Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman Presentasi 1 & 2

474100
A. Orde Lama, Hiperinflasi, dan Sanering (Presentasi 1)
Presentasi pertama dengan membawakan topik tentang orde lama yang
dijelaskan oleh presenter kelompok 1 menarik untuk dipahami. Secara garis besar,
mereka menjelaskan mengenai 2 model demokrasi yang pernah dijalankan pada masa
orde baru, yaitu demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin. Secara khususnya
juga dijelaskan mengenai kondisi politik dan ekonominya, isu an masalah ekonominya,
serta kebijakan yang diterapkan pada masa kedua demokrasi tersebut diterapkan. Selain
itu presentasi dari kelompok 1 ini menarik untuk dipahami karena disertai dengan studi
kasus yang diberikan untuk mendukung penjelasan pada bab isi.
Pada tahun 1950-1959 Indonesia menganut sistem politik Demokrasi
Liberal dari diberlakukannya UUDS 1950 yang menganut sistem parlementer, dimana
kekuasaan eksekutif ada pada tangan perdana menteri. Setelah melewati Demokrasi
Liberal masuklah pada Demokrasi Terpimpin pada tahun 1959-1966. Dimulai dari
Dekrit Presiden 1959, yang mana UUD 1945 kembali diterapkan dan UUDS 1950
dihentikan. Berbagai konflik terjadi pada masa tersebut dan berujung pada puncak di
peristiwa G30S PKI. Sehingga pada 1967, Soekarno menyerahkan jabatannya kepada
pemegang Supersemar Jenderal Soeharto.
Fenomena hiperinflasi yang terjadi merupakan salah satu krisis ekonomi
yang besar terjadi di Indonesia. Kelompok 1 menjelaskan bahwa Inflasi ganas
merupakan inflasi dalam dua digit atau tiga digit (seperti 20,100 atau 200) persen
pertahun. Jika inflasi ganas timbul, maka menimbulkan gangguan-gangguan serius
dalam perekonomian. Hiperinflasi merupakan inflasi yang lebih besar dari dua digit
atau tiga digit persen pertahun. Tidak ada segi baik sebuah perekonomian pasar, apabila
harga harga meningkat ribuan, jutaan, atau bahkan triliunan persen per tahun. Dengan
demikian, memberikan dampak buruk seperti kesejahteraan ekonomi masyarakat
memburuk, penurunan efisiensi ekonomi, perubahan output dan kesempatan kerja, serta
ekonomi yang tidak stabil. Proyek Mercusuar Sebagai Penyebab Krisis Ekonomi,
seperti stadion gelora bung karno, jembatan semanggi, monument nasional, Gedung
MPR, dan hotel Indonesia. Proyek mercusuar yang menghabiskan banyak anggaran
negara membuat defisit APBN yang sangat besar tercatat pada 1965 defisit meningkat
sebesar 40% yaitu sekitar 2514 miliar rupiah.
B. Ekonomi Masa Orde Baru dan Rencana Pembangunan 5 Tahun (Presentasi 2)
Presentasi kedua oleh kelompok dua dengan membawakan topik yang
menarik yaitu ekonomi pada masa orde baru dengan segala pembangunannya menarik
untuk dipahami. Secara garis besar, kelompok 2 memberikan overview materi
mengenai sistem ekonomi yang diterapkan, peristiwa ekonomi yang terjadi pada masa
itu, dan juga repelita. Dilengkapi dengan studi kasus mengenai kilas balik resesi
ekonomi akibat inflasi yang terjadi pada masa orde baru dengan disambungkan oleh
fenomena yang terjadi pada masa-masa sekarang, selanjutnya memberikan saran
kebijakan.
Sistem ekonomi pada masa orde baru menggunakan sistem ekonomi
Pancasila dengan mengabungkan kedua sistem kapitalis dan sosialis dengan landasan
pasal 33 UUD 1945 yang mana mengedepankan pihak pemerintah dan swasta dalam
mengelola perekonomian. Konsep yang diungkus dengan demokrasi Pancasila
mempunyai misi yaitu melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pada masa orde baru
juga telah terjadi beberapa fenomena menarik seperti reformasi ekonomi dan crony
capitalism. Selain itu, munculah beberapa masalah besar yang terjadi pada masa
tersebut, yaitu Hiperinflasi hingga 635%, melonjaknya harga kebutuhan barang pokok,
kerusakan sarana dan prasarana dan hutang luar negeri meningkat.
Repelita merupakan program pembangunan yang dibuat oleh Soeharto
selama menjabat sebagai Presiden Indonesia. Repelita terdapat enam periode, yaitu
Repelita I, repelita II, repelita III, repelita IV, repelita V, dan repelita VI. Repelita I
dilaksanakan pada 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974. Tujuan Repelita I difokuskan
untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi
pembangunan. Repelita II dilaksanakan pada April 1974 hingga 31 Maret 1979. Tujuan
repelita II mengembangkan sektor pertanian sebagai dasar dari kebutuhan pangan dan
dasar bagi pertumbuhan industry. Repelita III dilaksanakan pada 1 April 1979 hingga
31 Maret 1984. Pada Repelita III, sektor pertanian semakin berkembang menuju
swasembada pangan. . Repelita IV dilaksanakan pada 1984 hingga 1989. Repelita IV
berfokus pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri
yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Repelita V dilaksanakan pada 1989
hingga 1994. Repelita V berfokus pada sektor pertanian dan industri. Repelita VI
dilaksanakan pada tahun 1994 dengan berfokus pada pembangunan pada sektor bidang
ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan
peningkatan kualitas SDM.

Anda mungkin juga menyukai