Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara geografis Indonesia merupakan negara agraris, tanah yang subur

dengan hamparannya yang hijau. Hal tersebut sangat mendukung Indonesia untuk

meningkatkan hasil produksi pertanian. Namun hasil produksi bisa berkwalitas

rendah karena adanya pengarus krisis perekonomian yang menurun. Maka untuk

menjaga agar kualitas dan komoditas hasil pertanian (pisang) tetap tinggi maka perlu

adanya pengolahan pemanfaatan hasil yang lebih luas dan kaya akan ide-ide atau

gagasan baru salah satunya yaitu dengan mengolahnya menjadi produk kripik pisang

yang berkwalitas. maka dari itu dibutuhkan straregi supaya usaha dapat berjalan dan

bertahan. Merintis usaha merupakan pekerjaan yang sesungguhnya tidak sulit dan

dapat dilakukan oleh siapapun, yang terpenting adalah keyakinan, memegang nilai

dan kemauan yang kuat untuk usaha mandiri atau berwirausaha. Kemampuan,

keberanian, dan kesempatan merupakan elemen yang lain yang harus diperkuat untuk

menjadi wirausaha. Jika tidak mengembangkan usaha dengan sungguh-sungguh maka

sebaliknya usaha akan akan bangkrut. Cara lain yang harus dilakukan untuk dapat

mengembangkan usaha dengan baik adalah dengan memberikan pendidikan

meningkatkan keahlian kepada pengusaha (wirausaha) seperti memberi

pelatihan/workshop tentang pengembangan usaha, dan sebagainya. Hal ini bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih kepada pengusaha

terhadap pengembangan usaha yang baik. Perlu diingat bahwa pengembangan usaha

itu merupakan bagian dari perencanaan pemasaran (marketing plan).

1
Kebanyakan orang mendirikan bisnis dengan visi yang hebat dalam

pemikiran. Namun kondisi nyata yang terjadi justru menghantam keras, dan bahkan

lebih sulit bagi beberapa pelaku usaha, bahwa visi itu akhirnya dilupakan dan mereka

terjebak dengan menjaga bisnis tetap berjalan sebagai bisnis kecil saja. Oleh karena

itu, setiap pengusaha baik kecil maupun besar harus mampu membuat marketing plan

terlebih dahulu sebelum mengembangkan usahanya. Di dalam marketing plan itu

dimuat hal-hal seperti analisa situasi, tujuan pemasaran, anggaran pemasaran, kontrol/

pengawasan terhadap pemasaran dan lain sebagainya.

Keripik pisang Salah satu produk yang dikembangkan oleh usaha di Muna

tepatnya di Desa Bangunsari. Dalam pengembangan usaha keripik pisang ini terdapat

kendala - kendala yang sering di hadapi, seperti faktor internal dan eksternal. Faktor

internal adalah faktor dari dalam perusahaan, seperti kendala yang di hadapi dalam

persediaan bahan baku, SDM, dan kendala dalam produksi. Selain faktor internal,

usaha keripik pisang ini juga menghadapi kendala faktor eksternal yaitu adanya

persaingan dari berbagai jenis makanan ringan lainnya baik itu berupa keripik

singkong, keripik nangka, keripik apel, dan jenis keripik pisang lainnya.

Sehingga untuk menyaingi keripik makanan ringan lainnya kini keripik pisang

mulai di inovasikan berbagai varian rasa, seperti ada yang menggunakan tambahan

coklat, pedas, asin, gula merah pada keripik pisang tersebut. Sejatinya, produk keripik

pisang bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia. Namun dengan menambahkan

sedikit inovasi, kini keripik tersebut banyak dicari konsumen dan menjadi salah satu

peluang bisnis menarik yang menjanjikan untung besar bagi pelakunya karena

beberapa tahun ini nampak mengalami kemajuan, hal ini dapat dilihat dari

2
meningkatnya konsumen dan pelaku usaha keripik pisang di Bangunsari. Berdasarkan

pemaparan tersebut, Penulis tertarik untuk meneliti tentang “Strategi Pengembangan

Usaha Keripik Pisang di Desa Bangunsari Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal di atas kita dapat menerik beberapa Rumusan Masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pengembangan usaha keripik pisang di Desa Bangunsari?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui strategi pengembangan usaha keripik pisang di Desa

Bangunsari.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penelitian ini dapat berguna untuk:

1) Manfaat teoritis:

1. Mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti dan pelaku usaha yang

terus berkembang sesuai Dengan perkembangan pemasaran saat ini

2. Bisa memberikan sumbangan ilmiah dalam pengembangan usaha keripik

pisang, yaitu membuat inovasi peningkatan metode eksperimen dalam

meningkatkan kemampuan usaha.

3. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan prospek pengembangan usaha keripik pisang serta

menjadi bahan kajian lebih lanjut.

3
2) Manfaat praktis :

1. dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara

meningkatkan prospek pengembangan usaha keripik pisang melalui penelitian

ini

2. dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara

mengembangkan usaha keripik pisang melalui penelitian ini

3. dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai cara mengembangkan usaha

keripik pisang.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arah Pengembangan Pisang

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,

teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan

latihan. Pengembangan usaha adalah setiap usaha memperbaiki pelaksanaan

pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi

mempengaruhi sikap-sikap atau menambah kecakapan (Hafsah, 2004).

Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau

wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas. Pada

umumnya pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya harus mampu melihat

suatu peluang dimana orang lain tidak mampu melihatnya, menangkap peluang dan

memulai usaha (bisnis), dan menjalankan bisnis dengan berhasil.

Usaha adalah suatu kegiatan yang didalamnya mencakup kegiatan produksi,

dan distribusi dengan menggunakan tenaga, pikiran dan badan untuk mencapai suatu

tujuan. Pengembangan usaha adalah suatu cara atau proses memperbaiki pekerjaan

yang sekarang maupun yang akan datang dengan meningkatkan perluasan usaha serta

kualitas dan kuantitas produksi dari pada kegiatan ekonomi dengan menggerakkan

pikiran, tenaga dan badan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pisang adalah

tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia tenggara (termasuk

Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika

Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan cau, di Jawa Tengah dan

5
Jawa Timur dinamakan gedang. Produksi pisang di Indonesia cukup besar, bahkan

Indonesia menjadi salah satu penghasil pisang terbesar di dunia. Produksi pisang

nasional terus meningkat setiap tahun, misalnya dari 2.308.379 ton (tahun 1988)

menjadi 2.417.760 ton (tahun 1989). Daerah penghasil pisang terbesar berada di

Pulau Jawa (Suhardi dkk, 2002).

Pohon pisang bisa mencapai ketinggian 3 m. Batangnya yang berupa batang

semu berpelepah berwarna hijau sampai coklat. Jantung pisang yang merupakan

bunga pisang berwarna merah tua keunguan. Di bagian dalamnya terdapat bakal

pisang. Tumbuhan ini hidup di daerah tropis yang lembab, terutama di daratan

rendah. Di daerah dangan hujan merata sepanjang tahun, produksi pisang dapat

berlangsung tampa mengenal musim (Depertemen Pertanian, 2007). Tanaman pisang

termasuk dalam golongan monokotil tahunan, pohon yang tersusun atas batang semu.

Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat

teratur. Pisang dikembangbiakan dengan cara vegetatif. Percabangan tanaman bertipe

simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah.

Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol.

Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh

menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji atau bersifat

partenokarpi. Variasi dalam kultivar pisang, diantaranya dari warna buah, warna

batang, bentuk daun, bentuk buah dan masih banyak lagi karakter yang membedakan

diantara kultivar pisang (Candra,2003).

6
Berdasarkan jenis nya, pisang di kelompok kan menjadi tiga, yaitu :

1. Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var sapientum,

M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon,

susu, raja, cavendish, barangan dan mas.

2. Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma

typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk

dan kepok.

3. Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya.

Misalnya pisang batu dan klutuk.

4. Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).

Pisang merupakan buah yang mudah di dapat, memiliki nilai ekonomi,

budaya, serta nilai gizi yang tinggi (Nuramanah, 2013). Komponen utama dalam buah

pisang adalah air, karbohidrat dan juga kaya akan vitamin A, tianin, vitamin B2 dan

vitamin C (Sundari, 2010). Selain buahnya yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan,

bagian lain dari tumbuhan pisang dapat dimanfaatkan pula untuk berbagai kebutuhan

manusia (Lubis, 2011). Kedudukan tanaman pisang dalam sistematika (taksonomi)

tumbuhan adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Musaceae

Genus : Musa

7
Spesies : Musa paradisiaca L. (Tjitrosoepomo, 2000)

Jadi peneliti menyimpulkan bahwa tanaman pisang adalah tanaman yang

mudah di temukan di daerah tropis. Selain itu buah pisang memiliki beberapa jenis

dan manfaat buah pisang juga merupakan hasil utama dari tanaman pisang. Selain

buah pisang, hampir seluruh bagian pisang bisa dimanfaatkan. Seperti organ target

daun banyak digunakan untuk pembungkus, batang pisang dimanfaatkan menjadi

kerajinan tangan maupun sebagai obat dan makanan(keripik), limbah kulit pisang bisa

dijadikan tepung untuk membuat roti,sumber energi(listrik), bahan obat dan makanan,

dan untuk menyemir sepatu, jantung pisang diolah menjadi makan sehat (dendeng

dan abon).Sementara Banyak olahan dari buah pisang diantaranya bisa dimakan

langsung, diolah menjadi keripik pisang, sale pisang, goreng pisang, pisang molen,

jadi isian untuk roti. Semua itu tergantung kekreatifan kita untuk mengolah organ-

organ target yang terdapat pada tanaman pisang.

2.2 Strategi pengembangan usaha keripik pisang

2.2.1 Pengertian Strategi

Dilansir dari Medium, strategi adalah kombinasi hal-hal yang perlu dilakukan

untuk mencapai suatu tujuan dan dibatasi oleh waktu serta sumber daya. strategi

berasal dari kata Yunani strategeia (stratus = militer dan ag = memimpin), yang

artinya seni atau ilmu untuk menjadi jenderal. Stategi berisi rencana jangka panjang

yang fokus pada masa depan juga tercapainya tujuan pemasaran.

Dalam strategi akan direncanakan bagaimana agar pemilik usaha mendapat

keunggulan kompetitif atas kompetitornya, bagaimana mengalokasikan sumber

8
dayanya, bagaimana mendefinisikan pasar juga produk, melakukan branding kepada

pasar, membangun citra usaha, dan ancaman masa depan usaha.

Menurut beberapa para ahli strategi adalah :

Menurut Freddy Rangkuti (2006, p183) berpendapat bahwa strategi adalah

perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan

akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah

ditetapkan sebelum.

Menurut Stephanie K. Marrus yang menyatakan bahwa “strategi adalah proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang

organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut

dapat dicapai”.

Menurut Hamel dan Prahalad yang menyatakan bahwa “strategi merupakan

tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta

dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para

pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi selalu dimulai dari apa yang

dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi

pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core

competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang

dilakukan”.

Menurut Marrus (2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang

organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut

dapat dicapai.

9
Menurut Pearce II dan Robinson (2008:2), strategi adalah rencana berskala

besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan

untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.2.2 Tipe-Tipe Strategi

 Tipe – Tipe Strategi Menurut Rangkuti (2004, p7) pada prinsipnya strategi

dapat dikelompokkan berdasarkan 3 tipe strategi yaitu:

 Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro

misalnya strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga,

strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai

keuangan dan sebagainya.

 Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.

Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan

yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi

bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi

divestasi dan sebagainya.

 Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering disebut juga strategi bisnis secara

fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi–fungsi kegiatan

manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau

10
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi–strategi

yang berhubungan dengan keuangan.

 Strategi Pemasaran

Merupakan cerminan pemikiran terbaik perusahaan tentang hal-

hal yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan memanfaatkan potensi

semberdaya manusia pada pasar yang paling menguntungkan.

2.2.3 Pengembangan Usaha

Dilansir dari Forbes, pengembangan usaha adalah penciptaan jangka panjang

bagi organisasi dari pelanggan, pasar, dan interaksi di dalamnya. Hal ini berarti

pengembangan usaha bertujuan untuk mempertahankan usaha agar tetap produktif

dan menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang. Jenis pengembangan usaha ada

dua jenis pengembangan usaha, yaitu:

 Pengembangan vertikal adalah pengembangan usaha dengan cara

mengembangkan inti dari bisnis.

 Pengembangan horizontal adalah pengembangan bisnis yang tidak linear dengan

inti bisnis, namun dapat memperkuat inti bisnis tersebut.

Definisi Pengembangan UsahaPengembangan suatu usaha adalah tanggung

jawab dari setiappengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan,

motivasi dan kreativitas (Anoraga, 2007:66). Jika hal tersebut dapat dilakukan oleh

setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula

kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar. Berikut definisi

pengembangan usaha menurut para ahli lainnya:

11
Menurut Brown dan Petrelo (Sugiono 2004:20) pengembangan usaha adalah

suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.

Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga usaha akan meningkat pula

demi memenuhi kebutuhan tersebut.

Menurut Steinford (Haris 2012) pengembangan usaha adalah kegiatan milik

badan usaha atau perseorangan yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan

konsumen. Kegiatan tersebut beroperasi dengan memiliki badan hukum atau tidak

memiliki badan hukum.

2.2.4 Unsur Pengembangan Usaha

Unsur Pengembangan Usaha Menurut Freddy Rangkuti terdapat 2 unsur

dalam pengembangan usahayaitu:

1) Unsur dari dalam organisasi atau faktor internal yakni:

 Terdapat niat dari pengusaha untuk mengembangkan usahanyamenjadi lebih

besar.

 Mengetahui teknik memproduksi barang seperti jumlah barang yangharus di

produksi, cata yang efektif untuk mengembangkan produkdan sebagainya.

 Menyusun anggaran yang bertujuan menghitung pemasukan danpengeluaran

produk.

2) Unsur dari luar organisasi atau faktor eksternal yakni:

1. Mengikuti perkembangan informasi dari luar organisasi.

2. Tidak mengandalkan dana pinjaman dari luar.

3. Mengetahui lingkungan sekitar yang baik untuk mendirikan usaha.

12
4. Harga dan kualitas produk sejenis.

5. Diferensiasi produk.

6. Peluang usaha.

2.2.5 Kegiatan Pengembangan Usaha

Pengembangan kegiatan usaha terdiri dari :

1) Produksi

Pengertian Produksi Menurut Drs Mohammad Hatta (1994) Produksi

adalah seluruh pekerjaan yang menimbulkan guna, memperbesar guna yang ada

dan membagikan guna itu di antara orang banyak. Pada hakikatnya, produksi

adalah proses penciptaan ada penambahan nilai guna dari barang atau jasa

bentuk yang diikuti oleh penambahan manfaat, bentuk, waktu, tempat atas

faktor-faktor produksi sehingga dari produksi tersebut memiliki kemampuan

lebih tinggi dalam memenuhi kebutuhan pemakainya. Pada umumnya, produksi

dari sudut pandang perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang

maksimal. Oleh karena itu, sebelum produksi dilakukan, perlu dilakukan

persiapan dan manajemen yang cermat.

2) Marketing

Menurut Kotler & Armstrong (2008), “Pemasaran (marketing) adalah

proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun

hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari

pelanggan sebagai imbalannya”. Marketing adalah proses mengenalkan produk

atau jasa agar diketahui oleh masyarakat.

13
Marketing juga berarti proses pemasaran produk atau jasa, mulai dari

pembuatan strategi hingga apa yang dirasakan oleh konsumen. Perkembangan

dunia bisnis membuat proses marketing ikut berkembang. Secara umum,

marketing berguna untuk menjelaskan produk atau jasa yang ditawarkan kepada

masyarakat. Contoh umum marketing adalah termasuk iklan televisi, papan

reklame di pinggir jalan, dan iklan majalah.

3) Pendanaan

Irawati (2006) mendefinisikan keputusan pendanaan sebagai keputusan

manajemen keuangan dalam melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan

antara sumber-sumber dana yang paling ekonomis dan analisis bagi perusahaan

untuk mendanai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan operasional

perusahaannya. Funding atau Pendanaan merupakan tumpuan utama dalam

membuat bisnis atau mengembangkan bisnis. Salah satu manfaat dari

pendanaan adalah sebagai sumber penggajian untuk tenaga kerja. Ketika gaji

tenaga kerja tidak diberikan tepat waktu maka bisa menjadi kendala yang

merugikan dalam usaha. Tidak jarang terjadi pengunduran diri atau mogok

kerja akibat tidak dibayarkannya gaji tenaga kerja tepat pada waktunya.

4) Personil/pegawai atau anak buah

Personil memegang peran penting dalam melaksanakan proses

manajemen. Kunci keberhasilan manajemen terletak pada kemampuan manajer

mendayagunakan para personil (staff dan bawahannya). Dengan cara

menggerakkan orang-orang yang di pimpinnya, maka orang-orang itu akan

berbuat dan bertindak sesuai dengan arahan dan tujuan yang hendak di capai.

14
Disisi lain, tidak jarang terjadi para personil tersebut mengalamai hambatan

atau gangguan, yang pada gilirannya perlu diberikan bimbingan dan

pembinaan, sehingga yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya sendiri.

Hal ini berarti, manajer perlu bahkan harus mengenal dan memahami

dengan baik orang-orang yang di pimpinnya mengenai semua aspek tingkah

laku dan pribadinya. Personil merupakan orang-orang yang menjalankan

pekerjaan dalam suatu organisasi kantor/ pemerintahan atau swasta untuk

mencapai suatu tujuan tertentu, dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan

tunjangan. Personil juga di katakan sebagai pegawai. Personil yang terlibat

dalam suatu organisasi dapat di pandang dari tiga sudut pendekatan, ialah:

 Personil merupakan individu yang harus memiliki keterampilanketerampilan

tertentu dan khusus agar dia dapat bekerja dan melaksanakan tugas-tugas

dalam pekerjaanya.

 Personil adalah individu sebagai suatu organisme yang potensial dan terus

berkembang. Potensinya yang utama adalah kecerdasan (intelegensi),

sehingga mampu berfikir dan memcahkan berbagai masalah. Selain dari itu,

individu memiliki kemampuan kerja kelompok. Untuk itu individu

membutuhkan kebebasan berfikir dan berbuat berdasarkan prinsip kesamaan

dan kebersamaan.

 Personil sebagai individu memiliki kepribadian dan system nilai, kebutuhan,

aspirasi dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

Dengan integritas kepribadiannya itu, individu berbuat dan bertindak

berdasarkan aspek-aspek kepribadian personal, sosial, emosional, intelektual

15
yang bersifat probilitas dan situasional. Dengan demikian individu tidak

bersifat statis tetapi dinamis dan luwes, Oemar (1993).

2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha Adalah Sebagai

Berikut :

1. Faktor Peluang Peluang secara sederhana dapat dikatakan sebagai

kesempatan. Dengan kata lain, peluang adalah suatu kesempatan yang dapat

dimanfaatkan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Di dalam dunia

usaha, peluang sangatlah diperlukan untuk mendukung perkembangan usaha.

Oleh karena itu, seorang wirausaha harus mampu membuat dan menemukan

peluang yang tepat untuk usahanya. faktor peluang dapat mempengaruhi

perkembangan usaha. Karena adanya peluang usaha yang baik dan sesuai

dengan rangkaian kemampuan antara wirausaha usaha dan pasar, maka akan

mempermudah perkembangan suatu usaha.

2. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan

tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun

perusahaan. Sumber daya manusia juga merupakan kunci yang menentukan

perkembangan perusahaan. Sumber daya manusia dapat mempengaruhi

perkembangan usaha. Dengan kata lain, segala potensi sumber daya yang

dimiliki manusia yang dapat dimanfaatkan sebagai usaha untuk meraih

perkembangan suatu usaha. Oleh sebab itu, peran sumber daya manusia pada

suatu perusahaan sangat diperlukan sebagai unsur perkembangan usaha.

16
3. Faktor Laporan Keuangan dan Administrasi

Laporan keuangan dan administrasi yang baik merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha. Melalui laporan

keuangan, dan pecatatan administrasi wirausaha dapat menentukan

kebijakan-kebijakan perusahaan secara akurat dan sistematis.

4. Faktor Organisasi

Organisasi merupakan kelompok kerja sama antara beberapa orang untuk

mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, untuk mencapai

kemajuan/perkembangan dalam menjalankan suatu kegiatan usaha yang

dikelola oleh beberapa orang harus ada pembagian tugas yang jelas yang

dituangkan didalam struktur oraganisasi. Struktur organisasi menunjukkan

kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan antara

fungsi, bagian, atau posisi.

Adapun hal-hal yang perlu diketahui dan dilaksanakan oleh

karyawan dengan adanya struktur organisasi adalah:

1) jenis pekerjaan yang harus dilakukan karyawan;

2) batasan uraian tugas, wewenang, hak, dan tanggung jawab;

3) hubungan pekerjaan dengan karyawan-karyawan lain; dan

4) terjalinnya hubungan yang berkeseimbangan dan kedekatan satu

dengan yang lain.

5. Faktor Perencanaan

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai sebuah patokan untuk

mempermudah dalam mencapai tujuan. Dengan kata lain, perencanaan

17
adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai dimasa yang akan

datang. Yuyun dan Kartib menyebutkan bahwa: “Faktor perencanaan

penting untuk perkembangan usaha jika:

a) Memiliki perencanaan visi, misi, strategi jangka panjang, dan ategi

jangka pendek;

b) Memiliki perencanaan pemasaran;

c) Memiliki perencanaan produk; dan

d) Memiliki perencanaan jumlah produk yang akan dijual.”

Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa perencanaan

adalah salah satu faktor yang membimbing jalannya perkembangan usaha,

dan dapat meningkatkan kemampuan manajerial untuk mengembangkan

usaha. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan usaha yaitu

orientasi lokasi, desain tempat kerja, pengadaan bahan baku, rencana

sebelum melakukan produksi. Dari beberapa hal tersebut maka dapat kita

ketahui bahwa faktor perencanaan sangat berpengaruh pada

perkembangan suatu usaha.

6. Faktor Pengelolaan Usaha

Pengelolaan usaha adalah mengurus dan mengatur kegiatan usaha

yang dijalankan dengan segala bantuan aktivitas untuk mencapai suatu

tujuan. Pengelolaan merupakan faktor yang penting untuk perkembangan

usaha, tujuan dari pengelolaan adalah untuk menghasilkan produk yang

baik.

18
Dalam mengelola usaha, ada indikator penting yang dibutuhkan

oleh wirausaha, yaitu:

 Quality: mutu produk, mutu operasional, dan mutu pelayanan harus

bagus

 Time: waktu penyelesaian produk, waktu pekerjaan, waktu perbaikan

juga penting dan menunjang mutu produk

 Cost: biaya, mutu yang bagus perlu biaya namun biaya yang tinggi

belum tentu menghasilkan mutu yang baik faktor pengelolaan usaha

memiliki pengaruh terhadap perkembangan usaha. Kemampuan dalam

pengelolaan yang baik, menghasilkan produk yang bermutu, dan

proses produksi yang tepat waktu secara signifikan berhubungan

dengan kepuasan konsumen.

7. Faktor Pemasaran dan Penjualan

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan

oleh para pengusaha untuk usahanya, demi mempertahankan kelangsungan

hidup perusahaan dan perkembangan usahanya serta mendapatkan laba.

Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan tergantung pada kemampuan

dan keahlian dibidang pemasaran. Ada beberapa indikator penting dalam

strategi pemasaran, yaitu:

a. Tidak hanya berorientasi pada omset penjualan, tetapi lebih kepada

value produk di pasar.

19
b. Menciptakan kekuatan merek produk dengan strategi pembeda dan

memperhatikan 4P (marketingmix).

c. Market Segmentation yaitu menetapkan arah sasaran pemasaran. Sebuah

perusahaan melaksanakan Market segmentation karena adanya

perbedaan keinginan, daya beli, lokasi, sikap dan kebiasaan pembeli.

8. Lingkungan lokasi

Lokasi bisnis yang tepat diharapkan dapat memenuhi harapan

pengusaha untuk menarik konsumen dalam rangka mendapatkan

keuntungan dan sebaliknya apabila terdapat kesalahan dalam pemilihan

lokasi akan menghambat kinerja bisnis dan secara otomatis keuntungan

maksimal tidak akan dapat dirasakan oleh pengusaha tersebut. Maka,

pemilihan lokasi bisnis yang dekat dengan target pasar serta ketersediaan

infrastruktur yang memadai merupakan sebuah strategi yang juga dapat

memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk/jasa yang

diinginkannya. Harding (1978) menyebutkan beberapa faktor yang

mempengaruhi pemilihan lokasi bisnis yaitu lingkungan masyarakat,

sumber daya alam, tenaga kerja, kedekatan dengan pasar, fasilitas dan

biaya transportasi, tanah untuk ekspansi, dan pembangkit tenaga listrik.

9. Daya saing

Daya saing adalah tingkat produktivitas yang diartikan sebagai

output yang dihasilkan oleh suatu tenaga kerja. (Michael Porter:1990) Daya

saing adalah suatu kemampuan, kekuatan seseorang atau pelaku usaha

untuk tetap mengembangkan dan memajukan usahanya dengan baik antara

20
entitas sejenis dalam suatu lingkungan yang sama. Memiliki pembeda yang

susah dimodifikasi atau bahkan tidak bisa dimodifikasi bagi usaha lain

dalam semua sisi baik itu dari sisi kualitas produk, pelayanan, SDM,

pengiriman, dan lain sebagainya. Jika suatu usaha tersebut masih bisa

dimodifikasi oleh usaha lain maka belum dikatakan memiliki daya saing

tinggi.

Beberapa daya saing yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan

agar kuat menghadapi persaingan:

1. Daya saing harga

2. Daya saing kualitas

3. Daya saing pemasaran/marketing

4. Daya saing jaringan (networking)

2.3 Keripik Pisang

Berdasarkan cara konsumsi pisang dapat di bagi menjadi dua golongan, yaitu

banana dan plantain : Banana adalah buah pisang yang di makan dalam bentuk

segar, misalnya pisang ambon, raja, susu, seribu dan emas. Sedangkan Plantain

adalah pisang yang di makan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya pisang kepok,

nangka, raja siam, raja bandung, dan pisang tanduk. Pisang banyak mengandung

protein yang kadarnya lebih tinggi dari pada buah - buahan lainnya. Namun buah

pisang mudah rusakan, sehingga untuk mencegah pembusukan dapat di lakukan

pengawetan, misalnya di bentuk keripik, dodol, sale, dan lain-lain.

Keripik adalah produk makanan ringan yang di buat dari irisan buah pisang

dan digoreng, dengan atau tampah bahan tambahan makanan yang diizinkan. Tujuan

21
pengelolahan pisang menjadi keripik pisang adalah memberikan nilai tambah,

meningkatkan atau memperpanjang manfaat dari buah pisang dan mencegah

kerusakan yang terjadi pada buah pisang. Bahan baku keripik pisang adalah buah

pisang. Buah pisang yang akan dibuat menjadi keripik dipilih yang sudah tua dan

masih mentah agar mudah diiris, khususnya jenis pisang olahan seperti pisang kepok,

tanduk, nangka, kapas, dan jenis pisang olahan lainnya. Keripik pisang dapat di buat

menjadi beberapa rasa tergantung bumbu yang di tambahkan. Bahan tambahan yang

diperlukan sebagai penambah rasa antara lain garam halus untuk rasa asin, gula pasir

dan gula merah untuk rasa manis, cabai bubuk untuk rasa pedas, dan bumbu untuk

keripik dengan rasa khas (Suyanti, 2008). Proses pengolahan keripik pisang :

✓ Pisang

✓ Pengupasan dan pengirisan

✓ Perendaman

✓ Penggorengan

✓ Penirisan minyak

✓ Pemberian bumbu

✓ Pendinginan

✓ Pengemasan

✓ Keripik pisang

2.4 Analisis SWOT

Analisis merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT didasarkan

22
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun Secara

bersamaan dapat menimbulkan kelemahan dan ancaman. Penjelasan mengenai empat

komponen dalam analisis SWOT yaitu :

a. Kekuatan ( Strengts ) adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan –

keunggulan lainnya yang berhubungan dengan pesaing perusahaan dan kebutuhan

pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dilayani. Kekuatan

adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi

perusahaan di pasar.

b. Kelemahan ( Weaknesses ) adalah analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi

Yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.

Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan atau

Organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu Perusahaan.

c. Peluang ( Opportunity ) adalah analisis peluang, situasi atau kondisi merupakan

peluang dari suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan Peluang

berkembang bagi organisasi di masa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang

ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa

berkembang di masa yang akan datang.

d. Ancaman ( Threats ), cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus

dihadapi oleh suatu perusahaan atau organisasi untuk menghadapi berbagai macam

faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau

organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman

tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang muncul dimasa yang

akan datang maupun dimasa sekarang.

23
Tebel. Matriks SWOT Strategi Pengembangan Usaha Keripik Pisang

Internal
Eksternal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Strategi SO Strategi WO
(Strategi yang (Strategi yang
Peluang (O) memanfaatkan kekuatan meminimalkan
dan memanfaatkan kelemahan dan
peluang) memanfaatkan peluang)
Strategi WT
Strategi ST (Strategi yang
Ancaman (S) (Strategi yang meminimalkan
menggunakan kekuatan kelemahan dan
dan mengatasi ancaman) menghindari ancaman)

2.5 Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal

4.2.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan proses untuk

Menentukan dimana perusahaan atau pemerintah daerah mempunyai

kemampuan Yang efektif sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang

secara efektif dan Dapat menagani ancaman di dalam lingkungan. Menurut

David ( 2004 ) faktor- Faktor lingkungan internal yang akan di analisis

sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang terkandung dalam diri

manusia untuk mewujudkan peranannya sebagai mahluk sosial yang

adaktif dan transformatif yang mampu mengelolah dirinya sendiri serta

24
seluruh potensi yang terkadang di alam menujuh tercapaianya

kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

2. Kondisi keuangan adalah kondisi kekayaan di mana sebuah perusahaan

pada usaha keripik pisang mempunyai perincian pendapatan dari

perhitungan pengeluaran dan penerimaan.

3. Produksi adalah suatu keinginan yang dilakukan untuk menambah nilai

guna suatu produk sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

4. Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian untuk menjual

keripik pisang yang membantu dalam menciptakan ekonomi.

4.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel kesempatan dan ancaman

yang berada di luar organisasi dan tidak berada dalam pengandalian jangka

pendek manajemen puncak. Menurut Umar Sidabutar (2007), Faktor-faktor

eksternal ini dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu :

 Faktor politik.

Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah merupakan

pertimbangan dan menjadi faktor penting bagi parah pengusaha untuk

merumuskan strategi perusahaan. Situasi yang tidak kondusif akan

berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pulah sebaliknya. Faktor

politik meliputi undang-undang tentang otonomi daerah, lingkungan, dan

perusahaan, peraturan tentang perdagangan di luar negeri ( ekspor-inpor),

stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja,

25
serta sistem perpajakan dan kebijakan moneter, regulasi dan deregulasi

perbankan, aturan tentang hubungan bilateral dan multilateral, peraturan

dan undang-undang tentang kepastian hukum dan lain sebagainya

 Faktor Ekonomi.

Kondisi dan kekuatan ekonomi yang berkaitan dengan iklim dan

sistem ekonomi dimana perusahaan tersebut beroperasi dapat

mempengaruhi iklim bisnis dari suatu perusahaan. Oleh karena itu,

pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat bersama-sama harus dapat

menciptakan dan atau meningkatkan ekonomi yang kondusif sehinggga

perusahaan dapat menyusun perancanan strategi dengan

mempertimbangkan sekmen-sekmen ekonomi dan kecenderungan yang

dapat mempengaruhi industrinya baik secara nasional maupun secara

perekonomian internasional. Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam

menganalisis ekonomi suatu daerah adalah siklus bisnis, ketersediaan

bahan baku, ketersediaan energi, ketersediaan kredit perbankkan, inflasi,

suku bunga, investasi, angka pengangguran, defisit anggaran pemerintah,

neraca pembayaran, harga produk dan jasa, produktivitas, serta tenaga kerja

dengan segalah peraturan.

 Faktor Sosial Budaya.

Kondisi sosial budaya masyarakat selalu berubah - ubah sejalan

dengan perubahan kondisi dan zaman yang dilalui dan dapat

mempengaruhi perusahaan. Aspek - aspek yang mempengaruhi faktor

26
sosial budaya dari suatu masyarakat antara lain adalah ukuran keluarga,

tingkat harapan hidup, pendapatan perkapital, sikap, gaya hidup, adat

istiadat, kebisaan berbelanja, tingkat pendidikan dan kebiasaan dari orang-

orang dilingkungan eksternal perusahaan.

 Faktor Teknologi.

Merupakan perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang

pesat terutama pada era globalisasi, baik pada bidang bisnis, maupun pada

bidang yang mendukung kegiatan bisnis, sehingga secara tidak langsung

mampu mempengaruhi kondisi pasar dan kinerja perusahaan. Setiap

kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus menerus harus selalu

mengikuti perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk

atau jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. Aspek penting dalam

penggunaan teknologi adalah kecepatan transfer teknologi oleh para

pekerja, masa atau waktu keusangan teknologi, dan harga teknologi yang

akan diadopsi.

Dalam analisis faktor eksternal terdapat kekuatan - kekuatan dari pesaing

yang harus diperhatikan. Menurut Pearce dan Robinsi (1997), setiap

industri memiliki struktur yang mendasarinya yaitu kesimpulan

karakteristik ekonomis dan teknis yang memunculkan kekuatan - kekuatan

pesaing. Ada lima faktor yang harus diperhatikan yaitu :

1). Kekuatan tawar menawar pembeli,

2). Kekuatan tawar menawar pemasok,

27
3). Ancama Produk pengganti,

4). Ancaman pendatang baru dan,

5). Persaingan antara pesaing - pesaing yang ada, dapat teridentifikasi juga

pada penelitian.

2.6 Produksi dan Operasional

Produksi adalah kegiatan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dari bahan

- bahan atau sumber - sumber faktor produksi dengan tujuan untuk dijual lagi. Dalam

suatu unit usaha di kenal adanya berbagia macan fungsi yang saling berkaitan antara

satu dengan yang lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok yang selalu

dijumpai yaitu :

a. Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tambang dari unit usaha. Sebab

bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitan ini dimulai dari di

identifikasikan kebutuhan konsumen ( jenis dan jumlahnya ) maupun pelayanan

dan pengantara produk ketangan konsumen.

b. Keuangan (Finance) yang bertanggung jawab atas persoalan dana gunan

pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis sehingga

kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat dipertahankan.

c. Produksi ( operasi ) yang merupakan penghasilan dari produksi atau jasa yang

akan di pasarkan kepada konsumen.

Sistem pendukung kengitan produksi antara lain :

a. Perencanaan dan pengendalian produksi

b. Pengendalian kualitas

c. Penentuan standar operasi

28
d. Penentuan fasilitas produksi

e. Perawatan fasilitas produksi

f. Penentuan harga pokok produksi

Pengertian manajemen operasional tidak terlepas dari pengertian manajemen

pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya keingianan yang di lakukan dengan

mengkordinasikan berbagai kengitan dan sumberdaya untuk mencapai tujuan tertentu.

Mendefinisikan manajemen operasi sebagai suatu proses yang setara

berkeseimbangan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk

mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai

tujuan. Merumuskan strategi manajemen operasional paling tidak memiliki dua

komponen, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai dan cara menyediakan

saran dan prasarana tersebut. Dari dua komponen diatas, hal-hal pokok dalam

manajemen operasional dapat dijabarkan menjadi beberapa bagian, yaitu : investasi,

prosedur pembelian barang, pengendalian mutu, biaya produksi, produktivitas kerja,

jadwal produksi, tenaga kerja, penggunaan fasilitas, dan maintenance peralatan

(Husain, 2005).

Usaha keripik pisang merupakan salah satu usaha yang gampang proses

Produksinya. Bahan - bahan pun terbilang mudah untuk diperoleh. Hanya berbahan

dasar utama yaitu pisang kepok. Pisang hanya perlu di kupas dari kulitnya kemudian

langsung diparut dengan menggunakan alat parut buah di atas minyak panas,

kemudian diangkat. Setelah dibumbui keripik pisang dapat dikemas dalam wadah

yang rapi dan menarik. Kemudian inilah yang membuat banyak orang menjadikan

usaha keripik pisang sebagai salah satu pilihan untuk berbisnis.

29
2.7 Kerangka Pikir

Tujuan dari agroindustri pengolahan pisang yang menjadikan pisang menjadi

bermacam-macam produk olahan adalah mencapai profit atau keuntungan yang

optimal dengan melakukan kegiatan pengolahan dan perubahan wujud dari bahan

baku menjadi produk akhir yang siap konsumsi oleh masyarakat dengan memberikan

nilai tambah dan nilai guna sehingga produsen kripik pisang mendapatkan

keuntungan dalam menjalankan usaha tersebut. Permintaan yang tinggi tidak hanya

direspon oleh satu kelompok saja, akan tetapi juga oleh pihak lain yang ingin

mendapatkan keuntungan dari agroindustri tersebut. Semakin bertambahnya jumlah

pesaing, maka akan terjadi persaingan pasar. Hal itu meupakan teori mendasar

tentang persaingan pasar yang juga berhubungan dengan agroindustri keripik pisang

dimana semakin banyak keberadaan agroindustriakan menyebabkan terjadinya

persaingan pasar, baik antar agroindustri sejenis maupun agroindustri lain yang ingin

menarik perhatian konsumen.

Faktor internal dalam agroindustri pengolahankeripik pisang terdiri dari

kekuatan dan kelemahan. Faktor yang masuk dalam kekuatan agroindustri adalah

kemudahan memperoleh bahan baku, tenaga kerja terampil, pengalaman pengusaha,

dam kemudahan proses produksi, sudah memiliki merek produk serta mendapatkan

izin usaha. Sedangkan faktor yang masuk dalam kelemahan adalah teknologi

sederhana, daya tahan produk rendah, pemasaran bentuk luas, bentuk promosi inirdiri

dari peluang dan ancaman. Faktor yang menjadi peluang adalah permintaan pasar

30
yang besar, dukungan pemerintah daerah, ketersediaan tenaga kerja dan harga bahan

baku murah. Sedangkan faktor yang masuk dalam ancaman adalah fluktuasi harga

bahan baku, masuknya pesaing baru, persaingan mendapatkan agen, substitusi bahan

baku dan permintaan terbatas.

Setelah diketahui faktor-faktor internal dan eksternal agroindustri,

selanjutnya membuat strategi dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT

memberikan informasi strategi yang baik karena analisis ini mengidentifikasi

berbagai faktor internal dan eksternal agroindustri secara sistematis dan menyeluruh

sehingga dapat dirumuskan strategi yang tepat. Pada skema berikut, dijelaskan

kerangka pemikiran dalam melakukan penelitian :

31
Potensi Pisang

Agroindustri Pengolahan Keripik


Pisang di Kabupaten Muna

Analis Situasi

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan Peluang
Kemudahan memperoleh Permintaan pasar yang besar
Bahan baku Dukungan Pemerintah Daerah
Tenaga kerja terampil Ketersediaan tenaga kerja
Pengalaman pengusaha Harga bahan baku murah
Kemudahan proses
Produksi Ancaman
Sudah memiliki merek produk Fluktuasi bahan baku
serta mendapat izin usaha Masuknya pesaing baru
Persaingan mendapatkan agen,
Kelemahan subtitusi bahan baku dan
Teknologi sederhana permodalan terbatas
Daya tahan produk rendah
Pemasaran belum luas
Bentuk promosi sederhana
Belum adanyaIFAS
pembukuan EFAS
keuangan

IFAS EFAS

Matrik Grand Strategy


Analisis Matrik SWOT

Strategi
Pengembangan Kripik
Pisang

Ket :
Peningkatan nilai tambah pada Agroindustri Keripik Alur pemikiran
Pisang Desa Bangunsari

Alur analisis

Gambar 6. Skema Kerangka Pemikiran

32
BAB III

METODE PENELITIAN

5.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan diusaha keripik pisang yang terletak di Desa Bangunsari

Kecamatan Lasalepa Kebupaten Muna. Pemilihan lokasi di lakukan dengan sengaja

(purposive) dengan mempertimbangkan bahwa usaha keripik pisang merupakan salah

satu unit usaha yang menghasilkan makanan ringan berupa keripik pisang di wilaya

Kabupaten Muna, dan berencana untuk meningkatkan usahanya. Waktu penelitian

dilaksanakan selama 2 bulan mulai bulan Juni – Agustus 2022.

5.2 Teknik Pengambilan Sampel

Informan yang di pilih adalah usaha keripik pisang di Desa Bangunsari Kecamatan

Lasalepa Kabupaten Muna, yang telah melakukan usaha keripik pisang selama

kurang lebih 5 Tahun. Informan adalah orang yang memberikan informasi maka

dapat di katakan sebagai responden. Pihak yang menjadi responden dalam penelitian

ini adalah pemilik usaha keripik pisang, pekerja dan konsumen.

5.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan

melakukan pengamatan langsung di lapangan baik pada proses produksi, pemasaran

maupun kegiatan-kegiatan lain yang mendukung penelitian, selain itu juga dengan

33
digunakan proses wawancara. Responden yang dipilih dalam proses wawancara

ditentukan secara sengaja (purposive).

Menurut David (2004), dalam analisis untuk menentukan responden, tidak ada

jumlah minimal yang diperlukan sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli

(expert) dibidangnya. Pihak yang menjadi responden dalam penelitian ini

dikelompokkan menjadi 2 yaitu: pihak internal yaitu pengelola usaha kecil keripik

pisang ini, diantaranya pemilik dan pegawai usaha kecil keripik pisang di Desa

Bangunsari. Pihak eksternal yaitu pihak yang berada di luar usaha kecil keripik

pisang, tetapi mengetahui secara jelas mengenai usaha keripik pisang tersebut,

diantaranya: Penjual keripik pisang (pengecer) dan konsumen keripik pisang di

Kabupaten Muna. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan sesuai dengan fokus

penelitian. Data sekunder di peroleh melalui studi dengan dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan data yang di butuhkan sesuai dengan fokus penelitian.

5.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini Adalah

sebagai berikut :

a) Observasi yaitu mengumpulkan data dengan menggunakan pengamatan secara

langsung pada objek penelitian usaha keripik pisang.

b) Wawancara yaitu merupakan pengumpulan data melalui tanya jawab secara

langsung pada pemilik usaha, karyawan maupun konsumen, untuk mendapatkan

informasi peneliti.

34
c) Dokumentasi yaitu dalam penelitian ini dilakukan bahan-bahan tertulis atau

dokumen-dokumen dari instansi terkait, yaitu profil potensi, peta lokasi, serta

mengambil foto-foto objek dan kegiatan yang berhubungan dengan topik

penelitian.

5.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor

internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam pengembangan

usaha keripik pisang. Faktor internal yang dianalisis meliputi Produksi,

sumberdaya manusia, manajeman, keuangan dan pemasara. Analisis faktor

eksternal bertujuan untuk mengidentifikasih faktor-faktor eksternal kunci

yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha keripik pisang.

Faktor eksternal yang di analisis meliputi kondisi perekonomian, pemerintah,

sosial budaya, teknologi, pemasok dan konsumen serta pesaing.

Untukku mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal

serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam pengembangan usaha

keripik pisang di Desa Bangunsari Kecamata Lasalepa Kebupaten Muna

digunakan Analisis IFE (Internal Faktor Evaluation ) dan EFE (External

Faktor Evaluation ), Kemudian menggunakan analisis SWOT. Analisis

SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi pengembangan keripik pisang. Analisis ini didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.

35
3.5.2 Alternatif Strategi

Untuk merumusakan alternatif strategi pengembangan usaha keripik

pisang di Desa Bangunsari Kecamatan Lasalepa Kebupaten Muna, digunakan

analisis Matriks SWOT. Analisis SWOT digambarkan kedalam Matriks

SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi kekuatan-

peluang ( S-O ), strategi kelemahan- peluang (W-O), startegi kekuatan-

ancaman (S-T ), dan strategi kelemahan-ancaman (W-T).

5.6 Definisis Operasional

1) Strategi pengembangan, merupakan respon secara terus-menerus maupun adiktif

terhadap peluang dan ancaman dari faktor eksternal serta kekuatan dan

kelemahan dari faktor internal yang dapat mempengaruhi pengembangan

produksi dimasa yang akan datang.

2) Strategi adalah rencana atau cara yang di lakuakan untuk mencapai suatu tujuan.

3) Analisis SWOT merupakan suatu analisis situasi yang mencakup kondisi internal

dan eksternal pengembangan usaha keripik pisang, yang meliputi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman.

4) Faktor Internal adalah faktor yang meliputi suatu usaha yang mempengaruhi

kinerja usaha secara keseluruhan dan pada umumnya dapat dikendalikan.

Meliputi kondisi keuangan, sumberdaya manusia, pemasaran, produksi

operasional, dan manajemen.

36
5) Faktor Ekternal adalah faktor-faktor luar usaha yang mempengaruhi kinerja

usaha keripik pisang dan pada umumnya belum dapat dikendalikan sepenuhnya.

Meliputi kondisi perekonomian, sosial dan budaya, politik dan hukum, teknologi

dan persaingan.

6) Kekuatan dari faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam usaha keripik

pisang dan merupakan keunggulan bagi pelaksanaan pengembangan suatu usaha

7) Kelemahan dari faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam usaha dan

merupakan keterbatasan atau kekurangan bagi pelaksanaan pengembangan suatu

usaha keripik pisang yang masih bisa dikendalikan.

8) Peluang faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar usaha dan

bersifat menguntungkan bagi pelaksana pengembangan suatu usaha.

9) Ancaman dari faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar usaha dan

bersifat mengganggu keberlangsungan pelaksanaan pengembangan suatu usaha

yang tidak dapat dikendali oleh pengusaha keripik pisang.

10) SWOT ( Matriks Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ) Adalah

ancaman yang akan digunakan untuk menyusun berbagai alternatif strategi

pengembangan produksi melalui strategi SO, WO,ST.

37
BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Letak dan Luas daerah

Desa Bangunsari dengan luas wilayah ± 12.000 Ha merupakan salah satu Desa di

Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna yang mempunyai 2 (dua) Dusun. Desa

Bangunsari memiliki penduduk mayoritas suku Jawa. Jarak tempuh desa tempuh

menuju kota ± 16 KM dengan jarak waktu ± 30 menit perjalanan.

Batas wilayah Desa Bangunsari :

 Sebelah Utara : Desa Kombungo, Kecamatan Lasalepa

 Sebelah Selatan : Desa Desa Kaoduma, Kecamatan Watuputih

 Sebelah Timur : Desa Labunti, Kecamatan Lasalepa

 Sebelah Barat : Desa Wakadia, Kecamatan Watuputih

Luas wilayah Desa Bangunsari 12.000 Ha terdiri dari :

Permukiman : 7.000 Ha

Perkebunan : 4.000 Ha

Tanah lainnya : 1.000 Ha

4.2 Keadaan Sosial Budaya

4.2.1 Kependudukan

38
Berdasarkan data administrasi pemerintah Desa Bangunsari, jumlah penduduk

yang tercatat setelah administrasi jumlah total 1.872 jiwa. Dengan rincian

penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 987 jiwa, sedangkan berjenis

kelamin perempuan berjumlah 855 jiwa. Berkaitan dengan data jumlah

penduduk dapat dilihat pada tabel berikut ini :

No Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Persentasi (100%)

1 Laki-laki 987 52,73

2 Perempuan 855 45,67

Total 1872 100

Tabel. 1 Data Jumlah Penduduk

Berdasarkan Tabel. 1 Terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki di Desa

Bangunsari lebih dominan dibandingkan penduduk perempuan. Jumlah

penduduk laki-laki berjumlah 689 Orang sedang penduduk perempuan

berjumlah 575 orang.

4.2.2 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)

menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di

dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka

sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai

keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

39
Semakin banyak penduduk yang berpendidikan tinggi di suatu wilayah maka

semakin tinggi pulalah tingkat kemajuan wilayah tersebut, begitupun

sebaliknya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

masa yang akan datang.

Bedasarkan tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh penduduk Desa

Bangunsari, Populasi terbesar terdapat pada Tingkat masyarakat yang

berpendidikan tamat SD dengan jumlah 551 jiwa atau 48%, kemudian

menyusul penduduk yang berpendidikan SMA sebanyak 381 atau 20%. Hal

ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal yang di jalani oleh

penduduk Desa Bangunsari tergolong cukup karena jumlah 48% telah melalui

pendidikan dasar. Keadaan ini mampu mempermudah bagi penduduk dalam

hal menerima inovasi dan teknologi yang akan datang.

4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Dalam perspektif agama, masyarakat di Desa Bangunsari termasuk kategori

masyarakat yang mendekati homogen. Hal ini dikarenakan mayoritas

masyarakat Desa Bangunsari beragama islam. Secara kultural, pegangan

agama ini didapat dari hubungan kekeluargaan dan kekerabatan yang kental

diantara mereka. Selain itu perkembangan agama berkembang berdasarkan

keturunan dari orang tua ke anak dan ke cucu. Hal ini membuat agama islam

mendominasi agama di Desa Bangunsari.

4.2.4 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

40
Mata pencaharian adalah pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan. Mata

pencaharian diartikan pula sebagai segala aktivitas manusia dalam

memberdayakan potensi sumber daya alam.

Struktur mata pencaharian masyarakat di Desa Bangunsari tergolong sangat

bervariasi karena pekerjaan yang di tekuni masyarakat nya juga beragam.

masyarakat desa Bangunsari mayoritas buruh swasta 211 atau 50,12% dan

kemudian menyusul penduduk yang bermata pencaharian petani sebanyak 129

atau 30,64%. Hal ini menggambarkan bahwa buruh swasta di lokasi penelitian

masih sangat dominan.

Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di Desa Bangunsari memiliki mata

pencaharian yang beranekaragam. Dari berbagai sumber mata pencaharian

tersebut, ada beberapa penduduk yang mata pencaharian nya tidak pada satu

bidang saja, tetapi juga bekerja pada bidang lainnya ( pekerjaan sampingan)

4.3 Keadaan Sarana dan prasarana sosial

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sarana

adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan

tujuan.

Mengutip dari buku Manajemen Pendidikan (2020) karya Suhelayanti dan

kawan-kawan, secara etimologis, sarana diartikan sebagai alat langsung yang

digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan prasarana berarti alat tidak

langsung yang dimanfaatkan untuk meraih tujuan.

Bisa disimpulkan jika sarana dan prasarana merupakan seluruh benda, baik

yang bergerak ataupun tidak, digunakan untuk meraih tujuan bersama. Pembuatan

41
sarana dan prasarana disesuaikan dengan yang dibutuhkan organisasi atau lembaga

atau perusahaan. Untuk mengetahui secara terperinci jumlah dan jenis sarana

pendidikan, kesehatan, dan keagamaan di Desa Bangunsari Kecamatan Lasalepa

Kabupaten Muna. Hal ini terlihat bahwa jumlah sarana transportasi umum berupa

ojek 3 buah, truck 2 buah dan angkutan pedesaan 0 buah. Ada juga prasarana air

bersih dan sanitasi yang terdiri. dari sumur gali sebanyak 360 unit, dan jumlah

jamban keluarga sebanyak 654e buah. Kemudian ada sarana dan prasarana

pemerintah Desa/Kelurahan yang terdiri dari gedung kantor (ruang kerja) 2

ruangan,invetaris dan alat tulis kantor berupa : jumlah mesin ketik 1 unit, meja 5 unit,

kursi 10 unit,almari arsip dan komputer masing-masing 2 unit serta kendaraan dinas 1

buah. Selain itu ada prasarana peribadahan yang terdiri dari 1 masjid, 2 Mushola dan

2 gereja. Kemudian terdapat sarana pendidikan berupa SMK 1 buah 1 SMP 1 buah.

SD sederajat 1 buah dan gedung TK sebanyak 2 buah.

42
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Usaha Keripik Pisang Di desa desa bangunsari

5.1.1 Sejarah Berdirinya Usaha

Keripik pisang adalah salah satu usaha agroindustri rumah tangga yang

mengolah buah pisang menjadi keripik pisang yang memiliki nilai tinggi.

Usaha keripik pisang di Desa Bangunsari merupakan usaha yang dirintis rata-

rata sejak beberapa tahun lalu. Tujuan pengusaha keripik pisang melakukan

usaha ini adalah untuk meningkatkan pendapatan dan memenuhi kebutuhan

hidup keluarga sehari-hari serta menciptakan lapangan pekerjaan. Tenaga

kerja yang dipergunakan dalam usaha tersebut bersumber dari dalam keluarga

dan luar keluarga yaitu kerabat dekat dari daerah setempat. Usaha keripik

pisang ini di dirikan oleh bapak spranus Hans bersama istri nya pada tahun

2007, dimana usaha kecil ini merupakan salah satu industri rumahan terbesar

yang ada di Desa Bangunsari.

Pada pertengahan tahun 2007 usaha keripik pisang ini mulai berjalan. Adapun

bahan baku yang di gunakan adalah pisang yang di peroleh berasal dari Desa

Kombungo, Desa Labunti, Desa Bonea, Desa Labone, Desa Lambiku, Desa

Wawesa dan Desa parida. Seiring berjalannya waktu usaha ini semakin

banyak yang meminatinya khusus nya para ibu-ibu di Desa Bangunsari

43
sehingga berkembang usaha keripik Pisang di Desa Bangunsari. Selain itu

Rasa variantnya juga sudah banyak.

5.1.2 Struktur Organisasi Usaha

Menurut Robbins & Judge (2014 :231) Struktur organisasi adalah untuk

menunjukkan bagaimana tugas pekerjaan secara formal dibagi,

dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal. (how job tasks are

formally dividend, grouped, and coordinated).

Pengertian struktur organisasi adalah suatu gambaran yang menjelaskan tipe

organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan, jenis wewenang pejabat,

bidan dan hubungan pekerjaan, garis perintah, tanggung jawab, rentang

kendali serta sistem pimpinan organisasi. Struktur usaha keripik pisang di

Desa Bangunsari adalah berbentuk lini, dimana pemilik usaha sebagai

pimpinan sebuah divisi yang membawahi dan memberikan instruksi pada

setiap bagian, seperti bagian produksi dan pemasaran. Struktur usaha keripik

Pisang Di desa Bangunsari dapat dilihat pada Gambar. 5.

PEMILIK USAHA

BENDAHARA

TENAGA KERJA
TETAP

TENAGA KERJA TENAGA KERJA

44
Gambar. 5 Struktur Organisasi

Deskripsi pekerjaan Desa Bangunsari sebagai berikut :

 Pemilik Perusahaan

 Memimpin jalannya perusahaan.

 Mengatur keuangan.

 Membuat pembukuan gaji karyawan.

 Mengatur jadwal pengiriman produk.

 Membuat pembukuan jumlah produksi keripik pisang.

 Membuat pembukuan penjualan keripik.

 Bagain Produksi

 Membeli bahan baku

 Merawat mesin

 Memproduksi keripik pisang

 Pengemasan keripik pisang

 Bagian Pemasaran.

 Menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan.

 Mempertahankan pelanggan yang telah ada.

 Mempromosikan produk.

45
5.2 Identitas Responden

Identitas responden merupakan keterangan yang diperoleh dari responden berupa data

kuisioner yang disebarkan oleh penulis yang berisikan mengenai jenis kelamin, umur

dan tingkat pendidikan masyarakat beserta karyawaan.

5.2.1 Umur

Pada umumnya umur merupakan faktor penentu keberhasilan dalam sebuah

penentu keberhasilan baik dalam usahatani maupun dalam berfikir dan

bertindak. Umur sebenarnya secara harfia merupakan usia kelahiran yang

ditandai dengan mulai dengan denyut nadi sampai meninggal. Berdasarkan

hasil pengumpulan data umur responden (Pengusaha Keripik Pisang) di Desa

Bangunsari yaitu berusia 30 sampai 42 tahun.

5.2.2 Pendidikan

Tingkatan Pendidikan menurut Lestari dalam Wirawan (2016:3) adalah

“merupakan suatu kegiatan seseorang dalam mengembangkan kemampuan,

sikap, dan bentuk tingkah lakunya, baik untuk kehidupan masa yang akan

datang dimana melalui organisasi tertentu ataupun tidak teroganisasi”.

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi jenis dan jumlah

kebutuhan. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi membuka peluang bagi

semakin banyaknya kebutuhan baru.

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat

pendidikan formal yang di peroleh responden. Adapun pendidikan dari

responden usaha keripik pisang dalam penelitian ini adalah tamatan SD

sampai SMP. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Responden untuk

46
memiliki beberapa alternatif yang ada baik jenis usaha maupun hal-hal yang

berhubungan dengan pengembangan usaha perlu di tingkat kan. Hal ini dapat

melalui penyuluhan atau kegiatan lainnya. Yang dapat memperluas wawasan

pengusaha keripik pisang.

5.2.3 Pengalaman Usaha Keripik Pisang

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai,

ditanggung) menurut Alwi Hasan (2002:26). Pengalaman merupakan hal yang

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-harinya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengusaha keripik pisang

tersebut mendirikan Usaha nya sudah bertahun tahun dan pengalaman yang

sudah ia dapat kan dari para usaha keripik pisang lainnya serta pelatihan

mengenai sistem pengembangan usaha yang di adakan di desa Bangunsari.

5.2.4 Penyajian Data

Usaha keripik pisang di Desa Bangunsari merupakan usaha rumahan dan telah

beroperasi sejak tahun 2007. sejak 2007 telah membangun tempat produksi

sendiri dan telah mempekerjakan karyawan. Namun nampaknya, usaha di

desa tersebut masih perlu lebih dikembangkan agar memiliki ciri dan

keunggulan kompetitif serta mempunyai value added. Berdasarkan

pengamatan dan wawancara di Desa Bangunsari tersebut telah cukup

berkembang, namun diperlukan usaha dan pengertahuan untuk lebih

memajukannya, di antaranya :

1. Manajemen Produksi

Merupakan bagain dari bidang manajemen yang memiliki peran untuk

47
melakukan koordinasi beragam kegiatan agar tujuan bisnis bisa tercapai.

Untuk mengatur produksi, perlu adanya keputusan yang ada hubungannya

dengan suaha mencapai tujuan, diantaranya sebagai berikut :

a. Proses produksi merupakan perilaku produsen dalam memaksimalkan

keuntungan atau efesiensi produksinya, proses produksi yang di

gunakan di Desa Bangunsari yaitu proses produksi continue atau

melakukan produksi keripik delapan (8) sampai duabelas (12) kali

dalam satu bulan. Sesuai dengan hasil wawancara pada tanggal 10 juli

2022.

Tabel Data Produksi Keripik Pisang di Desa Bangunsari

Bulan Juli 2021 - Juni 2022

Bulan Rencana Persediaan Tingkat Persediaan Tingkat


Penjualan Akhir Kebutuhan Awal Produksi
Juli 1.500 1.700 3.200 1.600 2.600
Agustus 1.600 1.800 4.400 1.900 2.500
Septembe
1.600 900 3.000 1.100 1.900
r
Oktober 1.900 700 3.600 800 2.800
November 1.200 600 2.800 700 2.100
Desember 1.000 700 3.700 700 3.000
Januari 900 1.100 3.500 800 2.700
Februari 600 1.600 5.200 1.500 3.700
Maret 900 1.800 4.200 1.400 2.800
April 1.100 1.800 3.900 1.100 2.800
Mei 1.200 1.700 3.900 1.000 2.900
Juni 1.400 1.500 3.900 1.200 2.700

48
Jumlah 14.900 15.900 42.600 12.800 32.500

Dilihat dari Tabel di atas untuk rencana penjualan dalam 1

tahun berjumlah 14.900 Pcs. Persediaan akhir di bulan Juni 1500

dengan jumlah keseluruhan Persediaan 15.900 Pcs. Kemudian tingkat

kebutuhan di tahun 2021 – 2022 sebanyak 42.600 Pcs dengan

Persediaan awal untuk setiap bulan dalam tahun 2021 – 2022 Juli

berkisar seluruhnya 12.800 Pcs. Dengan Tingkat produksi 32.500 Pcs

dalam bulan Juli 2021 – Juni 2022

b. Kualitas produk adalah keadaan produk yang terbaik, yang berguna

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen, kualitas

produk terdiri atas :

1). Kualitas fungsi : keripik pisang Di Desa Bangunsari di minati dan

di sukai karna mampu memenuhi selera dan kebutuhan konsumen

dengan memuaskan sesuai nilai uang yang di keluarkan.

2). Kualitas wujud : kemasan yang menarik serta dan variant rasa yang

sangat memuaskan pelanggan.

c. Sumber Daya Alam merupakan pemanfaatan benda-benda alam

menjadi sumber penghasilan bagi manusia. Seperti pemanfaatan buah-

buahan. Bahan baku keripik pisang berasal masyarakat setempat dan

desa tetangga seperti Desa bonea, Desa Kombungo, Desa lambiku,

Desa Parida dll sehingga kualitasnya lebih terjamin.

49
d. Sumber Daya Manusia adalah karyawan atau tenaga kerja di Desa

Bangunsari. Ada beberapa karyawan yang berperang penting dalam

industri tersebut, dan salah satu syarat untuk menjadi karyawan harus

cekatan dalam proses penggorengan. Pengemasan dan pengolahan

dalam memberi bumbu rasa serta memiliki pengalaman kerja.

e. Volume penjualan

Volume penjualan = Total penjualan Volume penjualan adalah ukuran

yang menunjukan banyaknya atau besarnya jumlah barang atau jasa

yang terjual. Menurut Swastha & Irawan (2005) ada beberapa faktor

yang mempengaruhi volume penjualan, yaitu: yang pertama kondisi

dan kemampuan pasar.

Tabel Data Penjualan Keripik Pisang 2021 - 2022

Jenis Keripik Pisang


Bulan Jumlah Pendapatan
Gulmer Balado Original

Juli 1000 500 500 2.000 2.170.000

Agustus 700 900 900 2.500 2.090.000

September 1.100 400 400 1.900 1.590.000

Oktober 1.000 900 900 2.800 2.340.000

November 1.000 550 550 2.100 1.750.000

Desember 1.400 900 700 3.000 2.500.000

50
Januari 1.200 750 750 2.700 2.250.000

Februari 2.300 700 700 3.700 3.090.000

Maret 1.300 750 750 2.800 2.340.000

April 900 950 950 2.800 2.340.000

Mei 1.900 500 500 2.900 2.420.000

Juni 1.900 400 400 2.700 2.250.000

Jumlah 15.700 8.200 8.300 32.500 Rp. 27.130.000

DIlihat dari Tabel di atas Penjualan Kripik Pisang Varian Gula

Merah selama setahun 15.700 Pcs. Ini merupakan varian yang laris

dan banyak peminatnya. Disusul dengan varian Original 8.300 Pcs.

Dan jumlah penghasilan dari bulan Juni 2020 – Juli 2021 sebanyak Rp.

27.130.000,-

2. Perluasan Pemasaran

1) Teknik pemasaran merupakan suatu proses social dan manajerial

dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar

sesuatu yang bernilai sama.

Sesuai dengan hasil wawancara pada tanggal 12 Juli 2022, pemilik

usaha mengatakan proses pemasaran yang di lakukan yaitu dengan

cara menawarkan di setiap warung/toko di kawasan Kab. Muna dan

Muna Barat.

51
2) Strategi penetapan harga merupakan strategi dimana perusahaan tidak

menetapkan harga tunggal, melainkan menetapkan beberapa struktur

penetapan harga diantaranya adanya potongan harga atau potongan

pembelian.

Sesuai dengan hasil wawancara pada tanggal 14 Juli 2022.

Mengatakan bahwa mereka memberi harga setiap 12 pcs/ikat hanya

di hargai 10k.

3. Pemanfaatan Media Sosial

Para Usaha Keripik Pisang di desa Bangunsari belum menerapkan

pemanfaatan media sosial seperti instagram, facebook dan whatsapp

bisnis. Hal ini disebabkan karena belum ada yang mampu mengelola

sosial media tersebut. Sesuai dengan hasil wawancara pada tanggal 15

Juli 2022.

Menurut penulis di zaman sekarang ini pemanfaatan sosial media bagi

pengusaha sangat menguntungkan karena masyarakat jaman sekarang

lebih suka memesan secara online terlebih lagi akan lebih mudah

memasarkan produk melalui media sosial karena sudah pasti dapat dilihat

oleh banyak orang bukan hanya di dalam kab. Muna dan Muna barat tapi

juga di wilayah lain.

4. Strategi Pengembangan Usaha Dengan Menggunakan Analisis SWOT

Adapun strategi pengembangan usaha dengan menggunakan analisis

SWOT, Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT

adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan

52
memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan

kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan

ancaman).Analisis ini telah diadopsi oleh sejumlah perusahaan selama

bertahun – tahun dan banyak contoh analisis SWOT yang berhasil

digunakan sebagi panduan perusahan dan ada 4 komponen dasar pada

analisis AWOT, yaitu sebagai berikut :

1). Strength atau kekuatan. Komponen ini adalah suatu karakterisitik

yang dapat memberikan keuntungan atau kelebihan di banding

dengan

yang lainya. Keuntungan atau kelebihan yang di miliki usaha keripik

pisang di Desa Bangunsari diantaranya produk sudah dikenal

diwilayah kab. Muna dan Muna barat, karena produknya terkenal

dengan enak dan memiliki ciri khas tersendiri.

2).Weakness atau kelemahan. Salah satu karakterikstik yang dapat

menentukan kelemahan yang ada pada perusahaan. Kelemahan pada

industri tersebut yaitu faktor pengunaan sosial media, yang menjadi

kendala lain keripik pisang di Desa Bangunsari sehingga tidak

mengunakan sosial media dalam pemasaran produknya di sebabkan

karena pengetahuan dalam menggunakan sosial media yang terbatas.

3).Opportunity atau peluang. Dengan menggunakan komponen ini, anda

akan mengetahui peluang–peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan

untuk perusahaan agar bisa berkembang nantinya. sangat besar

peluangnya dalam mengembangkan usahanya, selain produk keripik

53
pisang begitu di minati banyak konsumen, keripik pisang di Desa

Bangunsari juga memiliki berbagai macam produk yang memiliki ciri

khas yang berbeda dan berbagai farian rasa sehingga membuat

konsumen tertarik.

4) Threat atau ancaman. Komponen ini guna untuk mengetahui

ancaman–ancaman apa saja yang mungkin akan dihadapi oleh

perusahaan. Yang mana dapat menghambat perkembangan dari

perusahan anda. Dalam produksi keripik pisang di Desa Bangunsari

memiliki berbagai ancaman dimana dapat menghambat

perkembangan industri tersebut seperti pemanfaatan media sosial

belum di gunakan karena tidak dapat mengelolah akun media sosial.

Analisis SWOT ini didasari oleh anggapan bahwa strategi yang efektif dibuat

dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (kesempatan dan

ancaman). Analisis SWOT merupakan alat evaluasi atau diagnosa yang bertujuan

untuk mengoptimalkan kekuatan pemilik dan meminimalkan kelemahan diri, serta

memanfaatkan peluang yang muncul dan mengatasi ancaman yang datang.

5.3. Identifikasi faktor internal

Faktor internal pada analisis SWOT terdiri dari strength (kekuatan) dan weakness

(kelemahan).

Untuk mengidentifikasi faktor internal biasanya mencakup:

 Pengalaman perusahaan baik yang berhasil atau gagal.

 Finansial pada perusahaan.

54
 Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

 Kekuatan dan kelemahan dari perusahaan.

5.3.1. Faktor kekuatan

 Kelebihan yang di miliki para usaha Keripik Pisang di Desa Bangunsari

kecamatan lasalepa kabupaten muna yaitu para usaha keripik pisang

menggunakan pisang dari daerah sendiri sehingga kualitas pisang dapat di

ketahui selain itu keripik pisang di Desa Bangunsari terkenal dengan

banyak variant rasa. Dan menggunakan bahan bahan yang aman di

konsumsi.

 Hal yang membuat usaha keripik pisang memproleh penjualan yaitu di

lakukan nya promosi atau menawarkan di setiap warung dan toko di

kabupaten muna dan Muna barat yang di lakukan 3-4 kali dalam

perminggu.

 Keripik pisang di Desa Bangunsari memiliki variant rasa yang banyak di

minati. Selain itu juga keripik pisang di Desa Bangunsari terkenal dengan

rasa renyah.

 Para usaha Keripik Pisang di Desa Bangunsari dapat merespon dengan

cepat setiap permintaan pelanggan tanpa harus melalui birokrasi yang

panjang.

 Para usaha keripik pisang di Desa Bangunsari kecamatan lasalepa

kabupaten muna memiliki biaya overhead yang rendah, sehingga dapat

memberikan tawaran harga yang paling baik bagi pelanggan.

55
5.3.2. Faktor kelemahan

 Para Usaha Keripik Pisang di Desa Bangunsari kecamatan lasalepa

kabupaten muna masih minim akan pengetahuan media sosial. Sehingga

promosi hanya bisa di lakukan secara langsung.

 Kelemahan yang di rasakan konsumen yaitu kemasan yang masih

sederhana sehingga

 keripik pisang tidak bisa di simpan hingga 2-3 bulan.

 Para usaha keripik pisang di Desa Bangunsari kecamatan lasalepa

kabupaten muna masih menggunakan alat produksi yang sederhana

sehingga kalah saing dengan para usaha keripik pisang yang menggunakan

alat yang modern.

 Lokasi produksi keripik pisang di Desa Bangunsari kecamatan lasalepa

kabupaten muna letaknya di tempat yang kurang strategis.

5.4. Identifikasi faktor eksternal

Faktor eksternal dalam analisis SWOT mencakup opportunity (peluang) dan threat

(ancaman).

Untuk mengidentifikasi faktor eksternal biasanya meliputi:

 Lingkungan.

Lingkungan menurut Sri Hayati adalah sebuah kesatuan di antara suatu ruang dan

semua benda. Serta keadaan makhluk hidup yang ada di dalam ruang tersebut.

 Peraturan pemerintah.

56
Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang- undangan yang ditetapkan

oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.

 Tren.

Trend adalah suatu gerakan (kecenderungan) naik atau turun dalam jangka

panjang, yang diperoleh dari rata–rata perubahan dari waktu ke waktu. Rata-rata

perubahan tersebut bisa bertambah bisa berkurang. Maryati (2010;129)

 Budaya, ideologi, sosial politik, perekonomian.

- Budaya

Menurut Tylor, kebudayaan adalah sistem kompleks yang mencakup

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,

kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia

sebagai anggota masyarakat.

- Ideologi

Menurut Francis Bacon, pengertian ideologi adalah sintesa pemikiran

mendasar dari suatu konsep hidup. Gunawan Setiardjo mengemukakan

bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh

realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.

- Sosial politik

Sosalisasi Politik menurut Richard E. Dawson adalah suatu warisan. Artinya

warisan disini dalam bentu pengetahuan, nilai-nilai, pandangan dan sarana

politik kepada warga negara yang baru atau bagi mereka yang telah usianya

dewasa.

57
- Perekonomian

Pekonomian menurut Adam Smith, merupakan ilmu sistematis yang

mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan

sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan tertentu.23

 Peristiwa yang sedang terjadi.

Peristiwa adalah kenyataan yang bersifat absolut atau mutlak dan objektif.

Sejarah sebagai peristiwa merupakan suatu kenyataan yang objektif artinya

kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi dalam kehidupan masyarakat

manusia.

 Sumber permodalan.

Sumber modal ini berasal dari badan atau perusahaan yang menyediakan bantuan

modal. Lembaga ini terdiri dari beberapa orang atau pihak, baik individu maupun

korporat di dalamnya. Semua pihak tersebut mengumpulkan uang atau kekayaan

mereka untuk mendanai sebuah perusahaan.

 Perkembangan teknologi.

Artinya suatu proses kegiatan dalam rangka mengembangkan teknologi atau ilmu

tentang keterampilan.

5.4.1. Faktor peluang

 Sektor yang kami tekuni sedang mengalami kenaikan.

 Pemerintah sangat mendukung perusahaan lokal seperti kami

 Belum ada persaingan yang ketat dalam sektor yang kami tekuni.

 Hanya dengan modal yang rendah kami dapat memulai bisnis dengan baik.

58
5.4.2. Faktor ancaman

 Perkembangan teknologi yang cepat di bidang ini berada di luar

kemampuan kami sehingga dapat menyebabkan kami terlambat dalam

mengadopsinya.

 Perubahan strategi pesaing dapat mengancam posisi kami di bidang ini.

5.5. Analisis matriks IFE dan EFE

5.5.1. Matriks IFE

Matriks IFE menunjukkan kondisi internal perusahaan berupa kekuatan

dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot.

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) merupakan sebuah alat

formulasi strategi yang digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan

dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar

untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut

(David, 2006).

Matriks IFE diperoleh dari hasil analisis lingkungan internal usaha

keripik pisang yaitu dengan mengidentifikasih faktor-faktor kunci internal

usaha keripik pisang berupa kekuatan dan kelemahan. Kemudian dilakukan

pembobotan mulai dari 1,0(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting),

sehingga diperoleh bobot dari masing-masing faktor kunci internal usaha

keripik pisang. Langkah selanjutnya adalah dengan memberikan peringkat

( ranting ) pada faktor-faktor kunci internal tersebut, masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat tinggi) sampai dengan 1 (sangat

59
rendah). Pemberian ranting untuk kategori kekutan yang besar diberikan ranting

4 sedangkan jika kekutanny kecil di beri rantig 1, pemberian ranting kelemahan

adalah sebaliknya, yaitu jika kelemahannya sangat besar di beri ranting 1 dan

jika kelemahannya kecil diberi ranting 4, begitupun pada peluang dan ancaman.

Maka dapat diperoleh hasil seperti pada Tabel berikut :

Tabel. Matrik IFE Usaha Keripik Pisang

No. Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Total Skor


Kekuatan
1. Keharmonisan hubungan antar Pemilik /
0,10 3 0,30
Penjual
2. Harga yang murah 0,08 3 0,24
3. Kondisi modal yang relatif tercukupi 0,10 2 0,20
4. Produk yang berkualitas 0,12 4 0,48
Kelemahan
1. Keterbatasan dalam pencatatan keuangan 0,08 3 0,24
2. Belum memiliki sertifikat halan dan izin
0,11 2 0,22
Dinas Kesehatan
3. Penggunaan alat produksi yang masih
0,10 1 0,10
sederhana
4. Kemasan yang masih sederhana 0,07 3 0,21
5. Daerah pemasaran yang masih terbatas 0,05 1 0,05
6. Kegiatan promosi produk kurang
0,07 3 0,21
dilakukan
7. Letak produksi yang tidak strategis 0,12 3 0,36

Pada Tabel di atas dapat dilihat bahwa faktor kunci internal yang

mempunyai faktor kekuatan tinggi adalah kualitas produk keripik pisang. Hal

ini di tunjukan dengan nilai bobot sebesar 0,12 dengan ranting 4 dan skor

sebesar 0,48. Faktor kunci ini merupakan peluang utama bagi usaha keripik

pisang ini karena kualitas produk keripik pisang memiliki tingkat kepentingan

60
terbesar bagi pengembangan usahanya kedepan. Selain identifikasih terhadap

kekuatan internal usaha keripik pisang matriks IFE juga menunjukan berbagai

kelemahan yang selamabini dimiliki usaha keripik pisang ini. Faktor kunci

internal yang menjadi kelemahan terbesar usaha ini adalah daerah pemasaran

produk keripik pisang, yang memiliki bobot 0,05 dengan ranting sehingga

skornya adalah 0,05. Hasil analisis matriks IEF pada usaha keripik pisang ini

yang meliput seluruh faktor kunci internal ( kekuatan dan kelemahan ) adalah

nilai skor sebesar 2,37. Total nilai tersebut menunjukan bahwa usaha keripik

pisang ini berada pada level rata-rata di dalam kekuatan internal seluruhnya,

sehingga usaha ini di tuntut lebih optimal dalam memanfaatkan kekuatan yang

dimiliki serta memenimalkan kelemahan yang ada dalam mencapai

keberhasilan usahanya.

5.5.2. Matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari

factor – factor eksternal perusahaan.

Matriks EFE mengidentifikasih faktor-faktor kunci eksternal berupa

peluang dan ancaman yang dihadapi usaha keripik pisang pada kondisi aktual

saat ini.

Usaha keripik pisang ini dapat memanfaatkan peluang dan menghindari

ancaman dari pengaruh lingkungan eksternal untuk keberlanjutan usahanya.

Peluang dan ancaman yang dihadapi usaha keripik pisang dapat dilihat pada

Tabel berikut :

61
No. Faktor Strategi Ekxternal Bobot Rating Total
Skor
Peluang
1. Adanya kredit bagi usaha 0,12 3 0,36
2. Sektor di bidang keripik pisang
0,18 4 0,72
sedang mengalami kenaikan
Ancaman
1. Harga bahan baku yang semakin
0,09 1 0,09
meningkat
2. Baggaining position prmbrli kuat 0,08 2 0,16
3. Jaringan pemasaran pesaing kuat 0,09 3 0,27
4. Barang subtitusi tinggi 0,08 2 0,16
5. Banyak pesaing 0,18 1 0,18
6. Pasokan bahan baku yang kontiniu 1,00 3 2,48

Pada Tabel di atas Menunjukan bahwa faktor kunci eksternal yang

memberikan peluang terbesar bagi usaha keripik pisang adalah sektor di bidang

keripik pisang mengalami kenaikan. Hal ini di tunjukan oleh bobot terbesar

yang dimiliki faktor kunci eksternal ini.

Faktor kunci eksternal yang memberikan ancaman terbesar bagi usaha

keripik pisang ini adalah harga bahan baku yang semakin meningkat. Hal ini

ditunjukan dengan nilai bobot 0,09 dengan ranting 1 dan skor 0,09. Kondisi

menunjukan bahwa harga bahan baku yang semakin meningkat memiliki

pengaruh yang signifikan dalam biaya operasional usaha ini. Biaya operasional

yang meningkat dapat menyebabkan harga produk keripik pisang mahal,

dibandingakn produk pesaing.

5.6. Analisis matriks SWOT

Analisis SWOT

62
Adapun strategi pengembangan usaha dengan menggunakan analisis

SWOT, Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah

untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam

pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan

eksternal (peluang dan ancaman).Analisis ini telah diadopsi oleh sejumlah

perusahaan selama bertahun – tahun dan banyak contoh analisis SWOT yang

berhasil digunakan sebagi panduan perusahan dan ada 4 komponen dasar pada

analisis AWOT, yaitu sebagai berikut :

1) Strength atau kekuatan. Komponen ini adalah suatu karakterisitik yang dapat

memberikan keuntungan atau kelebihan di banding dengan yang lainya.

Keuntungan atau kelebihan yang di miliki usaha keripik pisang di Desa

Bangunsari diantaranya produk sudah dikenal diwilayah kab. Muna dan

Muna barat, karena produknya terkenal dengan enak dan memiliki ciri khas

tersendiri.

2) Weakness atau kelemahan. Salah satu karakterikstik yang dapat menentukan

kelemahan yang ada pada perusahaan. Kelemahan pada industri tersebut

yaitu faktor pengunaan sosial media, yang menjadi kendala lain keripik

pisang di Desa Bangunsari sehingga tidak mengunakan sosial media dalam

pemasaran produknya di sebabkan karena pengetahuan dalam menggunakan

sosial media yang terbatas.

3) Opportunity atau peluang. Dengan menggunakan komponen ini, anda akan

mengetahui peluang–peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk

perusahaan agar bisa berkembang nantinya. sangat besar peluangnya dalam

63
mengembangkan usahanya, selain produk keripik pisang begitu di minati

banyak konsumen, keripik pisang di Desa Bangunsari juga memiliki

berbagai macam produk yang memiliki ciri khas yang berbeda dan berbagai

farian rasa sehingga membuat konsumen tertarik.

4) Threat atau ancaman. Komponen ini guna untuk mengetahui ancaman–

ancaman apa saja yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan. Yang mana

dapat menghambat perkembangan dari perusahan anda. Dalam produksi

keripik pisang di Desa Bangunsari memiliki berbagai ancaman dimana dapat

menghambat perkembangan industri tersebut seperti pemanfaatan media

sosial belum di gunakan karena tidak dapat mengelolah akun media sosial.

Analisis SWOT ini didasari oleh anggapan bahwa strategi yang efektif

dibuat dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal

(kesempatan dan ancaman). Analisis SWOT merupakan alat evaluasi atau

diagnosa yang bertujuan untuk mengoptimalkan kekuatan pemilik dan

meminimalkan kelemahan diri, serta memanfaatkan peluang yang muncul dan

mengatasi ancaman yang datang.

5.7. Tahap formulasi strategi usaha keripik pisang

Formulasi strategi pada usaha kecil keripik pisang

Kekuatan (S-Strenghts)

1. Keharmonisan hubungan antar pemilik dan pekerja

2. Harga yang murah

3. Kondisi modal yang relatif tercukupi

4. Produk yang berkualitas

64
Kelemahan (W-Weakness)

1. Keterbatasan dalam pencatatan keuangan

2. Belum memiliki sertifikat halal dan izin Depkes

3. Penggunaan alat produksi yang masih sederhana

4. Kemasan produk yang relatif sederhana

5. Daerah pemasaran masih terbatas

6. Kegiatan Promosi produksi kurang di lakukan

7. Letak produksi yang tidak strategis

Peluang (O-Oppurtuities)

1. Adanya kredit bagi usaha kecil

2. Sektor di bidang keripik pisang sedang mengalami kenaikan.

Strategi S-O

1. Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami,

bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang.

Strategi W-O

1. Meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran

2. Memperbaiki sistem manajemen usaha.

Ancaman (T-Threats)

1. Harga bahan baku yang semakin meningkat

2. Bargaining position pembeli kuat

3. Jaringan pemasaran pesaing lebih luas

4. Tidak ada hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri

65
Strategi S-T

1. Mengupayakan ketersediaan bahan baku utama secara kontinu

2. Melakukan efisiensi biaya produksi

Strategi W-T

1. Melakukan mengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi

barang subtitusi yang tinggi.

2. Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikat halal dan izin

Depkes untuk Meningkatkanimage produk.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Faktor Internal yang menjadi kekuatan yaitu keharmonisan hubungan antara

pemilik dan pekerja, kondisi modal yang relatif tercukupi, produk yang berkualitas

baik, harga yang relatif murah. Dan Kelemahannya yaitu: keterbatasan dalam

pencatatan keuangan, penggunaan alat produk yang masih sederhana, Daerah

pemasaran masih terbatas, kegiatan promosi kurang. Letak produksi yang tidak

strategis. Belum adanya izin Dinkes. Sedangkan faktor Eksternal yang menjadi

Peluang yaitu: adanya kredit bagi usaha, Sektor di bidang keripik pisang sedang

mengalami kenaikan, pemerintah sangat mendukung perusahaan lokal seperti kami,

66
belum ada persaingan yang ketat dalam sektor yang kami tekuni. Ancamannya yaitu:

harga bahan baku yang semakin meningkat, posisi penawaran pembeli kuat, jaringan

pemasaran pesaing lebih luas, banyaknya pesaing.

4 komponen dasar pada analisis AWOT, yaitu sebagai berikut :

1) Strength atau kekuatan. Komponen ini adalah suatu karakterisitik yang dapat

memberikan keuntungan atau kelebihan di banding dengan yang lainya.

Keuntungan atau kelebihan yang di miliki usaha keripik pisang di Desa

Bangunsari diantaranya produk sudah dikenal diwilayah kab. Muna dan Muna

barat, karena produknya terkenal dengan enak dan memiliki ciri khas tersendiri.

2) Weakness atau kelemahan. Salah satu karakterikstik yang dapat menentukan

kelemahan yang ada pada perusahaan. Kelemahan pada industri tersebut yaitu

faktor pengunaan sosial media, yang menjadi kendala lain keripik pisang di Desa

Bangunsari sehingga tidak mengunakan sosial media dalam pemasaran

produknya di sebabkan karena pengetahuan dalam menggunakan sosial media

yang terbatas.

3) Opportunity atau peluang. Dengan menggunakan komponen ini, anda akan

mengetahui peluang–peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk perusahaan

agar bisa berkembang nantinya. sangat besar peluangnya dalam mengembangkan

usahanya, selain produk keripik pisang begitu di minati banyak konsumen,

keripik pisang di Desa Bangunsari juga memiliki berbagai macam produk yang

memiliki ciri khas yang berbeda dan berbagai farian rasa sehingga membuat

konsumen tertarik.

67
4) Threat atau ancaman. Komponen ini guna untuk mengetahui ancaman–ancaman

apa saja yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan. Yang mana dapat

menghambat perkembangan dari perusahan anda. Dalam produksi keripik pisang

di Desa Bangunsari memiliki berbagai ancaman dimana dapat menghambat

perkembangan industri tersebut seperti pemanfaatan media sosial belum di

gunakan karena tidak dapat mengelolah akun media sosial.

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan strategi pengembangan usaha

keripik pisang Di desa bangunsari kecamatan lasalepa kabupaten muna sebagai

berikut :

1) Sebaiknya para usaha keripik pisang lebih mempelajari penggunaan sosial media

untuk melakukan promosi agar produk yang di hasilkan lebih di kenal

masyarakat luas.

2) Para pelaku usaha juga sebaiknya menggunakan alat yang modern guna

mempercepat kagiatan produksi agar tidak kalah saing dengan para pelaku usaha

keripik pisang lainnya. Selain itu juga kemasan yang di gunakan sekarang di

ubah agar lebih menarik para pembeli.

68
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009, Standar Proses Pengolahan Pisang. Direktorat Pengolahan Hasil

Pertanian Direktur Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

Depertemen Pertanian. Jakarta.

Depertemen Pertanian.2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang.

Edisi Ke 2. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Dinas Pertanian Kebupaten Luwu Timur, 2018. Data Produksi Pisang Dalam

Angka.diakses pada tanggal 1 Maret.

69
Hendro (2011:7), strategi dalam pengembangan usaha Pearce dan Robinson. 1997.

Manajemen Strategi. Jakarta: Binarupa Aksara Siregar Faisal, 2010.

Skripsi. Analisis Strategi pengembangan Keripik Pisang.

Irma Setiawati dan Dini Rochdiani, 2016. Strategi Pengembangan Agroindustru

Keripik Pisang. Vol. 6, No 2, Juli 2003: 131-140. Balai Pengkaji

Teknologi Pasca Panen Pertanian Lampung.

M. Khalid Mawardi dan Edriana Pangestuti, 2016. Strategi Pengembangan Usaha

Kecil dan Menengah Untuk Meningkatkan Citra Kota Malang Sebagai

Destinasi Wisata Kuliner. Jurnal Administrasi BisnisVol.38 No.2

September 2016. Fakultas ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya.

Diakses tanggal 1 Maret.

Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya Jakarta

Suyanti dan Ahmadsupriyadi. 2008. Pisang: Budidaya, Pengolahan, dan Prospek

Pasar. Penebar Swadaya jakarta

LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Untuk Petani
Kuesioner
1. Identitas Responden

1) Nama Pemilik :

2) Jenis Kelamin :

3) Alamat :

4) Umur :

5) Pendidikan Terakhir :

70
6) Jumlah tanggungan :

7) Pekerjaan :

8) Pengalaman Usaha : 1. Membangun usaha sejak tahun ?

2. Karakteristik usaha

1) Status pemilik usaha

2) Modal berasal dari

3) Berapa varian rasa keripik pisang

3. Produksi dan pemasaran

1) Jumlah produksi dalam sekali pemsaran

2) Kapan saja pemasaran berlangsung

3) Apa saja kendala saat pemasaran

4) Dimana saja wilayah pemasaran

5) Menggunakan transportasi apa saat pemasaran

6) Berapa biaya pemasaran

7) Cara menentukan harga jual

8) Cara menentukan penjualan

9) Biaya tenaga kerja perhari :

 Tenaga kerja penggoreng

 Tenaga kerja pengemas

 Tenaga kerja pemasaran

10) Biaya pengemasan

11) Biaya lain-lain

71
Faktor-faktor internal

Faktor Internal dalam penelitiana ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap Strategi Pengembangan Usaha Keripik Pisang Desa Bangunsari

Tujuan :

Menentukan faktor-faktor stategi yang akan di masukkan kedalamkelompok

Kekuatan dan Kelemahan dalam Strategi pengembangan Usaha Keripik

Pisang.

Petunjuk Pengisian :

1) Berikan tanda (v) pada kolom kekuatan pada tabel 1 berikut ini,

apabilah faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalan Strategi

Pengembanagan UsahaKripik Pisang Desa Bangunsari

2) Berikan tanda ( v ) pada kolom kelemahan dari tabel 1 berikut ini,

apabilah faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam Strategi

Pengembangan Usaha Keripik Pisang Desa Bangunsari

Tabel 1. Faktor-faktor strategi internal

No Faktor-faktor strategi internal kekuatan Kelemahan

1. Keharmonisan hubungan
antara pemilik dan pekerja
2. Kondisi yang relatif tercukupi

3. Produk yang berkualitas baik

4. Letak usaha yang strategis

5. Keterbatasan dalam
pencatatan keuangan

72
6. Harga relatif mahal

7. Belum memiliki sertifikasi


halal dan izin depkes

Faktor-faktor eksternal

Faktor Eksternal dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

Strategi Pengembangan Usaha Keripik Pisang desa bangunsari yang terdapat di

kecamatan lasalepa kabupaten muna

Menentukan faktor-faktor strategi yang akan dimasukkan kedalam kelompok Peluang

dan Ancaman dalam Strategi Pengembangan Usaha Keripik Pisang desa Bangunsari.

Petunjuk Pengisian :

1) Berikan tanda ( v ) pada kolom Peluang pada tabel 2 berikut ini, apabilah faktor-

faktor tersebut menjadi Peluang Strategi Pengembangan Usaha Keripik Pisang.

2) Berikan tanda ( v) pada kolom Ancaman dalam Strategi Pengembanagan Usaha

Keripik Pisang desa Bangunsari

Tabel 2. Faktor-faktor strategi eksternal

No Faktor-faktor strategi peluang ancaman


eksternal
1. Adanya kredit bagi usaha
kecil
2. Harga bahan baku yang
semakin meningkat
3. Penawaran pembeli kuat

4. Pasokan bahan baku relatif


tidak kontinyu
5. Barang subtitusi tinggi

73
6. Jarimgan pemasaran pesaing
lebih luas
7. Tidak ada hambatan bagi
pendatang baru untuk
memasuki industri

74

Anda mungkin juga menyukai