Anda di halaman 1dari 2

 

Suasana Ramadan yang Berbeda


Kamis, 14 Mei 2020

Ramadan adalah bulan penuh rahmat, ampunan, serta keberkahan. Walaupun harus menahan
lapar, haus, serta amarah, seluruh umat Islam di dunia sangat menanti dan menunggu serta
menyambut dengan antusias bulan ini. Namun, suasana Ramadan kali ini tentu sangat
berbeda. Bagaimana tidak berbeda? Allah sedang menguji umatnya dengan memberi cobaan
virus seperti ini.
Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk tetap di rumah dan beribadah dari rumah. Anjuran
tersebut lantas membuat tempat beribadah umat Islam sepi dikala Ramadan. Hal ini dilakukan
untuk membantu dan menyukseskan program Pemerintah dalam mengurangi penyebaran virus.
Bahkan tanpa diduga beberapa Musala dan Masjid di tempatku secara diam-diam
melaksanakan ibadah tarawih, dengan cara mematikan lampu dan tidak menggunakan
pengeras suara pada saat ibadah berlangsung. Jemaah yang datang untuk mengikuti ibadah
dapat dihitung dengan jari, walaupun beberapa Musala dan Masjid nekat mengadakan tarawih
tentu mereka tetap menjaga jarak selama beribadah.
Tak hanya ibadah tarawih, ibadah salat Jumat pun masih dilakukan beberapa Masjid dekat
rumahku. Ibadah tersebut tak berlangsung lama karena pengurus Masjid mendapat teguran dan
ditutuplah sementara Masjid itu dalam melaksanakan salat berjamaah.
Saat ini kegiatan ngabuburit atau menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada bulan
Ramadan jarang dilakukan masyarakat, tidak seperti tahun sebelumnya, tampak jalanan ramai
dengan hiruk pikuk kendaraan yang membisingkan disertai kepulan asap memenuhi udara dan
menunjukkan jalanan ramai kendaraan.
Kebanyakan masyarakat, baik kalangan muda sampai dewasa melakukan buka puasa di rumah
saja bersama keluarga tercinta. Begitupun keluargaku, kami memilih untuk tetap berdiam diri di
rumah. Berbuka dan salat tarawih kami lakukan bersama di rumah, dengan Ayah menjadi
imam.
Sore hari ketika aku ingin pergi ke supermarket terdekat rumah aku melihat hampir seluruh
restoran cepat saji sepi, tidak ada pembeli, tidak ada aktifitas makan di tempat bersama teman,
kawan, kerabat, maupun saudara. Hanya terlihat makanan yang dibungkus untuk dibawa
pulang.
Buka puasa bersama di luar, tidak ada. Teman-temanku juga tak berniat untuk mengajak buka
puasa bersama di luar. Beberapa orang kini mengadakan buka puasa bersama yang dialihkan
dengan buka puasa online, kegiatan ini bertujuan agar tetap berlangsungnya buka puasa
bersama tanpa harus bertatap muka, serta untuk selalu menjaga silaturahmi satu dengan
lainnya.
Sempat tebersit perasaan sedih dengan suasana seperti ini. Lantas, akupun segera menyadari.
Untuk apa bersedih? Segala kejadian yang terjadi di dunia ini tentu semua atas kehendak Allah.
Allahlah penyusun skenario sekaligus sutradara terbaik, sedangkan manusia hanya pemeran
dalam jalan cerita yang telah Allah buat. Sekuat apapun manusia berusaha dan berencana,
akan tetap kuat rencana Allah. Sebesar apapun usahamu, tidak akan mampu menyandingi
kekuasaan Allah.
Allah memberikan cobaan seperti ini tentu tidak akan sia-sia. Akan selalu ada hikmah dibalik
cobaan yang telah Allah berikan. Salah satunya adalah ketika kita sibuk bekerja sehingga tidak
sempat buka puasa di rumah bersama keluarga atau pada saat kita yang menyibukkan diri
dengan buka puasa bersama teman, kawan, sahabat di luar. Dengan adanya cobaan seperti
ini, banyak waktu luang untuk kita habiskan bersama keluarga.
Percayalah kita mampu melewatinya, selama kita selalu bersama. Selalu berdoa dan memohon
perlindungan kepada-Nya agar selalu diberi kesehatan serta kekuatan. Segala sesuatu yang
sudah direncanakan Allah adalah kehendak-Nya agar kita kembali dan merenungkan diri.

Anda mungkin juga menyukai