Protista adalah kingdom yang terdiri dari satu sel atau banyak sel dan memiliki membrane
inti (organisme eukariot) serta bersel tunggal. Protista dapat di kelompokkan menjadi tiga
bagian yaitu menyerupai hewan (protozoa), menyerupai tumbuhan (Ganggang) dan
menyerupai jamur. Sebagian besar Protista hidup di air, karena tidak memiliki pelindung
untuk menjaga tubuhnya dari hawa kering. Kingdom Protista adalah kingdom yang sederhana
karena hanya tersusun atas satu sel sehingga dapat di kelompokan dalam kingdom sendiri.
Tetapi ada juga yang multiseluler akan tetapi masih sangat sederhana dibandingkan dengan
organisme lainnya.
Sejarah klasifikasi protista
Tahun 1830-an, Protista pertama kali diusulkan untuk dipisah dari makhluk hidup lain, oleh
pakar biologi Jerman, Georg A. Goldfuss yang memperkenalkan istilah Protozoa yang
meliputi Ciliata dan Coral.[6]
Tahun 1845, penganut Goldfuss mengembangkannya agar meliputi semua hewan bersel satu
seperti Foraminifera dan Ameba.
Awal 1860-an, istilah Protoctista sebagai kategori klasifikasi pertama kali diusulkan oleh
John Hogg, yang menganggap protista harus juga meliputi apa yang dia sebut dengan hewan
dan tumbuhan primitif bersel satu. Dia mendefinisikan Protoctista sebagai kingdom keempat
setelah tumbuhan, hewan, dan mineral.[6]
Kemudian kingdom mineral dibuang oleh Ernst Haeckel, tersisa tumbuhan, hewan, dan
protista.[7]
Tahun 1938, Herbert Copeland menghidupkan lagi klasifikasi Hogg. Menurutnya,
"Protoctista" secara harfiah berarti "makhluk hidup pertama". Dia menyanggah istilah
Haeckel protista karena meliputi mikrob tak berinti sel seperti Bakteri, sementara istilah
protoctista tidak meliputinya. Sebaliknya, protoctista meliputi eukaryota berinti sel seperti
diatom, alga hijau dan fungi.[8]
Perombakan besar oleh Copeland ini kemudian menjadi dasar dari klasifikasi Whittaker yang
hanya membagi Protoctista menjadi Protista dan Fungi.[9] Kingdom Protista ini kemudian
berfungsi sebagai pembeda antara prokaryota yang dimasukkan kingdom Monera, dan
mikroorganisme eukaryotik yang dimasukkan Protista definisi Whittaker.[10]
Sistem lima kingdom bertahan hingga ditemukannya filogenetik molekular di akhir abad ke-
20, karena ternyata protista dan monera tidak ada hubungannya (bukan kelompok
monofiletik).
Tahun 2004, Cavalier-Smith menetapkan Sistem enam kingdom berdasarkan molekuler,
ultrastruktur, dan palaeontological.
Klasifikasi tradisional
Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, protista digolongkan
menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan yang lebih tinggi
yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu, Protophyta yang menyerupai
tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur lendir dan jamur air yang menyerupai
jamur.
Dulu, bakteri dan spons juga dianggap sebagai protista dalam sistem tiga kerajaan (Animalia,
Plantae termasuk jamur, dan Protista). Namun kemudian bakteri dipisah dari protista setelah
diketahui bahwa ia adalah prokariotik. Sedangkan spons dipisah dari protista karena
mempunyai larva stages.[11]
Pada tahun 1878, 10 taksa yaitu, Monera, Lobosa (Amoebina), Gregarinae, Flagellata,
Catallacta (misalnya, Synura), Ciliata, Acinetae (Suctoria, sekelompok ciliates),
Labyrinthuleae (sebuah peculiargroup dengan sel darahoid yang membentuk jaringan-
jaringan ektoplasma), Bacillariae (diatom), Fungi, Myxomycetes, Thalomorpha (Rhizopoda),
Heliozoa ("sunanimalcules"), dan Radiolaria termasuk ke dalam kingdom protista.[7]
Beberapa protozoa ada yang bersifat holozoik, holofitik dan saprozoik. Holozoik artinya
memakan organisme yang berukuran lebih kecil daripada ukuran tubuhnya. Holofitik artinya
mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Adapun saprozoik artinya
memakan organisme mati yang telah membusuk.[13]
Cara hidup protozoa ada yang soliter, ada pula yang koloni. Jika keadaan lingkungannya
kurang menguntungkan protozoa dapat melindungi dirinya dengan membentuk kista. Jika
lingkungan kembali normal, protozoa akan aktif lagi. Dalam memperoleh protozoa ada yang
parasit, saprofit, dan hidup bebas.[14]
Kebanyakan protozoa berkembang dalam fase-fase kehidupan dalam bentuk trofozoit dan
siste. Siste merupakan satu bentuk kehidupan protozoa yang mengalami kondisi lingkungan
kurang kondusif bagi kehidupan protozoa, seperti ketersediaan makanan, temperatur tinggi
dan kondisi kurang air (kering). Dalam bentuk siste protozoa dapat bertahan hidup serta dapat
berkembang di luar media hidupnya.[15]
Protoza dapat ditemukan di mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnya
mampu bertahan pada periode kering sebagai kista (cyst?) atau spora, dan termasuk beberapa
parasit penting. Protozoa juga dapat menghasilkan penyakit-penyakit seperti, malaria, amuba
disentri, penyakit tidur, penyakit Chagas, dan lain-lain.[5]
Protista (ganggang atau algae) dikatakan menyerupai tumbuhan karena ia bersifat autotrof,
memiliki klorofil, dan dengan bantuan cahaya matahari mampu melakukan fotosintesis.[17]
Reproduksi algae dapat dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan
dengan cara isogami dan oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin jantan
memiliki ukuran yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika antara sel kelamin
jantan dan sel kelamin betina memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Dari peleburan dua
sel kelamin tersebut, akan terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot akan terus
berkembang menjadi individu baru.[17]
Algae mencakup semua organisme bersel tunggal maupun banyak yang memiliki kloroplas.
Termasuk di dalamnya adalah kelompok-kelompok berikut.
Alga hijau (Filum Chlorophyta), yang memiliki relasi dengan tumbuhan yang lebih tinggi
(Embryophyta ). Contoh: Ulva
Alga merah (Filum Rhodophyta), mencakup banyak alga laut. Contoh: Porphyra
Heterokontophyta (Filum Phaephyta), meliputi ganggang coklat. Contoh: Macrocystis .
Filum Euglenophyta. Contoh: Euglena sp.
Filum Phyrophyta (Dinoflagellata), meliputi ganggang api. Contoh: Ceratium
Filum Bacillariophyta (Diatom)
Filum Chrysophyta (Ganggang Pirang). Contoh: Dinobryon
Alga hijau dan merah, bersama dengan kelompok kecil yang disebut Glaucophyta, sekarang
diketahui memiliki hubungan evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat berdasarkan bukti-
bukti morfologi, fisiologi, dan molekuler, sehingga lebih tepat masuk dalam kelompok
Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.
Protista yang menyerupai jamur menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya dalam bentuk
uniseluler. Akan tetapi, Protista ini dapat bergabung dan berkelompok sehingga membentuk
organisme multiseluler. Dalam keadaan tersebut, Protista ini juga mengalami masa transisi
dari uniseluler menuju multiseluler. Protista menyerupai atau yang lebih dikenal dengan
jamur lendir memiliki susunan sel, cara reproduksi, dan siklus hidup yang berbeda dari jamur.
Berdasarkan perbandingan molekuler, jamur lendir mirip dengan beberapa alga walaupun
jamur lendir tidak memiliki kloroplas.[18]Gerakan dan reproduksi protista yang menyerupai
jamur mirip dengan Amoeba sehingga dimasukkan dalam anggota Protista.[19]Protista yang
menyerupai jamur mendapatkan makanan dan energi dengan cara menguraikan materi
organik berasal dari ranting dan daun yang jatuh, partikel-partikel makanan dan materi
organik lain.[16]
Beragam organisme dengan organisasi tingkat protista awalnya dianggap sama dengan jamur,
sebab mereka memproduksi sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir, jamur air, dan
Labyrinthulomycetes. Chytrid sekarang diketahui memiliki hubungan dengan Fungi dan
biasanya diklasifikasikan dengan mereka. Sementara yang lain sekarang ditempatkan
bersama dengan heterokontofita lainnya (yang memiliki selulosa, bukan dinding chitin) atau
Amoebozoa (yang tidak memiliki dinding sel).
Sebagian protista berkembang biak secara seksual (konjugasi), sementara lainnya secara
aseksual (fisi biner). Plasmodium falciparum, memiliki siklus hidup biologis super kompleks
yang meliputi berbagai macam makhluk hidup, sebagian bereproduksi seksual, sebagian lain
aseksual.[22] Namun, masih belum jelas seberapa seringnya reproduksi seksual
menyebabkan pertukaran genetika antar strain yang berbeda dari Plasmodium dan sebagian
besar protista parasit adalah clonal line yang jarang melakukan pertukaran gen dengan strain
lain.[23]
Beberapa protista adalah patogen terhadap hewan dan tumbuhan. Plasmodium falciparum
menyebabkan malaria pada manusia dan Phytophthora infestans menyebabkan hawar daun
pada kentang. Pemahaman lebih mendalam tentang protista akan membuat penyakit ini bisa
diobati secara efisien.
Peneliti dari Agricultural Research Service memanfaatkan protista sebagai patogen untuk
mengendalikan populasi semut api merah (Solenopsis invicta) di Argentina. Dengan bantuan
protista penghasil spora seperti Kneallhazia solenopsae populasi semut api merah bisa
berkurang 53-100%.[24] Para peneliti berhasil menginjeksikan protista itu ke lalat sebagai
perantara untuk membunuh semut api merah, tanpa membahayakan lalat itu.[25]
Pemanfaatan
[icon]
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya.
Jenis Protista yang menguntungkan adalah jenis ganggang (Alga merah, Cyanophyta, dan
lainnya) yang dapat dimanfaatkan untuk bahan kosmetik serta dapat dikonsumsi.
Protista yang menyerupai tumbuhan seperti Ulva lactuca juga biasa di konsumsi sebagai
sayuran sebagai selada laut. Ada juga alga yang dapat digunakan sebagai bahan pupuk karena
mengandung berbagai unsur hara tanaman yang meliputi nitrogen, fosfor, kalium, kalsium
dan magnesium.[15]
Jenis Protista yang merugikan adalah jenis sporozoa (contoh: Plasmodium) yang dapat
menyebabkan penyakit, seperti malaria.
Ciri-Ciri Protista
Setelah kamu memahami apa itu protista, sekarang Mipi mau membahas ciri-ciri dari protista.
Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
Isogami atau penyatuan dua gamet yang dapat bergerak (motil), yang memiliki bentuk dan
ukuran yang sama.
Oogami atau penyatuan dua gamet yang tidak bergerak (inmotil), yang memiliki ukuran dan
bentuk yang berbeda.
Anisogami atau penyatuan dua gamet yang bergerak (motil), yang memiliki ukuran dan
bentuk yang berbeda.