STATISTIKA INDUSTRI
(TIN - 2272)
Dosen Pembimbing:
Pepy angela S.T., M.T.
KELOMPOK 9
MODUL 1 : TEORI PROBABILITAS
( )( )
( n+r −1 ) ! n+ r−1
nCr = = = n+r −1
r ! ( n−1 ) ! r n−1
Yang dimana n merupakan banyaknya ruang sampel, r merupakan
banyaknya sampel yang harus diambil.
2. Kombinasi tanpa pengulangan
Ketika pada suatu urutannya tidak diperhatikan akan tetapi pada
setiap ruang sampel yang ada hanya dapat dipilih satu kali maka jumlah
dari kombinasi yang ada yaitu:
nCr =
n!
()
=
r ! ( n−r ) ! r
n
Yang mana n yaitu ruang sampel yang bisa dipilih sedangkan r yaitu
jumlah sampel yang harus kita ambil.
Contoh soal Kombinasi:
Di atas meja terdapat tiga buah amplop yaitu: amplop A, amplop B, dan
amplop C. Anda diminta mengambil dua amplop dari tiga amplop yang
diletakkan diatas meja tersebut, berapa banyak cara untuk mengambil dua
buah amplop dari tiga amplop yang disediakan
Pembahasan:
3! 3.2!
3 C 2= = =3 , jadi ada 3 cara untuk mengambil 2 buah amplop
( 3−2 ) ! .2 ! 1.2!
tersebut.
2.5 Jenis-Jenis Peluang (Probabilitas)
Berikut merupakan jenis-jenis peluang (probabilitas) yang akan
digunakan dalam praktikum satatistika, yaitu:
2.5.1 Peluang Bersyarat
Peluang bersyarat adalah peluang terjadinya kejadian B bila
diketahui bahwa suatu kejadian A telah terjadi. Peluang bersayarat
dilambangkan dengan P(B|A). Notasi P(B|A) dibaca “peluang kejadian
B, bila A kejadian diketahui” atau “peluang kejadian B terjadi biloa
diketahui kejadian A terjadi”. Peluang bersyarat dari kejadian B jika
diketahui A terjadi yaitu:
P (A ⋂ B)
P(B|A)= bila P(A)>A
P( A)
Keterangan:
A=kejadian yang diketahui; B=kejadian yang ditanyakan
Contoh peluang bersyarat
Sebuah perusahaan berencana memilih karyawannya untuk
mengikuti pelatihan. Terdapat 5 calon pria (3 dari bagian personalia dan
2 dari bagian EDP), dan 3 calon wanita (1 dari bagian personalia dan 2
dari bagian EDP). Hitunglah peluang yang dipilih mengikuti pelatihan
adalah pria dengan syarat dari bagian EDP
No Hasil Foto
Devi
1.
Suryani
Gerry
2
Gorius
No Hasil Foto
Gerry
1.
Gorius
2. Feri Irawan
No Hasil Foto
1. Fernando
Gerry
2
Gorius
X 1 2 3 4 5 6
F 9 9 3 13 8 8
9 13 8
A = {1,4,6} = + + = 0,18 + 0,26 + 0,16 = 0,6
50 50 50
9 3 8
B = {2,3,5} = + + = 0,18 + 0,06 + 0,16 = 0,4
50 50 50
13 8 8
C = {4,5,6} = + + = 0,26 + 0,16 + 0,16 = 0,58
50 50 50
9 9 13
D = {1,2,4} = + + = 0,18 + 0,18 + 0,26 = 0,62
50 50 50
X 1 2 3 4 5 6
F 14 16 18 14 21 17
14 14 17
A = {1,4,6} = + + = 0,14 + 0,14 + 0,17 = 0,45
100 100 100
16 18 21
B = {2,3,5} = + + = 0,16 + 0,18 + 0,21 = 0,55
100 100 100
14 21 17
C = {4,5,6} = + + = 0,14 + 0,21 + 0,17 = 0,52
100 100 100
14 16 14
D = {1,2,4} = + + = 0,14 + 0,16 + 0,14 = 0,44
100 100 100
A ∪ B = P(A) + P(B) = 0,45 + 0,55 = 1
A ∩ B = 1 – (A ∪ B) = 1 – 1 = 0
A ∪ C = P(A) + P(C) = 0,45 + 0,52 = 0,97
A ∩ C = 1 – (A ∪ C) = 1 – 0,97 = 0,03
A ∪ D = P(A) + P(D) = 0,45 + 0,44 = 0,89
A ∩ D = 1 – (A ∪ D) = 1 – 0,89 = 0,11
B ∪ C = P(B) + P(C) = 0,55 + 0,52 = 1,07
B ∩ C = 1 – (B ∪ C) = 1 – 1,07= - 0,07
X 1 2 3 4 5 6
F 24 22 23 32 22 27
24 32 27
A = {1,4,6} = + + = 0,16 + 0,213 + 0,18 = 0,553
150 150 150
22 23 22
B = {2,3,5} = + + = 0,146 + 0,153 + 0,146 = 0,445
150 150 150
32 22 27
C = {4,5,6} = + + = 0,213 + 0,146 + 0,18 = 0,539
150 150 150
24 22 32
D = {1,2,4} = + + = 0,16 + 0,146 + 0,213 = 0,519
150 150 150
A ∪ B = P(A) + P(B) = 0,553 + 0,445 = 0,998
A ∩ B = 1 – (A ∪ B) = 1 – 0,998 = 0,002
A ∪ C = P(A) + P(C) = 0,553 + 0,539 = 1,092
A ∩ C = 1 – (A ∪ C) = 1 – 1,092 = - 0,092
A ∪ D = P(A) + P(D) = 0,553 + 0,519 = 1,072
A ∩ D = 1 – (A ∪ D) = 1 – 1,072 = - 0,072
B ∪ C = P(B) + P(C) = 0,445 + 0,539 = 0,984
B ∩ C = 1 – (B ∪ C) = 1 – 0,98= 0,016
B ∪ D = P(B) + P(D) = 0,445+ 0,519= 0,964
B ∩ D = 1 – (B ∪ D) = 1 – 0,964 = - 0,036
C ∪ D = P(C) + P(D) = 0,539 + 0,519 = 1,058
C ∩ D = 1 – (C ∪ D) = 1 – 1,2 = - 0,058
Pengolahan data dapat dilakukan dengan mencari frekuensi nisbi
atau frekuensi relative (perbandingan hasil yang muncul dengan jumlah
percobaan yang dilakukan) seluruh data pelemparan dadu dan