DISUSUN OLEH:
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “Analisis Karya Siswa Pada Majalah Dinding
Terhadap Kepribadian Siswa Kelas 2020 MIPA Semester Ganjil SMA Negeri 1
Kedungwaru Tahun Ajaran 2021/2022” telah disetujui pada………. oleh:
Mengetahui,
Kepala SMAN 1 Kedungwaru
B. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi
masalah pada hubungan antara karya siswa pada majalah dinding dengan
kepribadian siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat
dirumuskan permasalahannya, yaitu:
Bagaimana hubungan antara karya siswa pada majalah dinding dengan
kepribadian siswa 2020 MIPA SMA Negeri 1 Kedungwaru Tahun Ajaran
2021/2022?
D. Tujuan Penelitian.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana hubungan antara karya siswa pada majalah dinding dengan
kepribadian siswa 2020 MIPA SMA Negeri 1 Kedungwaru Tahun Ajaran
2021/2022
E. Manfaat Penelitian.
Membuktikan hubungan antara tipe kepribadian siswa terhadap
karya tulis yang dimuat dalam majalah dinding dan meningkatkan
wawasan penulis pada bidang psikologi khususnya tentang kepribadian.
BAB 2
Kajian Teori
A. Karya
1. Pengertian
Karya merupakan suatu hasil ide dari manusia yang diciptakan
berupa barang atau gambaran. Sedangkan karya sastra menurut
Sumardjo adalah sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya,
rekaman ini menggunakan alat bahasa.
Definisi karya sastra didefinisikan oleh Mural Esten sebagai
asal muasal fakta-fakta inovatif dan imajinatif sebagai aktualisasi
kehidupan sosial manusia. Pengungkapan ini menggunakan
bahasa sebagai penghubung yang berdampak baik bagi kehidupan
manusia. Pengungkapan artistik membuat karya sastra terlihat
indah.
Menurut Terry Engleton, karya sastra adalah karya tulis yang
indah (letters belle) dengan format bahasa tertutup dan
memperdalam bahasa, memelintir, mempersingkat, dan
membuatnya aneh. Karya sastra juga dapat diartikan sebagai
kreasi estetika lainnya yang menggunakan bahasa sebagai
penghubung.
B. Siswa
1. Pengertian
Menurut Hamalik (2001) siswa atau murid adalah salah satu
komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru, tujuan, dan
metode pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat
dikatakan bahwa murid adalah komponen yang terpenting diantara
komponen lainnya
Sedangkan, Menurut Sardiman (2003) pengertian siswa adalah
orang yang datang ke sekolah untuk memperoleh atau mempelajari
beberapa tipe pendidikan. Pada masa ini siswa mengalami berbagai
perubahan, baik fisik maupun psikis. Selain itu juga berubah secara
kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa.
Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional
dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru
sebagai orang dewasa. Masa ini secara global berlangsung antara usia
12-22 tahun.
Jadi, dari uraian di atas siswa adalah…..
C. Majalah Dinding
1. Pengertian
Menurut Nursisto (2005) majalah dinding (mading) adalah
satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana.
Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa
dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya
dipampang pada dinding atau yang sejenisnya. Prinsip majalah
tercermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar,
atau kombinasi dari keduanya. Dengan prinsip dasar bentuk kolom-
kolom. Bermacam-macam hasil karya, seperti lukisan, vinyet, teka-
teki silang, karikatur, cerita bergambar, dan sejenisnya disusun
secara variatif. Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga
keseluruhan perwajahan mading tampak menarik.
Sedangkan menurut KBBI, pengertian dari majalah
dinding adalah majalah yang tidak dirangkai, tetapi berupa lembaran
yang ditempelkan pada dinding (papan tulis dan sebagainya). Bentuk
fisik mading biasanya berwujud lembaran tripleks, karton, atau bahan
lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Ukuran yang tergolong
relatif besar adalah 120 cm x 240 cm, sedang yang lebih kecil lagi
disesuaikan dengan situasi dan kondisinya. (……………………………)\
2. Ciri-ciri
a) Dikelola Bersama
Seperti media cetak pada umumnya, pengelolaan mading
terdiri atas tiga tahap penting yaitu perencanaan, produksi, dan
evaluasi. Perencanaan ini meliputi perencanaan tema dan desain.
Sedangkan produksi antara lain pengumpulan informasi (riset,
reportase, dan wawancara), penulisan (termasuk editing), dan
desain mulai dari layout, foto, dan ilustrasi. Adapun evaluasi bisa
berupa evaluasi proses, redaksional, dan desain mading.
c) Ada rubrikasi
Adanya pembagian (rubric) dalam mading adalah hal yang
penting karena dapat memudahkan pembaca.
d) Tampilan Menarik
Mading berbeda dengan majalah pada umumnya walaupun
prinsip dan konsepnya sama. Ciri yang paling membedakan
mading dengan jenis media massa tulis lain adalah bentuknya.
Pada dasarnya, mading berupa bidang datar yang ditempel di
dinding. Bidang datar itu dapat berupa styrofoam, papan, atau
benda lain yang dapat digunakan untuk menempel. Seiring
perkembangannya, majalah dinding ada yang berbentuk tiga
dimensi (3D). Semua itu tergantung pada tim mading.
3. Fungsi-Fungsi Mading
Menurut Widodo (1992:2), Majalah dinding sebagai salah satu
fasilitas kegiatan siswa mempunyai sejumlah fungsi:
a) meningkatkan minat baca
b) mengembangkan cakrawala pengetahuan
c) sumber acuan informasi keilmuan
d) pengisi waktu luang dan penyalur serta penampung bakat, minat,
dan hobi
e) dokumentasi
f) media pengajaran
Menurut Barung dkk. (1998:26-27) dalam “Dasar-Dasar
Penerbitan Majalah Sekolah” menyebutkan bahwa fungsi majalah
dinding adalah sebagai berikut.
a) Majalah dinding sebagai sarana komunikasi dan penyampaian
informasi.
b) Majalah dinding sebagai media hiburan yang murah dan
sederhana, meskipun sifat dan isinya tidak harus murahan dan
sederhana.
c) Majalah dinding sebagai sarana untuk menjalin tali persaudaraan
dan kekeluargaan di antara sesama anggota komunitas tertentu.
d) Majalah dinding sebagai ajang pengembangan kreativitas.
D. Kepribadian
1. Pengertian
Menurut Koswara (2005:35) menegaskan bahwa definisi
kepribadian (personality) adalah suatu istilah yang mengacu pada
gambaran-gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari
kelompoknya atau masyarakat, kemudian individu tersebut
diharapakan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan
gambaran sosial (peran) yang di terimanya itu. Kepribadian juga
sering diartikan atau dihubungkan dengan cirri tertentu yang
menonjol pada diri individu. Oleh karena itu, definisi kepribadian
menurut pengertian sehari-hari menunjuk pada bagaimana individu
tampil atau menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.
Secara umum, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial
yang terdiri dari corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan
sikap yang melekat pada seseorang jika berhubungan dengan orang
lain atau menanggapi suatu keadaan. Istilah kepribadian adalah
konsep yang luas sehingga mungkin membuat definisi berlaku untuk
semua orang. Kepribadian merupakan latar belakang corak perilaku
seseorang.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang
dapat dikelompokan dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal, Sjarkawi (2008:15).
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
orang itu sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor
genetis atau bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor
yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh
keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua
orang tuanya. Oleh karena itu, sering kita mendengar istilah “buah
jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Misalnya, sifat mudah marah
yang dimiliki seseorang ayah bukan tidak mungkin akan menurun
pula pada anaknya.
a) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang
tersebut. Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang
berasal dari lingkungan seseorang mulai dari lingkungan
terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan
pengaruh dari berbagai media audio visual seperti TV dan VCD,
atau media cetak seperti koran, majalah, dan lain sebagainya.
3. Jenis-jenis
Menurut Hipocrates terdapat 4 jenis kepribadian yang mungkin
dimiliki setiap manusia, yaitu:
a) Sanguinis
Jenis kepribadian manusia yang pertama adalah sanguinis.
Orang dengan kepribadian Sanguinis merupakan individu yang
optimis dan selalu bersemangat. Mereka memiliki sifat yang
mudah bergaul dan ramah dengan orang lain, suka berbicara di
depan publik, suka diperhatikan, kreatif, dan cenderung
mendominasi dalam kelompok. Tak heran banyak orang senang
berada di dekatnya.
Mereka juga dikatakan merupakan kepribadian yang memiliki
jiwa petualang. Namun tipe ini tidak suka menghadapi hal yang
rumit, serius, egois, dan mudah lupa. Kurang memiliki komitmen
untuk kepentingan bersama.
Orang dengan kepribadian ini dikatakan cocok bekerja di
industri hiburan seperti fashion, travel, olahraga atau marketing.
a) Plegmatis
Jenis kepribadian manusia yang kedua adalah plegmatis. Orang
dengan kepribadian Plegmatis dikatakan cinta kedamaian dan
netral dalam setiap situasi serta tidak suka memihak pada salah
satu kubu. Mereka akan selalu berusaha menghindari konflik
dengan siapa saja. Selain itu, orang dengan kepribadian ini juga
senang membantu orang lain. Seorang Plegmatis juga bisa menjadi
pendengar yang baik, memiliki selera humor, mudah bergaul,
memiliki banyak teman, dan tidak suka hal yang rumit. Tipe ini
lebih cenderung biasa-biasa saja dan kurang tertarik dengan hal
baru. Seseorang dengan kepribadian Plegmatis nampaknya tak
perlu diragukan lagi kesetiaannya. Orang dengan kepribadian ini
dikatakan cocok bekerja di bidang jasa seperti perawat, guru,
psikolog atau pelayanan publik.
b) Koleris
Jenis kepribadian manusia yang ketiga yaitu koleris. Koleris
dikenal sebagai tipe kepribadian yang cerdas dan selalu
mengedepankan logika. Orang dengan kepribadian Koleris juga
dikatakan keras kepala, mudah marah, dan berkemauan keras
terhadap apa yang mereka diinginkan. Mereka juga tak terlalu
suka basa-basi dan lebih senang melakukan berbagai hal sendiri.
Mereka dikatakan hanya nyaman berada bersama dengan orang
yang memiliki ketertarikan yang sama. Seseorang dengan
kepribadian koleris dikatakan memiliki kemampuan membuat
keputusan dengan baik. Orang koleris juga mampu mengatur diri
dan memiliki tujuan untuk masa depan dengan baik. Mereka orang
yang produktif dan menyukai kebebasan dalam hidupnya. Orang-
orang dengan tipe Koleris dikatakan lebih cocok bekerja di bidang
manajemen, teknologi, statistik, bisnis, teknik atau programming.
c) Melankolis
Jenis kepribadian manusia yang keempat yaitu Melankolis.
Berbeda dengan Sanguinis, orang dengan kepribadian Melankolis
termasuk orang yang introvert. Mereka umumnya mudah
khawatir, pemikir dan tidak terlalu suka dengan keramaian.
Mereka juga terkadang meremehkan diri sendiri, padahal
kenyataannya diri mereka tidak seburuk itu. Namun, orang dengan
kepribadian ini memiliki beberapa kelebihan yang menarik.
Seseorang dengan tipe kepribadian melankolis dikatakan memiliki
sifat yang perfeksionis, peduli dengan sekitar, sangat detail, dan
berfikir analisis. Seorang melankolis dikenal sangat cerdas dan
cocok menjadi pengusaha. Mereka selalu berfokus pada proses
daripada tujuan. Orang dengan tipe kepribadian dikatakan ini
cocok bekerja di bidang manajemen, akunting, atau administrasi.
Menurut Carl Gustav jenis kepribadian manusia ada beberapa
jenis, antara lain adalah:
a) Introvert
Jenis kepribadian menurut Carl Gustav yang pertama yaitu
introvert. Kepribadian introvert merupakan tipe kepribadian yang
berfokus pada diri sendiri dan lebih suka menyendiri. Mereka
cenderung lebih sering berkutat dengan pikiran dan dunia mereka
sendiri. Orang dengan kepribadian introvert memiliki tingkat
konsentrasi yang lebih tinggi, suka bercerita, mandiri, namun sulit
bersosialisasi, dan pemalu.
b) Ekstrovert
Jenis kepribadian menurut Carl Gustav yang kedua yaitu
ekstrovert. Orang yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert
cenderung menyukai kehidupan di luar. Orang ekstrovert lebih
suka berinteraksi dengan orang lain dan lebih terbuka. Mereka
sangat pandai beradaptasi dengan lingkungan baru dan orang
orang baru, suka bercerita, suka beraktivitas di luar, supel, mudah
bekerja dalam kelompok, dan percaya diri tinggi. Tipe ini sangat
aktif namun seringkali mendahulukan tindakan daripada pikiran.
c) Ambievert
Jenis kepribadian menurut Carl Gustav yang ketiga adalah
ambivert. Jenis kepribadian ini memiliki perpaduan antara jenis
kepribadian introvert dan ekstrovert. Orang ambivert menjalani
kehidupannya lebih seimbang karena dia tahu kapan akan menjadi
tipe ekstrovert dan ketika dia menginginkan waktu untuk dirinya
sendiri, mereka akan menjadi pribadi yang introvert. Tipe
kepribadian ambivert lebih fleksibel dan seimbang antara
kepentingan diri sendiri dan kepentingan umum.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.
Pada kelas 2020 MIPA 1, terdapat slogan sebanyak 2 lembar, puisi dan
numerasi sebanyak 3 lembar, foto sebanyak 4 lembar, serta aksesori yang
menarik dan sangat berwarna. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa 2020
MIPA 1 memiliki sifat produktif, kreatif, ceria, dan percaya diri. Sifat yang
dimiliki siswa 2020 MIPA 1 tersebut dapat dikategorikan sebagai
kepribadian sanguinis dan ekstrovert.
Pada kelas 2020 MIPA 5, terdapat slogan sebanyak 8 lembar, puisi dan
numerasi sebanyak 3 lembar, serta aksesori menarik yang bertema luar
angkasa. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa 2020 MIPA 5 memiliki sifat
produktif, kreatif, memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi, aktif, dan juga
optimis. Sifat yang dimiliki siswa 2020 MIPA 5 tersebut dapat dikategorikan
sebagai kepribadian sanguinis dan ekstrovert.
Pada kelas 2020 MIPA 6, terdapat slogan sebanyak 3 lembar, cerpen
sebanyak 1 karya, puisi dan numerasi sebanyak 3 lembar, serta aksesori
menarik yang didominasi oleh bintang-bintang. Hal tersebut menunjukkan
bahwa siswa 2020 MIPA 6 memiliki sifat produktif, kreatif, percaya diri, dan
tidak terlalu suka hal yang rumit. Sifat yang dimiliki siswa 2020 MIPA 6
tersebut dapat dikategorikan sebagai kepribadian sanguinis dan ekstrovert.
BAB 5
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Dari pemaparan makalah ini, penulis menyarankan agar siswa
dapat mengembangkan dan meningkatkan ide kreatif dalam pembuatan
karya ilmiah dan majalah dinding tanpa batasan kepribadian dari masing-
masing siswa. Sehingga karya tulis dan majalah dinding yang dibuat bisa
lebih maksimal baik dari segi isi maupum aksesori
DAFTAR PUSTAKA
Lambeturah.id. (28 Januari 2022). Pengertian Karya Sastra Menurut Ahli, Jenis dan
Fungsi Karya Sastra. Diakses pada 16 April 2022, dari
https://lambeturah.id/18-pengertian-karya-sastra-menurut-ahli-jenis-dan-
fungsi-karya-sastra/
Rismawati, R. 2016. Pengaruh Tipe kepribadian dan Kreativitas terhadap Hasil Belajar
Seni Rupa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Se-gugus Jodhipati Purbalingga,
(Online), (http://lib.unnes.ac.id/28241/1/1401412285.pdf, diakses 16 April 2022).
Rosiyana, M. 2016. Pengaruh Teman Sebaya dan Perhatian Orang Tua terhadap
Kepribadian Anak, (Online), (http://repository.ump.ac.id/1133/, diakses 16
April 2022).
Rosnah. 2016. Keefektifan Majalah Dinding dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA Negeri 1 Bengo Kabupaten Bone, (Online),
(https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/18429-Full_Text.pdf, diakses
16 April 2022).
Sari, S.P. 2015. Komodifikasi Deteksi Convention; Mading 2D & 3D Championship 2k14,
(Online), (http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/3709, diakses 16 April 2022).
Widuri.raharja.info. (13 Maret 2014). Metode Studi Pustaka. Diakses pada 16 April 2022,
dari https://widuri.raharja.info/index.php?title=Metode_Studi_Pustaka
Gambar 4.1 Mading Kelas 2020 MIPA 1