yaitu Tanah Negara dan tanah Hak Milik selama jangka waktu tertentu
yaitu 25 (dua puluh lima) tahun dan dapat diperpanjang jangka waktunya selama
20 (dua puluh) tahun dan dapat diperbaharui jika masih diperlukan. Untuk
puluh) tahun sekaligus. Hak Pakai ini diatur dalam Pasal 48 Peraturan Pemerintah
20
Nomor 40 Tahun 1996, Hak Pakai ini dapat digunakan untuk mendirikan
bangunan atau usaha pertanian, dengan subyek Hak Pakai adalah Warga Negara
Keagamaan dan Sosial serta perwakilan negara asing dan perwakilan badan
internasional.
Bagi Hak Guna Usaha, Hak Gunan Bangunan dan Hak Pakai, yang karena
tujuan penggunaannya untuk keperluan bisnis atau investasi, maka hak-hak atas
tanah tersebut dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain, dapat dijadikan
bukti hak, dan tanah dengan hak-hak ini ini tidak boleh disewakan kepada pihak
lain, namun bangunan yang didirikan di atas tanah Hak Guna Bangunan atau Hak
Hak-hak atas tanah yang sekunder yang merupakan hak atas tanah bersifat
yaitu Hak Sewa atas tanah pertanian, Hak Usaha Bagi hasil, Hak Gadai atas
menggunakan tanah milik pihak lain dan penyewa wajib membayar sewa kepada
pemilik tanah, pembayran sewanya dapat dilakukan pada waktu tertentu atau
dibayar dimuka, hal ini umumnya dikenal dengan istilah kontrak. Perjanjian sewa
21
menyewa dibuat secara tertulis yang mengatur wewenang, hak dan kewajiban
penyewa, jangka waktu sewa, pemilik bangunan yang didirikan penyewa dan
berakhirnya jangka waktu sewa. Perjanjian sewa menyewa dapat dilanjutkan jika
Hak Usaha Bagi Hasil terjadi berdasarkan Perjanjian Bagi Hasil dalam
tentang Perjanjian Bagi Hasil yang mulai diberlakukan sejak tanggal 7 Januari
1960. Perjanjian Bagi hasil adalah perjanjian yang diadakan antara pemilik tanah
menyelenggaralan usaha pertanian di atas tanah milik yang hasilnya dibagi antara
dengan tanah hak milik orang lain, yang telah menerima uang gadai dari padanya.
Selama uang gadai belum dikembalikan maka tanah tersebut dikuasai secara fisik
gadai berwenang untuk memakai atau mengambil manfaat dari tanah tersebut.
Ketentuan Hak Gadai diadaptasi dari hukum adat yang tidak tertulis.
orang lain sudah ada rumah kepunyaan pemilik tanah, atau juga, kemungkinan
22
mendirikan rumah yang tidak permanen di atasnya. Hak Menumpang ini
merupakan semacam Hak Pakai yang sifatnya khusus. Hubungan hukum dengan
Semua hak atas tanah dapat diserahkan secara sukarela kepada Negara.
Penyerahan sukarela ini yang disebut dengan melepaskan hak atas tanah. Hal ini
3. Karena diterlantarkan;
b. Tanahnya musnah.”
pembebasan hak atas tanah adalah dilihat dari yang membutuhkan tanah,
biasanya dilakukan untuk areal tanah yang luas, sedangkan pelepasan hak atas
tanah dilihat dari yang memilik tanah, dimana ia melepaskan haknya kepada
23
Pelepasan hak atas tanah dan pencabutan hak atas tanah merupakan 2
(dua) cara untuk memperoleh tanah hak, dimana yang membutuhkan tanah tidak
Tanah adalah suatu perbuatan hukum yang berupa melepaskan hubungan hukum
yang semula terdapat antara pemegang hak dan atas tanahnya melalui
musyawarah untuk mencapai kata sepakat dengan cara memberikan ganti rugi
hak tersebut dilakukan oleh pemegang hak atas tanah dengan sukarela. Oleh
karena itu dasar hukum pelepasan hak atas tanah diatur dalam Pasal 27, 34, dan
40 UUPA dan tata cara pelaksanaanya diatur dalam Peraturan Presiden Nomor
Kepentingan Umum.
24
Pelepasan hak atas tanah tidak dapat dilakukan oleh Pengadilan Negeri,
apalagi oleh pengadilan luar negeri. Pelepasan hak milik atas tanah dapat
dilakukan dengan akta yang menyatakan bahwa hak yang bersangkutan telah
dilepaskan oleh pemegang haknya, secara notariil atau bawah tangan, yaitu :
melepaskan hak atas tanah (dalam hal ini Hak Milik), atau
2) Surat keterangan dari pemegang hak bahwa pemegang hak yang bersangkutan
melepaskan hak atas tanah (dalam hal ini Hak Milik) yang dibuat didepan
3) Surat keterangan dari pemegang hak bahwa pemegang hak yang bersangkutan
melepaskan hak atas tanah (dalam hal ini Hak Milik) yang dibuat didepan dan
25
BAB III
Pokok-Pokok Agraria Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa Hak Guna Usaha
adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dalam
jangka waktu sebagaimana tersebut dalam pasal 29, guna perusahaan pertanian,
negara ditemukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1953 (L.N. 1953,
No. 14, T.L.N. No. 362). Dalam Peraturan Permerintah tersebut tanah negara
dimaknai sebagai tanah yang dikuasai penuh oleh negara. Substansi dari
pengertian tanah negara ini adalah tanah-tanah memang bebas dari hak-hak yang
melekat diatas tanah tersebut, apakah hak barat maupun hak adat (vrij
ditegaskan bukan dikuasai penuh akan tetapi merupakan tanah yang dikuasai
4
Hal ini teah dijelaskan dalam Penjelasan Umum II (2) UUPA yang secara jelas menyatakan
prinsip untuk mencapai apa yang ditentukan dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar tidak
perlu dan tidaklaj pula pada tempatnya, bahwa bangsa Indonesia ataupun Negara bertindak
sebagai pemilik tanah.
26
tanah. negara sebagai organisasi kekuasaan rakyat yang bertindak selaku badan
pemeliharaannya;
b. menentukan dan mengatur hak-hak yang dapat dipunyai atas ( bagian dari )
dan perbuatan hukum yang mengenai buni, air dan ruang angkasa.”
disebutkan bahwa pengertian tanah negara adalah tanah yang tidak dilekati
dengan sesuatu hak atas tanah. Atas pemahaman konsep dan peraturan perundang-
undangan tentang pengertian tanah negara dapat ditarik kesimpulan dalam tataran
yuridis bahwa terdapat dua kategori tanah negara dilihat dari asal usulnya:
1. tanah negara yang berasal dari tanah yang benar-benar belum pernah ada
hak atas tanah yang melekatinya atau disebut sebagai tanah negara bebas;
2. tanah negara yang berasal dari tanah-tanah yang sebelumnya ada haknya,
karena sesuatu hal atau adanya perbuatan hukum tertentu menjadi tanah
negara. Tanah bekas hak barat, tanah dengan hak atas tanah tertentu yang
telah berakhir jangka waktunya, tanah yang dicabut haknya, tanah yang
27
Berdasarkan pengertian tersebut, Hak Guna Usaha merupakan suatu hak
yang diberikan oleh negara kepada subjek hukum tertentu dengan syarat yang
tertentu pula untuk mengelola dan mengusahakan tanah negara dengan orientasi
Ciri-ciri yang melekat pada hak menurut hukum, dalam catatan Satjipto
Rahardjo5, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
a. Hak itu dilekatkan kepada seseorang yang disebut sebagai pemilik atau subjek
dari hak itu. Ia juga disebut sebagai orang yang memiliki titel atas barang yang
menjadi sasaran dari pada hak.
b. Hak itu tertuju kepada orang lain, yaitu yang menjadi pemegang kewajiban.
Antara hak dan kewajiban terdapat hubungan korelatif.
c. Hak yang ada pada seseorang ini mewajibkan pihak lain untuk melakukan
(commission) atau tidak melakukan (omission) sesuatu perbuatan, yang
disebut sebagai isi dari pada hak
d. Commission atau omission itu menyangkut sesuatu yang disebut sebagai objek
dari hak,
e. Setiap hak menurut hukum mempunyai titel, yaitu suatu peristiwa tertentu
yang menjadi alasan melekatnya hak itu kepada pemiliknya.
Suatu hak hanya dimungkinkan diperoleh apabila orang atau badan yang
akan memiliki hak tersebut cakap secara hukum untuk menghaki objek yang
menjadi haknya. Pengertian yang termasuk pada hak meliputi, hak dalam arti
imunitas.
5
Satjipto Rahardjo, Illmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, Hal 55
28
Adapun subjek yang dapat memegang Hak Guna Usaha telah diatur dalam
pasal 30 UUPA yang menjelaskan subjek hukum yang dapat menjadi pemegang
melakukan kewajiban dan mendapatkan haknya. Dengan kata lain, warga negara
membuat surat wasiat, dan lain sebagainya termasuk mengadakan suatu perbuatan
kemampuan menjunjung hak dan kewajiban, orang akan menjadi subjek hukum
pengertian ini, maka orang-orang yang belum dewasa, orang yang dibawah
perwalian dan orang yang dicabut hak-hak keperdataanya tidak dapat digolongkan
6
Muchsin, Ikhtisar Ilmu Hukum, Badan Penerbit Iblam, Jakarta, 2005, hal. 24
7 ?
CTS Cansil, Pengantar Ilmu Hukuum dan tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 2002, hal. 118
29
Tidak berada dibawah pengampuan, dalam hal ini seseorang yang dalam
keadaan gila, mabuk, mempunyai sifat boros, dan mereka yang belum
dewasa.
Badan hukum juga disebut sebagai pendukung hak dan kewajiban yang
badan hukum itu hanya dapat bergerak bila ia dibantu oleh subjek hukum orang.
Artinya, ia tidak dapat melakukan perbuatan hukum tanpa didukung oleh pihak-
pihak lain. Selain itu, badan hukum tidak dapat dikenakan hukuman penjara
Untuk dapat menjadi subjek Hak Guna Usaha, badan hukum harus
2. berkedudukan di indonesia.
subjek hak guna usaha. Apabila tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana di atas,
dalam jangka waktu satu tahun Hak Guna Usaha tersebut wajib dilepaskan atau
8
Ibid, hal. 118
30
dialihkan kepada pihak lain yang memenuhi syarat. Apabila tidak dialihkan, Hak
Guna Usaha tersebut hapus karena hukum dan tanahnya menjadi tanah negara.
Objek tanah yang dapat diberikan dengan Hak Guna Usaha adalah tanah
tanah yang dikuasai langsung oleh negara dan belum atau tidak terdapat hak-hak
Jika tanah yang diberikan Hak Guna Usaha tersebut merupakan tanah
negara yang merupakan kawasan hutan, maka pemberian Hak Guna Usaha baru
Demikian juga bila di atas tanah tersebut terdapat hak-hak lain, maka pemberian
Hak Guna Usaha baru dapat dilakukan apabila pelepasan hak yang sebelumnya
telah selesai. Hal ini sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 4
Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
atas tanah yang akan diberikan Hak Guna Usaha tersebut terdapat bangunan
dan/atau tanaman milik pihak lain yang keberadaannya sah secara hukum, maka
pemegang Hak Guna Usaha dibebankan untuk memberikan ganti kerugian kepada
31
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak
Atas Tanah dan Benda-Benda yang ada di atasnya menyebutkan bahwa ganti rugi
yang layak itu disandarkan pada nilai nyata/sebenarnya dari tanah atau benda
yang bersangkutan. Ganti kerugian ini ditetapkan oleh Pemerintah atas usul
Dalam penetapan besarnya ganti rugi terdapat beberapa hal yang harus
dalam proses penetapan ganti kerugian, yaitu peran aktif masyarakat sebagai
pemegang hak atas tanah sebelum hak atas tanah tersebut dialihkan kepada pihak
tercapainya kesepakatan secara sukarela dan bebas dari tekanan pihak manapun
9
Maria Sumardjono, Tanah dalam Persepektif Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya,
Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2008, hal 251.
10
Hal ini sebagaimana telah diatur secara jelas dalam Pasal 9 Keppres Nomor 55/1993
tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
32
Hal ini dikarenakan syarat-syarat untuk tercapainya musyawarah secara
sukarela dan bebas tersebut sangat menetukan jalannya proses penetapan ganti
c. keterwakilan parapihak
proses musyawarah.11
atas, namun apabila keputusan yang dihasilkan dilandasi adanya tekanan, maka
tidaklah dapat dikatakan telah dicapai kesepakatan karena tekanan itu merupakan
wujud dari pemaksaan kehendak dari satu pihak untuk menekan pihak lain agar
mengikuti kehendaknya. Dengan kata lain, kesepakatan itu terjadi dalam keadaan
tersebut.
atas tanah yang baru dapat melakukan beberapa upaya penyelesaian sengketa,baik
Dalam rangka pemberian Hak Guna Usaha, tidak semua tanah dapat
menajdi objek Hak Guna Usaha. Adapun tanah-tanah yang dikecualikan sebagai
Dalam konteks luas tanah yang dapat diberikan status Hak Guna Usaha,
Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 menyebutkan bahwa
luas minimum tanah yang dapat diberikan status Hak Guna Usaha adalah lima
hektar. Sedangkan luas maksimum dari tanah yang dapat diberikan kepada
perorangan adalah dua puluhlima hektar. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal
5 ayat (3). Untuk luas tanah yang akan diberikan kepada badan hukum ditetapkan
di bidang usaha yang bersangkutan dengan mengingat luas tanah yang diperlukan
untuk melaksanakan usaha yang paling berdaya guna di bidang usaha yang
diketahui bahwa Hak Guna Usaha diberikan untuk jangka waktu antara 25 tahun
tersebut, Hak Guna Usaha tersebut dapat diperpanjang untuk masa 25 tahun
berikutnya.
dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996
tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah. Pasal
8 menyatakan bahwa:
sifat dan tujuan pemberian haknya. Hal ini sebagaimana diatur dalam
pemegang hak;
hapus demi hukum. Hapusnya Hak Guna Usaha ini bukan berarti tidak dapat
diperbaharui. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 9 dan Pasal 10 Peraturan
Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 yang menyebutkan bahwa Hak Guna Usaha
yang telah berkahir jangka waktunya atau hapus dapat diperpanjang kembali.
Hapusnya Hak Guna Usaha secara jelas telah diatur di dalam pasal 17
36
c) tidak mengusahakan sendiri tanah Hak Guna Usaha dengan baik
sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan kriteria yang ditetapkan
oleh instansi teknis;
d) tidak membangun dan/atau menjaga prasarana lingkungan dan
fasilitas tanah yang ada dalam lingkungan areal Hak Guna Usaha;
e) tidak memelihara kesuburan tanah dan tidak mencegah terjadinya
kerusahan sumber daya alam serta kelestarian lingkungan;
f) tidak menyampaikan laporan secara tertulis setiap akhir tahun
mengenai penggunaan dan pengelolaan Hak Guna Usaha;
g) tidak menyerahkan kembali tanah dengan Hak Guna Usaha kepada
negara setelah hak tersebut hapus;
h) tidak menyerahkan sertifikat Hak Guna Usaha yang telah berakhir
jangka waktunya kepada kantor pertanahan.
sawit merupakan komoditas yang cukup strategis, karena produk ini punya
keragaman kegunaan atau merupakan bahan baku dari berbagai produk hilir yang
kebutuhan minyak goreng, RBD Olein dan Stearin, juga merupakan bahan baku
dari berberapa jenis industri hilir seperti keperluan Kosmetika, Alkohol, Gliserin,
37
cair, tandan kosong serta cangkang dapat dimanfaatkan untuk pupuk, briket bahan
bakar dll.
Inti Sari Raya berkantor pusat di alamat Gedung Wisma Metropolitan II, LT. 6,
jalan Jenderal Sudirman Kav. 29-31, Jakarta Selatan dan telah membuka kantor
PT. Bumi Inti Sari Raya yakni Trisno Kemat (selaku Direktur), Jufri Leono
Adapun PT. Bumi Inti Sari Raya ini di dirikan pada tanggal 22 Januari
2008 sesuai dengan Akta Pendirian Perseroan Terbatas tanggal 22 Januari 2008,
nama dari PT. Bumi Inti Sari menjadi PT. Bumi Inti Sari Raya sebagaimana
tercantum dalam Perubahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. Bumi Inti Sari
Nomor 35.-
Badan Hukum PT. Bumi Inti Sari Raya telah mendapat pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam keputusan
2008.
38
Saat ini perusahaan akan telah melakukan pembukaan lahan untuk
perkebunan kelapa sawit seluas kurang lebih 300 Ha di Kecamatan Air Hitam,
Kabupaten Sarolangun yang telah mendapat Izin Lokasi seperti yang tercantum
Izin Lokasi untuk Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Pola Inti PT. Bumi Inti
Sari Raya, tertanggal 10 Agustus 2011. Lahan tersebut didapat dari para warga
setempat dengan cara memberi ganti rugi serta dengan Akta Pelepasan Hak Atas
Tanah yang dibuat dihadapan Drajad Handoko, SH.M.Kn, selaku mitra dari PT.
Misi dari Perusahan Terbatas PT. Bumi Inti Sari Raya yakni menjadi
dan religious.
39
BAB IV
PEMBAHASAN
PT. Bumi Inti Sari Raya berdasarkan Akta Pelepasan Hak Kepada Pihak
Ketiga.
pengalihan hak atas tanah yang belum sertipikat oleh PT. Bumi Inti Sari Raya
Hak Atas Tanah Nomor 22, tertanggal 19 Agustus 2011 yang dibuat
dihadapan Notaris Drajad Handoko, SH.M.Kn selaku mitra dari PT. Bumi Inti
Sari Raya terkhusus yang terdapat klausul kuasa pada pasal 4 yang berbunyi :
berupa tanah yang belum bersetifikat kepada pihak ketiga. pengalihan tanah
tersebut dilakukan oleh PT. Bumi Inti Sari Raya kepada pihak ketiga dengan
cara pihak ketiga memberi ganti rugi serta syarat-syarat yang dianggap baik
oleh para pihak. PT. Bumi Inti Sari Raya mengalihkan tanah tersebut
berdasarkan Akta Pelepasan Hak Atas Tanah. Yang dijadikan pihak ketiga
dalam pembahasan ini adalah salah satu warga masyarakat dan bukan
merupakan suatu badan hukum lain. Agar perbuatan hukum ini sah maka
harus mengacu pada Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat sahnya perjanjian.
perjanjian itu sudah sah dan mengikat apabila kedua belah pihak sudah
sepakat mengenai hal yang pokok dan tidak diperlukan suatu formalitas. Asas
1. Adanya kesepakatan
Sepakat berarti bahwa kedua belah pihak yang membuat perjanjian harus
benar-benar menyetujui isi perjanjian tersebut. Jadi, apa yang dikehendaki oleh
pihak yang satu juga dikehendaki oleh pihak yang lainnya secara bebas atau suka
41
rela. Menurut Pasal 1321 KUHPerdata kata sepakat tidak sah apabila diperoleh
rohania atau paksaan jiwa, bukan paksaan badan (fisik) misalnya, seseorang
kekhilafan terjadi apabila salah satu pihak khilaf mengenai barang yang menjadi
keterangna palsu atau tidak benar disertai dengan tipu muslihat untuk membujuk
memberikan persetujuan.
Pada dasarnya setiap orang yang sudah dewasa dan sehat pikirannya
adalah cakap menurut hukum. Dalam Pasal 1320 KUHPerdata dinyatakan bahwa
perjanjian-perjanjian tertentu.
Kecakapan harus ada pada subjek yang membuat prjanjian karena ia harus
tersebut. KUHPerdata memberikan batas usia dewasa yaitu 21 atau sudah kawin,
42
yang berada di bawah pengampuan adalah orang dewasa yang boros atau yang
tidak sehat pikirannya, karenanya orang ini tidak dapat berbuat bebas terhadap
Pasal 108 KUHPerdata dinyatakan bahwa wanita yang telah bersuami tidak cakap
untuk membuat perjanjian dan karenanya ia harus minta ijin dari suaminya.
Namun Mahkamah Agung telah mengeluarkan S.E.M.A No. 3 tahun 1963 yang
isinya antara lain agar para hakim tidak lagi menerapkan Pasal 108 KUHPerdata
dalam Pasal 31 ayat 1 dengan jelas mengatakan bahwa hak dan kedudukan istri
adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah
tangga dan pergaulan di masyarakat dan dalam ayat 2 dijelaskan bahwa masing-
Dalam Pasal 1333 dan Pasal 1334 KUHPerdata dinyatakan bahwa paling
tidak objek perjanjian itu harus dapat ditentukan jenisnya, baik benda itu berwujud
maupun tidak berwujud. Objek perjanjian dapat berupa benda-benda yang baru
Yang dimaksud dengan sebab yang halal adalah maksud dan tujuan
perjanjian itu sendiri. Dalam Pasal 1335 KUHPerdata dinyatakan bahwa perjanjian
dinyatakan tidak mempunyai kekuatan jika dibuat tanpa sebab atau dibuat
berdasarkan sebab yang palsu atau sebab yang terlarang. Perjanjian yang dibuat
tanpa sebab, misalnya, jika dibuat suatu perjanjian Novasi atau suatu perjanjian
yang tidak ada sebelumnya. Perjanjian yang dibuat berdasarkan sebab yang palsu
43
untuk menutupi sebab yang sebenarnya, misalnya, jual beli narkotika untuk sebab
pengobatan ternyata untuk pemakaian secara bebas, sedang sebab yang terlarang
kesusilaan.
Syarat pertama dan kedua Pasal 1320 KUHPerdata disebut syarat subjektif
karena menyangkut orang atau subjek yang membuat perjanjian, bila syarat ini
memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Sedang syarat ketiga dan keempat
disebut syarat objektif karena mengenai objek dari perjanjian dan bila salah satu
dari syarat tidak dipenuhi, maka perjanjian itu batal demi hukum dimana
perjanjian itu dianggap tidak pernah ada sejak semula dan pembatalan ini juga
harus dimintakan kepada hakim dimana syarat-syarat yang terdapat pada Pasal
perjanjian pendahuluan dari penyerahan uang. Perjanjian yang diatur dalam bagian
khusus harus memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam Pasal 1338 ayat 1
KUHPerdata.
Proses pengalihan hak atas tanah tersebut di mulai dengan pihak PT.
Bumi Inti Sari Raya mencari pihak ketiga yang menginginkan tanah tersebut.
Pihak PT. Bumi Inti Sari Raya menawarkan ke berbagai pihak atas tanah itu.
Agar lebih mudah pihak PT. Bumi Inti Sari Raya menggunakan jasa pihak lain
untuk mencari pihak yang menginginkan tanah. Setelah pihak ketiga yang
PT. Bumi Inti Sari Raya menuju lokasi atau objek tanah yang akan di alihkan
44
dengan menunjukkan batas-batas tanah yang sudah ditetapkan sebelumnya
oleh PT. Bumi Inti Sari Raya. Pihak Ketiga juga berhak bertanya kepada pihak
yang berbatasan mengenai tanah yang akan dialihkan tersebut. Sebab apabila
terjadi masalah tentang batas maka pihak ketiga itu juga akan merasa tidak
nyaman.
Apabila pihak ketiga merasa sesuai maka untuk tahap selanjutnya yaitu
pihak PT. Bumi Inti Sari Raya menunjukkan surat-surat serta akta pelepasan
hak sebagai tanda bahwa pihak PT. Bumi Inti Sari Raya memang benar-benar
menguasai tanah tersebut. Adapun surat-surat itu berupa Akta Pelepasan Hak
Atas Tanah, Sporadik atas nama pemilik pertama, serta surat-surat pendukung
lainnya. Akta Pelepasan Hak Atas Tanah ini sebagai pembuktian yang kuat
yang dimiliki pihak PT. Bumi Inti Sari Raya dikarenakan tanah tersebut
belum bersertifikat.
Akta Pelepasan Hak Atas Tanah ini dibuat dalam bentuk akta autentik
yang merupakan suatu akta yang dibuat dihadapan pejabat yang ditunjuk oleh
pemerintah dalam hal ini pejabat yang dimaksud adalah Notaris. Notaris
adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan
Akta Pelepasan Hak Atas Tanah ini yang dibuat dihadapan Notaris merupakan
suatu alat bukti yang kuat dihadapan pengadilan jika terjadi masalah atas
tanah tersebut.
Jika pihak ketiga merasa sesuai dengan semua hal yang bersangkutan
tentang tanah tersebut maka proses selanjutnya yaitu mengenai biaya transaksi
45
atau nilai ganti rugi yang harus diterima oleh PT. Bumi Inti Sari Raya
terhadap pihak ketiga. Proses penilaian tentang nilai ganti rugi ini dilakukan
secara musyawarah antara pihak PT. Bumi Inti Sari Raya dengan pihak ketiga.
Nilai ganti rugi ini dilakukan secara musyawarah antar kedua belah pihak
Setelah tercapainya kesepakatan antara pihak PT. Bumi Inti Sari Raya
dengan pihak ketiga mengenai nilai ganti rugi, maka untuk proses selanjutnya
pihak PT. Bumi Inti Sari Raya dan pihak ketiga datang ke Kantor Notaris
dalam hal ini Kantor Notaris Drajad Handoko, SH.M.Kn yang beralamat di
meminta dibuatkan Akta Pelepasan Hak Atas Tanah yang dibuat secara
notariil.
Dihapan notaris pihak PT. Bumi Inti Sari Raya juga membawa
pendukungnya. Selain dari surat menyurat tentang tanah yang mau dialihkan,
Notaris juga meminta data-data dari yang mengalihkan yakni pihak PT. Bumi
Inti Sari Raya dan pihak ketiga. Sebagai syarat untuk pembuatan Akta
Pelepasan Hak Atas Tanah Notaris meminta terlebih dahulu bahannya untuk
dilengkapi seperti :
a. Pihak PT. Bumi Inti Sari Raya melampirkan sebagai berikut :15
dalam Akta Pendirian / pihak yang mewakili PT. Bumi Inti Sari
Raya;
b. Pihak Ketiga atau pihak yang menerima pengalihan\ hak atas tanah
melampirkan :16
serahkan ke Kantor Notaris untuk lebih di teliti mengenai keabsahan akan hak
atas tanah tersebut. Setelah di teliti maka Notaris menghubungi kepada para
pihak agar membuat janji kepada notaris untuk proses penanda-tanganan akta
para pihak segera mencari waktu yang sesuai guna datang ke Kantor Notaris
datanglah para pihak ke Kantor Notaris Drajad Handoko, SH.M.Kn. Proses ini
memakan waktu yang tidak lama dimulai dengan pembacaan isi akta
16
Hasil wawancara langsung kepada Drajad Handoko, SH.M.Kn, tanggal 18 Mei 2015
47
pelepasan yang di bacakan oleh Notaris. Setelah dibacakan terhadap para
pihak maka para pihak dapat mengajukan keberatan atau revisi kepada Notaris
atas dasar kesepakatan dengan pihak yang lain. Tugas notaris di sini adalah
hanya mendengar dan mencatat serta membuat apa yang diinginkan oleh para
pihak.
berwenang pula :
buku khusus.
48
c. Membuat kopi dari asli surat-surat dibawah tangan berupa salinan
akta.
Peraturan Perudang-Undangan.
pelepasan hak atas tanah berdasarkan keinginan para pihak selagi itu tidak
Setelah Notaris bacakan dan para pihak setuju maka untuk selanjutnya
Sari Raya sebagai Pihak Pertama dan warga masyarakat yang menginginkan
tanah tersebut sebagai Pihak Kedua. Salinan akta pun segera dibuat oleh
Notaris. Setelah ditandatangani akta pelepasan hak atas tanah tersebut maka
seketika itu juga dilakukan proses pemberian ganti rugi oleh Pihak Ketiga
kepada pihak PT. Bumi Inti Sari Raya dengan nilai ganti rugi yang sudah
kwitansi sebagai tanda bahwa pihak PT. Bumi Inti Sari Raya telah menerima
49
ganti rugi akan tetapi kwitansi ini merupakan suatu kesatuan yang tak
terpisahkan dengan akta pelepasan hak atas tanah yang sudah dibuat.
Salinan akta pelepasan hak atas tanah tersebut sudah selesai dan semua
surat-surat baik akta pelepasan hak atas tanah yang lama maka semua itu
segera diserahkan kepada pihak ketiga tanpa ada yang dikecualikan. Dan
menunjukkan semua surat serta akta yang bersangkutan dengan tanah tersebut.
(Sporadik) atas nama pihak ketiga maka selesai pula proses pengalihan hak
atas tanah tersebut dan pihak ketiga sudah sah menjadi pemilik baru atas tanah
tersebut.
Tanah yang Belum Bersertipikat pada PT. Bumi Inti Sari Raya
bersertifikat oleh PT. Bumi Inti Sari Raya berdasarkan Akta Pelepasan Hak
kepada pihak ketiga terdapat hal yang menjadi kendala yaitu tanah tersebut
50
belum bersertifikat. Ini merupakan kendala yang cukup penting dalam
pengalihan tanah tersebut dikarenakan sertifikat ini adalah suatu tanda bukti
acara perdata, bukti tertulis merupakan alat bukti yang penting dan paling
utama di banding yang lain. Alat bukti tertulis atau surat adalah segala
sesuatu yang memuat tanda bacaan yang dimaksud untuk mencurahkan isi
untuk dirinya dan atau pikiran seseorang yang ditujukan untuk dirinya dan
51
bukan akta diserahkan sepenuhnya kepada pertimbangan
satu dengan orang yang lain. Jadi, fungsi tanda tangan pada
Akta Otentik.
52
Panitera, Jurusita, Pegawai Negeri Sipil, Hakim dan
53
yang bersangkutan. Dalam akta otentik tidak
acara pertama.
saksi, yaitu :
a) Keluarga sedarah dan keluarga semenda dari salah satu pihak menurut
garis lurus;
54
d) Orang gila, walaupun kadang-kadang ingatannya terang.
kesaksian yakni :
oleh hakim ditarik dari suatu peristiwa yang diketahui umum ke arah suatu
antara lain :
55
a) Perbuatan oleh Undang-Undang dinyatakan batal, karena semata-mata
salah satu pihak kepada pihak lain dalam proses pemeriksaan suatu
apa yang didalilkan atau yang dikemukakan pihak lawan benar untuk
yang dikuatkan atas nama Tuhan, dengan tujuan agar orang yang
56
murka Tuhan apabila dia berbohong dan takut murka Tuhan dianggap
untuk meminta bukti tambahan dari orang yang disumpah itu, yaitu perihal
Jadi sertipikat merupakan suatu alat bukti yakni alat bukti tertulis.
Menurut salah satu pihak ketiga / masyarakat yang saya minta keterangan
mengenai hal ini mengatakan bahwa mereka sedikit kurang yakin akan status
sertifikatnya. Sertifikat merupakan tanda bukti kepemilikan yang sah dan kuat
Dengan kondisi seperti ini maka akan akan sulit bagi PT. Bumi Inti Sari
Raya menemukan pihak yang mau menerima pengalihan tanah dengan ganti
rugi dikarenakan hal tersebut. Pihak ketiga yang ingin menerima pengalihan
tanah tersebut merasa tidak nyaman dikarenakan tanah tersebut belum ada
sertipikat nya sehingga untuk timbul sengketa akan sangat besar dan beresiko
walaupun pihak PT. Bumi Inti Sari Raya telah menunjukkan surat serta akta
yang membuktikan bahwa tanah tersebut tidak akan terjadi sengketa. Namun
anggapan masyarakat yang belum mengenal luas tentang hal itu tetap
57
Ada beberapa permasalahan tentang kepemilikan tanah yang ada di
daerah tersebut. Hal ini terjadi bahwa pihak pertama yang melepaskan hak
atas tanah tersebut dengan menerima ganti rugi dari PT. Bumi Inti Sari Raya
dikarenakan Kepala Desa itu merupakan Kepala Desa yang baru menjabat
Kepala Desa yang baru ini tidak tahu bahwa tanah tersebut sudah
pernah dikeluarkan sporadiknya dan sudah pula diambil alih pihak PT. Bumi
Inti Sari Raya. Hal ini dikarenakan untuk pendataan tanah yang sudah
sertipikat dan yang sudah dikeluarkan sporadik tidak tertib atau tidak teratur
sehingga terjadilah kondisi yang seperti ini dan pada akhirnya ini akan
PT. Bumi Inti Sari Raya Berdasarkan Akta Pelepasan Hak kepada Pihak
Ketiga.
pelaksanaan pengalihan hak atas tanah yang belum bersertipikat oleh PT.
58
Bumi Inti Sari Raya berdasarkan akta pelepasan hak atas tanah dapat
Bagi pihak PT. Bumi Inti Sari Raya tanah yang sudah didapat
sertipikat yang berupa Hak Guna Usaha (HGU) berdasarkan Akta Pelepasan
Hak Atas Tanah. Hal ini sangat berguna apabila tanah tersebut mau dialihkan
ke pihak ketiga / pihak lain yang ingin mengambil alih. Pihak ketiga akan
percaya jika tanah tersebut benar-benar dikuasai secara yuridis oleh PT. Bumi
Inti Sari Raya dengan ditandai adanya sertipikat hak guna usaha yang terdaftar
atas nama PT. Bumi Inti Sari Raya. Hal ini memberikan rasa aman bagi pihak
ketiga.
Dengan adanya pasal ini sudah sangat jelas bahwa pendaftaran tanah
kepastian hukum dan penguasaan hak atas tanah. Sertipikat yang sudah di
59
sengketa atau ada pihak yang menuntut atas tanah tersebut. Dengan adanya
sengketa.
hutang misalkan pada salah satu Bank Pemerintah maupun swasta sehingga
PT. Bumi Inti Sari Raya dapat menggunakan sertipikat tersebut untuk modal
60
BAB V
PENUTUP
B. Kesimpulan
maka mengakhiri dari pada penulisan skripsi ini dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bahwa dalam pelaksanaan pengalihan hak atas tanah yang belum bersertipikat
oleh PT. Bumi Inti Sari Raya ini dapat dilakukan berdasarkan akta pelepasan
hak atas tanah. Di dalam akta pelepasan hak atas tanah tersebut terdapat
permohonan hak pihak kedua atas tanah tersebut kepada instansi yang
berwenang agar memperoleh suatu hak tertentu atas tanah tersebut beserta
sertifikat haknya ditolak, maka perjanjian ini tidak batal tetapi pihak kedua
dapat melepaskan hak atas tanah tersebut kepada pihak lain dengan syarat-
syarat dan perjanjian serta ganti-rugi yang dianggap baik oleh pihak kedua”.
Dengan adanya klausul ini maka pengalihan ini dapat dilakukan kepada pihak
ketiga
berdasarkan akta pelepasan hak oleh PT. Bumi Inti Sari Raya di Kabupaten
61
Tahap pencarian pihak ketiga yang menginginkan tanah;
C. Saran – saran
PT. Bumi Inti Sari Raya segera mengajukan pendaftaran tanah pada Kantor
hukum sehingga untuk pengalihan hak atas tanah dapat dengan mudah
dilaksanakan.
dapat juga dijadikan alat bukti yang kuat bahwa subjek hukum hyang
62
sebelum dibuktikan sebaliknya atau telah lewat jangka waktu 5 (lima) tahun
pihak PT. Bumi Inti Sari Raya dari sengketa dan penyerobotan tanah yang
5. Dengan adanya sertipikat, maka untuk biaya ganti rugi akan relatif lebih tinggi
63