Anda di halaman 1dari 5

YAYASAN AL-MADINAH Jln.RayaSukosari no.

32,
RUMAH SAKIT UMUM ISLAM Kasembon Malang, 65393
Telp.(0354)326688 Fax.(0354)328144
MADINAH KASEMBON Email.rsuimadinah@yahoo.com

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH


NOMOR : 29/PER/DIR/RSUIM/VI/2022

TENTANG

KEBIJAKAN PENANDAAN AREA OPERASI

DENGAN RAHMAT ALLOH SWT


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Umum Islam Madinah Kasembon, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Kamar Operasi
yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Kamar Operasi di Rumah Sakit
Umum Islam Madinah Kasembon dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah
Sakit Umum Islam Madinah Kasembon sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Kamar
Operasi di Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b,perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
519/Menkes/Per/III/2010 tentang pelayanan
anestesiologi.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien.
MEMPERHATIKAN : Bahwa perlu Panduan penandaan area Kamar Operasi
untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit
Umum Islam Madinah Kasembon.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
PERTAMA : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
ISLAM MADINAH KASEMBON TENTANG
KEBIJAKAN PENANDAAN AREA OPERASI RUMAH
SAKIT UMUM ISLAM MADINAH KASEMBON
KEDUA : Peraturan Penandaan Area Kamar Operasi Rumah Sakit
Umum Islam Madinah Kasembon sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan
Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Islam Madinah
Kasembon dilaksanakan oleh Manajer Pelayanan Rumah
Sakit Umum Islam Madinah Kasembon.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 23 Juni 2022
Direktur Rumah Sakit Umum
Islam Madinah Kasembon

dr. Bambang Sarwono, Sp.Rad


NIP : 19520419.202007.01.058
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH
KASEMBON NOMOR:
29/PER/DIR/RSUIM/VI/2022 TENTANG
PANDUAN PENANDAAN AREA OPERASI

KEBIJAKAN UMUM

1. Penandaan harus dilakukan operator bedah, saat pasien dalam kondisi


sadar.
2. Penandaan dilakukan sebelum pasien dipindahkan ke kamar operasi dari
ruang rawat inap. Penandaan area operasi yang dilakukan dapat membuat
pasien lebih nyaman dan tenang, sebelum pasien dipindahkan ke ruang
premedikasi.
3. Penandaan dilakukaan dengan memberi tanda lingkaran (O)
4. Penandaan dilakukan dengan menggunakan surgical marking pen atau spidol
permanent yang berwarna hitam, sehingga tetap terlihat setelah dilakukan
desinfeksi dan drapping
5. Tata cara penandaan area operasi dijelaskan dalam SPO penandaan rea operasi
RSUI Madinah Kasembon
6. Proses verifikasi praoperatif (sebelum insisi/ “time out”) harus dilakukan
dan didokumentasikan.
7. Tindakan operasi yang memerlukan penandaan antara lain :
a. level multiple (tulang belakang).
b. kasus operasi sisi (laterality),
c. Operasi yang memiliki dua sisi.
d. struktur multiple (jari tangan, jari kaki)
e. Operasi pada ovarium.
f. Operasi tiroid.

8. Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:


a. Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar).
b. Kasus intervensi seperti kateter jantung.
c. Kasus yang melibatkan gigi.
d. Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan
akan menyebabkan tato permanen.
9. Tiga komponen penting protokol, yaitu:

a. Proses verifikasi.
b. Menandai lokasi yang akan dilakukan operasi.
c. Time out.
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus
dapat dijelaskan dan dipertanggung jawabkan. Sedapat mungkin penandaan
harus melibatkan pasien untuk menghindarkan kekeliruan. Meskipun
jarang, pasien boleh menolak penandaan setelah dijelaskan maksud dan
tujuannya.

KEBIJAKAN KHUSUS
1. Pada kasus – kasus tertentu untuk kondisi cito/emergency yang tidak
memungkinkan untuk dokter operator melakukan anamnesa ditempat, maka
untuk prosedur penandaan area operasi bisa diwakilkan oleh dokter jaga atau
yang menangani pada saat itu atas rekomendasi dari DPJP
2. Penandaan area operasi ini nantinya akan diverivikasi ulang oleh
DPJP/operator sebelum pasien dilakukan proses operasi di ruang kamar operasi

Anda mungkin juga menyukai