Anda di halaman 1dari 6

1.

Komunikasi antarpribadi atau interpersonal communication memiliki elemen-


elemen yang membuat terjadinya proses komunikasi dalam konteks personal. Model
komunikasi antarpribadi Devito menggambarkan proses komunikasi yang melibatkan
setiap manusia menjadi sorce dan receiver pada saat bersamaan.
Jelaskan secara detail masing-masing elemen komunikasi antarpribadi. Berikan
contoh peristiwa komunikasi antarpribadi beserta dengan elemennya.

Menurut Devito terdapat 10 elemen dalam komunikasi antarpribadi diantaranya

1. Pengirim-penerima: Komunikasi interpersonal terjadi ketika setidaknya ada dua


orang yang sedang berkomunikasi. Tiap-tiap orang tersebut berfungsi sebagai
pengirim pesan dan penerima pesan. Seseorang memberikan arti atas pikiran dan
perasaannya lewat sebuah kode atau beberapa simbol yang biasanya dilakukan oleh
pengirim pesan (Encoding). Dengan menterjemahkan kode-kode tersebut kita secara
langsung telah melakukan proses menangkap pesan dan memberikan makna pada
pesan (Decoding). Komunikasi Interpersonal dikatakan baru terjadi ketika pesan telah
melalui dua proses tersebut.
2. Encoding-Decoding: Encoding merupakan suatu kegiatan memproduksi pesan,
misalnya menulis atau bicara. Sedangkan decoding merupakan kegiatan menerima
dan memahami pesan seperti mendengarkan dan membaca.
3. Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan
merupakan seperangkat simbol verbal maupun nonverbal yang berisi ide, sikap dan
nilai komunikator. Pesan mempunyai tiga komponen yaitu 1) makna, 2) simbol yang
digunakan untuk menyampaikan makna, dan 3) bentuk atau organisasi pesan.
4. Feedback atau Umpan balik merupakan bentuk spesial dari sebuah pesan. Dalam
komunikasi interpersonal, seseorang pasti melakukan umpan balik. Ketika
mengirimkan pesan kepada orang lain, secara otomatis kita akan mendapatkan umpan
balik dari pesan kita sendiri. Lawan bicara kita pun secara simultan mengirimkan
pesan yang menunjukkan bagaimana cara menyandi atau merespon pesan yang
disampaikan mendapatkan umpan balik dari lawan bicara. Elemen umpan balik
terbagi menjadi 4, yaitu: Positive-Negative, Imidiate-delayed, Low Monitoring-high
monitoring, Supportive-critical
5. Feedforward berisikan informasi akan pesan sebelum atau yang sedang
disampaikan. Pesan ini mengisyaratkan kepada pendengar akan pesan yang akan
segera disampaikan.
6. Channel adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan
pesannya kepada penerima. Saluran merupakan media untuk menyampaikan sebuah
pesan, jembatan penghubung antara source dan receiver.
7. Noise atau Hambatan dalam komunikasi tidak dapat dihindarkan. Setiap
komunikasi mengandung hambatan, walaupun kita tidak dapat meniadakannya sama
sekali setidaknya kita dapat mengurangi hambatan dan dampaknya. Hambatan dalam
komunikasi interpersonal yaitu: Gangguan Fisik, Gangguan Fisiologis, Gangguan
Psikologis, Gangguan Semantik
8. Context dalam Komunikasi selalu bergantung dalam sebuah konteks atau
lingkungan komunikasi, yakni sebuah lingkungan yang mempengaruhi bentuk dan isi
dari kegiatan komunikasi yang ada. Lingkungan komunikasi terdiri dari 4 dimensi,
yakni: Dimensi fisik, dimensi sosial-psikologis, dimensi budaya, dan dimensi
temporal.
9. Interpersonal Competence merupakan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi
secara efektif yang mempengaruhi kandungan pesan dan bentuk komunikasi.
10. Ethics yakni setiap komunikasi pasti memiliki akibat, oleh sebab itu komunikasi
interpersonal memiliki etika. Setiap perbuatan dari komunikasi memiliki dimensi
moral, benar atau salah. Setiap komunikasi memerlukan tuntutan dari etika dan dari
kepuasan dan keefektifan.

Misalnya adalah ketika mahasiswa melakukan bimbingan skripsi dengan dosen,


dimana mahasiswa menyampaikan ide judul yang telah ia buat. Kemudian judul
tersebut direspon oleh dosennya dengan tidak menyetujuinya dan mencoret judul
tersebut menggunakan pulpen. Selain itu dosen tersebut memberikan masukan dan
referensi penelitian agar mahasiswa tersebut bisa membuat kembali judul skripsi yang
inovatif. Ketika menerima saran dari dosen, kemudian mahasiswa tersebutpun
menerima keputusan yang diberikan dan tetap menyampaikan gagasannya dengan
sangat sopan tanpa ada rasa marah ataupun kesal.

2. Anda pergi sendirian ke sebuah restoran dan Anda tentunya memesan minuman
dan makanan melalui pelayan restoran tersebut. Pada saat Anda berkomunikasi dan
berinteraksi dengan pelayan restoran, hanya terjadi antara Anda dan pelayan restoran.
Apakah komunikasi dan interaksi ini bersifat interpersonal?

Menurut saya pada kasus soal diatas bahwa interaksi yang terjadi bersifat
interpersonal karena hal ini sesuai dengan prinsip komunikasi interpersonal itu sendiri
seperti:
 Arus pesan yang cenderung dua arah dimana customer memesan minuman
dan makanan terhadap pelayan restoran yang kemudian dilayani oleh pelayan
tersebut
 Konteks komunikasi berlangsung tatap muka antara saya selaku customer
dengan pelayan restoran
 Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi dimana setiap kita memesan makanan
direstoran biasanya pelayan sangat cepat menjawab keinginan customer dan
juga melakukan komunikasi persuasive dengan menawarkan promo produk
lainnya.

3. Terdapat 7 dimensi perbedaan budaya; orientasi individualis atau kolektivis,


penekanan pada konteks (apakah tinggi atau rendah), struktur kekuasaan,
maskulinitas-feminitas, toleransi untuk ambiguitas, orientasi jangka panjang dan
pendek, kesenangan dan pengekangan.
a. Jelaskan pengertian dari masing-masing dimensi perbedaan budaya tersebut.

1) Individualisme atau kolektivis lebih menekankan kepada sejauh mana tingkat


saling ketergantungan di dalam suatu masyarakat atau organisasi terhadap satu
sama lain. Hal ini berkaitan erat dengan cara seseorang melihat citra diri
masing-masing pribadi sebagai “saya” atau “kami”.
2) Penekanan pada konteks Low context culture terdapat pada masyarakat yang
menganut budaya individual, sedangkan High context culture terdapat pada
masyarakat yang menganut budaya kolektif. Budaya konteks tinggi ditandai
dengan komunikasi konteks tinggi, yaitu kebanyakan pesan bersifat implisit
tidak langsung dan tidak terus terang. Konteks budaya rendah (A low context /
LC) ditandai dengan pesan verbal dan eksplisit, gaya bicara langsung, lugas
dan terus terang.
3) Struktur kekuasaan ini berkaitan bahwa semua individu dalam suatu
komunitas atau masyarakat tidak setara. Bisa dikatakan bahwa dimensi ini
menerangkan bagaimana sikap budaya suatu negara terhadap ketidaksetaraan
di antara individu. Dimensi ini didefinisikan sebagai sejauh mana penerimaan
anggota lembaga atau organisasi yang kurang berkuasa di suatu negara
menerima bahwa kekuasaan didistribusikan secara tidak merata
4) Masculinity – Femininity Maksud dari dimensi ini adalah masculinity
ditekankan kepada yaitu dalam suatu masyarakat atau organisasi, mereka
lebih didorong oleh suatu persaingan, prestasi dan kesuksesan. Berbeda
dengan masculinity¸ femininity lebih menekankan bahwa nilai-nilai
kehidupan lebih didominasi oleh kepedulian sesama.
5) Toleransi untuk Ambiguitas ini membawa tingkat kecemasan dan budaya
yang berbeda-beda dari setiap negara sehingga menjadi kultur yang berbeda
tentang cara mengatasi kecemasan ini. Sejauh mana anggota masyarakat atau
organisasi merasa terancam oleh situasi yang ambigu dan tidak diketahui.
6) Orientasi jangka panjang ini lebih menggambarkan bagaimana cara
masyarakat memelihara hubungan masa lalu yang dimilikinya dengan
tantangan yang akan dihadapi masa kini dan masa depan nanti. Hal ini
nantinya akan menciptakan dua cara pandang yang berbeda, yaitu normatif
dan pragmatis.
7) Tingkat kesenangan dan pengekangan ini lebih menekankan bagaimana
orang-orang mengontrol keinginan mereka dilihat dari nilai yang mereka
dapatkan selama hidup.

b. Berikan contoh untuk setiap dimensi perbedaan budaya tersebut.


1) Individualisme atau kolektivis contohnya jika laki-laki Indonesia ingin
menikah dengan wanita Indonesia, diharuskan berkenalan terlebih dahulu
dengan keluarga dari pihak wanita.
2) Penekanan pada konteks sebagai contoh di lapangan  adalah masalah
pengungkapan kasus-kasus kriminalitas oleh reserse dan pengungkapan kasus-
kasus kriminalitas oleh Intelijen. Secara konseptual, kedua fungsi tersebut
dipercayakan untuk saling mendukung dalam proses pengungkapan suatu
kasus criminal, baik pada level terkecil di satuan setingkat Polsek, Polres
hingga ke level Polda bahkan Mabes Polri. Namun realitanya, sangat jarang
suatu keberhasilan pengungkapan kasus kriminalitas berhasil melalui proses
kerjasama kedua fungsi tersebut. Nampaknya metode dan dinamika
operasional menjadi alasan terjadinya perbedaan tersebut.
3) Struktur kekuasaan misalnya di Indonesia mempunyai budaya yang sangat
bergantung kepada hierarki, ketidaksetaraan hak antara pemegang kekuasaan
dan rakyat biasa, pemimpin bersifat direktif, berkuasa penuh dan mengontrol
segalanya, haus akan hormat. Hal ini juga berlaku seperti gambaran di dunia
Pendidikan, guru tahu segalanya dan murid hanya diam menerima.
4) Masculinity – Femininity misalnya saya wanita lebih cenderung memilih
kepedulian sosial di masyarakat untuk saling membantu satu sama lain,
berebda halnya dengan adik saya laki-laki dia memandang siapapun sebagai
kompetisi dan pertandingan.
5) Toleransi untuk Ambiguitas Contohnya, dapat dilihat di adat Jawa yang
selama ini melekat, mereka selalu memendam segala amarah yang ada,
mungkin hal ini bertujuan untuk mengurangi perselisihan (terutama di dunia
kerja).
6) Orientasi jangka panjang misalnya masyarakat Indonesia – masyarakat yang
pragmatis. Mereka percaya bahwa kebenaran sangat bergantung kepada
konteks, waktu dan situasi. Mereka dapat menyesuaikan dengan mudah yang
yang dinamis (berubah-ubah), kecenderungan yang kuat akan menabung dan
investasi yang dilakukan dengan tekun untuk mencapai tujuan
7) Tingkat kesenangan dan pengekangan misalnya masyarakat dengan skor
rendah dalam dimensi ini memiliki kecenderungan masyarakat pesimis dan
sinis. Budaya pengekangan sangat lekat dan menempel pada masyarakat
Indonesia. Masyarakat dengan orientasi ini memiliki persepsi bahwa tindakan
mereka dikekang oleh norma-norma masyarakat. Atau ketika dalam skor
tinggi orang-orang ini merasa senang karena banyak mendapatkan pujian dari
orang lain.

4. Jenis Kelamin dan Gender (Sex and Gender) merupakan istilah yang
seringkali dianggap sama padahal mereka memiliki arti serta karakteristik yang
berbeda. Salah satu diturunkan lewat genetic dan yang lain diturunkan lewat
konstruksi budaya.
a. Jelaskan perbedaan dari istilah Jenis Kelamin dan Jender menurut apa yang telah
Anda pelajari di mata kuliah ini.
Pengertian gender adalah persoalan nonkodrati, menyangkut pembedaan tugas,
fungsi, dan peran yang diberikan oleh masyarakat/budaya terhadap laki-laki dan
perempuan, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Sedangkan pengertian jenis
kelamin merupakan pensifatan atau pembagian jenis kelamin manusia yang
ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. 

b. Bagaimana konstruksi jender berlaku di budaya yang berbeda, serta bagaimana


pengaruhnya dalam kehidupan manusia?

Jender merupakan faktor yang berpengaruh terhadap variasi bahasa meskipun samapi
saat ini studi bahasa pada umumnya membiarkan perbedaan jender dalam pemakaian
bahasa. Secara subtansial penggunaan bahasa yang digunakan laki-laki tentunya
memiliki perbedaan dengan perempuan. Bahasa yang digunakan laki-laki lebih
banyak berdasar pada logika, sedengkan bahasa yang digunakan perempuan
senantiasa melibatkan perasaan dalam berbagai permasalahan. Misalnya laki-laki
dikonstruksi dengan tidak boleh cengeng atau menangis dan perempuan boleh
menangis sebab hatinya lebih lembut, perasa dan sensitive.

c. Berikan contoh terkait stereotip jender yang sering Anda dengar di sekeliling Anda,
atau yang sering disampaikan oleh keluarga atau orang-orang terdekat Anda.

Stereotip yang selalu saya dengar adalah bahwa perempuan kodratnya di dapur
meskipun sudah mengenyam pendidikan yang tinggi pada ujungnya akan menjadi ibu
rumah tangga dan mengurus dapur.

5. Dalam saluran komunikasi nonverbal, terdapat sebuah teori yang dikenal dengan
Teori Spiral of Silence.

a. Jelaskan definisi dan implikasi dari Teori Spiral of Silence?

Spiral of Silence adalah salah satu bagian dari teori komunikasi massa, yang secara
bahasa arti dari “Spiral adalah lingkaran atau perputaran” dan
“Silence bermaknakan diam atau sunyi”. sedang menurut ilmu komunikasi bahwa
Spiral of Silence adalah salah satu dari teori komunikasi massa yang ketika seorang
atau individu memiliki opini tentang berbagai isu, akan tetapi, ketakutan akan
terisolasi menentukan apakah individu itu akan mengekspresikan opini-opininya
secara terbuka atau tidak. Untuk meminimalkan kemungkinan terisolasi, individu-
individu itu kemudian akan mencari dukungan bagi opini mereka dari lingkungannya,
terutama dari media massa. Dengan demikian posisi yang tadinya minoritas bisa
berkembang menjadi lebih mendekati mayoritas karena mereka sudah mendapat
dukungan. Namun selama dukungan tidak diperoleh atau dianggap tidak memadai
mereka akan tetap merasa sebagi minoritas dan akan terus memilih untuk mencari
jalan aman dengan menyembunyikan opininya (menerima opini kelompok mayoritas)

b. Berikan satu contoh teori spiral of silence dalam situasi dan kondisi kehidupan
kita sehari-hari?

Berlibur bersama sekali dalam setiap bulan adalah kegiatan yang dihidupkan di
keluarga saya sebagai ajang untuk refreshing sekedar keluar dari rutinitas kantor dan
sekolah yang menjemukan. Acara berlibur itu semakin menjadi acara yang ditunggu
setelah berbagai program acara wisata kuliner, membuat anggota keluarga saling
berlomba merekeomendasikan tempat-tempat makan favorit dengan nuansa yang
berbeda. Suatu hari adik merekomendasikan sebuah villa di Bandung dengan khas
daerah Bali, destinasi utamanya trifting. Semua anggota keluarga menyambut
gembira, tinggal saya yang terpaksa diam melihat respon gembira keluarga. Karena
trifting bukanlah destinasi wisata favorit saya, apalagi ditambah dengan tingkat
bahaya yang tinggi, tapi saya tidak berani mengakui dan mengungkapkan
pendapatnya pada keluarga. Saya lebih baik memilih diam dan berharap dalam hati
mudah-mudahan di villa tersebut destinasi wisatanya banyak tidak hanya trifting saja.

Dari cerita singkat diatas dapat dipahamai bahwa Teori Spiral of Silence berupaya


menjawab pertanyaan mengapa orang-orang dari kelompok minoritas sering memilih
untuk menyembunyikan pendapatnya ketika berada dalam kelompok mayoritas,
bahkan sesorang (kelompok minoritas) yang berada dalam kelompaok mayoritas pun
merasa perlu untuk mengubah pendapatnya ketika merasa berbeda dengan yang
lainnya Dan Teori Spiral of Silence juga dapat diuraikan sebagai : kelompok
minoritas yang memiliki opini tentang berbagai isu. Akan tetapi, ketakutan akan
terisolasi menentukan apakah kelompok minoritas itu akan mengekspresikan opini-
opininya secara umum. Untuk meminimalkan kemungkinan terisolasi, kelompok
kecil itu mencari dukungan bagi opini mereka dari lingkungannya, terutama dari
media massa.

Anda mungkin juga menyukai