Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Manusia selain membutuhkan tempat tinggal dan makanan, manusia juga
membutuhkan pakaian untuk menutupi tubuh mereka., untuk memenuhi kebutuhan
ini diciptakanlah mesin jahit untuk mempermudah dalam hal pembuatan pakaian
pakaian manusia mulai dari baju, celana hingga aksesoris seperti syal. Sejarah jahit-
menjahit dengan menggunakan jarum sudah dimulai pada awal-awal peradaban
manusia. Bahan jarumnya bermacam-macam, ada yang terbuat
dari batu, tembaga, tulang, ataupun gading. Jarum yang masih kasar itu digunakan
untuk menyatukan kulit hewan menjadi pakaian. Sementara benang yang digunakan
dibuat dari otot hewan. Jarum logam digunakan sekitar abad ke-14, yang merupakan
jarum dengan menggunakan lubang yang umum dijumpai pada saat ini.
Pada tahun 1755, seorang imigran Jerman, Charles Weisenthal, yang tiggal
di Inggris, mematenkan penemuan jarumnya yang khusus dirancangnya untuk sebuah
mesin. Sayangnya patennya tidak merinci mesin yang menggunakan jarum tersebut.
Berikutnya, seorang pembuat lemari asal Inggris, Thomas Saint yang juga
mematenkan mesin jahit pada tahun 1790. Tidak diketahui apa Saint benar-benar
membuat prototipe mesin yang digunakan pada saat itu, atau hanya sekadar
mematenkan agar mendapatkan royalti, kelak jika mesin itu bisa dibuat. Yang pasti,
Thomas Saint merinci dalam patennya sebuah benda tajam yang dapat membuat
lubang pada kulit dan memasukkan jarum pada lubang yang ada. Selangkah lebih
maju dari Weisenthal. Namun reproduksi temuan Saint itu ternyata tidak bisa
beroperasi.
Perkara Paten ini juga dilupakan oleh Balthasar Krems. Warga berkebangsaan
Jerman ini menemukan mesin otomatis untuk menjahit topi pada tahun 1810. Dia
tidak mematenkan temuanya dan konon mesinnya tiadak pernah berfungsi dengan
baik. Upaya untuk membuat mesin jahit memang tidak pernah pudar. Banyak pula
yang akhirnya menyebabkan perang paten. Namun tidak sedikit pula yang berakhir
dengan kegagalan. Contohnya John Adams Doge dan John Knowles dari Amerika.
Mereka berdua membuat mesin jahit pada tahun 1818 namun ujung-ujungnya mesin
itu gagal saat digunakan untuk menjahit sejumlah kain. Mesin Jahit yang bisa
berfungsi diciptakan oleh Barthelemy Thimonier pada tahun 1830. Mesin ini hanya
menggunakan satu benang dan sebuah jarum kait seperti jarum bordir atau sulam.
Sayangnya, temeuan ini tidak memperoleh sambutan baik dari masyarakat. Bahkan
dirinya hampir terbunuh ketika sejumlah penjahit membakar pabrik garmen miliknya
karena takut tersaingi dan menimbulkan pengangguran akibat temuan mesin jahitnya.
Kembali seorang Amerika mencoba membuat mesin jahit dan sukses pada tahun
1834, yang bernama Walter Hunt.

1.2 Tujuan Pengamatan


Tujuan dilakukannya pengamatan tersebut sebagai berikut :
1. Meningkatkan usaha kecil agar lebih maju
2. Mengetahui cara kerja mesin jahit
3. Mengetahui penjual membutuhkan alat yang lebih canggih atau tidak
1.3 Manfaat Pengamatan
Adapun manfaat dilakukannya pengamatan sebagai berikut :
1. Dapat membantu meningkatkan usaha kecil
2. Dapat mengetahui proses menjahit dengan mesin jahit
3. Mampu merekomendasikan alat yang lebih canggih kepada penjual
1.4 Batasan
Adapun batasan pada pengamatan kali ini sebagai berikut:
1. Pengamatan dilakukan dengan observasi langsung.
2. Pengamatan dilakukan diluar rumah
3. Memerlukan izin dari pihak pengelola

Anda mungkin juga menyukai