Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PRAKTEK

KONSEP DASAR KEPERAWATAN ( KDP )


LAPORAN PENDAHULUAN ( LP )
GANGGUAN NUTRISI

Disusun Oleh :
Nama : Henrika Meylina S
NPM : 22.14901.14.14
Pembimbing: Nuriza Agustina,Skep,Ns,M.Kes,M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR KEPERAWATAN
NUTRISI

I. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI

I.1 DEFINISI KEBUTUHAN NUTRISI

Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses
tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk
pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh.
Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang
diperlukan tubuh agar dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan,
aktivitas, mencegah defisiensi, memeliharan kesehatan dan mencegah penyakit,
memelihara fungsi tubuh, kesehatan jaringan, dan suhu tubuh, meningkatkan
kesembuhan, dan membentuk kekebalan.
Energi yang didapat dari makanan diukur dalam bentuk kalori (cal) atau
kilokalori (kcal). Kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
meningkatkan suhu 1 C dari 1 gr air. Kilokalori adalah jumlah panas yang
diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 kg air.

I.2 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

1. ANATOMI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal adalah sistem organ dalam


manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat
gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut
daritubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),


kerongkongan,lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputiorgan-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
 

Mulut dilapisi membran mukosa. Lidah terdiri dari otot bertulang dan
dilapisi membran mukosa. Papila merupakan permukaan lidah yang mengandung
ujung perasa. Kelenjar saliva berada di sublingual, sub mandibula, dan parotis.
Kelenjar saliva mengeluarkan saliva yang mengandung cairan dan enzim.
Mengunyah mengurangi ukuran makanan, dan mencampur makanan dengan
saliva.

Faring terdiri dari otot yang dilapisi membrane mukosa, makanan dan
udara berjalan melewati struktur ini sebelum mencapai saluran keluar yang tepat
(epiglotis untuk makanan dan trakhea untuk udara). Epiglotis menutup jalan napas
selama menelan.

Esofagus terdiri dari dinding otot yang dilapisi membran mukosa, dan
mendorong makanan dari mulut ke lambung.

Lambung dilapisi membrane mukosa dan mempunyai lapisan otot dan


lapisan luar fibroserous. Usus halus mempunyai lapisan mukosa, 2 lapisan otot,
dan lapisan luar peritoneal viseral.

Usus halus terdiri dari duodenum, yeyenum, dan ileum.


Kolon mempunyai lapisan mukosa, 2 lapisan otot, dan lebih dari beberapa
bagian, lapisan luar peritoneal viseral. Kolon terdiri dari cecum, kolon (asenden,
transversum, desenden, dan sigmoid), dan rektum.

Organ asesoris berada di luar saluran gastrointestinal, tetapi skresinya


dibawa melalui duktus. Empedu yang dihasilkan hepar dibawa melalui duktus
hepatik dan duktus kistik ke kandung empedu. Duktus empedu membawa empedu
ke duodenum. Enzim pakreas dibawa ke duodenum melalui duktus pankreatik

2. FUNGSI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan membentuk makanan yang diubah ke zat dimana sel


tubuh dapat mengabsorbsi dan menggunakannya

a. Mencerna

Proses memecah makanan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan,


penyembuhan, dan pencegahan penyakit. Mencerna meliputi proses mekanik dan
kimia untuk mengubah makanan dalam bentuk yang bisa dicerna.
Proses mekanik meliputi mengunyah, menelan, mencampur dan
menggerakkan makanan ke lambung dan duodenum. Dalam usus, makanan
diaduk dan dicampur dengan enzim pencernaan, dan diabsorbsi mukosa usus
halus. Peristaltik membawa makanan ke dalam kolon untuk disimpan sampai
dikeluarkan dari tubuh.
Proses kimia mengubah komposisi makanan yang masuk. Karbohidrat, lemak, dan
protein harus dipecah secara kimia untuk diabsorbsi. Pencernaan karbohidrat
meliputi hidrolisis polisakarida (kecuali selulosa dan fiber) menjadi disakarida
oleh enzim amilase. Disakarida dihidrolisis menjadi monosakarida oleh enzim
sukrase, maltase, dan laktase yang disekresi oleh usus halus. Pencernaan lemak
dilakukan oleh emulsi lemak yang difasilitasi oleh empedu. Emulsi memecah
lemak menjadi lemak yang lebih kecil dan diurai menjadi solution. Enzim lipase
pankreas menghidrolisis lemak kecil menjadi asam lemak dan gliserol.
Pencernaan protein meliputi hidrolisis protein menjadi asam amino oleh enzim
protease (pepsin dari cairan gaster, tripsin, dan protease lain dari cairan pankreas,
dan peptidase dari cairan usus halus).

b. Absorbsi

Absorbsi adalah proses mencerna protein, lemak, karbohidrat, vitamin,


mineral, dan air yang secara aktif dan pasif dibawa melalui mukosa usus halus ke
darah atau sirkulasi limfatik. Asam amino, monosakarida diabsorbsi ke aliran
darah melalui kapiler usus halus. Gliserol dan asam lemak diabsorbsi ke sistem
limfatik melalui kapiler limfatik di vili usus halus. Beberapa lemak netral yang
diemulsi diabsorbsi tanpa dicerna ke kapiler.

c. Metabolisme

Metabolisme adalah proses kimia kompleks yang terjadi di sel yang digunakan
untuk energi, untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.
Katabolisme adalah proses memecah zat kompleks menjadi zat simpel
(misalnya, memecah jaringan), dan anabolisme adalah proses mengubah zat
sederhana menjadi sesuatu yang lebih kompleks (misalnya, perbaikan jaringan).
Sel hepar merubah glukosa menjadi glikogen oleh insulin. Proses anabolisme ini
disebut glikogenesis. Glikogen disimpan di hepar dan jaringan otot, kemudian
diubah kembali menjadi glukose oleh proses katabolisme yang disebut
glikogenolisis. Simpanan glukose oleh insulin dalam bentuk deposit lemak
(jaringan adiposa). Jika glukosa yang masuk

1.3 FAKTOR_FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN


SISTEM PENCERNAAN

1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)

a. Faktor biologis
b. Ekonomi
c. Ketidakmampuan menyerap nutrisi
d. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
e. Kurang asupan makanan
f. Gangguan psikologis

2) Obesitas (00232)

a. DEWASA: BMI> 30 kg / m2
b. ANAK <2 tahun: Istilah tidak digunakan dengan anak-anak pada usia ini
c. Anak 2-18 tahun :BMI >30 kg /m2 atau > 95 persen dari usia dan jenis
kelamin

3) Risiko kelebihan BB/Overweight

a. DEWASA: BMI mendekat 25 kg / m2


b. Aktivitas fisik harian rata-rata kurang dari yang disarankan untuk
jeniskelamin dan usia

c. CHILD <2 tahun: Berat-forlength mendekati ke-95 persentil

d. ANAK 2 -18 tahun: BMI mendekati persentil ke-85, atau 25


kg / m2(mana yang lebih kecil)

e. Anak-anak yang melintasi BMI persentil ke atas

f. Anak-anak dengan BMI tinggi persentil

g. Konsumsi gula pasir minuman

h. Perilaku makan yang tidak teratur (mis., pesta makan


ekstrimpengendalian berat)

i. Persepsi makan yang tidak teratur

j. Makan sebagai respons terhadap eksternal

k. Makan sebagai respons terhadap internal isyarat selain rasa


lapar(misalnya, kecemasan)

l. Asupan energi berdasarkan konsumsi alkohol berlebihan

m. Sering ngemil

n. Gangguan genetic

0. Heritabilitas saling terkait Faktor (mis., jaringan adiposa Distribusi,energi


Pengeluaran, lipoprotein lipase Aktivitas, sintesis lipid, Lipolisis)

p. Frekuensi makan makanan gorengan tinggi

q. Ibu Hamil dengan DM


1.4. PATHWAY

PATHWAY KEBUTUHAN NUTRISI

Resiko Kelebihan
BB/Overweight
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan
Obesitas/Over Weight
tubuh

II. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


NUTRISI

1.      Pengkajian
a.       Riwayat keperawatan
1)      Keluhan utama
2)      Riwayat kesehatan sekarang
3)      Riwayat kesehatan penyakit dahulu
4)      Riwayat kesehatan keluarga
b.      Perubahan pola fungsional
1)      Pola oksigenasi : pola nafas, bersihan jalan nafas, keluhan
sesak nafas.
2)      Pola nutrisi : asupan nutrisi, pola makan, kecukupan gizi.
3)      Pola eliminasi :  pola BAK dan BAB, konsistensi feses,
warna urine, volume output.
4)      Pola aktivitas : meliputi gerakan (mobilisasi) pasien
5)      Pola personal hygiene : meliputi kebiasaan menjaga
kebersihan tubuh dari penampilan yang baik serta
melindungi kulit, kebiasaan mandi, gosok gigi,
membersihkan genitalia dll untuk menjaga kesehatan.
c.       Pemeriksaan umum
1)      Kesadaran
2)      TD
3)      Nadi
4)      Suhu
5)      Respiratory rate
d.      Pemeriksaan fisik
1)      Rambut : keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut
yang mudah rontok, keadaan rambut yang kusam,
keadaan tekstur.
2)      Kepala : botak/alopesia, ketombe, berkutu, adakah
eritema, kebersihan.
3)      Mata : apakah sclera ikterik, apakah konjungtiva pucat,
kebersihan mata, apakah gatal/mata merah.
4)      Hidung : adakah pilek, alergi, perubahan penciuman,
kebersihan hidung, keadaan membrane mukosa, adakah
septum deviasi.
5)      Mulut : keadaan mukosa mulut, kelembapan, kebersihan.
6)      Gigi : adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan
gigi
7)      Telinga : adakah kotoran, adakah lesi, bentuk telinga.
8)      Kulit : kebersihan, adakah lesi, keadaan turgor kulit,
warna kulit, suhu.
9)      Kuku : bentuk, warna, adanya lesi, pertumbuhan.
10)   Genitalia : kebersihan, pertumbuhan rambut pubis,
keadaan kulit.

2. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(00002)
A. Definisi
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu
keadaan dimana intake nutrien seseorang kurang untuk
mencukupi kebutuhan metabolisme.
B. Penyebab

1. Ketidakmampuan menelan makanan

2. Ketidakmampuan mencerna makanan

3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien

4. Peningkatan kebutuhan metabolisme

5. Faktor ekonomi (mis, finansial tidak mencukupi)

6. Faktor psikologis (mis, stres, keengganan untuk makan)

C. Gejala dan tanda mayor

Subjektif     : (tidak tersedia)     

Objektif : Berat badan menurun minimal 10% di bawah


rentang ideal .

D. Gejala dan Tanda Minor

Subjektif :

1. Cepat kenyang setelah makan 

2. Kram/nyeri abdomen 

3. Nafsu makan menurun  . 

Objektif :

1. Bising usus hiperaktif


2. Otot pengunyah lemah

3. Otot menelan lemah

4. Membran mukosa pucat

5. Sariawan

6. Serum albumin turun

7. Rambut rontok berlebihan

8. Diare

E. Kondisi Klinis terkait :

1. Stroke

2. Parkinson

3. Mobius syndrome

4. Celebral palsy

5. Cleft lip

6. Cleft palate

7. Amyotropic lateral sclerosis

8. Kerusakan neuromuskular

9. Luka bakar

10. Kanker

11. Infeksi

12. AIDS

13. Penyakit Crohn’s

14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik

2. Obesitas (00232)
A. Definisi

Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan


dimana intake nutrien seseorang melebihi kebutuhan
metabolismeRisiko Overweight (00234)

B. Penyebab
1. Kurang aktivitas fisik harian

2. Kelebihan konsumsi gula

3. Gangguan kebiasaan makan

4. Gangguan presepsi makan

5. Kelebihan konsumsi alcohol

6. Penggunaan energi kurang dari asupan

7. Sering mengemil

8. Sering makan makanan berminyak/berlemak

9. Faktor keturunan (mis. ditribusi jaringan adiposa,

pengeluaran energi, aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid,

lipolisis)

10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran

pada bayi

11. Asupan kalsium rendah pada anak-anak


12. Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak.

selama masa bayi, termasuk minggi pertama, 4 bulan

pertama, dan tahun pertama)

13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usi

<5bulan.

C.Tanda dan gejala Mayor

Subjektif

(tidak tersedia)

Objektif

IMT >27kg/m (pada dewasa) atau lebih dari presentil ke 95 untuk

usia dan jenis kelamin (pada anak)

D.Tanda dan Gejala Minor

Subjektif

(tidak tersedia)

Objektif

Tebak lipatan kulit trisep >25 mm

E.Kondisi Klinis Terkait

1. Gangguan genetik

2. Faktor keturunan
3. Hipotiroid

4. Diabetes melitus maternal

C.Resiko Obesitas/Overweight(00234)

A.Definisi

Perubahan nutrisi: Resiko lebih dari kebutuhan tubuh adalah


suatu keadaan dimana intake nutrien seseorang melebihi
kebutuhan metabolismeRisiko Overweight (00234)

B.Faktor Resiko

1. Kurang aktivitas fisik harian

2. Kelebihan konsumsi gula

3. Gangguan kebiasaan makan

4. gangguan presepsi makan

5. Kelebihan konsumsi alkohol

6. Penggunaan energi kurang dari asupan

7. Sering mengemil

8. Sering memakan makanan berminyak/berlemak

9. Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa,

pengeluaran energi, aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid,

lipolisis)
10. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran

pada bayi

11. Asupan kalsium rendah pada anak-anak

12. Berat badan bertambah cepat (Selama masa anak-anak,

selama masa bayi, termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama,

dan tahun pertama)

13. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia

<5 bulan.

C.Kondisi Klinis terkait

1. Gangguan Genetik

2. Hipotiroid

3. Diabetes melitus gestasional

4. Pola hidup kurang aktivitas

2.3. Luaran Keperawatan(SLKI)

2.3.1 Luaran Keperawatan dan label

NO SDKI Luaran Perawatan Dan Label

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang


Setelah dilakukan intervensi selama
dari kebutuhan tubuh (00002)
3x24 jam maka asupan Nutrisi

membaik, dengan Kriteria hasil

- Frekwensi makan
membaik

- Nafsu makan

membaik

- Tebal lipatan kulit

Trisep membaik

- Membrane mukosa

membaik

2 Obesitas (00232) Setelah dilakukan intervensi selama


6x24 jam maka berat badan
membaik dengan Kriteria hasil

- Berat badan membaik


- Tebal lipatan kulit
trisep membaik
- IMT membaik

3 Resiko Obesitas(00234) Setelah dilakukan inetrvensi selama


3x24 jam ,diharapkan status berat
badan membaik dengan kriteria hasil

- Berat badan membaik


- Tebal lipatan kulit
membaik
- IMT membaik
.

2.3.2. Definisi,Ekspetasi dan Kriteria Hasil

NO Diagnosa keperawatan Definisi Ekspetasi Kriteria hasil

1 Ketidakseimbangan Keadekuatan Membaik


nutrisi kurang dari Asupan 1.Frekwensi
kebutuhan tubuh Nutrisiuntuk
makan
(00002) memenuhi
kebutuhan membaik
metabolism

2.Nafsu

makan

membaik

3.Tebal

lipatan kulit

Trisep

membaik

4.Membrane

mukosa

membaik

Obesitas Akumulasi Membaik 1.Berat badan


lemak yang membaik
berlebih atau 2.Tebal
abnormal yang lipatan kulit
tidak sesuai trisep
dengan usia dan membaik
jenis kelamin
serta melampaui 3.IMT
kondisi berat membaik
badan
lebih(overweigt)

3 Resiko Obesitas Beresiko Membaik 1.Berat badan


mengalami membaik
Akumulasi
lemak berlebih 2.Tebal
atau abnormal lipatan kulit
yang tidak trisep
sesuia dengan membaik
jenis kelamin 3.IMT
dan usia membaik

3.Diagnosa Keperawatan(SDKI),Luaran(SLKI),Intervensi Keperawatan(SIKI)

Intervensi Keperawatan dengan Defisit Nutrisi

Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan (SIKI)

Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI

1 2

Defisit Nutrisi: Manajemen Nutrisi

Setelah diberikan asuhan 1. Observasi


keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan status nutrisi membaik a. Identifikasi status nutrisi b.
dengan kriteria hasil : Identitifikasi alergi dan intoleransi
1. Porsi makanan yang dihabiskan makanan
meningkat
c. Identifikasi makanan yang disukai
2. Kekuatan otot pengunyah
meningkat d. Identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrient
3. Kekuatan otot menelan meningkat
e. Identifikasi perlunya penggunaan
4. Serum albumin meningkat 5. selang nasogastric
Verbalisasi keinginan untuk
meningkatkan nutrisi meningkat f. Monitor asupan makana

6. Pengetahuan tentang pilihan g. Monitor berat badan


makanan yang sehat meningkat h. Monitor hasil pemeriksaan
7. Pengetahuan tentang standard laboratorium
asupan nutrisi 2. Terapeutik
yang tepat meningkat a. Lakukan oral hygiene sebelum
8. Penyiapan dan penyimpanan makan, jika perlu
makanan yang aman meningkat b. Fasilitasi menentukan pedoman
9. Penyiapan dan penyimpanan diet (mis. Piramida makanan)
minuman yang aman meningkat c. Sajikan makanan secara menarik
10. Sikap terhadap dan suhu yang sesuai
makanan/minuman sesuai dengan d. Berikan makanan yang tinggi serat
tujuan kesehatan untuk mencegah konstipasi
11. Perasaan cepat kenyang e. Berikan makanan tinggi kalori
menurun dan tinggi protein
12. Nyeri abdomen menurun 13. f. Berikan suplemen makanan, jika
Sariawan menurun perlu
14. Rambut rontok menurun 15. g. Hentikan pemnerian makanan
Diare menurun melalui selang nasogastric jika
16. Berat badan membaik asupan oral dapat ditoleransi

17. Indeks massa tubuh (IMT) 3. Edukasi


membaik a. Anjurkan posisi duduk, jika
18. Frekuensi makanan membaik mampu
19. Nafsu makan membaik 20. b. Ajarkan diet yang diprogramkan
Bising usus membaik
4. Kolaborasi
21. Tebal lipatan kulit trisep
membaik a. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda
22. Membrane mukosa membaik nyeri,antiemetic), jika perlu b.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
Promosi Berat Badan

1. Observasi

a. Identifikasi kemungkinan
penyebab BB kurang

b. Monitor adanya mual dan muntah

c. Monitor jumlah kalori yang


dikonsumi seharihari

d. Monitor berat badan

e. Monitor albumin,limfosit, dan


elektrolit serum

2. Terapeutik

a. Berikan perawatan mulut sebelum


pemberian makan, jika perlu

b. Sediakan makanan yang tepat


sesuai kondisi pasien (mis. Makanan
dengantekstur halus, makanan yang
di blender, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau
gastrostomy, total parenteral nutrition
sesuai indikasi)

c. Hidangkan makanan secara


menarik

d. Berikan suplemen, jika perlu


e. Berikan pujian pada
pasien/keluarga untuk peningkatan
yang dicapai

3. Edukasi

a. Jelaskan jenis makanan yang


bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau

b. Jelaskan peningkatan asupan


kalori yang dibutuhkan

(Sumber : (SDKI DPP PPDNI, 2016), (SLKI DPP PPNI, 2018), (SIKI
DPP PPNI, 2018)

Intervensi keperwatan Obesitas

Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan (SIKI)

Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI)

1 2

Obesitas: Manajemen Berat Badan (I.03097)


1.Observasi
Setelah dilakukan intervensi selama Identifikasi kondisi kesehatan
6x24 jam maka berat badan membaik pasien yang dapat mempengaruhi
dengan Kriteria hasil: berat badan
Berat badan membaik 2.Terapeutik
Hitung berat badan ideal pasien
Tebal lipatan kulit trisep membaik Hitung persentase lemak dan otot
pasien
IMT membaik
Fasilitasi menentukan target berat
badan yang realistis
3.Edukasi
Jelaskan hubungan antara asupan
makanan, aktivitas fisik,
penambahan berat badan dan
penurunan berat badan

Jelaskan faktor resiko berat badan


lebih dan berat badan kurang
Anjurkan mencatat berat badan
setiap minggu, jika perlu

Anjurkan melakukan pencatatan


asupan makanan, aktivitas fisik dan
perubahan berat badan
4.Kolaborasi
-

DAFTAR PUSTAKA

 Wartonah, Tarwoto.2006. “Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan”. Jakarta : Salemba Medika
 Saryono dan Anggriyani. 2010. “kebutuhan dasar menusia (KDM)”.
Yogyakarta : Nuha Medika.
 Dewi, Yuli Permita. 2012. “laporan pendahuluan personal hygiene”,
(Online), (http://yuli-permita.blogspot.com/2012/01/laporan-
pendahuluan-personal-hygiene.html)
 Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2016.”Standar Diagnosis Keperwatan
Indonesia”.Jakarta Selatan:Dewan pengurus Pusat persatuan perawat
Nasional Indonesia
 Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2018”Standar Luaran Keperawatan
Indonesia”.Jakarta Selatan:Dewan pengurus Pusat persatuan perawat
Nasional Indonesia
 Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018”StandarIntervensi Keperawatan
Indonesia”.Jakarta Selatan:Dewan pengurus Pusat persatuan perawat
Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai