Anda di halaman 1dari 7

Legenda I Laurang Sang Manusia Udang – Sulawesi Selatan

Alkisah, di sebuah daerah di Sulawesi “Adik tidah usah heran. Bukankah kita
Selatan, Indonesia, hiduplah sepasang pernah meminta seorang anak
suami-istri yang telah lama menikah, walaupun hanya berupa seekor udang”
tapi belum juga dianugrahi anak. Rupanya Tuhan mengabulkan doa kita,”
Mereka sungguh menginginkan jawab sang Suami.
kehadiran seorang anak agar hidup
mereka berbahagia. Oleh sebab itu, “Iya, Bang! Adik ingat sekarang. Kita
hampir setiap malam mereka selalu memang pernah berdoa seperti itu”“
berdoa kepada Tuhan. Namun, sampai kata sang Istri.
berusia paruh baya, mereka belum juga
dikaruniai anak. Hingga akhirnya, Menyadari hal itu, kedua suami-istri itu
mereka pun mulai putus asa. Di suatu merawat I Laurang dengan penuh kasih
malam, kedua suami-istri itu berdoa sayang. Mereka memasukkannya ke
kepada Tuhan dengan berkata: dalam sebuah tempayan yang berisi air.
Beberapa tahun kemudian, I Laurang
“Ya Tuhan, karuniakanlah kepada kami pun tumbuh menjadi besar. Oleh karena
seorang anak, walaupun hanya berupa badannya sudah tidak muat lagi, ia pun
seekor udang!” dikeluarkan dari tempayan. Sejak saat
itu, I Laurang tidak lagi hidup dalam air.
Beberapa lama kemudian, sang Istri Ia hidup layaknya manusia lainnya.
pun hamil dan melahirkan. Namun, Namun, ia tidak dapat berjalan karena
alangkah terkejutnya sang Istri saat kakinya terbungkus oleh kulit udang.
melihat bayi yang keluar dari rahimnya Walaupun hanya tinggal di dalam
adalah seorang bayi laki-laki yang rumah, ia banyak tahu tentang keadaan
berbentuk dan berkulit udang. Ia dapat dan peristiwa-peristiwa di sekitarnya
hidup di darat maupun dalam air. Oleh yang didengar dari kisah-kisah ibunya.
karena itu, ia diberi nama I Laurang
atau Manusia Udang. Suatu waktu, ibunya berkisah bahwa
raja yang memerintah negeri itu
“Bang! Kenapa anak kita seperti memiliki tujuh orang putri yang
udang”“ tanya sang Istri heran. semuanya cantik jelita. Rupanya sejak

Boki Nayla Fitiya Soleman 1


VII-4
SMP Negeri 1 Tidore Kepulauan
Cerita Rakyat I Laurang Sang Manusia Udang asal Daerah Sulawesi Selatan
mendengar kisah ibunya itu, ia selalu “Benar, Nak! Mana mungkin raja
termenung dan membayangkan berkenan menerimamu sebagai
kecantikan wajah para putri raja. Ia juga menantunya dengan kondisi tubuhmu
selalu berangan-angan ingin menikah seperti ini,” tambah ibunya.
dengan salah seorang di antara
mereka. “Tapi, apa salahnya kita mencoba dulu,
Bu. Bukankah putri raja itu ada tujuh
“Alangkah bahagianya aku jika orang dan cantik semua. Siapa tahu di
mempunyai istri yang cantik. Tapi, antara mereka ada yang mau menikah
mungkinkah aku dapat menikah dengan denganku,” kata I Laurang mendesak
putri raja dengan kondisiku seperti ini”“ kedua orang tuanya.
tanya I Laurang dalam hati.
Setelah berkali-kali didesak, akhirnya
“Ah, aku tidak boleh putus asa dan kedua orang tua I Laurang pergi
menyerah sebelum mencoba,” menghadap kepada sang Raja yang
tambahnya dengan penuh semangat. terkenal arif dan bijaksana itu untuk
menyampaikan pinangan I Laurang.
Keesokan harinya, ia pun
memberanikan diri untuk “Ampun Baginda, jika kami yang miskin
mengungkapkan perasaannya itu ini sudah lancang masuk ke istana yang
kepada kedua orang tuanya. megah ini. Maksud kedatangan kami
adalah ingin menyampaikan pinangan
“Ayah, Ibu! Sekarang ananda sudah anak kami kepada salah seorang putri
dewasa. Ananda ingin berumah tangga Baginda,” jelas ayah I Laurang sambil
dan mempunyai keturunan,” ungkap I memberi hormat.
Laurang.
Mendengar penjelasan itu, sang Raja
“Memang kamu mau menikah dengan pun tersenyum manggut-manggut
siapa”“ tanya ibunya. sambil mengelus-elus jenggotnya yang
sudah mulai memutih.
“Ananda ingin menikah dengan putri
raja, Bu,” jawab I Laurang. “Baiklah, kalau begitu! Aku akan
menanyakan hal ini kepada tujuh putriku
“Ha, dengan putri raja! Sungguh berat terlebih dahulu. Siapa di antara mereka
permintaanmu, Nak,” kata ayahnya yang bersedia menerima pinangan I
dengan terkejut. Laurang,” kata Raja.

Boki Nayla Fitiya Soleman 2


VII-4
SMP Negeri 1 Tidore Kepulauan
Cerita Rakyat I Laurang Sang Manusia Udang asal Daerah Sulawesi Selatan
Setelah itu, Raja memerintahkan “Baiklah, Putriku! Ayahanda akan
kepada Bendaharanya untuk merestui kalian. Pesta pernikahan
mengumpulkan seluruh putrinya. Tidak kalian akan kita langsungkan tiga hari
berapa lama, ketujuh putri raja sudah lagi,” kata Raja.
berkumpul di ruang sidang. Raja
kemudian menanyai satu per satu Mendengar jawaban si Putri Bungsu
putrinya mulai dari yang sulung hingga dan restu dari Raja, ayah dan ibu I
kepada yang paling bungsu tentang Laurang sangat gembira. Dengan
pinangan I Laurang. perasaan suka cita, mereka pun mohon
pamit kepada Raja untuk segera
“Wahai, Putri Sulung! Bersediakah menyampaikan berita gembira itu
engkau menikah dengan I Laurang”“ kepada I Laurang.
tanya Raja.
“Benarkah Raja menerima pinanganku,
“Maafkan Nanda, Ayah! Nanda tidak Ibu”“ tanya I Laurang seakan-akan tidak
mau menikah dengan I Laurang. Masih percaya mendengar berita itu.
banyak pangeran dan pemuda tampan
yang sepadan dengan Nanda,” kata si “Benar, Anakku! Putri bungsu Raja yang
Putri Sulung menolak pinangan I bersedia menikah denganmu,” jawab
Laurang. ibu I Laurang.

Selanjutnya, Raja bertanya kepada putri Setelah yakin pinangannya diterima, I


keduanya. Namun, jawabannya sama Laurang langsung keluar dari kulit
dengan jawaban yang diberikan oleh si kepompong udangnya. Alangkah
Putri Sulung. Demikian pula putri- terkejutnya kedua orang tuanya saat
putrinya yang berikutnya, mereka melihat wajah anaknya.
memberikan jawaban penolakan
terhadap pinangan I Laurang. Akan “Waaah, ternyata kamu tampan dan
tetapi, ketika pertanyaan itu ditujukan gagah, Anakku!” seru ibunya dengan
kepada si Bungsu, ia pun menjawab: takjub sambil mengamati seluruh tubuh
I Laurang dari ujung kaki hingga ke
“Ampun Ayahanda! Jika Ayahanda ujung rambut.
berkenan, Nanda bersedia menikah
dengan I Laurang”. “Putri Bungsu pasti akan senang sekali
mempunyai suami setampan kamu,
Nak,” ujar ayah I Laurang.
Boki Nayla Fitiya Soleman 3
VII-4
SMP Negeri 1 Tidore Kepulauan
Cerita Rakyat I Laurang Sang Manusia Udang asal Daerah Sulawesi Selatan
Setelah itu, dengan ditemani ibunya, I dengan cara mencelakai si Bungsu.
Laurang pergi mencukur rambutnya Namun, niat jelek mereka diketahui oleh
yang sangat panjang, karena sejak kecil I Laurang. Oleh karena itu, I Laurang
tidak pernah dipotong. Setiap bertemu selalu menemani si Bungsu ke mana
warga di jalan, ibu I Laurang selalu pun pergi, agar tidak diganggu oleh
ditanya tentang orang yang berjalan keenam kakaknya.
bersamanya.
Pada suatu hari, I Laurang terpaksa
“Siapa lelaki tampan yang berjalan di harus meninggalkan istrinya, karena
sampingmu itu”“ tanya salah seorang mendapat tugas dari aja untuk pergi
warga kepada ibu I Laurang. berdagang ke daerah lain. Sebelum
berangkat, I Laurang berpesan kepada
“Dia anakku, I Laurang, yang akan istrinya.
menikah dengan putri raja,” jawab ibu I
Laurang. “Dinda! Abang akan pergi berdagang ke
negeri seberang. Dinda harus berhati-
Semua orang tercengang ketika hati terhadap kakak-kakak Dinda.
mengetahui bahwa lelaki tampan itu Rupanya mereka iri hati dan ingin
adalah I Laurang. Selama ini, mereka mencelakai Dinda. Oleh karena itu,
mengenal I Laurang berwajah buruk ambil dan bawalah pinang dan telur ini
seperti udang. ke manapun Dinda pergi,” ujar I
Laurang kepada istrinya.
Saat pesta pernikahan berlangsung,
seluruh keluarga istana terkejut melihat “Baik, Kanda! Dinda akan selalu
ketampanan I Laurang, terutama si Putri mengingat pesan Kanda,” jawab sang
Bungsu dan keenam kakaknya. Mereka Putri Bungsu.
benar-benar tidak menyangka bahwa
ternyata I Laurang seorang pemuda Setelah suami si Putri Bungsu
yang tampan. Berbeda dengan berita berangkat, keenam kakaknya
yang mereka dengar bahwa I Laurang mengajaknya bermain ayunan di tepi
itu buruk rupa seperti udang. laut. Si Bungsu pun menerima ajakan
mereka tanpa ada rasa curiga
Si Putri Bungsu pun hidup berbahagia sedikitpun. Sesampainya di tepi laut,
bersama I Laurang. Sementara keenam mereka bergiliran diayun. Ketika giliran
kakaknya iri hati dan dengki kepadanya. si Putri Bungsu diayun, mereka
Mereka berniat merebut suami adiknya

Boki Nayla Fitiya Soleman 4


VII-4
SMP Negeri 1 Tidore Kepulauan
Cerita Rakyat I Laurang Sang Manusia Udang asal Daerah Sulawesi Selatan
beramai-ramai mengayunnya dengan menjelma menjadi seekor ayam dan
kencang. kemudian bertengger di atas pohon
pinang. Setiap ada perahu yang lewat,
“Kak, hentikan! Kepalaku sudah pening ayam itu selalu berkokok dan bertanya
dan peruktu mual. Hentikan…!!!” teriak tentang keberadaan suaminya.
si Putri Bungsu dengan ketakutan.
“Kuk kuruyuk…!!! Di manakah suamiku I
Keenam kakaknya tidak menghiraukan Laurang” Bunga Putih nama
teriakannya. Mereka justru perahunya!”
mengayunnya lebih kencang sehingga Demikian yang terus dilakukan ayam itu
si Putri Bungsu terlempar ke laut dan setiap ada perahu lewat.
tenggelam. Melihat kejadian itu, keenam
kakaknya bersorak gembira dengan Pada suatu hari, dari jauh tampaklah
perasaan puas. Setelah itu, mereka pun sebuah perahu yang akan melewati
pulang ke istana melapor kepada Raja tempat ayam itu bertengger. Ketika
bahwa si Bungsu meninggal dunia kapal itu sudah dekat, ayam itu
karena dimakan ikan saat mandi di tepi berkokok dengan sekeras-kerasnya dan
laut. Maka tersebarlah berita bahwa istri menanyakan keberadaan suaminya.
I Laurang meninggal dunia karena
dimakan ikan. “Kuk kuruyuk…!!! Di manakah suamiku I
Laurang”
Sementara itu, berkat pertolongan
Tuhan, si Putri Bungsu yang tenggelam Mendengar teriakan ayam itu, tiba-tiba
di laut masih hidup. Ia pun teringat seorang lelaki tampan keluar dari dalam
dengan buah pinang dan telur kapal dan berdiri di anjungan.
pemberian suaminya. Buah pinang itu ia
tanam di dasar laut, sedangkan telurnya “Aku I Laurang,” teriak lelaki tampan itu.
ia pecahkan. Lama-kelamaan pecahan
telur menjadi besar dan masuklah ia ke Kapal itu mendekati ayam yang sedang
dalamnya untuk berlindung. bertengger di atas pohon pinang. Saat
kapal itu semakin dekat, ayam itu
Beberapa bulan kemudian, buah pinang langsung terbang ke kapal sambil
yang ditanamnya itu tumbuh menjadi menangis.
pohon besar dan tinggi, sehingga
melebihi permukaan air laut. Selang “Bang! Ini aku Putri Bungsu, istrimu,”
beberapa minggu, si Putri Bungsu kata ayam itu.
Boki Nayla Fitiya Soleman 5
VII-4
SMP Negeri 1 Tidore Kepulauan
Cerita Rakyat I Laurang Sang Manusia Udang asal Daerah Sulawesi Selatan
I Laurang pun segera mengelus-ngelus maka tusuklah pundaknya,” jelas I
ayam itu sambil mulutnya komat-kamit Laurang.
membaca mantra. Beberapa saat
kemudian, atas kuasa Tuhan, ayam itu “Baik, Bang!” jawab si Putri Bungsu
berubah kembali menjadi si Putri sambil mengangguk-angguk.
Bungsu. Kedua suami-istri itu
berpelukan sambil menangis. Setelah Ketika kapal yang mereka tumpangi
itu, si Putri Bungsu menkisahkan semua merapat di pelabuhan, seluruh keluarga
peristiwa yang dialaminya hingga ia istana datang menyambut kedatangan I
menjelma menjadi seekor ayam. Laurang, tidak terkecuali keenam kakak
si Putri Bungsu. Mereka senang sekali I
“Sudahlah, Dinda! Mari kita kembali ke Laurang telah kembali. Dalam hati
istana. Tentu ayahanda, ibunda, serta mereka bertanya-tanya siapa di antara
keenam kakakmu sudah lama mereka yang akan dipilih oleh I Laurang
menunggumu,” ujar I Laurang kepada untuk menjadi istrinya.
istrinya.
Oleh karena itu, mereka selalu
“Tapi, Bang! Bagaimana dengan berusaha mencari perhatian I Laurang.
keenam kakakku” Mereka pasti akan Ternyata I Laurang pun sudah
mencari cara lain untuk menyingkirkan memahami sikap dan gerak-gerik
Dinda, sehingga mereka bisa menikah mereka.
dengan Abang,” kata si Putri Bungsu
dengan perasaan cemas. “Barangsiapa di antara kalian yang
mampu memikul peti itu sampai ke
“Dinda tidak usah khawatir. Abang istana, maka dialah yang akan menjadi
mempunyai cara agar keenam kakak istriku,” ujar I Laurang sambil menunjuk
Dinda itu menjadi jera dan tidak akan peti yang berisi Putri Bungsu.
mengganggu Dinda lagi,” ujar I Laurang
menenangkan istrinya. Mendengar pernyataan I Laurang itu,
maka berlomba-lombalah mereka ingin
“Bagaimana caranya, Bang”“ tanya si mengangkat peti itu. Giliran pertama
Putri Bungsu penasaran. jatuh pada putri yang sulung. Dengan
sekuat tenaga, ia mengangkat peti itu
“Dinda bersembunyi di dalam peti itu. ke atas pundaknya. Namun, baru
Kemudian Abang memberi Dinda jarum beberapa langkah berjalan, ia
besar. Jika ada yang memikul peti itu, menghempaskan peti itu, karena tidak

Boki Nayla Fitiya Soleman 6


VII-4
SMP Negeri 1 Tidore Kepulauan
Cerita Rakyat I Laurang Sang Manusia Udang asal Daerah Sulawesi Selatan
kuat menahan rasa sakit akibat terkena “Baik, Tuan!” jawab pengawal itu.
tusukan jarum di pundaknya. Putri
Sulung gagal menjadi istri I Laurang. Setelah peti terbuka, alangkah
terkejutnya keenam putri raja tersebut,
Selanjutnya giliran putri kedua yang karena ternyata isi peti itu adalah si
mengangkat peti itu. Namun, baru Putri Bungsu yang mereka kira sudah
beberapa meter berjalan, ia meninggal dunia. Oleh karena tidak kuat
menjatuhkan peti itu, karena tidak menahan rasa malu kepada adiknya
mampu menahan rasa sakit di dan I Laurang, keenam kakaknya itu
pundaknya. Demikian pula putri ketiga, berlari berhamburan. Putri Sulung
keempat, kelima dan keenam, gagal berlari ke arah pintu, putri kedua dan
memikul peti itu sampai ke istana. ketiga berlari ke dapur, putri keempat
dan kelima berlari keluar dari istana,
“Oleh karena tidak seorang pun yang dan putri keenam berlari ke dekat
berhasil, maka kalian gagal menjadi sumur.
istriku,” kata I Laurang dengan
perasaan puas. Akhirnya, si Putri Bungsu pun diangkat
menjadi Raja untuk menggantikan
Setelah itu, I Laurang memerintahkan ayahnya, sedangkan keenam kakaknya
beberapa orang pengawal untuk menjadi pelayannya. Putri Sulung yang
mengikat peti itu dengan tali, lalu berlari ke arah pintu bertugas membuka
mengangkatnya beramai-ramai ke dan menutup pintu; putri kedua dan
istana. Sesampainya di istana, I ketiga yang berlari ke dapur bertugas
Laurang kemudian menjelaskan apa memasak; putri keempat dan kelima
sebenarnya isi peti itu. yang berlari keluar istana bertugas
menumbuk padi di lesung; dan putri
“Pengawal! Buka peti itu!” seru I keenam yang berlari ke dekat sumur
Laurang kepada salah seorang bertugas mencuci.
pengawal.

Boki Nayla Fitiya Soleman 7


VII-4
SMP Negeri 1 Tidore Kepulauan
Cerita Rakyat I Laurang Sang Manusia Udang asal Daerah Sulawesi Selatan

Anda mungkin juga menyukai