Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KALIMAT EFEKTIF
Dosen Pengampu : EKA NURJANAH, M.pd.

Oleh :

Bagus Naufal Arrahman

(4122047)

KELAS C
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINTEK

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUMJOMBANG

(2022)
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuai dengan harapan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Eka Nurjanah,
M.pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini. Segala upaya telah
dilakukan untuk menyempurnakan dokumen ini. Tapi kita memperhatikan bahwa dalam
artikel ini ada kekurangan dan kesalahan. Jadi oleh karena itu, kami sangat menghargai jika
ada saran atau kritik yang membangun dari kalian semua. Kami berharap semoga makalah ini
dapat membawa manfaat dan ide bagi para pembaca untuk memperdalam pengetahuan
mereka.

Jombang, 8 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………….

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………………………………..
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………………………………………..
C. TUJUAN…………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………….

A. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF………………………………………………………………………………………….


B. KESATUAN GAGASAN…………………………………………………………………………………………………………
C. KOHERENSI YANG BAIK……………………………………………………………………………………………………..
D. PENEKANAN………………………………………………………………………………………………………………………
E. VARIASI……………………………………………………………………………………………………………………………..
F. PARALISME………………………………………………………………………………………………………………………
G. PENALARAN ATAU LOGIKA……………………………………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………………..

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………………
B. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………..
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia


dengansesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi
pikiran,keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa
yangdigunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa
yangdipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar
atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut denganka
limat efektif.Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara 
tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapatm
emahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yangdimaksud
oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itutidak
tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahamiapa
maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat
dapatmengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakanharus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada
yang tidak boleh dihilangkan.
 Sebaliknya, unsur unsur yang seharusnya tidak ada tidak perludimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkankeperluan
komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86)

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian kalimat efektif !
2. Apa yang dimaksud dengan kesatuan gagasan ?
3. Apa yang dimaksud dengan koherensi yang baik ?
4. Jelaskan pengertian penekanan !
5. Apa yang dimaksud dengan variasi ?
6. Pengertian dari paralelisme ?
7. Apa yang dimaksud dengan penalaran atau logika !
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu kalimat efektif.
2. Untuk mengetahui kesatuan gagasan.
3. Untuk mengetahui koherensi yang baik.
4. Untuk mengetahui penekanan.
5. Untuk mengetahui variasi.
6. Untuk mengetahui paralelisme.
7. Untuk mengetahui penalaran atau logika.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah


yang berlaku, seperti unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan pre
dikat) memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi)yang
tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akanmudah
dipahami oleh pembaca atau pendengar.Efektif mengandung pengertian tepat guna,
artinya sesuatu akan berguna jikadipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif
dalam kalimat adalah danketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu
dalam situasi kebahasaantertentu pula.Beberapa definisi kalimat efektif menurut
beberapa ahli bahasa :
 
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-
syaratkomunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar,
mudahdipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.
(Rahayu:2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudahdipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah,ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi
daninformasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi,
danWahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantumenjelaskan
sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah dimengerti serta di
artikan. (ARIF HP: 2013)Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari
definisi kalimatefektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi,
kalimat efektifadalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah
dipahami oleh pendengar atau pembaca

B. KESATUAN GAGASAN

Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Setiap
kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan gagasan, mengandung satu
ide pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan perubahan dari satu gagasan ke
satu gagasan lain yang tidak ada hubungan, atau menggabungkan dua kesatuan yang
tidak mempunyai hubungan sama sekali. Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan disatukan, akan rusak kesatuan pikiran itu.
Kesatuan gagasan jangan pula diartikan bahwa hanya terdapat satu ide tunggal. Bisa
terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan pokok atau lebih.
Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subyek, predikat, dan  objek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan
yang mengandung pertentangan.
     Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut, baik kesatuan
yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu.

1. Yang jelas kesatuan gagasannya

a. Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari, betapa emosi itu seringkali
merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak kehidupan kita.
(Kesatuan Tunggal)
b. Semua penduduk desa itu mendapat penjelasan mengenai Rencana
Pembangunan Lima Tahun. (Kesatuan Tunggal)
c. Pada saat seorang sarjana harus merumuskan konsep-konsep menjadi istilah,
dengan perkataan lain pada saat ia harus membentuk istilah, kadang-kadang terasa
adanya kesulitan. (Kesatuan Tunggal)
d. Pimpinan Perguruan Tinggi sadar bahwa pelayanan kurikuler ini akan berhasil
bila penyempurnaan sistem perkuliahan dan tenaga pengajar disertai dengan
penyempurnaan perpustakaan, laboratorium, peralatan, gedung, dan administrasi.
(Kesatuan Tunggal)
e. Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi, dan telah berangkat dengan
pesawat satu jam yang lalu. (Kesatuan Gabungan)
f. Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan
pekerjaan itu. (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
g. Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu, atau tinggal saja di sini. (Kesatuan
Pilihan)

C. Pengertian Koherensi

 merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide
menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang
dihubungkannya. Berikut ini adalah beberapa pengertian koherensi menurut para
ahli.

1. Brown dan Yule dalam Mulyana, (2005: 30)

Koherensi didefiniskan sebagai sebuah pola keterkaitan antara bagian yang


satu dengan bagian yang lain, sehingga kalimat memiliki kesatuan makna yang
utuh.

2. Tarigan via Mulyana, (2005: 30)


Koherensi juga berarti hubungan timbal balik yang serasi antarunsur dalam
kalimat.

3. Samiati via Mulyana, (2005: 30)

Hubungan koherensi adalah keterkaitan antara bagian yang satu dengan yang
bagian lainnyasehingga kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh.wacana yang
koheren memiliki ciri: susunannya teratur dan amanatnya terjalin rapi, sehingga
mudah diintepretasikan.

Contoh Koherensi

Koherensi (kepaduan) pada suatu paragraf dapat terjadi jika kalimat-kalimat


yang termuat di dalam paragraf berupa kalimat yang logis dan berkaitan satu sama
lain dalam mendukung gagasan utama tersebut. Dalam penulisan paragraf yang
mengandung koherensi, penulis akan membubuhkan kalimat berbeda dari kalimat
utama, namun gagasan yang termuat di dalamnya mendukung kalimat pertama
tersebut.

Contohnya:

1. Belajarlah yang rajin. Kamu bisa meraih cita-cita setinggi langit.

Pada contoh tersebut, kalimat pertama dan kedua terlihat berbeda, namun kalimat
kedua merupakan pendukung gagasan pada kalimat pertama.

2. Meja ini terlihat tua namun masih bagus. Pak Kamso adalah pemiliknya, ia rajin
merawatnya.

Pada contoh tersebut, kalimat kedua mendukung gagasan yang termuat dalam kalimat
pertama.

D. PENEKANAN

Penekanan kalimat adalah perlakuan penonjolan ide pokok kalimat. Dalam


sebuah kalimat ada ideyang ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada bagian kalimat tertentu. Dalam bahasa lisan, pembicara biasanya
memperlambat ucapan, meninggikan suara pada bagian kalimat yang diberi tekanan.
Dalam bahasa tulis, ada berbagai cara memberi penekanan dalam kalimat.

1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat. Contoh:

* Pemerintah bertekad mulai tahun depan Jakarta bebas banjir.


   Penekanannya adalah pemerintah bertekad.

* Mulai tahun depan pemerintah bertekad jakarta bebas banjir.


    Penekanannya adalah mulai tahun depan.
* Jakarta bebas banjir mulai tahun depan tekad pemerintah.
    Penekanannya adalah Jakarta bebas banjir.

Ketiga kalimat di atas mempunyai makna yang sama, tetapi ide pokok kalimat
berbeda.

2) Membuat urutan logis. Contoh:


* Bukan, seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah telah disumbangkan
kepada
   anak-anak terlantar.

3) Melakukan pengulangan kata (repetisi). Contoh:


* Saya suka kebaikan mereka, saya suka kecantikan mereka, dan saya suka
kelembutan mereka.

4) Mengubah kalimat aktif menjadi pasif. Contoh:


* Pemerintah perlu mengantisipasi pengelolaan Jakarta di bawah laut.(aktif)
* Pengelolaan Jakarta di bawah permukaan laut perlu diantisipasi pemerintah. (pasif)

Pengubahan kalimat aktif menjadi pasif ini mengubah urutan kata dan mengubah
salah satu bentuk kata.

E. VARIASI

Variasi bahasa menurut Aslinda adalah bentuk-bentuk bagian atau varian


dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum
bahasa induksinya. Variasi atau keragaman bahasa disebabkan karena banyaknya
bahasa yang digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi antarsesama masyarakat.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sangat berpengaruh dalam
perkembangan keragaman bahasa.
Bell, mengemukakan bahwa variasi-variasi bahasa yang ada di masyarakat
bersifat sistematis dan bukan bersifat acak, karena bahasa mempunyai dua aspek
mendasar, yaitu bentuk dan makna. Aspek bentuk meliputi bunyi, tulisan, dan
strukturnya. Aspek makna meliputi makna leksikal, fungsional, dan struktural. Jika
diperhatikan lebih rinci lagi, kita akan melihat bahasa dalam bentuk dan maknanya
menunjukkan perbedaan kecil maupun perbedaan yang besar antara pengungkapan
yang satu dengan pengungkapan yang lainnya. Misalnya, perbedaan dalam hal
pengucapan /a/ yang diucapkan oleh seseorang dari waktu satu ke waktu yang lain.
Begitu juga dalam hal pengucapan kata /putih/ dari waktu yang satu ke waktu yang
lain mengalami perbedaan. Perbedaan-perbedaan bentuk bahasa seperti ini dan yang
lainnya dapat disebut dengan variasi bahasa.
Kenyataan yang dapat dilihat di lapangan adalah pada pemakaian kata /aku/
dan /saya/. Pemakaian kata /aku/ dipakai pada suatu keadaan sosial. Kemudian kata
/saya/ dipakai pada suatu keadaan sosial yan lainnya. Contoh lain adalah penggunaan
kata /keok/ di suatu daerah, sedangkan di daerah lain dipakai kata /kalah/. Hal ini
menunjukkan adanya perbedaan atau variasi bahasa. Variasi bahasa disebabkan oleh
adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang
sangat beragam dan dikarenakan oleh penuturnya yang tidak homogen. Setiap
kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa. keragaman ini
akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat
banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Menurut Abdul Chaer dan L. Agustina,
dalam hal variasi bahasa atau ragam bahasa ini terdapat dua pandangan. Pertama,
variasi atau ragam bahasa dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur
bahasa dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi, variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat
dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Andaikata penutur
bahasa itu adalah kelompok yang homogen, baik etnis, status sosial maupun lapangan
pekerjaannya, maka variasi atau keragaman itu tidak ada, artinya bahasa itu jadi
seragam. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya
sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.

F. PARALELISME

Paralelisme adalah memberikan dua atau lebih bagian dari seluruh kalimat


bentuk yang sama sehingga memberikan pola tertentu. Berbagai macam paralelisme
adalah perangkat retoris. Hal ini juga terdapat pula dalam puisi maupun penggunan
secara verbal. Selain itu di dalam puisi perjanjian lama terdapat pula paralelisme.
Sebagai gaya bahasa, paralelisme merupakan perulangan seperti repetisi yang khusus
terdapat dalam puisi, terdiri dari anafora (pengulangan pada awal kalimat)
dan epifora (pengulangan di akhir kalimat). Paralelisme dapat diartikan sebagai
pengulangan ungkapan yang sama dengan tujuan memperkuat nuansa makna untuk
mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata atau frasa yang menduduki fungsi yang
sama dalam suatu bentuk kalimat.
Paralelisme adalah majas yang mengulang kata di setiap baris yang sama dalam satu
bait di dalam penggunaan puisi. Contoh:
Kau berkertas putih
Kau bertinta hitam
Kau beratus halaman
Kau bersampul rapi

G. PENALARAN ATAU LOGIKA

Penalaran diartikan sebagai proses berpikir. Selain itu, saat berpikir dalam bidang
ilmiah harus memenuhi beberapa syarat yaitu logis dan sistematis. Bahasa merupakan
alat atau sarana untuk menyampaikan pikiran baik lisan maupun tulisan. Oleh sebab
itu, bernalar dan berbahasa dengan kemampuan menulis ilmiah adalah hal yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Hal itu ditunjukkan melalui proposisi berupa kalimat
sebagai dasar sebuah argumen yang diperoleh dari proses berpikir untuk
menyimpulkan beberapa fenomena.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai
dengan yang diharapkan oleh penulis atau pembicara yang juga disusun berdasarkan
kaidah-kaidah yang berlaku, secara logis dan sistematis agar memudahkan para
pembaca maupun bagi pendengarnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38163636/MAKALAH_KALIMAT_EFEKTIF

http://bahasaindonesiayh.blogspot.com  › 2018/08 › kali...


https://www.sastrawacana.id/2022/03/contoh-kohesi-koherensi.html

https://kumpulantugasekol.blogspot.com/2014/05/jelaskan-penekanan-dalam-kalimat-dan.html

https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2018/07/variasi-bahasa/#:~:text=Variasi%20bahasa
%20menurut%20Aslinda%20adalah,masyarakat%20untuk%20berinteraksi%20antarsesama
%20masyarakat.

https://id.wikipedia.org/wiki/Paralelisme#:~:text=Paralelisme%20adalah%20majas%20yang
%20mengulang,Kau%20bertinta%20hitam

http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/881#:~:text=Penalaran%20diartikan
%20sebagai%20proses%20berpikir,pikiran%20baik%20lisan%20maupun%20tulisan

Anda mungkin juga menyukai