Anda di halaman 1dari 3

Jembatan Cable Stayed Modern

Senin, 14 Maret 2011


 Jembatan Cable Stayed adalah suatu sistem dan jenis jembatan yang paling
populer khususnya di Porpinsi Riau. Mulai dari Jembatan Barelang di Batam. Proyek
Jembatan Cable Stayed Siak Sri Indrapura yang menelan biaya sebesar 159,75 miliar,
berlokasi di Kabupaten Siak, hampir rampung dibangun pada saat ini. Kemudian
Jembatan cable Stayed Siak IV, yang konon bisa menelan biaya sampai Rp. 185
miliar ini diharapkan mampu membuka daerah yang terisolasi dan bukan saja untuk
mengantisipasi perkembangan kota ke arah utara (Rumbai) atau untuk mendukung
rencana pengembangan pendidikan dan olahraga di Kawasan Payung Sekaki Rumbai,
tapi adalah juga untuk landmark-nya kota plus upaya penanganan jangka panjang
persoalan lalu lintas di Pekanbaru nantinya.

Bukan hanya di Riau, di Propinsi Tetangga pun tak mau ketinggalan. Baru-
baru ini Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan merencanakan membangun Jembatan
Musi III yang menurut rencana berlokasi di Pasar Kuto, Jalan Slamet Riadi
Palembang akan segera terealisasi. Berdasarkan usulan dari Dinas PU Bina Marga
Sumsel biaya kontruksi Musi III ini bakal menghabiskan dana sebesar Rp 325 miliar.
Jembatan Musi III dengan type cable stayed bridge akan memiliki panjang total
sekitar 1.550 meter, panjang total jembatan cable stayed sekita 400 meter, bentang
utama 250 meter, tinggi ruang bebas 15 meter dari permukaan air pasang, lebar ruang
bebas 200 meter.
            Sebenarnya, jembatan cable stayed sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun
yang lalu (Walther, dalamSupryadi, 2000: 197-207) yang pada awalnya era tersebut
umumnya dibangun dengan mengunakan kabel vertikal dan miring seperti ’Dryburgh
Abbey Footbridge’ di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan seperti
ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu
jembtan cable stayed banyak mengalami perkembangan dan mempunyai bentuk yang
bervariasi baik dari segi jenis material yang digunakan maupun segi estetika.
            Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka
beton, atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansyah, 1955).
Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan
dan harga konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada
perhitungan semata melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan.
Kecenderungan sekarang adalah menggunakan gelagar beton, cast in situ atau
prefabricated (pre cast).
            Pada dasarnya komponen utama jembatan cable stayed terdiri dari atas
gelagar, sistem kabel, dan menara atau pylon. Sistem kabel merupakan salah satu hal
mendasar dalam perencanaan jembatan cable stayed. Kabel digunakan untuk
menopang gelagar di antara dua tumpuan dan memindahkan beban tersebut ke
menara. Secara umum sistem kabel dapat dilihat sebagai tatanan kabel transversal dan
tatanan kabel longitudinal. Pemilihan tatanan kabel tersebut didasarkan atas berbagai
hal karena akan memberikan pengaruh yang berlainan terhadap prilaku strukstur
terutama pada bentuk menara dan tampang gelagar.
Selain itu akan berpengaruh pula pada metode pelaksanaan, biaya dan
arsitektur jembatan. Sebagian besar struktur yang sudah dibangun terdiri atas dua
bidang kabel dan diangkerkan pada sisi-sisi gelagar (Walther, 1988). Namun ada
beberapa yang hanya menggunakan satu bidang. Penggunaan tiga bidang atau lebih
mungkin dapat dipikirkan untuk jembatan yang sangat lebar agar dimensi balok
melintang dapat diperkecil.
Pemilihan bentuk menara sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika,
dan kebutuhan perencanaan serta pertimbangan biaya. Bentuk-bentuk menara dapat
berupa rangka portal trapezoidal, menara kembar, menara ’A’, atau menara tunggal.
Selain bentuk menara yang telah disebutkan, masih banyak bentuk menara lain
namun jarang digunakan seperti menara ’Y’, menara ’V’ dan lain sebagainya.
Bentuk gelagar jembatan cable stayed sangat bervariasi namun yang paling
sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web (Podoiny and Scalzi,
1976). Stiffening truss digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan untuk
struktur baja atau beton, baik beton bertulang maupun beton prategang. Pada awal
perkembangan jembatan cable stayed modern, stiffening truss mulai banyak
digunakan tetapi sekarang sudah mulai ditinggalkan dan jarang digunakan.
Kekurangannya adalah membutuhkan fabrikasi yang besar, perwatan yang relatif
sulit, dan kurang menarik dari segi estetika. Meskipun demikian dapat digunakan
sebagai gelagar dengan alasan memiliki sifat aerodinamika yang baik.
Perkembangan teknologi beton yang sangat cepat membuat baja mulai
ditinggalkan dan beralih ke gelagar beton yang dapat berupa beton precast atau cetak
setempat. Gelagar beton umumnya berupa gelagar box tunggal yang diberi pengaku
lateral pada jarak tertentu. Solid web yang terbuat dari beton precast mempunyai
banyak keuntungan, antara lain; struktur dek beton cenderung untuk tidak bergetar
dan dapat berbentuk aerodinamis yang menguntungkan, komponen gaya horizontal
pada kabel akan mengaktifkan gaya tekan pada sistem dek dimana beton sangat
cocok untuk menahan gaya desak, beton mempunyai berat yang sangat besar
sehingga perbandingan beban hidup dan beban mati menjadi kecil dan beban mati
tidak membesar, dan pemeliharaan yang lebih mudah karena beton tidak berkarat
seperti baja.

Anda mungkin juga menyukai