Alwiah BSA.,S.Si.,Apt
KEMANDIRIAN
SISTEM (STANDARDISASI) PENGAWASAN (REGULATOR)
STAKEHOLDERS
Tantangan Pengawasan
Peredaran Obat
Palsu/Ilegal
Ketidakhadiran Apoteker/
Tenaga Farmasi dalam
Pelayanan
Diversi /
Penyalahgunaan Isu Mutu Obat
Obat (Substandard)
PERMASALAHAN Resistensi
Antibiotika Meningkatkan
potensi kejadian
resistensi
antibiotika
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN BADAN POM
01 BPOM Menyusun:
02 Rencana Aksi Nasional (RAN)
PRE MARKET POST MARKET Pengendalian Resistensi Anti-
Mikroba (AMR) di Indonesia
Tahun 2020 – 2024
Pemberian izin edar Antibiotika Sampling dan pengujian antibiotika
berdasarkan Pedoman Evaluasi dengan porsi 17% dari total obat yang
Antibiotika disampling
Pengawasan post market ke sarana
Menerbitkan regulasi tentang
produksi, distribusi dan pelayanan AUDI
ekspor, impor, produksi, distribusi kefarmasian T
dan penggunaan bahan obat dan
Patroli siber terhadap peredaran
obat jadi antibiotika
Antibiotika yang dijual secara daring.
Hingga September 2020, telah
direkomendasikan 5,284 link/situs TAKE
penjual Antibiotika kepada DOWN
Kemenkominfo dan idea untuk di-
takedown 9
“KIE Pengelolaan Obat yang Baik Melalui Pengawalan Mutu dan Pencegahan Resistensi Antibiotika bagi Fasilitas dan Tenaga Pelayanan Kefarmasian”
PRAKTIK KEFARMASIAN
Kemkes, Dinkes,
Apoteker KFN, IAI, PAFI
Kemkes, Tenaga Teknis
TENAGA Kefarmasian
Dinkes, KEFARMASIAN
GPFI
BPOM
BPOM Obat
Bahan Obat
Fasilitas Produksi Industri
Narkotika
Psikotropika
Prekursor
Fasilitas Distribusi PBF FASILITAS KOMODITAS
Apotik KEFARMASIAN Kemkes,
Fasilitas Pelayanan Dinkes,
Toko obat
Instalasi Farmasi RS
BPOM
Instalasi Farmasi Klinik
Puskesmas
Beberapa Dasar Hukum Utama dalam
Pengawasan Pengelolaan Obat di Apotek
Permenkes 35 tahun 2015
• Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
12
% Keputusan/Rekomendasi Hasil Inspeksi Komoditi Obat Yang
diTindaklanjuti oleh Pelaku Usaha Tahun 2020
37%
13
TEMUAN KRITIKAL DI SARANA APOTEK
Pencatatan
dan
Pelaporan Pemusnahan Penyerahan
PENGADAAN
• Pengadaan berasal dari Industri Farmasi
(IF) atau Pedagang Besar Farmasi (PBF)
• Pengadaan menggunakan Surat Pesanan
minimal rangkap 2 (dua), ditandatangani
oleh APA (artinya APA bertanggung
jawab atas pesanan yang dilakukan)
• Surat Pesanan yang batal digunakan harus
diberi tanda BATAL dan diarsipkan
• Pengarsipan Surat Pesanan kepada
Supplier disimpan bersatu dengan Faktur
Pengadaan (Invoice)
PENYIMPANAN
• Penyimpanan obat, termasuk CCP
dilakukan sesuai petunjuk
penyimpanan sesuai petunjuk (suhu)
pada kemasan/Label
• Penyimpanan Obat harus dilengkapi
dengan kartu stok (secara manual dan
atau elektronik). Pencatatan kartu stok
dilakukan secara tertib dan akurat
• Obat ED disimpan terpisah dan diberi
penandaan serta terkunci, untuk
mencegah campur baur dengan obat
layak pakai. Obat yang sudah
mendekati kedaluwarsa (3-6 bulan
sebelum tanggal daluwarsa) diberikan
penandaan untuk kehati-hatian
PENYERAHAN
Apotek dapat menyerahkan kepada Apotek Lain,
Puskesmas, Instalasi Farmasi RS dan Klinik hanya
untuk memenuhi kekurangan jumlah obat dalam hal:
a. terjadi kelangkaan Obat di Fasilitas Distribusi
b. terjadi kekosongan obat di FasYanKes
Penyerahan kepada Dokter, Bidan praktik mandiri,
Pasien dan Masyarakat dilakukan sesuai dengan
peraturan perundangan
Penyerahan Obat Keras (termasuk Antibiotik) harus
dengan resep dokter
Apotek tidak diperkenankan melakukan
penyaluran/distribusi obat (dalam jumlah besar)
PENCATATAN
• Seluruh proses pengelolaan obat
(pengadaan hinggs pelaporan)
harus dicatat secara tertib dan
tertelusur
?
Harapan Terhadap Peran APA
24